3. Tragedi Koper

Ashma sedikit heran dengan koper yang sedang ia bawa pasalnya bobot kopernya terasa tidak terlalu berat, padahal ia ingat betul sudah memasukan banyak sekali pakaiannya.

Karena khawatir takut tertukar akhirnya Ashma membuka saat itu juga sambil menunggu paman Amith akan menjemputnya.

Ashma membuka koper itu dengan hati-hati lalu saat sudah terbuka betapa terkejutnya Ashma dengan isi yang ada pada koper tersebut. Koper tersebut berisikan mobil mainan yang cukup banyak.

"Apa-apaan ini?" Ashma dengan cepat segera menghubungi pihak bandara terkait tertukar nya koper milik Ashma dengan orang lain.

Lagi-lagi Ashma terjebak selama satu jam kurang untuk menunggu konfirmasi lebih lanjut keberadaan kopernya yang tertukar. Dia juga sedikit kesal dengan pamannya yang belum juga datang menjemputnya.

Tidak lama dari itu bahu Ashma ditepuk oleh seseorang dan betapa terkejutnya Ashma saat menyadari orang yang menepuk bahunya adalah pria penyelamat yang telah menyelamatkan dia dan penumpang lainnya di pesawat.

"You, savior man." Kata Ashma dalam bahasa Inggris. (Kamu, pria penyelamat)

Tatapan pria itu masih tetap sama, tajam dan menghunus. Tapi apa gerangan dia yang membawa dirinya bertemu dengan Ashma, itulah yang Ashma pertanyakan.

"Koper Saya tertukar dengan kamu," Ashma melihat koper yang pria itu bawa, pantas saja bisa tertukar koper pria itu dengan koper milik Ashma benar-benar sama, tapi petugas bandara tidak mungkin keliru kan apalagi koper adalah salah satu barang yang benar-benar sangat penting dan harus dijaga dengan baik.

Ah biarlah, yang penting kopernya telah kembali dan ia tidak harus pusing-pusing lagi untuk memikirkan dimana kopernya berada.

"Iya itu koperku, dan aku cukup terkejut melihat isi dari koper ini yang seharusnya berisikan pakaian wanita malah berisi banyaknya mainan mobil-mobilan."

Pria penyelamat itu tidak terlalu tertarik dengan apa yang dibicarakan oleh gadis aneh yang sedang berbicara panjang lebar dihadapannya ini.

"Saya tidak peduli dengan itu. Kembalikan koper saya!" Pria itu berkata acuh, Ashma sedikit tidak suka pada respon pria tersebut. Terlebih lagi Pria itu sangat aneh, beberapa kali matanya menelisik ke beberapa penjuru arah.

Saat Ashma akan memberikan koper pria itu tiba-tiba sebuah peluru hampir saja mengenai lengannya tetapi dengan sigap pria penyelamat itu mendorong tubuh Ashma dengan nya untuk menghindar. Jantung Ashma benar-benar ingin copot, setelah apa yang terjadi didalam pesawat kenapa dia harus berada dalam bahaya lagi.

Orang-orang yang ada disekitar berteriak histeris mendengar suara pistol yang begitu nyaring dan beberapa petugas keamanan bandara berdatangan. Sedang pria tersebut tampak tenang dengan bukti wajahnya yang datar bak orang profesional yang sudah terbiasa mengalami hal seperti ini.

Pria penyelamat itu tiba-tiba menarik tangan Ashma, sedang tangan satunya membawa koper miliknya dan koper milik Ashma tertinggal sontak Ashma berteriak pada pria tersebut dan berusaha melepas cekalan kuat pria itu.

"Apa yang kamu lakukan? Lepas, koperku tertinggal. Tolong lepaskan!" Pria itu tidak mengindahkan ucapan Ashma maka Ashma berusaha dengan sekeras mungkin lepas dari genggamannya. Tapi kekuatan Ashma tidak cukup kuat untuk melepaskan cekalan pria itu.

Ashma dipaksa masuk kedalam sebuah mobil dan pria itu selanjutnya ikut masuk. Dia memerintahkan kepada supirnya untuk segera pergi meninggalkan bandara.

"Kamu gila?" Ashma benar-benar tidak habis pikir, orang asing ini akan membawanya kemana dan kenapa dia membawa Ashma? atau jangan-jangan sebenarnya dia adalah komplotan orang-orang jahat tadi.

