Part 05

Nasi sudah menjadi bubur, menghentikan permainan itu juga dia rasa tidak mungkin karena dirinya sudah benar-benar masuk dalam permainan yang begitu memuaskan ini, dan itu pun berlanjut dalam beberapa jam kemudian.

Keesokan harinya.

Fiona terbangun dari tidurnya nya, badan nya terasa seperti di pukul dengan tongkat kayu yang besar,itu terasa sangat sakit.

"Mengapa kepala ku sangat pusing? Rasanya benar-benar pusing, badan ku sakit."Tutur Fiona sambil melirik sekeliling nya.

Saat ini di dalam kamar itu hanya ada dirinya sendiri, tidak terlihat adanya orang lain.

Kamar yang begitu asing bagi nya, membuat Fiona merasa khawatir."di mana aku?"Ucap Fiona yang kemudian hendak beranjak dari kasur king size tersebut, namun tiba-tiba dia merasakan rasa perih di selenkangan nya.

"Ah."Ringis Fiona merasa sakit. Ia pun membuka perlahan selimut yang menutupi tubuh nya, terlihat tubuh polos tanpa sehelai benang pun.

Tangan Fiona gemetar, mata nya menatap darah yang sudah kering di selimut dan juga di atas kasur yang dia tiduri saat ini, tubuh tanpa baju itu sekarang benar-benar terlihat jelas begitu banyak bekas ******.

"Apa? Apa yang telah terjadi kepada ku? Hiksss, mama! Aku, aku sudah kotor!"Jerit Fiona sambil menutupi wajah nya dengan selimut.

Fiona baru saja menyadari jika saat ini dirinya berada di dalam kamar di clab malam.

Tapi sayang nya dia hampir tidak bisa mengingat kejadian tadi malam, dan siapa laki-laki yang sudah berani menyentuh dirinya bahkan merusak keperawanan nya.

Menyadari hal ini, Fiona pun menangis sejadi-jadinya, sambil sesekali berusaha kembali mengingat kejadian tadi malam.

Banyak hal yang di lupakan oleh Fiona, dia hanya ingat di mana dia mengikuti Maya yang ingin bertemu dengan dengan Alfa, dan juga seorang pelayan yang memberikan dia segelas bir, setelah itu dia tidak mengingat apapun lagi, tentu saja hal ini membuat nya furstasi.

Namun di tengah kekacauan itu, Fiona terus berusaha berdiri dan buru-buru memakai kembali semua pakaian nya, di pikiran nya saat ini hanya lah harus buru-buru keluar dari kamar itu dan pergi dari clab tersebut sebelum ada yang melihat dirinya dalam kondisi seperti ini.

Setelah mengunakan pakaian nya, Fiona pun bergegas untuk keluar dari kamar tersebut, namun baru saja dia hendak memegang gagang pintu dan membuka pintu itu seseorang sudah lebih dulu mendorong pintu tersebut sehingga membuat Fiona terhuyung ke belakang beberapa langkah.

"Kakak! Jadi kau di sini? Kami mencari mu semalaman! Apa yang kau lakukan di sini?"Tanya Maya dengan nada suara tinggi.

"Fiona, ini benar-benar kau?"Ucap Alfa kepada Fiona.

"Astaga, Fiona, bekas apa itu di leher dan dada mu?"Ucap mama Dewi kepada Fiona.

Saat ini sudah tidak ada jalan untuk menutupi apapun kepada mereka, Fiona sudah benar-benar di pojokan oleh ibu dan anak sialan itu.

"Maya, ini semua adalah rencana mu kan?"Ucap Fiona menatap mata dengan tatapan tajam.

"Astaga, kakak, mengapa kau mengatakan itu kepada ku? Aku khawatir setengah mati mencari mu, begitu juga dengan kak Alfa, mama dan papa, semuanya menghawatirkan mu, tapi ternyata kau ada di sini dan bersenang-senang, hikss kak, kau menjadi seperti ini karena aku kan?"Tanya Maya yang saat itu kembali lagi memulai ekting nya.

"Fiona, jangan menyalakan orang lain lagi, sekarang juga ikut aku!"Ucap Alfa yang kemudian menarik Fiona keluar dari kamar itu.

