Berusaha Memperbaiki

"Loh Pak, kenapa ke kantor?" tanyaku malam itu ketika mobil justru berhenti di depan loby perusahaan. Sebelumnya aku memang merasa jika arah kami pulang bukanlah jalan menuju ke rumahku. Dimana kini kami justru berhenti di sebuah gedung tinggi tempatku bekerja setiap hari. Ku tatapn aneh wajah pria di sampingku. Jangan bilang jika dia ingin memintaku bekerja lembur malam ini? Tidak. Aku tidak akan mau. Ini benar-benar sangat keterlaluan. Bahkan gaunku malam ini tentu tak akan nyaman jika di pakai bekerja. Hingga akhirnya aku melihat pergerakan tubuh pria itu keluar dari mobil.

"Tunggu di sini dan jangan kemana-mana." itulah kata terakhir yang ku dengar hingga aku tak lagi melihatnya di sampingku.

Rasanya tubuh dan pikiranku saat ini sedang gelisah sekali. Dimana seharusnya aku bisa istirahat menikmati malam indah bersama Khalid justru hancur. Sungguh aku paham bagaimana perasaan kekasihku saat melihatku bersama Pak Rafan justru tampil dengan sangat serasi.

Kini beban di pikiranku bertambah dimana aku harus bisa menyelesaikan masalahku dengan Khalid. Aku benar-benar sangat bingung. Sedangkan waktu semakin beranjak malam dimana aku tak mungkin lagi bisa menemui Khalid jika aku pulang sangat malam. Ibu tentu tak akan mengizinkan aku pergi di malam hari.

Aku semakin gelisah kala melihat ke arah kantor dimana masih belum terlihat pria itu hendak keluar dari gedung itu. Satu jam berlalu aku menoleh kembali dan masih belum ada tanda-tanda jika pria itu akan keluar dan pulang. Aku duduk menunggu rasanya benar-benar tak tenang. Di pergelangan tanganku jam sudah menunjuk angka sebelas malam.

"Kak, angkat teleponku." gumamku melihat ponsel yang masih saja berdering tanpa ada jawaban dari seberang sana. Mataku terasa memanas. Apa ini malam yang menjadi pemisah antara aku dan Khalid? Berat rasanya untuk membayangkan akhir hubungan yang sudah lama kami jalani selama ini.

Hingga waktu beranjak setengah dua belas malam aku melihat keadaan yang masih sama hingga tak terasa mataku sudah tak tahan lagi dan tertutup perlahan. Aku tidak tahu apa yang terjadi selama aku terlelap di dalam mobil. Yang jelas pagi ini ketika aku bangun, aku melihat dimana aku sudah berbaring di kamarku.

Keliling ku pandangi kamar yang benar-benar memang adalah kamarku. Tubuhku yang lelah aku paksa untuk bangun hingga ibu masuk ke dalam kamarku.

"El, hari ini kamu di suruh istirahat. Katanya kerjaan biar di kerjakan besok saja. Baik sekali yah bos kamu itu?" ujar Ibu padaku memuji Pak Rafan.

Sontak aku mengerutkan kening mendengar ucapan ibu. Apa itu artinya ibu sudah bertemu dengan Pak Rafan? Aku duduk dan menatap ibu dengan penuh tanya.

"Dia ke rumah ini, Bu? Bertemu ibu?" tanyaku merasa tak percaya.

"Dia di mobil saja, supirnya yang mengatakan itu pada ibu." ujar ibu nampak tersenyum dan membuat aku semakin tak mengerti.

Jika Pak Rafan di mobil apa itu artinya aku ke rumah di bantu supirnya? Astaga apa benar pak supir yang memegang tubuhku? Mendadak aku merinding membayangkan hal itu. Dan ibu nampak menggeleng saja melihat tingkahku yang nampak linglung saat ini.

"Ibu sudah buat sarapan, ayo mandi dan sarapan sama ibu." ajak ibu tanpa mau berbicara apa pun padaku lagi.

Aku tampak bingung sekali, pikiranku yang kosong mendadak mengingat kejadian semalam dan aku segera bergegas bersiap sarapan dan pergi ke suatu tempat. Yah, rumah Khalid adalah tujuanku saat ini. Aku harus segera bertemu Khalid untuk menyelesaikan semuanya. Apa pun yang terjadi yang terpenting aku sudah berusaha menjelaskan semuanya.

Ibu yang meminta aku beristirahat tak lagi aku perdulikan, aku bergegas pergi meninggalkan rumah dan di sinilah aku berada saat ini. Rumah yang hanya di huni oleh Khalid dan juga beberapa pelayannya. Mataku mengedar jelas di halaman biasa parkir mobilnya tak terlihat sama sekali saat ini.

"Bibi," panggilku pada pelayan yang tengah menyiram tanaman di depan rumah itu.

"Eh Non Ellia? Cari Tuan Khalid yah?" sapanya dengan wajah tersenyum ramah. Lantas aku menganggukkan kepala.

"Dari semalam Tuan tidak pulang. Saya pikir ada acara sama Non Ellia." sahut bibi membuat aku semakin bingung dan gelisah saat ini.

Dari semalam ia tidak pulang, kemana perginya Khalid. Aku pun semakin cemas ketika mencoba kembali menghubungi namun tak kunjung mendapatkan jawaban. Bahkan ketiga kalinya aku menghubungi ponselnya sudah tak lagi aktif saat ini. Rasanya aku benar-benar kacau pagi ini bingung harus mencari kemana hingga pikiranku pun tertuju pada perusahaan tempatnya bekerja. Yah, semoga saja Khalid ada di sana. Itu harapan ku satu-satunya.

Terpopuler

Comments

Ratu Kalinyamat

Ratu Kalinyamat

lanjuutt author

2023-08-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!