2. Pria Penyelamat

Ashma sebenarnya berat hati meninggalkan Indonesia, tempat kelahirannya. Banyak sekali kenangan dan memori indah bersama kedua orang tuanya, keluarga besarnya dan teman-teman Ashma.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kenangan terbaiknya hanya ada di Indonesia. Semua yang telah ia rasakan, senang, sedih, pahit manisnya kehidupan yang sudah dia rasakan.

Ashma pergi bukan membenci takdir yang sudah terjadi padanya tetapi dia ingin membuka lembaran baru bersama neneknya di Palestina. Dia ingin benar-benar menyembuhkan trauma dari kepergian kedua orang tuanya.

Mata Ashma menelisik keseluruh penjuru bandara, ia beberapa kali selalu mengecek jam ditangannya. Sudah hampir satu jam ia menunggu penerbangan.

Tidak lama itu suara Airport Announcer menginstruksikan bahwa pesawat yang akan Ashma naiki sudah siap untuk melakukan penerbangan.

Ashma menghela napas lega saat dia berhasil duduk dibangku pesawat, karena tadi pesawat sempat delay tiba-tiba mau tidak mau Ashma dan penumpang yang lainnya harus menunggu selama satu jam untuk menunggu penerbangan.

Perasaan Ashma tidak tenang sedari tadi entah mengapa seperti ada yang mengganjal di hatinya. Tapi Ashma berusaha berpikir positif mungkin hanya perasaannya saja yang sedang gundah akibat beberapa hari terakhir Ashma terlalu banyak memikirkan sesuatu yang berat.

TING...

sebuah notifikasi masuk dari salah satu chat yang ia sematkan.

Dokter Gilang

Asalamualaikum, Ashma kamu dimana?

^^^Waalaikumsalam. Saya sudah berada^^^

^^^di pesawat.√√^^^

kamu benar pergi Ashma?

^^^Foto√√^^^

...📞Dokter Gilang call...

"Assalamualaikum dok," Ashma menerima panggilan telepon dari dokter Gilang.

"Waalaikumsallam Ashma. Saya ingin berbicara sesuatu dengan kamu," ucap dokter Gilang di sebrang sana terus terang.

"Ada apa lagi dok? apakah pernyataan yang kemarin masih kurang?"

"Saya hanya ingin jujur dengan kamu. Tolong dengarkan saya, saya akan merasa menjadi pria pengecut jika terus memendam ini.

"Katakan dok," terdengar dari sebrang sana dokter Gilang menghela napas.

"Ini mungkin terlambat tapi saya tidak bisa membohongi perasaan saya sendiri Ashma. Perempuan yang saya cintai itu kamu Ash bukan Halifa."

Ashma dalam keterkejutannya hanya bisa diam, jauh didalam lubuk hatinya dia senang perasaannya terbalaskan tapi disisi lain dia juga mengingat dokter Halifa.

"Benar dok. Sangat terlambat, terimakasih atas keberanian dokter untuk mengungkapkan perasaan dokter yang sebenarnya, tapi maaf dok saya tidak memiliki perasaan yang sama seperti dokter."

Dokter Gilang disana terkekeh kecil, "jangan mengelak Ashma, saya tahu kamu berbohong."

"Dokter ini hobi sekali mengintimidasi ya, maaf dok tapi saya benar-benar tidak menyukai dokter apalagi jatuh hati dengan dokter."

"Ashma, apa perlu saya menyusul kamu."

"Tidak usah seperti itu dok."

Ashma mematikan sambungan telepon dengan dokter Gilang. Dokter Gilang terdiam sejenak memandangi ponselnya, entah apa yang dia pikirkan namun dokter Gilang benar-benar menyesal, sangat menyesal.

Ashma pun demikian tetapi keputusan yang telah ia pilih menurutnya benar, mematikan perasaan sendiri untuk menjaga hati yang lain apa salah?

Mengesampingkan perasaannya terhadap dokter Gilang, Ashma mencoba memikirkan hal lain yang membuatnya tidak berlarut lagi dalam kesedihan yang semu.

Ashma beralih menikmati perjalanannya didalam pesawat kelas ekonomi, matanya mengedar ke beberapa penumpang. Namun entah mengapa Ashma malah terpaku dengan salah satu penumpang pria berwajah bule yang sedang membaca sebuah buku.

Ashma mengakui pria itu tampan dan begitu maskulin. Mata pria itu berbalik melihat Ashma yang sedari tadi memerhatikan nya, Ashma yang tertangkap basah lantas dengan cepat menarik atensinya dari tatapan menghunus pria itu.

