4. Dalam situasi berbahaya

Setelah menumbangkan semua musuhnya Adam bergegas pergi dengan Ashma. Tanpa kendaraan dan arah tujuan, Adam membutuhkan ponsel untuk menghubungi anak buahnya.

"Aku masih memegang janjimu tuan Adam. Kamu harus membawaku pulang dengan selamat!" Adam mendengar untuk yang keempat kali wanita disebelahnya ini mengatakan hal yang sama.

"Tidak akan selamat jika kamu pulang," Balas Adam. Ashma mengernyitkan dahinya.

"Apa yang kau maksud?" Ashma tidak mengerti, mengapa dirinya tidak akan selamat.

"Kamu sudah berurusan dengan saya." Ashma semakin tidak paham dengan ucapan Adam, mengapa dia harus berada dalam bahaya dengan apa yang tidak pernah ia perbuat. Ashma tidak pernah melakukan tindakan kriminal.

"Aku tidak mau tahu pokoknya aku ingin pulang, aku ingin bertemu dengan nenekku!" Ashma tetap dengan keinginannya, ia tidak ingin terjebak terlalu lama dengan pria asing tersebut. Ashma tidak mau berada dalam bahaya lagi, dia hanya ingin pulang bertemu Neneknya.

"Keras kepala." Ucap Adam. Ashma semakin tidak suka pada Adam.

"Aku pinjam ponselmu." Ashma berharap Adam mau meminjamkan ponsel kepadanya, saat tadi di dalam mobil ponsel Ashma terjatuh dan tidak bisa dihidupkan padahal itu adalah harapan satu-satunya untuk bisa menghubungi paman Amith.

"Ponsel saya juga terjatuh."

Ashma menghela napas dengan berat, cobaan apalagi ini.

Mereka terus berjalan sampai akhirnya mereka menemukan rumah penduduk, ini sepertinya berada di tepi barat Palestina. Ashma terdiam, seketika ingatan buruk itu teringat lagi.

"Tunggu disini." Pria itu mendatangi seorang warga lokal sedang Ashma bergemuruh mengingat peristiwa kelam itu.

Adam dari jarak jauh matanya memandangi Ashma yang tampak seperti gelisah lantas Adam memutuskan untuk datang menghampiri Ashma setelah selesai meminjam ponsel pada salah satu warga penduduk disana.

"Kau kenapa?" Adam menanyainya sedang Ashma tidak ingin menjawab dia hanya menggelengkan kepala. Adam tidak ambil pusing lalu ia menginstruksikan Ashma untuk mengikutinya.

"Kita mau kemana?" Sekali lagi Ashma bertanya.

"Pulang." Seketika itu Ashma mengembangkan senyumannya, sudah tak sabar untuk pulang dan bertemu neneknya.

Tapi Ashma berpikir lagi, Adam ini kenapa tidak menanyainya dimana letak rumah neneknya.

"Rumah nenekku di-" Adam menyela.

"Kamu akan pulang ke rumah saya." Adam melanjutkan sedang Ashma terkejut, apa maksud dari perkataan pria depannya ini.

"Kau gila!" Ashma mengumpat kesal.

"Mereka sudah melihat dirimu, saya yakin mereka pasti akan mencari dirimu lagi. Kamu harus tahu, kalau kamu pulang saya tidak bisa menjamin hidupmu dan nenekmu akan aman."

Ashma semakin kesal, mengapa lelaki itu seperti sedang menahan nya.

"Apa kau ini seorang penjahat sama seperti mereka? Kau rampok, Mafia atau..."

"Apa kau merasa terintimidasi dan takut kepadaku?"

"Tidak, malah aku ingin memukul wajahmu yang songong itu."

"Bagus."

"kamu benar-benar tidak waras."

"Terserah."

Mobil hitam melaju dari arah jauh dengan sangat kencang dan berhenti tepat dimana mereka berdiri. Adam langsung menarik lengan Ashma yang tertutupi kain lengan yang panjang.

"Hey aku hanya ingin pulang, ini Palestina aku sudah sampai. Tolong lepaskan!" teriak Ashma begitu melengking, dia jadi parno seperti wanita yang sedang dalam penculikan.

Adam dengan terpaksa memasukkan tubuh Ashma kedalam mobil seperti sedang menculiknya.

"Dasar bedebah!" pekik Ashma karena berani-beraninya Adam memperlakukan dia seperti seorang penculik.

Didalam mobil Ashma merutuki perbuatan Adam. "Kau pasti penjahat kan?" Adam bersikap tidak peduli saat wanita itu mengatainya.

