"Nama saya adalah Marvin, kamu mau kemana?." Tanya balik.
"Saya mau ke restoran, karena lagi lapar. Kamu lagi apa?." Jawabnya sekaligus bertanya.
"Lagi nongkrong bareng teman saja." Jawabnya sambil mengelus lehernya.
"Saya lihat tadi, anda sering merokok. Sebenarnya saya tidak suka bau rokok, bisakah anda menjauhkan rokok anda itu." Ucap Callista terus terang.
"Oh ya, maafkan aku. Lain kali aku akan menjauhkan rokok ini dari mu." Jawabnya jadi segan.
"Apa kamu mau makan bareng saya. Akan saya traktir, sekalian kenal juga." Ajak Callista.
"Kalau kau memaksa, aku mau deh." Jawabnya tersenyum.
"Yuk masuk." Ucap Callista langsung masuk duluan.
Sedangkan Marvin di belakangnya, langsung melihat teman temannya tersenyum dan memberikan jempol kepadanya dan Marvin pun tersenyum.
Didalam restoran tersebut. Mereka berdua langsung duduk berhadapan." Pesanlah yang kau mau." Ucap Callista ikut tersenyum.
"Baiklah, aku tidak akan segan untuk memesan soal makanan ini." Ucapnya.
"Saya pesan ramennya 1 dan kopi latte nya 1." Pesan Marvin kepada pelayan tersebut dari kejauhan.
"Saya samakan saja dengannya, tapi minumannya saja yang beda. Saya minuman matcha saja." Ucap Callista juga memesannya.
"Baik, ditunggu pesanan kalian." Jawab pelayan tersebut.
"Kau suka matcha ya?." Tanya Marvin menatapnya.
"Aku memang sangat suka dengan matcha. Tapi kadang berubah ubah, kadang suka coklat, vanilla dan yang lainnya. Kau tahu kan, kalau selera wanita itu banyak." Jawab Callista ikut tersenyum.
"Aku sangat tidak suka dengan rasa matcha. Kau tahu, aku pernah mencoba pertama kalinya, seperti apa itu rasa matcha. Karena banyak yang bilang, kalau rasanya itu enak dan aku pun mencobanya."
"Saat aku coba, aku jadi mual, karena rasanya mirip dengan rumput. Sejak itu, aku tidak menyukai rasa matcha dan aku lebih menyukai kopi." Jawab Marvin curhat kepadanya.
"Hahahaha, ada ada saja. Mungkin karena kamu belum terbiasa. Jika sudah terbiasa, rasanya juga tidak akan seperti rumput kok." Ucap Callista tertawa tipis dengan review yang diberikan Marvin soal matcha.
"Aku suka jika melihat mu tertawa. Hahahah." Ikut tertawa Marvin.
Makanan merekapun tiba." Ini pesanan kalian, silahkan di nikmati." Ucap pelayan tersebut langsung meletakkannya di atas meja.
"Terima kasih banyak." Ucap mereka berdua bersamaan.
Pelayan itupun langsung pergi dan Marvin langsung memulai mencicipi ramen tersebut, dan begitu juga Callista." Apa aku boleh bertanya." Ucap Callista sambil mengunyah mie tersebut.
"Silahkan." Jawabnya sambil fokus melahap ramen tersebut.
"Apa kau sangat suka merokok, maaf saya lancang." Tanyanya.
"Rokok bagiku adalah penenang, jika aku emosi dan dalam masalah yang sulit aku pecahkan. Sebab itu aku menyukainya." Jawabnya sambil tersenyum.
"Apa kedua orang tua mu mengetahuinya?." Tanya kembali Callista sambil meminum minumannya.
Marvin terhenti dan langsung menatap wajah Callista." Kedua orang tuaku sudah meninggal."Jawab jujur Marvin.
"Eh, maafkan saya. Saya jadi banyak menanyakan hal yang membuat mu sedih." Ucap Callista jadi tidak enak dengannya.
"Tidak apa apa, lagi pula kau juga tidak tahu. Orang tuaku sudah meninggal dalam kecelakaan dari umur 4 tahun. Sejak saat itu, aku mencari uang sendiri, diumur ku yang masih terbilang kecil."
"Aku tidak pernah mendapatkan cinta dan kasih sayang. Bahkan aku tidak tahu, apa itu cinta." Curhat Marvin.
Callista fokus mendengarkan Marvin bercerita." Sebab itu, aku meluangkan diriku dengan rokok. Tapi aku tidak akan pernah mencoba barang barang terlarang, karena aku masih mempunyai otak." Ucapnya kembali.
"Eh, maaf aku jadi curhat begini kepada mu." Mengelus lehernya dan tersenyum.
"Tidak apa apa kok. Semua orang pasti punya masalah dan disetiap masalah, pasti akan ada jalannya dan kebahagian." Jawab Callista ikut tersenyum.
"Omong omong, kau sudah kerja kah?." Tanya balik Marvin.
"Saya seorang musisi di kota ini. Kau bisa cari di pencarian atau YouTube. Disana ada aku sedang memainkan piano dan bernyanyi." Jawabnya tersenyum.