Sementara mama Dewi dan Maya saling pandang dan saling tersenyum.

Alfa membuka pintu mobil nya dan memasukan Fiona ke dalam mobil itu lalu melaju meningal kan clab, begitu juga dengan mama Dewi dan Maya, mereka mengikuti dari belakang dengan mobil mereka.

"Alfa, percaya padaku aku di jebak."Ucap Fiona kepada Alfa.

"Jebakan apa yang membuat mu melakukan hal kotor itu Fiona?"Tanya Alfa sambil fokus mengemudi mobil dengan kecepatan tinggi.

"Mengapa kau tidak percaya pada ku? Saat itu kau juga melakukan ini kepada Maya bukan?"Tutur Fiona dengan nada suara lirih, dirinya sudah benar-benar pasrah.

"Aku tidak melakukan apapun, dan kau bisa melihat sendiri tubuh Maya, tidak ada bekas apapun, dan sekarang kau balas dendam pada ku dengan melakukan hal ini? Kau benar-benar perempuan kotor!"Ucap Alfa dengan suara lantang.

"Cukup! Baiklah, jika kau tidak percaya kepada ku, aku akan membatalkan pertunangan ini, Anggap saja ini semua karena kesalahan yang aku buat!"Ucap Fiona tak kalah meninggikan nada suaranya.

Saat ini mobil Alfa berhenti tepat di depan mansion Fiona.

Dia memarkir kan mobil nya, lalu kembali menyeret Fiona keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam masion.

Di ruang tengah mansion sudah terlihat papa Robert yang berdiri tegap membelakangi Fiona.

"Papa, kami sudah menemukan kakak."Ucap Maya dan mama nya yang saat itu juga sudah tiba di mansion.

"Pa, percaya pada ku, hiksss, aku tidak melakukan apapun? Aku di jebak oleh mereka!"Ucap Fiona mencoba menjelaskan kepada papa nya apa yang sebenarnya terjadi.

Plak ... Plak ... Dua tamparan keras dari sang papa berhasil mendarat di kedua pipi Fiona yang membuat sudut bibir Fiona mengeluarkan sedikit darah segar.

Fiona menatap nanar wajah sang papa yang kini sudah berhadapan langsung dengan nya.

"Pa ... "lirih Fiona tidak menyangka jika saat ini sang papa sudah tega memukuli nya.

"Jangan panggil aku papa, aku tidak sudi memiliki anak, seorang pelacur seperti dirimu!"Bentak papa Robert kepada Fiona, mata nya memerah dia terlihat sangat marah kepada Fiona.

"Jadi, jadi papa lebih mempercayai mereka dari pada aku?" Tutur Fiona dengan suara lirih dan sedikit gemetar, tangan nya memegang pipi nya yang terasa panas akibat tamparan dari sang papa.

"Cukup! Semua yang terjadi, adalah keinginan mu sendiri, jangan mencoba menuduh orang lain Fiona, kau benar-benar keterlaluan, aku tidak pernah memiliki anak seperti dirimu, **** juga bereskan barang-barang mu dan angkat kaki dari mansion ini, kedepannya kau bukan lah anak ku!"Ucap papa Robert mengatakan hal itu dengan lantang.

Deg ... Rasanya saat ini jantung Fiona sudah ingin berhenti berdetak, dia tidak menyangka sang papa yang selama ini menjadi satu-satunya tempat dia bergantung sudah tidak mengakui dirinya sebagai anak hanya karena satu permasalahan yang sebenarnya di buat oleh kedua orang ya itu adik dan mama tiri nya sendiri.

"Om, apa itu tidak berlebihan."Ucap Alfa kepada papa Robert.

"Alfa, jangan ikut campur, tanggung jawab mu sekarang adalah Maya, dan wanita ini, bukan lagi bagian dari keluarga ku."Ucap papa Robert tampa pikir panjang.

Sementara itu, air mata Fiona tak lagi bisa di bendung, mendengar ucapan demi ucapan yang menyayat hati dari seorang papa yang menjadi cinta pertama nya sebagai anak tunggal satu-satunya.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Renireni Reni

Renireni Reni

udah pergi aja fi

2023-06-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!