"Apa yang mau kamu lakukan kepadaku?" Ashma bertanya sarkasme, pria itu tidak merespon. Ashma sungguh sangat kesal.

"Tuan Adam, mereka mengejar kita." Supir pria itu memberitahu Adam. Disisi lain Ashma sekarang tahu siapa nama pria tersebut.

Adam menginstruksikan supirnya untuk membawa mobil mereka lebih cepat lagi, Ashma benar-benar terkejut saat kecepatan mobil yang bertambah sangat kencang sekali. Ashma berpegangan pada handle yang terdapat diatas dekat pintu mobil dan untungnya pria bernama Adam cekatan memasangkannya Sealtbet walaupun Ashma bisa melakukannya sendiri tetapi ia benar-benar panik sehingga tidak terpikirkan untuk memakai sabuk pengaman.

mobil yang dinaiki Ashma dikejar oleh beberapa mobil dibelakang bahkan mereka menodongkan pistol serta menembaki mobil Adam, Ashma panik ia takut sungguh sangat takut.

"Sebenarnya mereka siapa?" Ashma bertanya lagi namun kini Adam beralih menatapnya.

"Kamu tidak perlu tahu, sekarang tolong diam agar tidak menganggu konsentrasi kami." Ashma sangat jengkel ingin sekali ia menjitak kepala pria tersebut, sangat angkuh.

Ashma sekarang benar-benar diam walaupun didalam hatinya bertengkar hebat bertanya apa yang sedang terjadi, siapa pria yang ada disebelahnya ini, mengapa dia membawa Ashma dan siapa orang-orang yang mengejar mereka, kenapa Ashma harus terlibat pada situasi berbahaya ini.

Mobil yang dibawa oleh anak buah Adam tiba-tiba tidak seimbang, ban mobilnya berhasil ditembak oleh orang-orang yang mengejar mereka sehingga mobil hilang kendali dan akhirnya terjungkal.

Ashma merasakan sakit di sekitar badannya akibat mobil yang terbalik, Adam yang sadar segara melepaskan sealtbeat--nya dan juga milik Ashma, mereka selamat sedangkan supir Adam tidak sadarkan diri.

Adam lagi-lagi membawa Ashma pergi. Entah kemana pria itu akan membawanya, tapi kali ini Ashma mengikuti langkah pria itu walaupun badannya terasa sakit dan kakinya yang terluka, tidak pria itu yang lebih parah karena dahinya terluka cukup parah.

Disisi lain, ada satu hal yang membuat Ashma bingung. Disaat genting seperti ini kenapa pria itu masih membawa koper yang jelas isi koper itu tidak terlalu penting. Namun untuk menepis rasa penasarannya Ashma berusaha setenang mungkin untuk mengendalikan dirinya agar berani menghadapi semua ini.

mereka masih dikejar oleh orang-orang tidak dikenal itu hingga Adam menemukan tempat persembunyian dan mereka bersembunyi di sebuah hunian kosong yang sepertinya aman untuk bersembunyi sebentar.

Napas Ashma tersenggal-senggal ia tidak pernah berpikir ada di situasi berbahaya seperti ini dan bersembunyi dengan seorang pria yang tidak dia kenali.

Mata Ashma tertuju pada kening pria itu yang mengeluarkan darah segar, Ashma mencari sesuatu didalam tas gendongnya dan mendapatkannya. Ashma berniat membersihkan luka di keningnya tetapi pria itu dengan reflek menepis tangan Ashma.

"Aku hanya ingin membersihkan dan mengobati lukamu."

"Tidak perlu." Pria itu menolak untuk diobati oleh Ashma.

"Aku ini seorang perawat dan aku tidak tega melihat seseorang terluka didepan mataku, jadi sekarang diam, aku akan mengobati lukamu." Adam diam mendengar ucapan perempuan yang ada dihadapannya, ia akhirnya membiarkan Ashma melakukan apa yang dia mau.

Ashma membersihkan dan mengobati luka di kening Adam dengan cekatan, lalu pada bagian akhir dia memberikan kasa dibalut obat merah untuk meminimalisir lukanya.

"Sudah selesai." Adam tidak membuka suara, dia terpesona oleh mata hazel coklat Ashma namun dia menepis cepat atas kebodohannya karena telah membuang-buang waktu.

Situasi diluar masih berbahaya dan Adam malah berpikir tidak rasional. Sekarang Adam tidak ada waktu lagi untuk bersembunyi seperti ini, ia harus segera membereskan semuanya.

