004.

Mereka kini sudah berada di basement rumah sakit, Valencia mengendong Claire yang tertidur dipangkuannya sedangkan Clark digendong oleh Cortie. Mereka melangkah cepat menghampiri assistent pribadi Cortie, sebelumnya Cortie sudah meminta dimana posisi assistent nya itu.

Makanya mereka bergegas, menuju kamar rawat Rosse. Tak berapa lama, mereka sampai dikamar rawat Rosse dan melihat assitentnya sedang duduk menatap pintu rawat itu.

Assistent Cortie berpamitan untuk kembali ke perusahaan, Cortie mengucapkan terima kasih kepada assistentnya dan menghampiri istrinya yang duduk tak tenang sembari menggendong Claire.

“Sayang, tenanglah. Rosse akan baik-baik saja” ucapnya menenangkan sang istri.

“tapi dia begini karena menjaga anak kita yang hiks..”

Valencia menangis, ia membuat anak itu dalam keadaan sekarat. Tak lama keluarlah dokter yang memeriksa keadaan Rosse. Dokter mengatakan bahwa Rosse tidak apa-apa hanya saja tubuhnya terluka akibat pukulan itu, namun bukan itu saja disekujur tubuhnya terdapat luka yang belum kering. Mendengar penjelasan itu, membuat Cortie dan Valencia merasa kasihan. Valencia ingin merawat gadis itu dengan baik dan mengajaknya tinggal dirumahnya.

CEKLEK

“Dasar anak itu membuat ulah saja..!!”

Cortie dan Valencia memalingkan wajahnya menatap kedua wanita beda usia itu, apa ia ibu dari Rosse dan yang satunya apa saudari Rosse tapi lihatlah penampilan mereka sedikit menarik daripada penampilan Rosse.

“Maaf  kalian siapanya Rosse ?” tanya Cortie

“Rosse anak tiriku, ada apa ?” jawabnya angkuh.

“Cih, pantas saja” ucap Valencia sinis.

“Oh, kamu ya yang buat Rosse masuk rumah sakit. Kalian harus membayarnya, karena saya tidak sudi menerima anak haram itu” hina nya.

Cortie dan Valencia hanya mampu menggelengkan kepala menatap tak percaya wanita didepannya ini. Namun, mata Valencia menatap wanita dihadapannya yang mengganga melihat perawakan suaminya.

“Apa kamu seorang ****** yang ingin mencoba menatap lapar suamiku.”

“Aku ragu kalau, Rosse yang anak haram atau malah kamu yang anak haram ?” sindir Valencia.

“Apa yang kamu ucapkan, anakku bukan jalang” ucapnya tak terima.

“Kalau bukan ****** lalu apa ? KUTILANG ?” hina Valencia

Mendengar itu Ibu Roses tak terima, ia ingin menampar valencia. Tetapi tangannya itu ditepis kuat oleh Cortie. Tak ada yang boleh menyentuh wajah cantik istrinya. 

“Pergi dari sini atau aku akan melaporkan kalian ke penjara, sadar diri sebelum menghina orang. Benar kata istriku, kami ragu jika Rosse adalah anak haram” ucapnya tak kalah menyakitkan dari ucapan sang istri.

“Aku ibunya, aku yang berhak mengusir kali.” ucapnya tak terima.

“Oh, baiklah. Selamat membayar rumah sakit ini” ucap Cortie dan mengajak istri dan anaknya untuk pergi dari sana.

“Nggak bisa gitu dong, mana bayarannya...” pinta Ibu Rosse

Namun, sayang tak digubris oleh Cortie dan juga Valencia.

“Aduh ibu, ini bagaimana bayarnya. Aku nggak mau pake uang di atmku untuk bayar anak haram ini” rengek mutia

“Ya ibu mana tahu” ucapnya kesal.

CEKLEK

“Permisi bu, ini perintah dari tuan dan nyonya muda, untuk memindahkan pasien ke kamar VVIP dan kalian berdua tidak diperbolehkan untuk menjenguk pasien.” ucap Bodyguard 1

“Rosse anak aku” bentak Ibu Rosse.

