"Salam nek, saya Marvin, temannya Callista." Jawab Marvin langsung mencium tangan nenek Callista dan tersenyum.
"Anak yang sopan dan tampan. Mari duduk dulu." Memuji Marvin.
"Terima kasih banyak nek." Langsung duduk disamping nek Brianna.
Nenek Brianna, adalah nenek yang sudah menjaga Callista sejak ia berumur 7 tahun, dan sangat menyayangi Callista, layaknya seperti anak kandungnya sendiri.
"Callista, ambilkan cemilan yang ada di lemari dapur. Tadi nenek sudah membuatnya." Perintah nek Brianna kepada Callista.
"Oh ya Callista, jangan lupa dengan kopi latte nya 1 ya." Ucap Marvin langsung memintanya kepada Callista.
"Baiklah, ditunggu sebentar." Jawabnya langsung menuju dapur.
"Sejak kapan kalian kenal?." Tanya nek Brianna sambil memegang tangan Marvin.
"Kami baru saja kenal nek dan baru berteman juga. Tapi Callista memang wanita yang baik ya nek." Jawabnya sambil memuji Callista.
"Dia sangat mirip dengan ibunya yang baik dan cantik. Ia juga pandai bermusik dan bernyanyi, persis seperti ayahnya." Curhat nek Brianna.
"Dimana ayah dan ibu Callista sekarang nek?." Tanya Marvin kepadanya.
"Sejak ia berumur 7 Tahun, ia sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya meninggal dalam kebakaran di tempat kerja ibunya dan ayahnya berusaha menyelamatkannya, tapi mereka malah terjebak di api tersebut dan membuat mereka meninggal dunia, karena kehabisan nafas.
"Dan itu membuat hati Callista sangat sakit dan meluangkan semua emosinya dengan musik dan nyanyiannya." Ucap nek Brianna menjelaskan masa lalu pahit Callista.
"Ayah dan ibunya hanya meninggalkan sebuah piano yang sangat di gemar oleh kedua orang tuanya. Itulah satu satunya warisan dari ayah dan ibunya." Ucap nek Brianna sambil menunjuk piano tersebut.
"Kehidupan Callista masih lebih baik, karena masih ada nenek yang menyayanginya. Tidak seperti diriku ini, yang hanya hidup sendiri sepanjang hidupku." Ucap Marvin langsung menundukkan kepalanya.
"Maksud kamu apa nak?." Kebingungan nek Brianna.
"Saya sudah hidup sebagai anak yatim piatu sejak saya berumur 4 tahun, dan belum lagi disaat umur segitu, saya harus mencari uang di umur saya masih terbilang kecil. Sebab itu, saya tidak pernah mendapatkan cinta dan kasih sayang dari siapapun." Jawab Marvin terbuka.
"Astaga, kasihan banget kamu. Maafkan nenek, kalau ada kata kata nenek yang menyinggung mu." Jadi tidak enakan.
"Tidak apa apa kok nek, namanya nenek juga ga tahu dan baru bertemu dengan saya." Tersenyum Marvin kepadanya.
Callista pun datang sambil membawa cemilan buatan neneknya dan juga minuman yang di minta Marvin." Cemilan dan minuman anda sudah datang. Silahkan di nikmati." Ucap Callista langsung meletakkannya di atas meja.
"Terima kasih banyak." Jawab Marvin langsung meminum kopinya dan juga menyemil cemilan buatan nenek Callista.
"Ehm, enak banget cemilan ini nek. Aku baru mencobanya seumur hidupku." Puji kue buatan nek Brianna.
"Hahahah, kalau begitu, habiskan jika kau suka." Ucap nek Brianna, jadi ikut bahagia, karena cemilannya dipuji.
Tiba tiba ponsel Marvin berdering." Sebentar ya nek dan Callista. Ada yang menghubungiku." Langsung mengangkat ponselnya.
"Halo, ada apa?." Tanyanya.
"Halo Vin, aku Frank. Ada yang menyerang markas kita. Banyak yang sudah terluka, kau bisa datang sekarang." Jawab Frank.
"Baiklah, aku akan kesana secepatnya." Langsung mematikan ponselnya dan menghampiri mereka berdua.
"Maaf nek dan Callista. Aku tidak bisa berlama disini lagi, karena aku masih ada urusan di pasar. Aku pergi dulu dan terima kasih banyak atas makanan dan minumannya." Ucap Marvin langsung pergi dari rumah Callista.
Marvin langsung menggas motornya dan langsung menuju markasnya. Sesampainya, Marvin langsung turun dan masuk kedalam markasnya." Hey, kenapa kalian mengganggu kami?." Tanya Marvin dengan nada tinggi.
Berbalik badan." Hey Marvin, apa kabar mu teman?." Jawab musuhnya yang bernama Drake.
