Episode 3: Perkelahian

"Salam nek, saya Marvin, temannya Callista." Jawab Marvin langsung mencium tangan nenek Callista dan tersenyum.

"Anak yang sopan dan tampan. Mari duduk dulu." Memuji Marvin.

"Terima kasih banyak nek." Langsung duduk disamping nek Brianna.

Nenek Brianna, adalah nenek yang sudah menjaga Callista sejak ia berumur 7 tahun, dan sangat menyayangi Callista, layaknya seperti anak kandungnya sendiri.

"Callista, ambilkan cemilan yang ada di lemari dapur. Tadi nenek sudah membuatnya." Perintah nek Brianna kepada Callista.

"Oh ya Callista, jangan lupa dengan kopi latte nya 1 ya." Ucap Marvin langsung memintanya kepada Callista.

"Baiklah, ditunggu sebentar." Jawabnya langsung menuju dapur.

"Sejak kapan kalian kenal?." Tanya nek Brianna sambil memegang tangan Marvin.

"Kami baru saja kenal nek dan baru berteman juga. Tapi Callista memang wanita yang baik ya nek." Jawabnya sambil memuji Callista.

"Dia sangat mirip dengan ibunya yang baik dan cantik. Ia juga pandai bermusik dan bernyanyi, persis seperti ayahnya." Curhat nek Brianna.

"Dimana ayah dan ibu Callista sekarang nek?." Tanya Marvin kepadanya.

"Sejak ia berumur 7 Tahun, ia sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya meninggal dalam kebakaran di tempat kerja ibunya dan ayahnya berusaha menyelamatkannya, tapi mereka malah terjebak di api tersebut dan membuat mereka meninggal dunia, karena kehabisan nafas.

"Dan itu membuat hati Callista sangat sakit dan meluangkan semua emosinya dengan musik dan nyanyiannya." Ucap nek Brianna menjelaskan masa lalu pahit Callista.

"Ayah dan ibunya hanya meninggalkan sebuah piano yang sangat di gemar oleh kedua orang tuanya. Itulah satu satunya warisan dari ayah dan ibunya." Ucap nek Brianna sambil menunjuk piano tersebut.

"Kehidupan Callista masih lebih baik, karena masih ada nenek yang menyayanginya. Tidak seperti diriku ini, yang hanya hidup sendiri sepanjang hidupku." Ucap Marvin langsung menundukkan kepalanya.

"Maksud kamu apa nak?." Kebingungan nek Brianna.

"Saya sudah hidup sebagai anak yatim piatu sejak saya berumur 4 tahun, dan belum lagi disaat umur segitu, saya harus mencari uang di umur saya masih terbilang kecil. Sebab itu, saya tidak pernah mendapatkan cinta dan kasih sayang dari siapapun." Jawab Marvin terbuka.

"Astaga, kasihan banget kamu. Maafkan nenek, kalau ada kata kata nenek yang menyinggung mu." Jadi tidak enakan.

"Tidak apa apa kok nek, namanya nenek juga ga tahu dan baru bertemu dengan saya." Tersenyum Marvin kepadanya.

Callista pun datang sambil membawa cemilan buatan neneknya dan juga minuman yang di minta Marvin." Cemilan dan minuman anda sudah datang. Silahkan di nikmati." Ucap Callista langsung meletakkannya di atas meja.

"Terima kasih banyak." Jawab Marvin langsung meminum kopinya dan juga menyemil cemilan buatan nenek Callista.

"Ehm, enak banget cemilan ini nek. Aku baru mencobanya seumur hidupku." Puji kue buatan nek Brianna.

"Hahahah, kalau begitu, habiskan jika kau suka." Ucap nek Brianna, jadi ikut bahagia, karena cemilannya dipuji.

Tiba tiba ponsel Marvin berdering." Sebentar ya nek dan Callista. Ada yang menghubungiku." Langsung mengangkat ponselnya.

"Halo, ada apa?." Tanyanya.

"Halo Vin, aku Frank. Ada yang menyerang markas kita. Banyak yang sudah terluka, kau bisa datang sekarang." Jawab Frank.

"Baiklah, aku akan kesana secepatnya." Langsung mematikan ponselnya dan menghampiri mereka berdua.

"Maaf nek dan Callista. Aku tidak bisa berlama disini lagi, karena aku masih ada urusan di pasar. Aku pergi dulu dan terima kasih banyak atas makanan dan minumannya." Ucap Marvin langsung pergi dari rumah Callista.

Marvin langsung menggas motornya dan langsung menuju markasnya. Sesampainya, Marvin langsung turun dan masuk kedalam markasnya." Hey, kenapa kalian mengganggu kami?." Tanya Marvin dengan nada tinggi.

Berbalik badan." Hey Marvin, apa kabar mu teman?." Jawab musuhnya yang bernama Drake.

"Apa mau mu datang kemari dan memukuli teman temanku?." Tanya Marvin sambil mengepalkan tangannya.

