Seketika mata tersenyum manis, mereka pun buru-buru membaringkan Fiona di atas kasur king size tersebut dan kemudian meningal kan nya.
Sungguh perbuatan Maya sudah benar-benar keterlaluan, dia benar-benar tidak memiliki hati nurani sama sekali.
Setelah meletakkan Fiona di atas ranjang itu, mereka pun keluar dari dalam kamar tersebut dan kembali mengunci pintu nya dari luar.
"Ini uang mu, ingat, siapa pun tidak boleh tau apa yang terjadi malam ini, jika itu sampai bocor,maka kepala mu juga akan bocor."Ucap Maya mengancam pelayanan clab yang sudah membantu nya itu.
"Aku mengerti nona."Jawab sang pelayan yang saat ini sudah mendapatkan upah yang begitu banyak dari Maya.
Setelah memberikan uang itu, Maya pun berlalu pergi dari tempat itu, sementara si pelayan clab buru-buru kembali ke lantai bawah untuk melakukan pekerjaan nya.
Sementara itu Fiona yang ada di dalam kamar 009 itu merasa benar-benar kepanasan dan rasa nya dia sangat ingin membuka baju nya dengan segera.
Fiona memaksa kan tubuh nya yang sudah lemah untuk beranjak dari ranjang itu, dia pun dengan susah payah akhirnya berhasil mendekati pintu kamar, beberapa kali tangan nya mengedor-gedor pintu kamar tersebut untuk meminta pertolongan, karena pintu kamar yang terkunci dari luar.
"Buka pintu nya, aku ingin keluar! Ahh panas sekali di sini!"Ucap Fiona yang saat ini sudah meringkuk di depan pintu kamar yang terkunci.
Di saat-saat seperti ini mata nya tertuju ke arah kamar mandi, yang di mana pintu dari kamar mandi itu mulai terbuka dengan perlahan.
Dengan mata buram, Fiona melihat seseorang yang melangkah kan kaki nya keluar dari kamar mandi tersebut.
Dia seorang laki-laki, bertubuh kekar, tinggi, yang saat itu tubuh nya hanya di baluti dengan handuk sepinggang, sehingga perut sespek nya yang bak roti sobek itu terlihat sangat menggoda di mata Fiona yang sedikit buram.
Perlahan laki-laki itu berjalan mendekat ke arah Fiona dengan langkah kaki yang sedikit pelan.
Dia membungkuk dan menatap Fiona dengan tatapan aneh, sambil memegang dagu Fiona, laki-laki itu membolak-balik wajah Fiona ke kiri dan ke kanan, dia terlihat benar-benar mengamati Fiona.
"Siapa yang mengantar mu ke sini? Maksud ku, siapa yang mengijinkan mu masuk ke kamar ku?"Tanya laki-laki tersebut.
Fiona yang saat itu mata nya sudah benar-benar buram tidak bisa melihat wajah laki-laki itu dengan jelas, ia pun angkat bicara."Tolong, tolong keluar kan aku dari sini."Ucap nya sambil menatap laki-laki itu dengan tatapan sendu.
"Aku tidak mengenal mu, mengapa aku harus membantu mu?"Tanya laki-laki itu yang hendak kembali berdiri.
Namun tangan Fiona memegangi tangan nya dengan begitu erat."Tuan, ini sangat gerah, bisa kah kau membantuku ke kamar mandi? Aku ingin mandi."Lirih Fiona lagi.
Mendengar itu, si laki-laki pun kembali berjongkok dan mengamati Fiona. Sesekali dia mengendus-endus aroma dari bibir Fiona.
"Dia minum bir tapi jika dia merasa panas, jelas ada obat perangsang, ck, siapa yang memainkan tarik licik ini untuk menjebak ku."Pikir laki-laki tersebut yang malah merasa ada seseorang yang dengan sengaja ingin menjebak nya dengan seorang wanita.
