Hari ini, hari pertama Hito menjalankan pendidikan nya di Universitas. Setelah kurang lebih 13 tahun ia menjalani pendidikan home schooling nya, Hito merasa hari kebebasan nya akan di mulai. Karena di tempat belajar nya yang baru, Hito bisa memilki banyak teman seusianya.
Sebelum berangkat ke kampus, Hito menghabiskan sarapan bersama Kakek Mahendra dan Melodi.
"Kakek, lihat lah kakak !, bukan kah hari ini kakak terlihat sangat bahagia?" Melodi.
"Tentu saja aku bahagia gadis kecil, apa kau iri ?" Hito menggoda Melodi yang selalu saja ia sebut gadis kecil.
"Kakak, usia ku sudah 13 tahun. Sampai kapan kau akan memanggil ku gadis kecil". Dengus Melodi tak terima.
"Sudahlah, kalian ini selalu seperti anak kecil, Hito, berhentilah menggoda Melodi!". Mahendra mencoba melerai perdebatan antara kedua cucu nya.
"Baiklah Kakek, aku berangkat ke kampus dulu, mana mobil yang Kakek janjikan?" Hito menengadahkan tangan nya, menagih janji Kakek Mahendra yang akan memberikan mobil kepada Hito ketika ia mulai kuliah.
"Mintalah kepada Bi Irah, Paman Leo sudah menitipkan SIM dan kunci mobil nya." Sahut Mahendra.
.
.
.
.
"Waahh, Kakak keren sekali. Jika saja aku bersekolah di luar seperti anak-anak lainnya, aku bisa minta Kakak mengantarkan ku ke sekolah setiap hari." Melodi memuji Hito yang baru saja menaiki mobil baru nya.
"Cepatlah besar !, setelah kau besar aku akan berhenti memanggil mu gadis kecil. Bye.. gadis kecil, aku berangkat dulu." Hito melambaikan tangan kemudian menutup jendela mobil nya dan berangkat ke kampus.
Melodi mendengus kesal, karena lagi-lagi Hito meledeknya.
****
Di kampus, Hito yang baru saja tiba, melihat seseorang sedang di keroyok oleh tiga orang lain nya.
"Hei kalian...Hentikan !" Hito berteriak menghentikan penganiayaan yang terjadi di depan matanya.
Tiga orang itu berhenti memukul dan berbalik kearah Hito. Seseorang menghampiri Hito dan bertanya, "Siapa kau, berani-beraninya menghentikan kami?".
"Aku anak baru di kampus ini, tapi aku tidak akan membiarkan kalian berbuat seenaknya!" Hito menentang kekerasan yang tengah mereka lakukan.
"Hahaha...anak baru? pantas saja kau tidak mengenal kami. Seperti nya anak ini akan senang jika ia memiliki teman untuk kami pukuli." Seseorang itu melirik pemuda yang sedang meringkuk kesakitan karena habis di pukuli.
Bukannya takut mendengar ancaman mereka, Hito malah menantang balik dan berkata, "Coba saja kalau kau berani!"
Tiga seniornya yang merasa sedang di remehkan anak baru, tak terima dan langsung melayangkan pukulan terhadap Hito. Baku hantam akhirnya terjadi antara Hito dan tiga pemuda itu, Hito yang selama ini juga mendapatkan pelatihan bela diri, bisa menandingi kekuatan mereka meskipun 3 lawan 1. Selang beberapa saat, seorang wanita cantik bersama salah satu dosen mengentikan kegiatan mereka.
"Hentikan..!, kalian jangan membuat keributan. Ikut saya ke kantor!" Perintah Dosen yang melerai keributan mereka.
Akhirnya mereka berempat serta satu Mahasiswa yang di pukuli lebih dulu dibawa ke ruangan Dosen.
****
Di ruangan Dosen, mereka berlima tengah di sidang. Pemuda korban penganiayaan menjelaskan kronologi kejadian yang menimpa nya.
"Hei bocah culun, jangan coba-coba memfitnah kami!" Seru salah satu dari 3 pemuda yang merupakan pimpinan geng mereka.
Selang beberapa saat mereka menjalani sidang, tiba-tiba seseorang yang merupakan Direktur Utama Universitas, memasuki ruangan.
"Kalian bertiga, sampai kapan kalian akan bertindak bodoh?, cepat minta maaf kepada Tuan Muda Hito, sekarang juga!". Seru sang Direktur.
