003.

“Eve, apa dimansion ini ada penunggunya ? maka Cortie tidak terpengaruh dengan ancaman tante ?” tanya Tante Lucia ketakutan.

“Hm, sepertinya tidak ada tante. Aku sudah lama ke mansion ini.” ujarnya tak percaya.

“Terus ini bagimana ?” tanya Tante Lucia bingung.

Makanan ini sangat mahal jadi mana mungkin dibuang saja, kalau diberikan kepada para maid dirumah ini, rugi besar dong. Mau tak mau Tante Lucia membungkus makanan ini dan meminta Evelyne membawa pulang ada diberikan kepada pemulung dijalanan dan ia akan meminta Cortie untuk menggantikan uangnya.

“Loh, nona makanannya kenapa mau dibungkus ?” tanya salah satu maid disana.

“Akh, kamu sini. Bungkus ini semua dan buang ke tempat sampah. Saya sama tante Lucia akan makan diluar” titahnya angkuh.

“Jangan banyak tanya. Ayo Eve kita susul Cortie” ucapnya sebelum maid itu melontarkan pertanyaan yang membuat dia emosi.

Melihat kepergian kedua wanita itu, maid itu memanggil teman-temannya sarapan.

“Lumayan makan mahal yang gratis ini” ucapnya senang.

“Wah, bukannya ini makanan yang dibawa kedua wanita tadi ?” tanya Maid 2

“Ya, cepatlah makan keburu mereka pulang” ucap bibi ART

Mereka pun makan dengan tenang tanpa ada yang bersuara, sekali-sekali mereka mengawasi pembatas ruang makan dan ruang tengah. Takut jika kedua wanita itu berbalik.

Sedangkan ditempat lain.

“Ugh, mami Klaile mau mamam ini, ini , ini dan ini boleh” ucapnya dengan wajah seimut mungkin begitu juga dengan Clark ia melakukan hal yang sama dengan kembarannya.

“Boleh tapi untuk kali ini saja okey” ucap valencia dan disorak oleh sikembar Claire dan Clark.

Cortie yang melihat wajah kebahagian istri dan anak-anaknya mengulas senyum manis. Ia sangat senang dengan kehadiran kembali Valencia dikehidupannya. Ia berjanji akan membalas rasa sakit istrinya kepada orang yang sudah membuat istrinya diambang kematian oleh racun sialan itu.

“Mas kamu mau pesan apa ?” tanya Valencia lembut.

Ia tahu makanan kesukaan suaminya, tapi ia ingin bertanya kembali takut ada menu baru yang disukai oleh sang suami.

“Masih sama seperti yang dulu, sayang”. jawabnya tersenyum.

“Okey baiklah”

Valencia memanggil salah satu pelayan dan memesan makanan yang sudah dipilih oleh anak-anaknya juga dirinya serta suaminya. Setelah memesan, Valencia dan kedua anak kembarnya saling menjahili agar tak bosan menunggu makanan.

Beberapa menit kemudian, makanan yang dipesan telah tersedia diatas meja mereka. Valencia dan Cortie membantu anak-anaknya untuk makan. Tampak seperti keluarga yang sangat bahagia membuat siapa saja pasti iri melihatnya.

Setengah jam telah berlalu, Cortie dan keluarga kecilnya akan bersiap untuk pergi ke kantor. Ya kali ini Cortie akan mengajak keluarga kecilnya untuk ikut pergi kekantor, karena disana sudah ada tempat untuk permainan anak seusia Claire dan Clark. Banyak juga karyawan yang sudah menikah dan memiliki anak membawanya ketempat kerja.

Bagi Cortie, tidak masalah jika membawa anak ke kantor,. itu lebih memudahkan mereka meninggalkan anak-anaknya tanpa takut lagi.

BRUK...

“Aduh, tatitna tantat Klaile teltalbak olang” ucap Claire.

“Aduh, cantik maaf onti tidak sengaja menabrakmu” ucap OG itu.