"Sabar dong teman, aku hanya mau memberi pelajaran kepada teman mu itu, karena sudah berani menggoda wanita temanku. Aku hanya memberinya pelajaran sedikit." Jawab Drake tersenyum.

Drake adalah musuh dari Marvin, dan sangat membencinya, karena masalah uang pasar. Mereka sudah saling berkelahi sejak dulu.

"Beraninya kau memukuli teman temanku. Sini kau."Marah Marvin.

Merekapun langsung berkelahi." Bak, buk." Bunyi tonjokan dari masing masing tangan mereka.

Akhirnya Drake kalah." Kau masih meremehkan kekuatanku. Pergilah dan bawa teman teman gila mu itu. Aku aku tangan mu tidak akan selamat." Ucap Marvin membersihkan tangannya yang terkena darah Drake.

"Mari kita pergi dari sini sekarang." Ucap Drake kepada teman geng motornya dan mereka langsung pergi dari markas Marvin.

Marvin langsung menghampiri teman temannya yang sudah tergeletak di bawah dan memegang luka mereka masing masing." Apa kau baik baik saja Frank?." Tanyanya kepada Frank, ialah teman yang paling dekat dengannya.

"Tidak apa apa, aku baik baik saja. Untung kau cepat datang, kalau tidak, kami bisa habis disini." Jawabnya sambil menepuk bahu Marvin.

"Yang lainnya, mari obati luka kalian dulu. Sebelum mengalami infeksi." Ucap Marvin kepada teman geng motornya.

"Baik Vin." Jawab mereka bersamaan langsung berdiri dan berjalan pincang menuju kursi.

Setelah beberapa menit, mereka mengobati lukanya masing masing. Merekapun langsung berkumpul menjadi satu dan duduk bersama di satu meja." Kenapa geng Drake, bisa masuk ke markas kita ini?." Tanya Marvin kepada teman temannya.

"Entahlah, dia langsung masuk dan menyerang kami, yang sedang main kartu didalam. Dan dia langsung memukuli kami dan dia juga mengatakan, bahwa dia marah karena ada dari kita yang menggoda wanita temannya." Jawab Frank menjelaskannya secara detail.

"Katakan, siapa yang mencoba menggoda wanita dari geng motor Drake. Jawab aku!." Tegas Marvin kepada teman temannya.

Semua hanya diam." Kenapa kalian diam. Katakan, aku tidak akan memarahi. Tapi aku mau bertanya." Ucap Marvin langsung berdiri.

"Saya Vin." Jawab temannya yang bernama Zero, langsung menaikkan tangannya.

"Sini," Panggil Marvin menyuruhnya di dekatnya.

Zero pun langsung duduk di samping Marvin." Kenapa kau menggoda wanita dari temannya geng motor Drake hah?." Tanya Marvin langsung menatapnya.

"Aku bukan menggodanya. Saat aku dijalan tadi, aku melihatnya sedang kesusahan membawa barang. Jadi aku berinisiatif untuk membantunya, membawa barang barangnya ke tokonya.

"Aku tidak ada maksud lain, dan tiba tiba geng motor Drake langsung marah dan mengatakan, bahwa aku ini mau menggoda wanita temannya. Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan!." Jawab Zero dengan nada marah.

"Sabarlah, aku tahu maksud mu. Tidak mungkin kau seperti itu. Aku tahu kau." Ucap Marvin berusaha menenangkannya, agar tidak marah lagi.

"Mereka selalu saja seperti itu. Tidak ada habisnya untuk mencari gara gara dengan kita. Tidak bisa dibiarkan, kita harus waspada dan menjaga diri kita." Ucap marah Marvin sambil mengepalkan tangannya.

"Omong omong, bagaimana dengan wanita yang kau antar pulang itu?." Tanya Jack.

"Ya begitulah, sudahlah." Jawab Marvin tersenyum tipis.

Keesokan paginya. Dimana Callista sedang berbelanja di Pasar dan ia belum mengetahui keberadaan Marvin. Marvin yang kebetulan juga sedang di Pasar, untuk meminta uang pedagang." Sini uang ya." Minta Marvin seperti biasanya.

"Ini uangnya." Jawab pedagang tersebut langsung memberikan uang tersebut kepada Marvin.

"Gitu dong, yuk gaes." Langsung pergi dari tempat lain dan ke tempat lainnya.

Saat Marvin mau meminta ke pedagang lainnya. Ia melihat Callista yang sedang berbelanja. Seketika itu juga, Marvin langsung berpura pura mengangkat barang orang lain.

Callista yang melihatnya langsung menghampiri Marvin." Hai, kau lagi apa bersama teman teman mu?." Tanya Callista sambil tersenyum kepada teman teman Marvin.