Semua orang yang berada di ruangan itu tersontak kaget mendengar apa yang dikatakan Direktur, mereka bertanya-tanya, mengapa Direktur Utama sampai memanggil mahasiswa baru itu dengan sebutan Tuan Muda.
"Tunggu apa lagi? apa kalian tidak tahu? Tuan Muda Hito ini cucu tunggal dari pemilik Universitas tempat kalian belajar. Apa mau menunggu kalian di DO dulu baru akan minta maaf?" Jelas Direktur .
Ketiga mahasiswa itu sangat terkejut, dan langsung berlutut di hadapan Hito. Tentu saja mereka tidak ingin di DO dari kampus, apalagi kalau sampai orang tua mereka mengetahui apa yang mereka perbuat.
"Apa? bahkan Universitas tempat ku belajar ini milik Kakek?" Gumam Hito yang sama terkejutnya dengan informasi yang di katakan Direktur utama.
"Sudahlah, tidak usah di perpanjangan. Lagi pula orang yang kalian pukuli adalah mahasiswa yang kalian sebut culun itu, minta maaflah kepada nya!" Hito mengakhiri kecanggungan diantara mereka.
Ketiga mahasiswa itu, segera mengikuti perintah Hito, dan berterimakasih sekali lagi kepadanya, karena tidak memperpanjang masalah yang mereka perbuat.
.
.
.
.
Selama kejadian di ruang Dosen, seseorang menguping pembicaraan mereka di balik pintu. Ketika mereka hendak keluar, Feli segera menggeser posisi berdirinya, dan merapihkan rambutnya yang tidak berantakan.
"Tunggu, Syukurlah kau tidak apa-apa." Feli menghentikan langkah Hito.
Hito mengernyitkan dahi, karena merasa tidak ada urusan dengan gadis cantik di hadapannya.
"Kau Hito bukan?, aku Feli, putri Ayah Leo". Feli segera memperkenalkan dirinya ketika melihat Hito memandang nya seperti orang asing.
"Oh..Kau putri Paman Leo ternyata. Baiklah, aku akan pergi ke kelas, apa kau akan tetap disini?" Hito tidak terlalu menghiraukan Feli, kemudian Ia melangkah berniat ke ruang kelas nya.
Feli membiarkan Hito pergi, karena Ia sedang menyusun strategi untuk bisa mendekati Hito tanpa terlihat agresif di hadapan cinta pertama nya itu.
.
.
.
"Ya Tuhan...dia tampan dan juga kaya, akhirnya tidak lama lagi aku akan mendapatkan pangeran impian ku." Gumam Feli.
.
.
.
.
"Rupanya kau disini?" Feli dikagetkan dari lamunannya oleh salah satu sahabatnya Sofi.
"Ada apa?, apa kelas pertama kita sudah mulai?" Tanya Feli kepada Sofi.
"Aku rasa belum. Fel, kau tahu tidak? baru saja aku melihat pengeran tampan di kampus kita. Ahh..waktu aku terus menatap nya, dia sama sama sekali tidak bergeming. Sosok nya mengingatkan ku pada pangeran yang ada di film kartun kesukaan kita dulu." Sofi menjelaskan sosok tampan yang di temuinya dalam perjalanan mencari Feli yang tak lain adalah Hito.
"Tentu saja aku tahu, dia adalah Tuan Muda tampan dan kaya raya yang akan segera menjadi pangeran ku." Jawab Feli sambil membayangkan sosok Hito berada di hadapannya.
"Tunggu...berarti kau sudah mengenalnya?" Tanya Sofi penasaran.
"He em..dan ingat, kau jangan berani-berani mendekati nya! Karena Hito akan segera menjadi pacar ku. Lihat saja nanti !" Feli.
"Benarkah?, wah..kau ini memang sahabat ku yang paling keren. Baiklah aku akan mendukung mu!" Sofi.
Percakapan mereka berakhir ketika keduanya tiba di depan kelas.
Feli dan Sofi sudah berteman sejak mereka kecil. Rumah mereka cukup berdekatan, hanya karena Feli merupakan anak dari Leo, orang kepercayaan pengusaha terkaya, status ekonomi Feli berada di atas Sofi. Untuk itu Sofi merasakan keberuntungan bisa berteman dengan Feli yang sejak kecil sudah mau berbagi mainan dan yang lainnya bersama Sofi.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Srie wibi
dasar wanita penjilat feli
2020-12-11
0
Lala Monica
waahhh lanjut donk thor😍😎
2020-06-15
0