"Tampan sih, tapi serem."

mengabaikan tentang pria itu kini atensi Ashma tertarik pada beberapa pria bertubuh tegap yang baru saja keluar dari toilet, entah mengapa Ashma memiliki firasat yang buruk tentang pria-pria itu.

"Aku mikir apasih?!"

Tapi sepertinya memang ada yang tidak beres, para pria bertubuh besar itu seperti saling memberi kode satu sama lain. Ashma memerhatikan apa yang sedang ia pegang dibalik tas kecil yang pria mencurigakan itu pegang dan betapa terkejutnya Ashma saat melihat pria itu ternyata sedang memegang sebuah pistol.

Ashma sebisa mungkin bersikap tenang dan berusaha mencari ide agar dapat bertemu dengan petugas keamanan. Ashma melihat pramugari yang sedang berjalan lalu ia memanggil pramugari tersebut dan bersikap seolah memerlukan bantuan agar tidak menimbulkan kecurigaan.

Dengan ramah dan pelayanan yang baik pramugari itu bertanya apa yang Ashma inginkan.

"Kepala saya sakit, bolehkah saya meminta obat pereda sakit kepala?"

"Tentu saja nona, tunggu sebentar saya akan ambilkan terlebih dahulu." Ashma mengangguk dan diam-diam ia memberikan secarik kertas pada pramugari tersebut sang pramugari mengerti lalu berlalu pergi untuk mengambil obat sakit kepala.

"Pria bertubuh tegap dengan tato naga ditangannya membawa senjata tajam." Pramugari tersebut membaca selembar kertas yang diberikan Ashma. Dengan sigap dia memberi tahukah persoalan ini pada petugas keamanan.

Ashma melihat petugas keamanan yang sedang berbicara dengan pria itu lalu mereka entah kemana pergi, Ashma berharap semoga pria itu berhasil diamankan.

Tetapi sesuatu terjadi di pesawat, tiba-tiba terjadi keributan dan perkelahian dibagian belakang pesawat. Semua orang berteriak histeris saat salah satu petugas keamanan yang tadi bersama pria misterius itu dilempar oleh seseorang dan dia terluka.

Mereka mulai mengeluarkan senjata masing-masing dan menyandra beberapa penumpang.

Ternyata mereka adalah sekelompok kriminal yang berniat menyandra seluruh penumpang dan awak pesawat.

Ashma hanya bisa berdoa didalam hatinya meminta pertolongan pada yang maha kuasa agar menyelamatkan dia dan seluruh orang di pesawat dari kejahatan yang ada didepan matanya.

Salah seorang penjahat tertarik dengan Ashma hampir saja ia memegang wajah Ashma tetapi seorang pria tiba-tiba mencekal lengan penjahat itu dan memutarnya hingga terdengar bunyi retakan tulang.

Pria itu terlibat perkelahian dengan sekelompok penjahat, dia dengan sangat lincah melumpuhkan beberapa diantara mereka, setiap gerakannya tidak pernah ada yang meleset sudah seperti ahli dalam seni bela diri bahkan raut wajah pria itu biasa saja sama seperti pertama kali Ashma melihatnya, menghunus dan dingin.

Melihat teman-temannya yang terkapar, para penjahat yang menyandra beberapa penumpang melepaskan mereka dan memilih berkelahi dengan pria penyelamat itu.

"Cih, kalian semua amatiran!" Kata pria penyelamat itu dengan suaranya yang berat.

Para penjahat itu benar-benar kalah telak mereka terluka cukup serius karena terkena bogeman berkali-kali dari pria penyelamat itu sedangkan dia sama sekali tidak tergores sedikitpun.

Salah satu dari mereka melepaskan peluru berniat menembak si pria penyelamat akan tetapi pria itu dapat menghindarinya hingga peluru itu meleset dan mengenai pintu pesawat, semua orang berteriak karena mendengar suara tembakan.

Pria itu terus berduel dengan penjahat yang hampir menembakkannya dan lagi-lagi ia berhasil mengalahkannya. Dia berhasil Menumbangkan para penjahat itu dan sisanya berhasil di amankan oleh petugas keamanan.

"Ada bom!" Teriak salah satu penumpang, sontak membuat semua orang yang berada di pesawat semakin panik dan keadaan yang benar-benar kacau balau.

Pria itu pergi untuk mengecek nya, sementara Ashma beralih untuk menolong seorang penjaga keamanan yang terluka akibat diserang oleh salah satu dari mereka tadi.

"Tersisa waktu 30 detik lagi, apakah pria itu mampu menonaktifkan nya?" ucap salah seorang penumpang pesawat yang telah lanjut usia.