“Onti tantik duga, Klaile maaptan tapi onti halus bantu Klaile banun dali kesatitan ini” ucapnya polos.

OG itu tertawa pelan mendengar ucapan Claire, ia segera membantu Claire bangun dari kesakitannya.

“CLAIRE....!!!”

“Hm, mami...” jawabnya takut.

PAdahal maminya itu sudah memberitahu agar tak lari-lari takut jatuh dan terbukti ia barusan menabrak OG dan sekarang terjatuh bagaimana bisa.

“Maa..maaf nyonya” ucap OG itu

“Iya gapapa. Maaf anak saya menabrak kamu” ucap Valencia lembut.

Ia tahu bahwa gadis ini sedang ketakutan, apalagi melihat suaminya itu. Namun, Cortie tak memarahi OG itu melainkan, meminta OG itu untuk menemani anak-anaknya bermain diruang permainan.

Hal itu membuat gadis terbengong, ia pikir ia akan di pecat karena membuat salah satu anaknya terluka karena menabrak dirinya.

“Tolong kamu ganti pakaian dan setelah itu temani anak-anak saya keruang permainan”. titah Cortie.

“Kalian bermain ditemani kakak ini ya”Ucap Cortie kepada sikembar.

“Nama kamu siapa, cantik ?” tanya Valencia.

“Rosse, nyonya.” ucapnya takut.

Valencia tersenyum melihat gadis ini ketakutan, ia tahu gadis ini baik dan pintar. Bisa dilihat dari caranya bersikap. Maka dari itu ia meminta sang suami untuk meminta Rosse menemani anak-anak bermain.

“segera ganti pakaianmu, Rosse. Aku akan tunggu kamu 5 menit dari sekarang” ucap Valencia tegas.

“Ba..baik nyonya”jawabnya dan berlari kebelakang dimana tempat OG berkumpul dan menyimpan barang-barang pribadinya.

“Lucu sekali dia mas, hehehe” ucap Valencia yang mana dibalas senyum oleh sang suami.

“Kamu duluan saja ke ruanganmu mas aku akan tunggu Rosse disini” ucapnya lagi.

“Baiklah, nanti kamu segera susul mas ya”

“Siap masku sayang”.

“Sayang, papi pergi keruangan lebih dulu. Kalian tunggulah Kak Rosse disini bersama mami. Jangan nakal” pesan Cortie.

“Siap Papi Koltie” hormat keduanya.

Cortie meninggalkan ketiga wanita kesayangannya, ia berjalan kearah lift khusus CEO karena ruangannya ada dipaling atas.

Tak lama Cortie pergi, datanglah Rosse dengan penampilan yang membuat Valencia miris melihatnya. Rosse memakai pakaian lusuh dan banyak sobekan di beberapa tempat dengan celana jeans biru yang sudah luntur.

Merasa diperhatikan, Rosse menunduk malu.

“Ya, sudah karena kakak sudah ada disini jadi kalian berdua ikut kak Rosse keruang bermain ya. Jangan nakal, nanti mami jewer kalian berdua dan kamu Rosse harus sabar menghadapi kenakalan mereka berdua.” nasehatnya kepada ketiga wanita beda umur itu.

“Baik nyonya” ucapnya

Kemudian ia membawa kedua anak kembar itu keruang bermain. Ini pertama kalinya ia memasuki ruangan itu. Ia sangat ingin bermain tetapi ia ingat umur. Bermain seperti itu cocok untuk umur 1-3 tahun.

“hei apa yang kamu lakukan disini ? Apa kamu ingin menculik anak-anak ?” teriak salah satu karyawan wanita.

“maaf saya hanya menemani kedua anak ini saja” ucapnya sopan.

Namun, tetap saja ia di usir, dimaki, dan di dorong oleh karyawan yang menjaga area itu.