"Kami sedang,

Episodes
1 Episode 1: Awal Pertemuan
2 Episode 2: Makan Bersama
3 Episode 3: Perkelahian
4 Episode 4: Acara Malam
5 Episode 5: Kecewa
6 Episode 6: Mawar Merah
7 Episode 7: Kebasahan
8 Episode 8: Masak Bareng
9 Episode 9: Belajar Piano
10 Episode 10: Bir
11 Episode 11: Tangis
12 Episode 12: Belajar Bareng
13 Episode 13: Makan Bersama
14 Episode 14: Tersandung
15 Episode 15: Niat Jahat
16 Episode 16: Mawar Merah Muda
17 Episode 17: Bahagia
18 Episode 18: Di Lamar
19 Episode 19: Jagung Bakar
20 Episode 20: Susu Hangat
21 Episode 21: Pesan
22 Episode 22: Diculik
23 Episode 23: Perkelahian
24 Episode 24: Selamat
25 Episode 25: Sama Sama Salting
26 Episode 26: Drakor
27 Episode 27: Lupa
28 Episode 28: Pipi Memerah
29 Episode 29: Tatap-Tatapan
30 Episode 30: Anggur
31 Episode 31: Gitar
32 Episode 32: Modus
33 Episode 33: Peduli
34 Episode 34: Pribadi
35 Episode 35: Terbongkar
36 Episode 36: Gemetaran
37 Episode 37: Pergi Sejauh Mungkin
38 Episode 38: Lelah
39 Episode 39: Terus Memikirkannya
40 Episode 40: Selamat Datang London
41 Episode 41: London
42 Episode 42: Mengejar
43 Episode 43: Video Call
44 Episode 44: Instagram
45 Episode 45: Makan Bersama
46 Episode 46: Janam Janam
47 Episode 47: Akhirnya Bertemu
48 Episode 48: Sedikit Kecewa
49 Episode 49: Sedih dan Bingung
50 Episode 50: Mimpi
51 Episode 51: Mengeluarkan Amarah
52 Episode 52: Om Shanti Om
53 Episode 53: Tangisan
54 Episode 54: Berdarah
55 Episode 55: Terus Berada Dipikiran
56 Episode 56: Dance
57 Episode 57: Kelas Tari
58 Episode 58: Berdetak Kencang
59 Episode 59: Tatapan
60 Episode 60: Tidak Bisa Mengungkapkan
61 Episode 61: Tampil
62 Episode 62: Penampilan Megah
63 Episode 63: Membongkar Rahasia
64 Episode 64: Rencana Hati
65 Episode 65: Terungkap
66 Episode 66: Kesalah Pahaman
67 Episode 67: Akhir Yang Bahagia
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Episode 1: Awal Pertemuan
2
Episode 2: Makan Bersama
3
Episode 3: Perkelahian
4
Episode 4: Acara Malam
5
Episode 5: Kecewa
6
Episode 6: Mawar Merah
7
Episode 7: Kebasahan
8
Episode 8: Masak Bareng
9
Episode 9: Belajar Piano
10
Episode 10: Bir
11
Episode 11: Tangis
12
Episode 12: Belajar Bareng
13
Episode 13: Makan Bersama
14
Episode 14: Tersandung
15
Episode 15: Niat Jahat
16
Episode 16: Mawar Merah Muda
17
Episode 17: Bahagia
18
Episode 18: Di Lamar
19
Episode 19: Jagung Bakar
20
Episode 20: Susu Hangat
21
Episode 21: Pesan
22
Episode 22: Diculik
23
Episode 23: Perkelahian
24
Episode 24: Selamat
25
Episode 25: Sama Sama Salting
26
Episode 26: Drakor
27
Episode 27: Lupa
28
Episode 28: Pipi Memerah
29
Episode 29: Tatap-Tatapan
30
Episode 30: Anggur
31
Episode 31: Gitar
32
Episode 32: Modus
33
Episode 33: Peduli
34
Episode 34: Pribadi
35
Episode 35: Terbongkar
36
Episode 36: Gemetaran
37
Episode 37: Pergi Sejauh Mungkin
38
Episode 38: Lelah
39
Episode 39: Terus Memikirkannya
40
Episode 40: Selamat Datang London
41
Episode 41: London
42
Episode 42: Mengejar
43
Episode 43: Video Call
44
Episode 44: Instagram
45
Episode 45: Makan Bersama
46
Episode 46: Janam Janam
47
Episode 47: Akhirnya Bertemu
48
Episode 48: Sedikit Kecewa
49
Episode 49: Sedih dan Bingung
50
Episode 50: Mimpi
51
Episode 51: Mengeluarkan Amarah
52
Episode 52: Om Shanti Om
53
Episode 53: Tangisan
54
Episode 54: Berdarah
55
Episode 55: Terus Berada Dipikiran
56
Episode 56: Dance
57
Episode 57: Kelas Tari
58
Episode 58: Berdetak Kencang
59
Episode 59: Tatapan
60
Episode 60: Tidak Bisa Mengungkapkan
61
Episode 61: Tampil
62
Episode 62: Penampilan Megah
63
Episode 63: Membongkar Rahasia
64
Episode 64: Rencana Hati
65
Episode 65: Terungkap
66
Episode 66: Kesalah Pahaman
67
Episode 67: Akhir Yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!