Para pramugari dan yang lainnya mencoba menenangkan seluruh penumpang yang panik. Sedangkan pria itu dengan serius berusaha menonaktifkan bom yang tersisa 15 detik lagi dan lagi-lagi sepertinya pria itu benar-benar ahli mengurusi hal berbahaya seperti ini, bom itu berhasil di nonaktifkan pada waktu 5 detik tersisa.

semua orang mengucapkan rasa syukur dan merasa lega karena mereka semua bisa selamat dari bahaya yang hampir merenggut seluruh orang yang ada di pesawat itu. Mereka juga berterimakasih kepada pria penyelamat itu hanya saja pria itu acuh dan tidak merespon rasa ucapan terimakasih mereka kepadanya karena telah menyelamatkan banyak nyawa.

Tiba-tiba atensi pria itu tertuju pada Ashma, dia seperti melihat seseorang dari masa lalunya.

Ashma yang sudah selesai membalut luka ringan petugas keamanan lantas berdiri dan mengucapkan terimakasih kepada pria penyelamat itu, dan sama seperti sebelumnya tidak ada respon baik yang diberikan pria itu, pria itu melewatinya dan kembali duduk seolah tidak terjadi apa-apa.

Ashma berpikir mungkin pria itu memang memiliki sifat dingin, atau mungkin dia sedang badmood perjalannya terhambat karena diganggu sekumpulan penjahat, ya mungkin benar begitu.

Misteri sekali, batin Ashma.

Pihak pesawat telah menghubungi bagian pusat dan melaporkan tentang kejadian yang terjadi di pesawat. Seluruh penjahat itu benar-benar diikat dan ditempatkan di ruangan yang terisolasi bahkan dijaga ketat oleh para penjaga keamanan pesawat.

Ternyata firasat buruknya sedari tadi sebelum menaiki pesawat adalah karena ini, Ashma bersyukur Allah selalu bersamanya dan melindunginya dari segala marabahaya dan telah mengirimkan pria penyelamat itu sebagai perantara.

...(Pria Penyelamat)...