Adam mencebik kesal, "kalau saya penjahat mengapa kamu begitu tenang?"

Ashma menatapnya dengan sinis, tapii jujur saja dia tidak merasa takut dengan pria disampingnya ini.

Selama perjalanan Ashma tidak henti-hentinya mengoceh dan itu sangat membuat Adam terganggu, Adam ingin sekali menyumpal bibir wanita itu.

"Kau ini sungguh wanita berisik!"

Ashma menatap Adam tak suka. "Kalau kamu ingin mulutku diam cepat pulangkan aku tuan."

"Tidak bisa!"

"Aku membencimu!" Ashma memalingkannya wajahnya menahan tangis, bukan karena ia cengeng tapi Ashma sungguh sangat merindukan neneknya dan ia hanya ingin pulang.

Adam menghela nafas panjang saat melihat wanita disebelahnya menitihkan air mata. "Maaf jika kau harus terlibat dengan masalahku, tapi saya melakukan ini sementara untuk membuat mu aman dan tidak mau melibatkan banyak orang yang tentunya akan menjadi korban." Jelas Adam. Ashma menatapnya penuh pertanyaan.

"Jelaskan dengan benar!" Ashma meminta penjelasan.

"Intinya kau harus bersama dengan ku untuk sementara waktu."

Ashma menatap Adam dengan ekspresi frustasi. "Aku tidak mengerti apa yang kamu maksud dengan 'bersama denganmu untuk sementara waktu'. Apa yang sedang terjadi?"

Adam menjawab dengan sabar, "Ada seseorang yang sedang memburu saya, Ashma. Orang itu sangat berbahaya, dan saya tidak ingin melibatkan orang lain dalam masalah saya. Saya ingin melindungimu."

Ashma masih sangat bingung namun ia memilih diam karena berbagai pikiran buruk sekarang muncul dikepalanya.

Tidak berselang lama mobil yang mereka naiki akhirnya sampai, Ashma mau tidak mau mengikuti langkah besar Adam bersama beberapa anak buahnya yang terlihat sangat menyeramkan.

"Kita mau kemana si?" Ashma berbisik sambil mengimbangi langkah Adam.

"Tidak usah banyak tanya." Ketus Adam. Ashma mendelik sebal.

"Jhon apakah sudah siap?" Adam menelpon seseorang dari sebrang sana.

Setelah itu Adam mematikan ponselnya, tiba-tiba Adam menarik lengan Ashma sedikit kencang.

"Hey tuan lepaskan!" Adam tidak peduli. Ashma sedikit kesakitan akibat cekalan tangannya.

Setelah sampai pada tujuan utamanya Adam melepaskan tangan Ashma. Ashma sekali lagi dibuat kebingungan melihat helikopter didepannya.

"Kau tidak berniat menggunakan ini kan?"

"Masuk."

"Apa?"

"Masuk!"

"Tidak mau!"

Ashma terus menolak hingga kesabaran Adam sudah diujung batas lantas ia menggendong Ashma agar wanita itu masuk kedalam helikopter. Ashma langsung terkejut sekaligus marah. Ashma marah karena seorang pria asing yang baru saja ia kenal berani menyentuhnya.

"Brengsek lepaskan!" Ashma memukul-mukul punggung Adam. Adam yang sudah berhasil memasukan Ashma kedalam helikopter lantas memegang pipinya yang habis ditampar oleh Ashma.

"Wanita gila, kenapa kau menampar saya?" Adam meninggikan intonasi suaranya.

"Kau sudah berani menyentuhku tuan."

Adam mengernyitkan dahinya. "Bodoh, saya tidak menyentuh kamu."

"Kamu telah menyentuh saya!"

"Saya hanya menggendong kamu untuk segera masuk kedalam helikopter."

"Kamu benar-benar laki-laki brengsek." Ashma menatapnya dengan penuh kemarahan.

"Kamu perempuan gila mana ada saya menyentuh kamu."

"Saya wanita muslim, dan kamu sudah berani menyentuhku." Adam mengernyitkan keningnya.

"Apa?"

"Yang boleh menyentuh ku hanya suamiku kelak."

"Hmhh begitu."

"Baiklah kalah begitu saya akan menikahi kamu." Ashma terkejut bukan main atas penuturan Adam.

"Gila. Mana mau aku menikah denganmu lagian aku tidak berkeinginan untuk menikah. dengan penjahat sepertimu!" tukasnya sangat marah seperti perkataan Adam sangat sensitif.

