Satu tahun Ashma berusaha ikhlas dan melanjutkan hidupnya dengan warna-warni kisah beragam. Sembuh dari sakit itu harus, dan kemauan untuk bangkit kembali untuk menjalani hidup yang akan terus berjalan setiap harinya.
Ashma benar-benar sibuk, menjadi seorang perawat memang profesi yang sangat luar biasa melelahkan, tapi itu hanya keluhan sementara saja. Sebenarnya yang dirasakan menjadi seorang perawat itu adalah sebuah anugerah luar biasa karena profesi ini dapat mendatangkan keberkahan.
Seperti Ashma yang sekarang ini kedapatan merawat anak bayi berumur 7 bulan yang sangat lucu. Ashma bahkan sempat mengkhayal memiliki seorang bayi lucu seperti yang sedang dia pandangi sekarang.
Menepis pikirannya yang sudah jauh berkelana, Ashma terkekeh sendiri atas khayalannya tadi. Sebenarnya dia memiliki perasaan pada dokter Gilang, lelaki yang pernah menangani ibunya waktu itu.
Sejak awal ia bertemu dengan dokter Gilang Ashma telah jatuh cinta pada pandangan pertama, tetapi Ashma sempat menepis perasaan itu karena pada masa itu adalah tahun yang cukup berat bagi Ashma sehingga lambat laun dia acuh tak acuh dengan perasaannya pada dokter Gilang.
Tapi kali ini Ashma tidak ingin menepis perasaannya lagi. Ashma benar-benar jatuh hati dengan dokter Gilang yang dinginnya luar biasa, tidak banyak bicara tapi sekalinya beraksi sudah macam super hero.
Dokter Gilang 3 tahun lebih tua dari Ashma, sekarang umur dokter Gilang 28 tahun sedang Ashma 25 Tahun. Wah sudah sangat matang kan untuk melangkah ke jenjang serius. Tapi Ashma tidak ingin terlalu berharap lebih dengan manusia, lagipula dokter Gilang itu dingin dan cuek terlebih lagi sangat jarang berbicara dengan Ashma jadi mana mungkin dia juga memiliki perasaan yang sama dengannya.
Ashma juga harus mampu mengontrol diri sebab sepertinya dokter Gilang menyukai orang lain dan itu adalah Halifa, dokter baru yang sedang melakukan tugas selama 4 bulan dirumah sakit kasih hati, itulah yang Ashma rasakan dengan alibinya sendiri.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dada Ashma berdenyut nyeri, padahal belum tentu kepastiannya. Ashma hanya menerka-nerka sebab melihat dokter Gilang banyak berinteraksi dengan dokter Halifa, Dokter Gilang juga sering tersenyum di sela-sela obrolan mereka, berbeda jika sedang bersama Ashma.
Seperti sekarang ini, Ashma diam-diam memperhatikan gerak-gerik dua insan itu di kantin rumah sakit. Ashma benar-benar terlihat seperti penguntit.
"Dokter Gilang terlihat sangat senang berbicara dengan dokter Halifa, sedangkan kalau bersama aku dia itu benar-benar sangat dingin." Monolog Ashma. Ia tersenyum kecut sambil mengunyah makanannya.
"Ah sudahlah, semakin aku seperti ini semakin pula aku berharap sama dokter Gilang."
Ashma pergi meninggalkan kantin, ia juga sudah menyelesaikan makan siangnya. Menepis rasa cemburunya ini Ashma memutuskan untuk mengambil air wudhu untuk menenangkan diri.
Tanpa ia sadari sebenarnya dokter Gilang sedari tadi menyadari kehadiran Ashma. Dia juga beberapa kali sempat melihat Ashma yang selalu mencuri-curi pandang kearahnya dan dokter Halifa. Dokter Gilang tersenyum tipis, ia sangat menyukai ekspresi wajah Ashma yang seperti sedang menahan kesal.
...•••...
Hari terus berlalu dan semakin cepat, tidak terasa sudah 3 bulan lagi semenjak kedatangan dokter Halifa, hari ini adalah terakhir kalinya ia bekerja sebagai perawat dirumah sakit Kasih Hati. Ashma telah memutuskan akan tinggal di Palestina bersama neneknya, ia juga mendapatkan kabar bahwa neneknya sering jatuh sakit dan sudah saatnya Ashma menemani Neneknya di masa tua.
Tidak ada alasan lain untuk Ashma tetap tinggal di Indonesia. Ayah dan Ibunya sudah tidak ada, keluarga besarnya sudah membebaskan dia untuk menjalani hidupnya, dan perasaannya pada dokter Gilang sama sekali tidak ada balasan, yang ada ia malah menerima berita menyakitkan.