“Terserah anda. Minggir” ucap Bodyguard 2 mendorong ibu Roses dan Mutia

Melihat kedua bodyguard itu membuat nyali keduanya menciut seolah mereka tengah berada dilautan lepas. Keduanya menyingkir untuk aman dari bodyguard itu.

Sedangkan diruangan VVIP, Valencia menidurkan kedua anak-anaknya sembari menunggu bodyguard dan suster membawa Rosse keruangan VVIP ini. Sedangkan Cortie ia sudah kembali keperusahaan, karena ada hal mendadak. Maka dari itu ia memerintah salah satu bodyguard wanita untuk menemani istrinya dirumah sakit.

“Aduh, kenapa semakin menggunung begini” ucap Cortie kesal.

“Apa saja yang mereka lakukan di perusahaanku ?” tanyanya kepada sang assistent.

“Kerja bos” jawabnya singkat.

“Kalau kerja kenapa masih seperti ini, perusahaanku bisa bangkrut memperkerjakan manusia-manusia sampah” ucapnya kesal.

Cortie memulai perkerjaan yang membosankan ini tanpa sang istrinya lagi. Hari ini ia di bantu assistentnya untuk mengerjakan perkejaan dan juga meminta sekretarisnya untuk menyusun ulang  schedule. Ia meminta untuk minggu ini mengadakan rapat divisi dan semuanya harus disiapkan dari sekarang, tidak ada toleransi lagi.

Sedangkan diluar perusahaan, Evelyne berusaha untuk masuk tetapi ia tetap tak diperbolehkan satpam perusahaan.

“Apa kalian tidak tahu siapa saya ?” tanyanya angkuh

“Jawabannya tidak dan tidak mau tahu” jawab kedua satpam itu.

“Kalian dibayar apa sama Cortie untuk tidak meperbolehkan saya masuk ha..” ucap Evelyne kesal.

“Bayar pake uanglah, masa pake mulut” jawab satpam 1

“Kalian ya, benar-benar tidak tahu siapa saya !!!” bentaknya, ia sudah dua jam berdiri didepan perusahaan dan tidak di perbolehkan masuk oleh kedua satpam ini.

“Nona nanya ?” tanya satpam 2

“Bodoh kamu, pantas saja kerja cuma jadi satpam” tukas nya

“Lah, nona yang pintar aja kerjanya jadi pelakor” jawab satpam 2 lagi

“hei, pelakor itu bukan kerja, bodoh!!” ucapnya kesal sampai menghentakkan kedua kakinya.

“kalau bukan kerja lalu apa nona ?” tanya satpam 1 polos.

“Saya ini calon istri bos kalian” jawabnya angkuh.

“Oh... calon.. calon yang itu ya nona ?” tunjuk satpam 2 kearah spanduk yang terdapat gambar dan tulisan berupa 

“HATI-HATI WANITA INI BEKERJA SEBAGAI PELAKOR DAN DIA SUDAH MENDAPAT MANGSA YANG LEBIH KAYA.

HATI-HATI JIKA MELIHAT WANITA INI, GEMBOK MATA SUAMI KALIAN AGAR TAK TERGODA DENGAN WAJAH PLASTIKNYA

AMANKAN UANG SUAMI KALIAN, SEPERTI ATM DOMPET DAN LAIN-LAINNYA, KARENA IA PINTAR UNTUK BERSANDIWARA UNTUK MENDAPATKAN FASILITAS AMAN.

JANGAN LUPA CHECK SALDO ATM SUAMI KALIAN SERTA TRANSAKSI DIBULAN-BULAN LALU

Dan banyak lagi tulisan-tulisan itu di spanduk, membuat siapa saja pasti akan lebih waspada dari pelakor.

“Apa-apaan ini” ucapnya tak percaya.

Wajahnya dijadikan sebagai himbauan anti pelakor, bagaimana bisa dan siapa yang melakukannya.

“bagaimana nona, apa anda bisa menjelaskan spanduk itu ?” tanya satpam 1

Evelyne menggaruk-garuk kepalanya gatal, ia tak tahu bahwa tingkahnya itu direkam oleh suruhan Valencia dan ia meminta untuk membuat sebuah berita yang membuat Evelyne stress.