"Apa mau mu datang kemari dan memukuli teman temanku?." Tanya Marvin sambil mengepalkan tangannya.
"Sabar dong teman, aku hanya mau memberi pelajaran kepada teman mu itu, karena sudah berani menggoda wanita temanku. Aku hanya memberinya pelajaran sedikit." Jawab Drake tersenyum.
Drake adalah musuh dari Marvin, dan sangat membencinya, karena masalah uang pasar. Mereka sudah saling berkelahi sejak dulu.
"Beraninya kau memukuli teman temanku. Sini kau."Marah Marvin.
Merekapun langsung berkelahi." Bak, buk." Bunyi tonjokan dari masing masing tangan mereka.
Akhirnya Drake kalah." Kau masih meremehkan kekuatanku. Pergilah dan bawa teman teman gila mu itu. Aku aku tangan mu tidak akan selamat." Ucap Marvin membersihkan tangannya yang terkena darah Drake.
"Mari kita pergi dari sini sekarang." Ucap Drake kepada teman geng motornya dan mereka langsung pergi dari markas Marvin.
Marvin langsung menghampiri teman temannya yang sudah tergeletak di bawah dan memegang luka mereka masing masing." Apa kau baik baik saja Frank?." Tanyanya kepada Frank, ialah teman yang paling dekat dengannya.
"Tidak apa apa, aku baik baik saja. Untung kau cepat datang, kalau tidak, kami bisa habis disini." Jawabnya sambil menepuk bahu Marvin.
"Yang lainnya, mari obati luka kalian dulu. Sebelum mengalami infeksi." Ucap Marvin kepada teman geng motornya.
"Baik Vin." Jawab mereka bersamaan langsung berdiri dan berjalan pincang menuju kursi.
Setelah beberapa menit, mereka mengobati lukanya masing masing. Merekapun langsung berkumpul menjadi satu dan duduk bersama di satu meja." Kenapa geng Drake, bisa masuk ke markas kita ini?." Tanya Marvin kepada teman temannya.
"Entahlah, dia langsung masuk dan menyerang kami, yang sedang main kartu didalam. Dan dia langsung memukuli kami dan dia juga mengatakan, bahwa dia marah karena ada dari kita yang menggoda wanita temannya." Jawab Frank menjelaskannya secara detail.
"Katakan, siapa yang mencoba menggoda wanita dari geng motor Drake. Jawab aku!." Tegas Marvin kepada teman temannya.
Semua hanya diam." Kenapa kalian diam. Katakan, aku tidak akan memarahi. Tapi aku mau bertanya." Ucap Marvin langsung berdiri.
"Saya Vin." Jawab temannya yang bernama Zero, langsung menaikkan tangannya.
"Sini," Panggil Marvin menyuruhnya di dekatnya.
Zero pun langsung duduk di samping Marvin." Kenapa kau menggoda wanita dari temannya geng motor Drake hah?." Tanya Marvin langsung menatapnya.
"Aku bukan menggodanya. Saat aku dijalan tadi, aku melihatnya sedang kesusahan membawa barang. Jadi aku berinisiatif untuk membantunya, membawa barang barangnya ke tokonya.
"Aku tidak ada maksud lain, dan tiba tiba geng motor Drake langsung marah dan mengatakan, bahwa aku ini mau menggoda wanita temannya. Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan!." Jawab Zero dengan nada marah.
"Sabarlah, aku tahu maksud mu. Tidak mungkin kau seperti itu. Aku tahu kau." Ucap Marvin berusaha menenangkannya, agar tidak marah lagi.
"Mereka selalu saja seperti itu. Tidak ada habisnya untuk mencari gara gara dengan kita. Tidak bisa dibiarkan, kita harus waspada dan menjaga diri kita." Ucap marah Marvin sambil mengepalkan tangannya.
"Omong omong, bagaimana dengan wanita yang kau antar pulang itu?." Tanya Jack.
"Ya begitulah, sudahlah." Jawab Marvin tersenyum tipis.
Keesokan paginya. Dimana Callista sedang berbelanja di Pasar dan ia belum mengetahui keberadaan Marvin. Marvin yang kebetulan juga sedang di Pasar, untuk meminta uang pedagang." Sini uang ya." Minta Marvin seperti biasanya.
"Ini uangnya." Jawab pedagang tersebut langsung memberikan uang tersebut kepada Marvin.
"Gitu dong, yuk gaes." Langsung pergi dari tempat lain dan ke tempat lainnya.
Saat Marvin mau meminta ke pedagang lainnya. Ia melihat Callista yang sedang berbelanja. Seketika itu juga, Marvin langsung berpura pura mengangkat barang orang lain.
Callista yang melihatnya langsung menghampiri Marvin." Hai, kau lagi apa bersama teman teman mu?." Tanya Callista sambil tersenyum kepada teman teman Marvin.
"Kami sedang,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments