Love My Enemy
Selamat pagi dunia baru. Aku pikir hidupku akan berubah menjadi lebih baik saat aku menginjakan kakiku disekolah elit ini. Mataku menerawang keseluruh penjuru bangunan megah dan saat diparkiran siswa-siswa yang lain datang kesekolah bersama sopir dan terkadang ada yang menggunakan bodyguard. Aku tak seberuntung mereka tapi setidaknya aku bersyukur bisa mendapatkan beasiswa masuk kedalam sekolah ini.
Hari-hariku semakin indah karena ada seseorang yang aku kagumi disekolah ini sejak awal aku menginjakan kaki disekolah ini dia adalah Bryan Pratama. Akan tetapi hari-hariku juga terasa sangat tersiksa ketika si brengsek itu selalu membuat masalah denganku, dia adalah Ken Adam si penguasa sekolah dan sekolah ini adalah milik ayahnya.
Dua tahun kemudian.
"Mengapa kamu melototiku? Kamu pikir aku tidak bisa membayar kerugian ini? Bahkan aku bisa membayar semua makanan yang ada dikantin ini. Aku juga bisa membayar tubuhmu!"
Prakk tamparan keras mengenai wajah lelaki yang sedang mengunakan pakaian sekolah itu.
"Beraninya kau!" Ken menunjuk ke arah wanita yang sedang berdiri didepannya. Ken baru saja menumpahkan makanan wanita itu secara sengaja.
"Ken, kendalikan dirimu! Kamu bisa malu karena memukul gadis dihadapan banyak orang." Bastian menarik tangan Ken menjauh dari Luna.
Luna duduk dan menghela nafasnya. "Ha... rasanya aku ingin mengulangi untuk menamparnya." Gerutu Luna sambil membersihkan bajunya yang terkena makanan.
"Jangan buat masalah dengannya Lun, anggap saja tidak pernah terjadi." Bella mengelus pundak Luna untuk menenangkan sahabatnya itu.
"Aku kehilangan kesabaranku Bel, sudah hampir dua tahun ini terjadi dan rasanya itu sudah sangat lama bagiku. Sejak pertama bertemu dengannya aku sudah merasa hidupku sangat sial. Ken Adam.. Kesabaranku benar-benar habis.!"
Ken Adam bukan hanya pemilik sekolah tetapi dia juga anak dari pengusaha klub malam dan mempunyai beberapa anak usaha lainnya yang tersebar diseluruh negeri. Wajah tampannya mampu membuat seisi sekolah menginginkan dirinya. Di usianya yang masih sangat muda dia sudah memiliki segalanya mulai dari mobil mewah, handphone keluaran terbaru, villa pribadi dan apapun yang dia inginkan bisa dia dapatkan dengan mudah.
Luna Aurora gadis pintar, selalu menjadi pemegang juara di sekolahnya, cantik, cukup tegas, sangat optimis dengan hidup, tapi sayang hidupnya tak seberutung Ken. Dia tumbuh menjadi gadis yang keras dan giat untuk mendapatkan beasiswa karena kehidupan yang memaksanya. Dia tinggal bersama ibunya disebuah kontrakan kecil dan keseharian ibunya adalah buruh dipabrik.
Di lain tempat Ken duduk sambil memukul meja. Teman-temannya membiarkan Ken memberontak, tak ada yang berani menenangkannya jika amarahnya telah memuncak. Pertengkaran Ken dimulai saat mereka pertama kalinya masuk kesekolah yang cukup bergengsi itu. Berawal dari ketidaksengajaan yang dilakukan Luna saat itu. Luna menabrak Ken hingga terjatuh dan salahnya Luna bukannya minta maaf dia hanya berlari keluar dari sekolah tanpa melihat Ken yang sedang berada ditanah. Mulai saat itu Ken terus mengibarkan bendera perang. Tak mudah bagi Ken manaklukan seorang Luna, dengan kepintaran dan keberanian yang Luna miliki, Ken tidak bisa membuat Luna bertekuk lutut dihadapannya sesuai dengan keinginannya.
"Berhenti mengganggunya!" Suara seorang pria sambil menyilangkan tangannya didadanya. Pria itu berdiri didepan pintu seraya menatap Ken yang sedang kesal.
"Jangan ikut campur, aku akan memberimu pelajaran jika kamu terus mengurusi hidupku dan memata-mataiku. Cih..!" Ken membalas melotot kepada Bryan.
"Jadilah anak baik seperti dulu Ken." Balas Bryan lalu pergi.
"Apa kalian benar-benar sudah tidak berteman? Rasanya aku tidak percaya!" Bastian menggeleng setiap melihat kedua lelaki yang pernah bersahabat itu kini selalu bertengkar.
Saat Bryan masuk kedalam kelas Luna duduk termenung. Wajahnya terlihat sedang sendu tetapi amarahnya masih sangat terlihat. Bryan duduk disampingnya dan merapikan bukunya.
"Apa kalian benar-benar sahabat dulunya? Aku rasa dia terlalu hina untuk menjadi sahabatmu!" Luna berucap tanpa menoleh ke arah Bryan.
Bryan hanya tersenyum mendengar perkatan Luna. "Dia tidak seburuk yang kamu pikirkan." Sahut Bryan.
Bahkan tubuhmu bisa aku bayar. Luna terus memikirkan perkataan Ken.
"Sekaya apa orang tuamu Bryan?" Tanya Luna kembali.
"Ini pertama kalinya kamu menanyakan itu kepadaku." Jawab Bryan.
"Aku serius Bryan!" Luna melirik Bryan.
"Aku tidak bisa memberimu pinjaman sebanyak itu, kecuali jika kamu memintanya kepada Ken. Kamu mengatakan akan meminjam uang sebanyak 50 juta kepadaku kemarin."
Luna kembali berpikir sambil menatap kosong kedepan.
"Sudah waktunya pulang, jika kamu masih ingin berlama-lama disini juga boleh." Bryan berdiri dan menggantungkan tasnya kebelakang.
"Aku tahu kamu tidak akan menemui Ken kan? Aku hanya bisa meminjamkan sepuluh juta untukmu." Sambung Bryan.
"Tidak perlu.. aku sudah menemukan solusinya." Sahut Luna masih diposisi yang sama.
"Baiklah, aku pergi Lun." Bryan melambaikan tangannya tanpa menoleh kepada Luna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
🕊️airin😘
Aku mampir ka othorrr... Ninggal jejak dolo yea😁😁😁
2022-06-25
0
dewi patmawati
mampir
2021-05-21
0
Rahel Sumbawa
kayak nya ini novel akan asyik ceritanya
masih nyimak
2021-04-11
0