Adam terkejut mendengar ucapan Ashma yang tiba-tiba. Dia tidak mengharapkan reaksi seperti itu dari wanita dihadapannya.

"Apa yang kau bicarakan? saya tidak berniat menikahi kamu, itu hanya bercanda." Kata Adam dengan nada heran. Ashma tidak habis pikir, mana ada bercanda seperti itu.

Ashma menatapnya dengan penuh keberanian. "Kalau begitu, kau tidak berhak menyentuhku. Aku tidak akan mengizinkanmu melanggar prinsip-prinsip agamaku."

Adam mengerutkan keningnya, mencoba memahami apa yang sedang terjadi. "Kau tahu, ini bukan saat yang tepat untuk membicarakan hal seperti ini. Kita tengah dalam bahaya, dan saya hanya ingin menjaga keselamatanmu."

"Tidak peduli apa yang terjadi, aku tidak akan mengabaikan prinsip-prinsip ku. Lebih baik aku mati daripada melanggarnya," ujar Ashma dengan tegas.

Adam merasa sedikit terdiam oleh keberanian Ashma. Meskipun dia tidak sepenuhnya memahami ucapannya, tapi dia mulai menghormati keteguhan hati wanita itu.

"Baiklah, saya mengerti. Saya akan menghormati prinsip-prinsip mu," kata Adam dengan suara pelan. "Tapi saat ini, kita harus fokus pada situasi yang ada. Saya akan melindungi mu sebaik mungkin."

Ashma melihat ekspresi tulus di wajah Adam dan merasa sedikit lebih tenang. Dia mulai memahami bahwa pria itu sepertinya memang tidak bermaksud jahat, tetapi Ashma tetap harus waspada.

Helikopter itu pun mulai bergerak, meninggalkan segala pertanyaan dan keraguan Ashma. Bagaimanpun juga Ashma hanya ingin bertemu neneknya tetapi melihat situasi sekarang Ashma rasa dia benar-benar sedang dalam keadaan yang tidak aman.