Valencia yang akan menyusul suaminya, menghentikan langkahnya. Ia mendengar suara Rosse yang menjerit kesakitan dan juga suara kembar yang menangis. Hal itu membuat valencia bergegas menyusul ketiga wanita beda usia itu.

Clark yang melihat Rosse dipukuli menggunakan sapu, menangis ketakutan begitu juga Claire yang berada dalam pelukan Rosse. Wanita yang memukul Rosse marah karena Claire menyiramnya dengan cup eskrim. Hal itu membuat ia mendorong Claire dan hendak memukulnya menggunakan sapu, namun Rosse memeluk Claire dan menjadikan tubuhnya sebagai pelindung Claire.

Dari jauh, Valencia melihat karyawan wanita itu memukul Rosse tanpa ampun, ia juga melotot melihat siapa yang dilindungi Rosse dari ganggang sapu itu.

“APA YANG KAMU LAKUKAN !!!”

Mereka semua menoleh kearah Valencia, Clark yang melihat maminya berlari dan menangis. Sungguh ia sangat ketakutan saat ini.

“SAYA TANYA APA YANG KAMU LAKUKAN !!!”

“Maaf anda siapa beraninya menanyakan hal itu kepada saya” ucapnya angkuh.

“Oh, dia tidak tahu siapa aku ?Bagus” ucapnya dalam hati.

“Siapa namamu ?” tanya Valencia

“Ada hak apa menanyakan namaku ?” ucapnya angkuh dan ia bergaya seolah dialah pemilik ruang bermain itu.

“Menjawab atau tidak” ucap Valencia dengan nada mengancam.

“menjawab atau tidak bukan urusan anda, silahkan pergi dari ruangan ini. Bawa pengemis itu sebelum suamiku melihat wajah miskin kalain” ucapnya angkuh

Valencia melihat kearah Rosse dan Claire, sungguh hatinya terasa ditusuk benda tajam. Ia melihat bagaimana pakaian yang dipakai Rosse robek lebih besar dari yang ia lihat sebelumnya dan darah itu menembus dari balik bajunya

Valencia geram dan sangat emosi, ketika ia akan memberi pelajaran kepada karyawan tak tahu malu itu. Berjalan sambil menggendong Clark mendekati Rosse dan Claire yang masih menangis sesegukkan dipelukan Rosse.

“Bangun sayang..” ucapnya lembut kepada Rosse.

Rosse yang tak bertenaga pun akhirnya roboh, yang mana membuat valencia memekik kaget.

“ROSSE !!!” teriaknya panik.

Claire dan Clark menangis keras.

“Apa kau tak memiliki hati nurani ? Apa salahnya anakku bermain diruangan ini?”

“Salahnya itu karena kalian miskin” jawabnya santai.

“kamu !!! “ tunjuk Valencia.

“Sayang kamu kenapa masih disini, dan... Rosse !!!” pekik Cortie

“Mas, tolong bawa Rosse kerumah sakit” ucap Valencia panik.

Cortie menatap kearah karyawan wanita yang sudah terdiam menatap kearahnya dan ia meminta Assitennya untuk mengurus Rosse.

“Apa yang terjadi disini ?” tanya Cortie.

Dengan cepat, Karyawan wanita itu mengatakan bahwa Rosse ingin menculik kedua anak kembar itu. Tak mungkin kan ia jujur, bisa-bisa di pecat.

“HAHAHA sekarang kamu berbicara tak jujur kepada suamiku, setelah kamu menyakiti putriku dan Rosse” ucap Valencia. Ia terlihat sangat menyeramkan.

Cortie menenangkan istrinya, lalu ia memanggil satpam untuk menarik keluar karyawan itu dan ia memecat wanita itu hingga ia tak bisa mendapatkan pekerjaan diluar lagi.

Wanita itu menangis histeris dan meminta maaf, namun rasa sakit Valencia ia tak mengindahkan itu semua. Ia mengajak anak-anak dan suaminya untuk menyusul assistent pribadi suaminya ke rumah sakit.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!