Sedangkan dirumah sakit,  Valencia sedang menyuapi ketiganya makan. Siapalagi kalau bukan Claire, Clark dan Rosse, ya walaupun Rosse ingin menyuapi sendiri tapi tangannya masih lemas untuk memegang sendok alhasil Valencia lah yang menyuapi mereka bertiga dengan dua piting dihadapannya.

Rosse merasa nyaman dengan perlakuan Valencia kepadanya tetapi ia sadar diir siapa dirinya, ia tak ingin lupa diri. Ia tadi juga mendengar bila ibunya menganggap ia anak haram, entah benar atau tidak, ia tak tahu. Ayahnya sama sekali tak menganggapnya ada. Itulah yang membuatnya sedih, ia berkerja siang malam hanya untuk memenuhi kebutuhannya, ia tak melanjutkan sekolahnya karena tak ada biaya. Ia adalah siswi terpintar disekolahnya namun sayang beasiswanya diambil oleh Mutia dan ia disuruh bekerja saja. Oleh karena itu ia memutuskan untuk bekerja menjadi OG di perusahaan Cortie.

“onti tantik tenapa melamun, tata mami enda boleh melamun. Ada cetan” ujar Claire

Yang mana membuat Valencia membulatkan matanya, sedangkan Rosse tertawa kecil.

“Mami, Klak enyang” ucapnya menepuk-nepuk perutnya, begitu juga Claire mengikuti kakaknya.

“ya sudah ini minum dulu” ucapnya memberi dua botol minum mini milik kembar.

“Rosse kenyang nyonya..” ucapnya lirih 

“haduhhh, kamu ikut-ikutan kenyang” keluh Valencia

“Maaf nyonya” ucapnya takut.

“Panggil dia Mami, jangan Nyonya lagi” tegur Cortie

“Mas..” ucap Valencia dan mencium telapak tangan Cortie.

Rosse kaget dengan apa yang di dengarnya, kenapa dia memanggil Valencia dengan sebutan Mami ? berbeda dengan Rosse yang bingung valencia yang mendengar itu bersorak senang. Claire dan Clark yang melihat mami mereka bersorak-ria mengikuti tingkah sang mami, membuat Cortie menggelengkan kepalanya.

“Saat ini saya sedang mengurus hak asuhmu, karena ibumu berkedapatan menjual kamu dengan juragan tanah di desa” ucap Cortie.

“Saya tak ingin kamu menjadi istri ke sembilannya, karena itu saya membayar hutang keluargamu itu dan meminta hak asuh kamu untuk kami” jelasnya lagi

Hal itu membuat  Rosse kaget, benarkah dirinya dijual oleh keluarganya sendiri, apa sebenci itu mereka terhadapnya yang tak tahu salahnya dimana.

“Jangan sedih,nak. Kamu aman bersama kami” ucap Valencia.

Ia memeluk tubuh mungil Rosse dan berjanji akan membalas perlakuan kejam keluarga Rosse.

“Sekarang kita berkemas ya, kamu akan ikut papi pulang” ucap Cortie kepada Rosse.

“Tapi saya gapunya apa-apa untuk dibawa pulang” ucapnya malu.

“Selama ini mereka tidak membelikan kamu sehelai pakaianpun ?” tanya Valencia tak percaya begitu juga Cortie.

Rosse hanya menganggukkan kepalanya malu. Betul-betul malu pokoknya.

“Ya sudah nanti kita shopping” pekik Valencia senang.

“Mam, Rosse masih sakit loh udah dibawa shopping” ucap Cortie tak percaya

“hehehe iya tunggu sembuh saja deh” ucap Valencia.

“kamu tenang saja, semua perlengkapan kamu sudah papi siapkan tinggal kamu pakai saja”beritahunya kepada Rosse yang menganga tak percaya kehidupannya berubah drastis hari ini. Begitu sikembar tampak senang memiliki seseorang dirumahnya walau tak paham apa maksudnya hehe.

“Ayo kita pulang” ajak Cortie kepada keempat wanita beda usia itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!