"Wah, kau pasti sudah dikenal dimana mana ya. Aku tidak akan sebanding dengan mu." Ucap Marvin.
"Emangnya kamu kerja apa?." Tanya Callista.
"Aku hanya bekerja sebagai, sebagai pembantu orang di pasar. Aku membantu orang orang di pasar, yang membutuhkan bantuan ku." Jawabnya gugup.
"Sungguh mulia banget hati kamu. Oh ya, kamu geng motor juga ya. Tadi aku melihat teman teman mu banyak dan semua memakai pakaian hitam. Apa benar?." Tanya Callista kembali.
"Iya, tapi kami bukan geng motor yang jahat kok. Kami orang yang baik baik saja." Jawabnya sambil mengelus lehernya.
"Omong omong, aku tidak pernah melihat mu disini, makanya aku sedikit heran. Kenapa ada wanita secantik dirimu di kota ini." Ucap Marvin kembali tersenyum.
"Hahahh, terima kasih atas pujiannya. Saya tidak pernah terlihat disini, karena beberapa bulan lalu, saya lagi ada kontes musisi di London." Jawabnya.
"Ouh, sungguh wanita yang pas." Bisik Marvin.
"Apa kata anda?." Tanya Callista menatapnya.
"Eh, ga ada kok. Maksud saya adalah, anda adalah orang yang sangat berbakat dan mana mungkin bisa di sandingkan dengan saya, yang hanya bekerja di pasar dan hanya nongkrong gak jelas." Jawab Marvin hampir ketahuan.
"Hahahaha, ada ada saja sih. Kamu boleh datang besok diacara saya. Besok ada acara yang akan saya datangi, karena mereka menyewa musik dan nyanyian saya. Kamu bisa melihatnya secara langsung kok." Ucap Callista tersenyum.
"Benarkah. Tapi apa boleh, aku yang kotor dan jelek ini, datang ke pesta yang besar dan mewah." Tanyanya.
"Tidak apa apa dan kau tidak jelek. Kau lumayan tampan juga." Jawabnya.
"Terima kasih banyak atas pujian mu." Jadi malu Marvin.
Ini undangannya, aku bisa pergi tanpa undangan, karena aku adalah orang yang akan memainkan musik disana." Langsung mengeluarkan undangan tersebut dan memberikannya kepada Marvin.
"Aku ambil ya, dan terima kasih banyak." Jawabnya langsung mengambil undangan yang ada di tangan callista.
"Saya duluan ya, karena masih ada urusan." Langsung berdiri.
"Karena kamu sudah mentraktir saya, saya akan mengantarkan mu. Yuk." Ucap Marvin mau memberikan tumpangan kepadanya.
"Terima kasih banyak, kebetulan saya juga mau mencari taxi. Tapi ada kamu, yaudah deh. Yuk." Jawabnya langsung menerima tumpangan Marvin.
Mereka berdua langsung keluar dari Restoran dan Marvin langsung memberikan siulan dan temannya langsung datang sambil membawa motornya." Ini motor anda bos." Langsung memberikannya kepada Marvin.
"Terima kasih banyak Jack. Yuk naik Callista." Jawab Marvin langsung naik ke motornya dan Callista ikut naik.
Marvin langsung tersenyum kepada Jack dan Callista ikut tersenyum kepadanya." Hati hati." Ucap Jack melambaikan tangannya.
"Aman,
Diperjalanan." Dimana rumah mu?." Tanya Marvin.
"Sebentar lagi juga sampai kok. Nah, itu di berhenti disini saja." Ucap Callista menunjuk rumahnya yang berada di pinggir jalan.
Mereka berdua langsung turun dari motor. Dan Marvin melongo melihat rumah Callista yang besar." Apa ini benar benar rumah mu?." Tanya Marvin sambil menatap rumah tersebut.
"Iya, ada apa emangnya. Apa ada yang aneh?." Jawabnya sekaligus bertanya.
"Tidak ada, aku hanya terpukau dengan rumah mu yang besar ini. Dan apakah kau hanya tinggal sendiri di sini?." Tanyanya kembali.
"Tidak, aku tinggal bersama temanku dan nenekku. Mari masuk dulu." Mengajak Marvin untuk masuk kedalam.
"Ouh, terima kasih banyak." Ucap Marvin dan mereka berdua langsung masuk kedalam rumah Callista.
Didalam." Nenek, aku sudah pulang." Panggil Callista.
Neneknya langsung keluar dari ruang baca." Kau sudah pulang nak." Ucap neneknya langsung melihat ada sesosok pria.
"Kamu siapa?." Tanyanya kepada Marvin.
"Salam nek, saya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Zhu Yun💫
bukan maksa.. tapi nawarin 🤣🤣🤣
2023-04-25
0
Munana4_
siap kak ku 🥰
2023-04-21
0
Aurora
Ceritanya seru kak, mampir juga di karya ku ya kak... Baca & like 😊🙏
Pacarku seorang gengster
2023-04-21
0