"Panas sekali."Lirih Fiona lagi yang kini malah membuka kancing dress yang di gunakan sehingga kedua gunung kembar yang besar itu terekspos jelas di depan mata laki-laki itu.
"Saat ini jika kau ingin aku mengeluarkan mu dari sini, itu masih bisa."Ucap laki-laki itu menatap wajah Fiona dengan susah payah menahan dirinya agar tidak menerkam wanita yang ada di depan nya saat ini.
Tubuh Fiona yang mulus, dan wajah nya yang cantik benar-benar membuat laki-laki manapun yang melihat nya akan tergila-gila dan tidak akan mampu menahan diri.
"Aku mohon bantu aku, aku sudah benar-benar tersiksa."Ucap Fiona yang kemudian mengalungkan tangannya di leher si laki-laki yang tidak dia kenal.
Fiona mulai memeluk laki-laki tersebut dan mengigit beberapa kali leher laki-laki itu dengan lincah nya."Enghhh."******* kecil mulai terdengar di telinga sang laki-laki saat Fiona melepaskan gigitan itu.
"Kau yang memulai nya, jangan salah kan aku, wanita ******."Ucap laki-laki itu yabg kemudian mengendong Fiona menuju kasur.
Laki-laki itu melempar tubuh Fiona ke atas kasur, dengan dress yang sudah terbuka dan juga paha mulus yang terekspos jelas, laki-laki mana yang bisa menahan hasrat itu.
Perlahan laki-laki itu melepaskan handuk yang di gunakan dan melempar nya ke sembarang arah.
Ia pun naik ke ranjang dan mulai mengungkung Fiona di bawah nya. Mata Fiona semakin sendu menatap laki-laki itu, seolah dirinya benar-benar ingin meminta bantuan yang lebih besar lagi.
Senyum miring dari laki-laki itu pun mulai terlihat, sebelum dia meraup bibir merah cery milik Fiona.
Entah mengapa rasanya baru kali ini dia begitu menikmati tubuh seorang wanita yang begitu membuat nafsu nya meluap.
"Enghhh."lagi-lagi Fiona mengerang nikmat saat laki-laki itu mencium dan memberikan tanda merah ke biruan di leher nya.
"Terus lah mendesah,itu akan membuat permainan semakin nikmat."bisik laki-laki tersebut dengan lihainya meremas dua gunung kembar milik Fiona yang terasa kencang dan begitu berisi.
Pemain pun terasa semakin panas, tidak ada rasa sabar lagi dari sang laki-laki."Kau yabg meminta aku melakukan ini pada mu bukan? Bersiap lah."Ucap laki-laki tersebut yang kemudian menghujamkan benda tumpul itu ke dalam goa hangat milih Fiona.
Saat merasakan rasa sakit ini, Fiona menjerit merasakan sesuatu telah menerobos paksa masuk ke dalam liang mahkota yang sudah di jaga nya selama dua puluh dua tahun ini., Air mata Fiona mulai menetes dari ekor mata nya, dia mengigit kuat bibir nya sendiri, menahan sakit dan perih nya, ini adalah pertama kalinya dia merasakan rasa sakit yang teramat sakit.
Sementara si laki-laki menatap Fiona dengan tatapan kaget, tidak di sangka wanita yang ada di bawah nya saat ini adalah seorang wanita perawan.
"Dia masih perawan? Siapa yang mengirimkan dia ke kamar ku? Sebelum nya tidak ada yang mengirim gadis perawan untuk ku, apa aku salah?"Ucap laki-laki tersebut mulai merasakan bingung setengah melihat darah segar yang keluar dari mahkota Fiona.
Nasi sudah menjadi bubur, menghentikan permainan itu juga dia rasa tidak mungkin karena dirinya sudah benar-benar masuk dalam permainan yang begitu memuaskan ini, dan itu pun berlanjut dalam beberapa jam kemudian.
Yang puasa jangan baca ya, tunggu malam dulu hehe.
Keesokan harinya.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Renireni Reni
kasihan fio
2023-06-14
0