Seminggu yang lalu dokter Gilang dan dokter Halifa memberi undangan yang tidak terduga, mereka akan menikah dalam waktu dekat ini dan Ashma benar-benar patah hati mendapati kenyataan bahwa orang yang dia cintai mengumumkan tanggal dan hari pernikahannya, itu sangat sakit sampai membuat Ashma kecewa dengan dirinya sendiri, lagi-lagi ia terlalu berharap kepada manusia dan inilah hasilnya.
"Kamu tidak akan kembali lagi Ashma?" Ini adalah pertanyaan dokter Gilang ke-tiga kalinya, Ashma sempat heran mengapa dokter Gilang sampai menanyainya berulang kali.
"Pertanyaan ke-tiga kalinya dok,"
"Saya hanya ingin memastikan."
Ashma berusaha setegar mungkin, ia tidak boleh sampai lepas kendali karena orang yang ada dihadapannya ini seperti memberi harapan dan berusaha memenjarai Ashma.
"Dokter kan sudah dengar jawaban saya bahwa saya tidak akan kembali untuk menetap di Indonesia, tapi sesekali saya akan pulang untuk bertemu keluarga ibu." Ashma menjelaskan lagi, kali ini ia sedikit kesal.
"Saya tidak ingin kamu pergi Ashma!" Ashma Tercenung mendengar apa yang diucapkan dokter Gilang.
"Kenapa dokter melarang saya? Dokter tidak punya hak untuk itu!" Ashma mulai kesal oleh dokter Gilang.
"Saya tahu. Tapi apakah kamu tidak berpikir bagaimana perasaan orang-orang yang menyayangimu, ditinggal pergi?" Dokter Gilang tiba-tiba berubah dramatis.
"Saya tidak memiliki alasan lagi untuk tetap berada disini, Ibu dan Ayah sudah tidak ada apalagi... " Dokter Gilang menunggu kata-kata selanjutnya dari mulut Ashma.
"Lelaki yang saya cintai tidak pernah peka. Dia memilih wanita lain, dan saya salah karena mengharapkannya juga terlalu pengecut karena tidak terus terang."
"Siapa?" Dokter Gilang bertanya, Ashma hanya bisa mengatakan didalam hatinya bahwa lelaki itu adalah dia.
"Dokter gak usah tahu. Dia sudah pupus semenjak saat itu." Setelah perkataan terakhirnya Ashma memilih pergi meninggalkan dokter Gilang, tapi suara bariton itu lagi-lagi memberhentikan langkahnya.
"Lelaki itu saya kan?" Ashma menoleh.
"Selain dokter berusaha menahan saya, dokter juga terlalu percaya diri!" Ashma menggigit bibirnya sendiri, menahan sesak di dadanya karena berbohong.
Perpisahan ini adalah akhir dari segala perasaannya. Dia sengaja berkata ketus kepada dokter Gilang karena Ashma takut lelaki itu memberikan harapan sedangkan ada wanita lain yang telah menungguinya.
Tentang berita yang Ashma dengar selain undangan pernikahan yang tiba-tiba di umumkan oleh Dokter Halifa dan dokter Gilang, ia juga mendengar rumor bahwa mereka dijodohkan oleh orang tua mereka, tetapi Ashma tahu bahwa dokter Halifa memang benar-benar mencintai dokter Gilang. Ashma sendiri yang mendengar pernyataan itu dua bulan yang lalu dari mulut dokter Halifa.
"Lebih baik aku tidak tahu dok seperti apa perasaan dokter terhadap saya. Saya takut wanita baik seperti dokter Halifa harus tersakiti karena saya."
Tidak harus memiliki kan?
Dokter Gilang hanya bisa terdiam. Ternyata dia ini lelaki pengecut, dia terlalu gengsi mengungkapkan perasaan cintanya sejak awal pada Ashma. Sekarang ia harus kehilangan wanita yang ia cintai.
Tentang dokter Halifa. Dokter Gilang menyesal karena tidak terus terang bahwa ia tidak mencintainya, dia terpaksa menerima perjodohan dari orang tuanya.
Dokter Gilang tidak tega saat melihat Ibu memohon agar menerima perjodohan nya dengan dokter Halifa, katanya kalau dahulu keluarga Halifa tidak menolong keluarganya mereka pasti tidak akan melihat Gilang bisa hidup sampai sekarang, dahulu ia pernah mengalami kecelakaan dan keluarga Halifa yang membantu seluruh administrasi nya.
Karena itu dokter Gilang tidak bisa menolak, tetapi ia tidak bisa membohongi perasaannya bahwa hatinya hanya untuk Ashma.
#TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Lady Ev
smngt Thor..
kalau brknan mmpir jga di karyaku
2023-07-16
0