Luna mengumpulkan buku-bukunya dan dimasukan kedalam tasnya. Luna merapikan bajunya dan mengikat tinggi rambutnya. Dia berjalan menyusuri lorong yang panjang dan berhenti didepan kelas yang terdengar sangat ribut.
Luna bisa mendengar suara tawa beberapa laki-laki dari dalam kelas. Dia menarik nafasnya lalu memberanikan diri untuk masuk kedalam kelas tersebut. Tawa mereka terhenti saat Luna berjalan ke arah mereka. Ken duduk sambil tersenyum simpul.
"Aku sudah katakan kepada kalian bahwa dia akan datang minta maaf kepadaku." Ken dan teman-temannya kembali tertawa dihadapan Luna.
"Aku ingin berbicara secara pribadi denganmu." Ucap Luna dengan sorot mata yang menantang Ken.
"Hahaha secara pribadi? Kalian dengar dia akan meminta maaf kepadaku secara pribadi."
"Hahahaha" Teman Ken yang lain juga ikut tertawa.
"Keluar!" Ken berteriak.
Luna terdiam sejenak lalu membalikkan badannya saat Ken mengatakan keluar. Dia tahu bahwa tak seharusnya dia menemui Ken dan mempermalukan dirinya. Saat Luna melangkah...
"Bukan kamu yang keluar tapi kalian." Ken menunjuk teman-temannya satu persatu.
"Hahaha Ken, kamu pasti sedang mempermainkan dia kan?" Bastian tertawa dengan dipaksakan.
"Kamu dengar aku bilang apa tadi Bastian?" Lanjut Ken dengan raut wajah marah.
"Kalian dengar Ken bilang apa? Ayo keluar!" Kini Bastian yang berteriak dengan keras. Mereka keluar dan tidak ada yang berani mendekat didekat kelas. Bastian juga menjaga pintu masuk agar tidak ada orang yang masuk dan mengganggu Ken.
"Apa yang ingin kamu katakan?" Tanya Ken dengan posisi yang sedang duduk santai dengan wajah orientalnya.
Luna masih berdiri sambil menggulung ujung bajunya, jantungnya berdetak saat mau mengucapkan kata-kata yang tidak pernah dia inginkan itu keluar dari mulutnya.
"Aku akan menjual tubuhku padamu!"
Luna menutup matanya saat mengatakan itu, kedua matanya mengeluarkan cairan bening dihadapan Ken. Ken terdiam dengan kata-kata Luna, mulutnya membungkam dengan mata sayu menatap gadis yang ada dihadapannya.
"Aku tidak punya banyak waktu Ken, katakan tidak atau iya! Jika kamu tetap diam lima menit kedepan aku akan mencari orang lain yang mau membayarku." Getaran suara Luna semakin terdengar diiringi dengan naik turunnya irama dadanya.
"Mengapa kamu tidak memintanya kepada Bryan." Tanya Ken.
"Iya atau tidak Ken?" Luna malah bertanya kepada Ken.
"Mengapa bukan Bryan pria yang kamu temui Luna!" Ken mengeraskan suaranya sambil memukul meja.
"Karena dia bukan pria brengsek!" Jawab Luna tegas.
"Hahaha apakah bagimu aku sangat brengsek? Apakah kamu pikir tubuhmu pantas aku beli?" Ken hanya tertawa sinis.
"Harusnya aku tidak datang menemuimu!" Luna melangkah pergi.
"Setidaknya tinggalkan nomor hpmu bodoh! Bagaimana aku bisa mencarimu." Teriak Ken saat Luna berada diambang pintu.
Luna menutup matanya lalu menarik nafasnya dengan lebih dalam kali ini.
"Kamu telah membulatkan tekadmu Luna jadi jangan menyia-nyiakan kesempatan ini." Batin Luna.
Luna kembali berjalan ke arah Ken yang duduk dengan santainya.
"Berikan ponselmu, aku akan memasukan nomorku. Aku hanya butuh 50 juta, kamu bisa pakai tubuhku tetapi hanya sekali. Aku akan tetap melunasi dengan mencicilnya. Aku butuh malam ini jika sampai jam 12 malam uang itu tidak ada aku akan mencari pria lain." Luna mengambil ponsel yang Ken letakkan diatas meja dan memasukan nomor telfonnya. Luna meletakkan ponsel kembali lalu tanpa berpamitan dia meninggalkan Ken.
"50 juta? Apa dia gila? Aku pikir dia hanya butuh berapa juta? Mana ada laki-laki yang mau membelimu dengan uang sebanyak itu hanya untuk sekali pakai. Gadis bodoh, aku pikir IQnya sangat tinggi disekolah ini." Ken tertawa kembali setelah kepergian Luna.
Tak lama berselang Sebastian masuk.
"Apa yang dia katakan? Katanya menatap bingung ke arah Ken duduk.
"Tidak penting, ayo pulang!" Jawab Ken. Bastian mengambil tas Ken dan berjalan dibagian belakang seperti seorang bodyguard.
"Pria aneh ini, aku akan membalasmu jika aku lebih kaya darimu nanti!" Gerutu Bastian dari belakang.
"Cepatlah kaya agar kamu bisa membayar semua utangmu padaku!" Teriak Ken dari arah depan.
"Lihat saja nanti." Sambung Bastian.
Saat mereka sampai diparkiran mobil, seorang pengawal membukakan Ken pintu mobil. Ken tak lantas langsung masuk dia menatap Bastian yang sedang membawakan tasnya. Matanya lalu melirik ke arah pengawalnya agar pengawalnya pergi dari hadapannya untuk sesaat. Sepertinya pengawalnya tahu apa yang Ken inginkan. Pengawal tersebut berjalan cukup jauh dari arah ken berdiri.
"Jangan menungguku besok didepan gerbang."
"Hahaha apa kau akan dipukuli lagi? Apa kau ingin mencuri uang ayahmu lagi?" Bastian tertawa. Ken memukul kepala Bastian.
"Bodoh, itu bukan urusanmu!" Ken masuk kedalam mobil.
"Kau yang bodoh? Mengapa kau memberitahuku! Tapi mengapa Luna bertemu Ken tadi? Apa mereka ada hubungan tersembunyi? Apakah Luna ingin minta maaf atas kejadian tadi? Apakah..ah bodoh percuma aku memikirnya urusan mereka."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
koko kio
nyimak dulu kk
2021-07-22
0
Maya Sari Niken
nyimak
2020-10-24
0
Raini Sidarra aceh
Semangat kk
2020-07-04
0