Adam melirik Ashma lagi, kali ini ia coba memanfaatkan wanita disampingnya. "Siapa Namamu?"

Ashma sedikit terhenyak mendengar pria itu menanyai namanya. "Ashma." Jawabnya dengan senyum tipis.

"Ashma. Tolong dengarkan saya, saat saya pergi untuk membereskan masalah disana saya mau kamu jaga koper ini dan tetap bersembunyi disini, ini adalah tempat yang aman." Imbuh Adam, Pria itu sangat tidak berpikir panjang pikir Ashma.

"Apa? apa kau sudah gila. Bagaimana mungkin kamu menyuruhku untuk menjaga koper tidak berharga mu ini dan membiarkan aku sendirian ketakutan sedangkan jika aku tertangkap dan langsung dihabisi bagaimana?" Adam tidak salah menerka lagi, wanita ini benar-benar banyak mengoceh.

"Turuti saja permintaan ku kalau kamu masih ingin hidup." Katanya seperti mengancam.

"Kamu mengancamku?"

"Tepat sekali."

"Pergilah!" Ketus Ashma. Adam tidak bisa berlama-lama, ia memutuskan untuk pergi sekarang namun Ashma tiba-tiba mencekal pakaiannya, Adam terpaksa menoleh.

"Kalau koper ini sangat berharga untukmu, jangan dulu mati. Datang lagi dan bawa aku pulang!" Adam hanya memberi anggukan setelah itu dia pergi menghadapi orang-orang yang berurusan dengannya.