#TBC

Terpopuler

Comments

cAY

cAY

ashma barbar bngt dh

2023-07-08

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Pergi untuk mengikhlaskan
3 2. Pria Penyelamat
4 3. Tragedi Koper
5 4. Dalam situasi berbahaya
6 5. Pesona Ashma
7 6. Aku Ashma! bukan Lily.
8 7. Menikahlah denganku
9 8. Calon suami Ashma
10 9. Saudara Baru
11 10. Hari pernikahan
12 11. Tamu tak diundang
13 12. Saling terpesona
14 13. Berjanji untuk memperjuangkan
15 14. Wanita keras kepala
16 15. Pergi tanpa izin Adam
17 16. Adam demam
18 17. Misi pertama Ashma
19 18. Perihal hubungan pernikahan
20 19. Pria yang menginginkan Ashma
21 20. Bolehkah aku memanggilmu 'Mas'?
22 21. Orang pertama tetaplah menjadi pemenangnya
23 22. Beban rindu pada Adam
24 23. Takut perasaannya akan goyah
25 24. Tidak sesuai harapan Ashma
26 25. Ashma mengidam
27 26. Sesuatu yang diluar dugaan
28 27. Tidak siap ditinggalkan lagi
29 28. Ashma merajuk
30 29. Perubahan sikap Ashma
31 30. Bertemu Daniel dan Maryam
32 31. Membawa pulang kekasihnya
33 32. Seolah mati rasa
34 33. Tamparan wanita ringkih
35 34. Simfoni Menyedihkan
36 35. Mala Petaka
37 36. Pudarnya kepercayaan
38 37. Takut ditinggalkan
39 38. Pertemuan yang tidak terduga
40 39. Ratapan sendu
41 40. Anna uhibbuka fillah
42 41. Romantisme ditanah surga
43 42. Perkebunan anggur
44 43. Tekad wanita lincah
45 44. Apapun untuk nona kekasihnya
46 45. Kecemburuan lelaki rakus
47 46. Harus merindu lagi
48 47. Bayangan wajah halal
49 48. Bangunan tanpa pondasi
50 49. Ungkapan apresiasi wanitanya
51 50. Mari berkencan
52 51. Perhitungan kelima bulan
53 52. Dia mencintai istrinya
54 53. Melewati masa kritis
55 54. Mencintai Pencipta-Nya
56 55. Istrinya siuman
57 56. Perasaannya sudah menghilang
58 57. Tolong lepaskan ikatan kita
59 58. Meminta untuk menunggu
60 59. Misi investigasi
61 60. Mari bercerai
62 61. Sorot mata yang berbeda
63 62. Menegakan sandaran
64 63. Ana uhibbuka fillah ya zaujati
65 64. Pagi-pagi merusuh
66 65. Serangan panik
67 66. Tanah Palestina
68 67. Firasat buruk
69 68. Lahir prematur
70 69. Menunggu Adam pulang
71 70. Mas bayi
72 71. Ayasha Xavier Kenedy
73 72. Adam merusuh
74 73. Ambisi Edward
75 74. Saling mencintai
76 75. Aroma manis
77 76. Banyak jalan menuju Roma
78 77. Tidak akan membiarkan kekasihnya menderita
79 78. Memperjuangkan anaknya
80 79. Suatu kepercayaan
81 80. Air kehidupan
82 81. Dalam provokasi
83 82. Perasaan sensitif
84 83. Zahra demam
85 84. Kemesraan disiang hari
86 85. Paket rahasia
87 86. Teror dimulai
88 87. Saling menyayangi
89 88. Zavier?
90 89. panggilan penting
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Prolog
2
1. Pergi untuk mengikhlaskan
3
2. Pria Penyelamat
4
3. Tragedi Koper
5
4. Dalam situasi berbahaya
6
5. Pesona Ashma
7
6. Aku Ashma! bukan Lily.
8
7. Menikahlah denganku
9
8. Calon suami Ashma
10
9. Saudara Baru
11
10. Hari pernikahan
12
11. Tamu tak diundang
13
12. Saling terpesona
14
13. Berjanji untuk memperjuangkan
15
14. Wanita keras kepala
16
15. Pergi tanpa izin Adam
17
16. Adam demam
18
17. Misi pertama Ashma
19
18. Perihal hubungan pernikahan
20
19. Pria yang menginginkan Ashma
21
20. Bolehkah aku memanggilmu 'Mas'?
22
21. Orang pertama tetaplah menjadi pemenangnya
23
22. Beban rindu pada Adam
24
23. Takut perasaannya akan goyah
25
24. Tidak sesuai harapan Ashma
26
25. Ashma mengidam
27
26. Sesuatu yang diluar dugaan
28
27. Tidak siap ditinggalkan lagi
29
28. Ashma merajuk
30
29. Perubahan sikap Ashma
31
30. Bertemu Daniel dan Maryam
32
31. Membawa pulang kekasihnya
33
32. Seolah mati rasa
34
33. Tamparan wanita ringkih
35
34. Simfoni Menyedihkan
36
35. Mala Petaka
37
36. Pudarnya kepercayaan
38
37. Takut ditinggalkan
39
38. Pertemuan yang tidak terduga
40
39. Ratapan sendu
41
40. Anna uhibbuka fillah
42
41. Romantisme ditanah surga
43
42. Perkebunan anggur
44
43. Tekad wanita lincah
45
44. Apapun untuk nona kekasihnya
46
45. Kecemburuan lelaki rakus
47
46. Harus merindu lagi
48
47. Bayangan wajah halal
49
48. Bangunan tanpa pondasi
50
49. Ungkapan apresiasi wanitanya
51
50. Mari berkencan
52
51. Perhitungan kelima bulan
53
52. Dia mencintai istrinya
54
53. Melewati masa kritis
55
54. Mencintai Pencipta-Nya
56
55. Istrinya siuman
57
56. Perasaannya sudah menghilang
58
57. Tolong lepaskan ikatan kita
59
58. Meminta untuk menunggu
60
59. Misi investigasi
61
60. Mari bercerai
62
61. Sorot mata yang berbeda
63
62. Menegakan sandaran
64
63. Ana uhibbuka fillah ya zaujati
65
64. Pagi-pagi merusuh
66
65. Serangan panik
67
66. Tanah Palestina
68
67. Firasat buruk
69
68. Lahir prematur
70
69. Menunggu Adam pulang
71
70. Mas bayi
72
71. Ayasha Xavier Kenedy
73
72. Adam merusuh
74
73. Ambisi Edward
75
74. Saling mencintai
76
75. Aroma manis
77
76. Banyak jalan menuju Roma
78
77. Tidak akan membiarkan kekasihnya menderita
79
78. Memperjuangkan anaknya
80
79. Suatu kepercayaan
81
80. Air kehidupan
82
81. Dalam provokasi
83
82. Perasaan sensitif
84
83. Zahra demam
85
84. Kemesraan disiang hari
86
85. Paket rahasia
87
86. Teror dimulai
88
87. Saling menyayangi
89
88. Zavier?
90
89. panggilan penting

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!