Episodes
1 Prolog
2 1. Pergi untuk mengikhlaskan
3 2. Pria Penyelamat
4 3. Tragedi Koper
5 4. Dalam situasi berbahaya
6 5. Pesona Ashma
7 6. Aku Ashma! bukan Lily.
8 7. Menikahlah denganku
9 8. Calon suami Ashma
10 9. Saudara Baru
11 10. Hari pernikahan
12 11. Tamu tak diundang
13 12. Saling terpesona
14 13. Berjanji untuk memperjuangkan
15 14. Wanita keras kepala
16 15. Pergi tanpa izin Adam
17 16. Adam demam
18 17. Misi pertama Ashma
19 18. Perihal hubungan pernikahan
20 19. Pria yang menginginkan Ashma
21 20. Bolehkah aku memanggilmu 'Mas'?
22 21. Orang pertama tetaplah menjadi pemenangnya
23 22. Beban rindu pada Adam
24 23. Takut perasaannya akan goyah
25 24. Tidak sesuai harapan Ashma
26 25. Ashma mengidam
27 26. Sesuatu yang diluar dugaan
28 27. Tidak siap ditinggalkan lagi
29 28. Ashma merajuk
30 29. Perubahan sikap Ashma
31 30. Bertemu Daniel dan Maryam
32 31. Membawa pulang kekasihnya
33 32. Seolah mati rasa
34 33. Tamparan wanita ringkih
35 34. Simfoni Menyedihkan
36 35. Mala Petaka
37 36. Pudarnya kepercayaan
38 37. Takut ditinggalkan
39 38. Pertemuan yang tidak terduga
40 39. Ratapan sendu
41 40. Anna uhibbuka fillah
42 41. Romantisme ditanah surga
43 42. Perkebunan anggur
44 43. Tekad wanita lincah
45 44. Apapun untuk nona kekasihnya
46 45. Kecemburuan lelaki rakus
47 46. Harus merindu lagi
48 47. Bayangan wajah halal
49 48. Bangunan tanpa pondasi
50 49. Ungkapan apresiasi wanitanya
51 50. Mari berkencan
52 51. Perhitungan kelima bulan
53 52. Dia mencintai istrinya
54 53. Melewati masa kritis
55 54. Mencintai Pencipta-Nya
56 55. Istrinya siuman
57 56. Perasaannya sudah menghilang
58 57. Tolong lepaskan ikatan kita
59 58. Meminta untuk menunggu
60 59. Misi investigasi
61 60. Mari bercerai
62 61. Sorot mata yang berbeda
63 62. Menegakan sandaran
64 63. Ana uhibbuka fillah ya zaujati
65 64. Pagi-pagi merusuh
66 65. Serangan panik
67 66. Tanah Palestina
68 67. Firasat buruk
69 68. Lahir prematur
70 69. Menunggu Adam pulang
71 70. Mas bayi
72 71. Ayasha Xavier Kenedy
73 72. Adam merusuh
74 73. Ambisi Edward
75 74. Saling mencintai
76 75. Aroma manis
77 76. Banyak jalan menuju Roma
78 77. Tidak akan membiarkan kekasihnya menderita
79 78. Memperjuangkan anaknya
80 79. Suatu kepercayaan
81 80. Air kehidupan
82 81. Dalam provokasi
83 82. Perasaan sensitif
84 83. Zahra demam
85 84. Kemesraan disiang hari
86 85. Paket rahasia
87 86. Teror dimulai
88 87. Saling menyayangi
89 88. Zavier?
90 89. panggilan penting
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Prolog
2
1. Pergi untuk mengikhlaskan
3
2. Pria Penyelamat
4
3. Tragedi Koper
5
4. Dalam situasi berbahaya
6
5. Pesona Ashma
7
6. Aku Ashma! bukan Lily.
8
7. Menikahlah denganku
9
8. Calon suami Ashma
10
9. Saudara Baru
11
10. Hari pernikahan
12
11. Tamu tak diundang
13
12. Saling terpesona
14
13. Berjanji untuk memperjuangkan
15
14. Wanita keras kepala
16
15. Pergi tanpa izin Adam
17
16. Adam demam
18
17. Misi pertama Ashma
19
18. Perihal hubungan pernikahan
20
19. Pria yang menginginkan Ashma
21
20. Bolehkah aku memanggilmu 'Mas'?
22
21. Orang pertama tetaplah menjadi pemenangnya
23
22. Beban rindu pada Adam
24
23. Takut perasaannya akan goyah
25
24. Tidak sesuai harapan Ashma
26
25. Ashma mengidam
27
26. Sesuatu yang diluar dugaan
28
27. Tidak siap ditinggalkan lagi
29
28. Ashma merajuk
30
29. Perubahan sikap Ashma
31
30. Bertemu Daniel dan Maryam
32
31. Membawa pulang kekasihnya
33
32. Seolah mati rasa
34
33. Tamparan wanita ringkih
35
34. Simfoni Menyedihkan
36
35. Mala Petaka
37
36. Pudarnya kepercayaan
38
37. Takut ditinggalkan
39
38. Pertemuan yang tidak terduga
40
39. Ratapan sendu
41
40. Anna uhibbuka fillah
42
41. Romantisme ditanah surga
43
42. Perkebunan anggur
44
43. Tekad wanita lincah
45
44. Apapun untuk nona kekasihnya
46
45. Kecemburuan lelaki rakus
47
46. Harus merindu lagi
48
47. Bayangan wajah halal
49
48. Bangunan tanpa pondasi
50
49. Ungkapan apresiasi wanitanya
51
50. Mari berkencan
52
51. Perhitungan kelima bulan
53
52. Dia mencintai istrinya
54
53. Melewati masa kritis
55
54. Mencintai Pencipta-Nya
56
55. Istrinya siuman
57
56. Perasaannya sudah menghilang
58
57. Tolong lepaskan ikatan kita
59
58. Meminta untuk menunggu
60
59. Misi investigasi
61
60. Mari bercerai
62
61. Sorot mata yang berbeda
63
62. Menegakan sandaran
64
63. Ana uhibbuka fillah ya zaujati
65
64. Pagi-pagi merusuh
66
65. Serangan panik
67
66. Tanah Palestina
68
67. Firasat buruk
69
68. Lahir prematur
70
69. Menunggu Adam pulang
71
70. Mas bayi
72
71. Ayasha Xavier Kenedy
73
72. Adam merusuh
74
73. Ambisi Edward
75
74. Saling mencintai
76
75. Aroma manis
77
76. Banyak jalan menuju Roma
78
77. Tidak akan membiarkan kekasihnya menderita
79
78. Memperjuangkan anaknya
80
79. Suatu kepercayaan
81
80. Air kehidupan
82
81. Dalam provokasi
83
82. Perasaan sensitif
84
83. Zahra demam
85
84. Kemesraan disiang hari
86
85. Paket rahasia
87
86. Teror dimulai
88
87. Saling menyayangi
89
88. Zavier?
90
89. panggilan penting

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!