#TBC

Terpopuler

Comments

Eva Karmita

Eva Karmita

kayaknya cerita bagus 💪💪🥰

2023-07-10

0

cAY

cAY

aaaaaa suka banget thor

2023-07-08

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Pergi untuk mengikhlaskan
3 2. Pria Penyelamat
4 3. Tragedi Koper
5 4. Dalam situasi berbahaya
6 5. Pesona Ashma
7 6. Aku Ashma! bukan Lily.
8 7. Menikahlah denganku
9 8. Calon suami Ashma
10 9. Saudara Baru
11 10. Hari pernikahan
12 11. Tamu tak diundang
13 12. Saling terpesona
14 13. Berjanji untuk memperjuangkan
15 14. Wanita keras kepala
16 15. Pergi tanpa izin Adam
17 16. Adam demam
18 17. Misi pertama Ashma
19 18. Perihal hubungan pernikahan
20 19. Pria yang menginginkan Ashma
21 20. Bolehkah aku memanggilmu 'Mas'?
22 21. Orang pertama tetaplah menjadi pemenangnya
23 22. Beban rindu pada Adam
24 23. Takut perasaannya akan goyah
25 24. Tidak sesuai harapan Ashma
26 25. Ashma mengidam
27 26. Sesuatu yang diluar dugaan
28 27. Tidak siap ditinggalkan lagi
29 28. Ashma merajuk
30 29. Perubahan sikap Ashma
31 30. Bertemu Daniel dan Maryam
32 31. Membawa pulang kekasihnya
33 32. Seolah mati rasa
34 33. Tamparan wanita ringkih
35 34. Simfoni Menyedihkan
36 35. Mala Petaka
37 36. Pudarnya kepercayaan
38 37. Takut ditinggalkan
39 38. Pertemuan yang tidak terduga
40 39. Ratapan sendu
41 40. Anna uhibbuka fillah
42 41. Romantisme ditanah surga
43 42. Perkebunan anggur
44 43. Tekad wanita lincah
45 44. Apapun untuk nona kekasihnya
46 45. Kecemburuan lelaki rakus
47 46. Harus merindu lagi
48 47. Bayangan wajah halal
49 48. Bangunan tanpa pondasi
50 49. Ungkapan apresiasi wanitanya
51 50. Mari berkencan
52 51. Perhitungan kelima bulan
53 52. Dia mencintai istrinya
54 53. Melewati masa kritis
55 54. Mencintai Pencipta-Nya
56 55. Istrinya siuman
57 56. Perasaannya sudah menghilang
58 57. Tolong lepaskan ikatan kita
59 58. Meminta untuk menunggu
60 59. Misi investigasi
61 60. Mari bercerai
62 61. Sorot mata yang berbeda
63 62. Menegakan sandaran
64 63. Ana uhibbuka fillah ya zaujati
65 64. Pagi-pagi merusuh
66 65. Serangan panik
67 66. Tanah Palestina
68 67. Firasat buruk
69 68. Lahir prematur
70 69. Menunggu Adam pulang
71 70. Mas bayi
72 71. Ayasha Xavier Kenedy
73 72. Adam merusuh
74 73. Ambisi Edward
75 74. Saling mencintai
76 75. Aroma manis
77 76. Banyak jalan menuju Roma
78 77. Tidak akan membiarkan kekasihnya menderita
79 78. Memperjuangkan anaknya
80 79. Suatu kepercayaan
81 80. Air kehidupan
82 81. Dalam provokasi
83 82. Perasaan sensitif
84 83. Zahra demam
85 84. Kemesraan disiang hari
86 85. Paket rahasia
87 86. Teror dimulai
88 87. Saling menyayangi
89 88. Zavier?
90 89. panggilan penting
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Prolog
2
1. Pergi untuk mengikhlaskan
3
2. Pria Penyelamat
4
3. Tragedi Koper
5
4. Dalam situasi berbahaya
6
5. Pesona Ashma
7
6. Aku Ashma! bukan Lily.
8
7. Menikahlah denganku
9
8. Calon suami Ashma
10
9. Saudara Baru
11
10. Hari pernikahan
12
11. Tamu tak diundang
13
12. Saling terpesona
14
13. Berjanji untuk memperjuangkan
15
14. Wanita keras kepala
16
15. Pergi tanpa izin Adam
17
16. Adam demam
18
17. Misi pertama Ashma
19
18. Perihal hubungan pernikahan
20
19. Pria yang menginginkan Ashma
21
20. Bolehkah aku memanggilmu 'Mas'?
22
21. Orang pertama tetaplah menjadi pemenangnya
23
22. Beban rindu pada Adam
24
23. Takut perasaannya akan goyah
25
24. Tidak sesuai harapan Ashma
26
25. Ashma mengidam
27
26. Sesuatu yang diluar dugaan
28
27. Tidak siap ditinggalkan lagi
29
28. Ashma merajuk
30
29. Perubahan sikap Ashma
31
30. Bertemu Daniel dan Maryam
32
31. Membawa pulang kekasihnya
33
32. Seolah mati rasa
34
33. Tamparan wanita ringkih
35
34. Simfoni Menyedihkan
36
35. Mala Petaka
37
36. Pudarnya kepercayaan
38
37. Takut ditinggalkan
39
38. Pertemuan yang tidak terduga
40
39. Ratapan sendu
41
40. Anna uhibbuka fillah
42
41. Romantisme ditanah surga
43
42. Perkebunan anggur
44
43. Tekad wanita lincah
45
44. Apapun untuk nona kekasihnya
46
45. Kecemburuan lelaki rakus
47
46. Harus merindu lagi
48
47. Bayangan wajah halal
49
48. Bangunan tanpa pondasi
50
49. Ungkapan apresiasi wanitanya
51
50. Mari berkencan
52
51. Perhitungan kelima bulan
53
52. Dia mencintai istrinya
54
53. Melewati masa kritis
55
54. Mencintai Pencipta-Nya
56
55. Istrinya siuman
57
56. Perasaannya sudah menghilang
58
57. Tolong lepaskan ikatan kita
59
58. Meminta untuk menunggu
60
59. Misi investigasi
61
60. Mari bercerai
62
61. Sorot mata yang berbeda
63
62. Menegakan sandaran
64
63. Ana uhibbuka fillah ya zaujati
65
64. Pagi-pagi merusuh
66
65. Serangan panik
67
66. Tanah Palestina
68
67. Firasat buruk
69
68. Lahir prematur
70
69. Menunggu Adam pulang
71
70. Mas bayi
72
71. Ayasha Xavier Kenedy
73
72. Adam merusuh
74
73. Ambisi Edward
75
74. Saling mencintai
76
75. Aroma manis
77
76. Banyak jalan menuju Roma
78
77. Tidak akan membiarkan kekasihnya menderita
79
78. Memperjuangkan anaknya
80
79. Suatu kepercayaan
81
80. Air kehidupan
82
81. Dalam provokasi
83
82. Perasaan sensitif
84
83. Zahra demam
85
84. Kemesraan disiang hari
86
85. Paket rahasia
87
86. Teror dimulai
88
87. Saling menyayangi
89
88. Zavier?
90
89. panggilan penting

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!