Episode 2

Selena Amaril berdiri dengan dua kaki lemas bergetar. Tubuhnya yang rapuh terikat kuat pada sebuah tiang di distrik kosong tak berpenghuni. Dari balik mata basahnya, dia melihat segerombolan pria berjejer menunggangi motor besar dengan masing-masing pengendara memakai helm. Cahaya bulan sampai malu karena kalah terang dibanding sorot lampu motor mereka.

"Yang menang malam ini akan tidur bersama istriku," soraknya dengan senyum bengis. Dia melirik Selena dengan tatapan penuh hina. Semakin istrinya tersiksa, semakin puas hatinya.

"Wah! Hadiah yang menggiurkan. Kalau begitu malam ini aku akan menang, agar bisa menyicipi bibir merah istrimu itu," sahut pengemudi lain. Dion menyeringai, wanita terikat sana sungguh menggoda. Kaki jenjang putih mulusnya sungguh menggairahkan naluri Dion. Terlebih mengingat bahwa Eliot belum pernah menjamah wanita itu.

"Cih, berusahalah. Aku juga muak melihat wanita lugu itu," decaknya sebal merujuk Selena.

Brum!

Ban motor mereka berderit menghantam aspal hitam yang kasar. Eliot sigap memegang penuh handle motornya lalu mengencangkan tangannya. Dalam sekejap mata dia bersama sekawannya menghilang bersama laju angin. Mereka berlomba-lomba mencapai garis finis demi mendapatkan wanita seelok pertama itu.

"Kau akan menyesal karena sudah mempermainkan ku, Eliot." Selena mengatupkan gerahamnya, menahan murka atas perbuatan keji suaminya.

Teganya Eliot mempertaruhkan istri sendiri demi kesenangan sesaat. Meski tidak mencintai Selena, bukan berarti dia dapat memperlakukan istrinya seperti barang sanderan. "Menjijikkan," rutuk Selena seraya meludah.

Setelah asap knalpot motor itu padam dari pandangan Selena, tiba-tiba suara tembakan di udara terdengar keras di telinganya. Selena tergemap takut menghindari asal auman peluru tersebut. Jantungnya berdegup kencang, kakinya pun tak kuat lagi menopang lampai tubuhnya.

Riuh kemenangan saling bersahutan, Eliot dengan bangganya berjalan mendekati Selena. Kemudian dibukanya tali yang terikat di tubuh wanita itu. "Berterima kasih lah padaku, karena malam ini kau tidak jadi melayani orang-orang bodoh sana," bisik Eliot tak tahu malu. Seringai mengerikan itu berhasil membuat murka Selena semakin membara.

Plak!

Tamparan keras dari tangan dingin Selena berhasil menderam wajah tampan Eliot. Dia meluapkan kekesalannya terhadap suaminya, disambut isak tangis yang pecah setelah sekian lama terbendung.

"Sebegitu ingin 'kah kau mempermainkan aku di depan teman-temanmu?" tanya Selena berderai air mata. Dia mengepal tangannya yang bergetar agar tidak tumbang menghadapi sosok pria bejat di depannya.

"Jangan terlalu serius, aku juga tahu akan menang makanya berani mempertaruhkan mu," jawabnya enteng. Mimik mukanya sama sekali tidak melukiskan penyesalan, dia dengan angkuhnya menunjukkan wajah datarnya. "Kalau tidak begini, mereka tidak akan bersemangat untuk mengalahkan ku," sambungnya. "Kalau sudah tidak kuat berhubungan denganku, kau boleh menggugat cerai," bisiknya berterus terang.

Selena terkesiap sesaat setelah mendengar kalimat sembarang dari mulut Eliot. Hatinya teriris perih ******* kasar perlakuan suaminya, kehadirannya benar-benar tidak berharga di mata Eliot. "Minggir! Menjauh dariku, kau menjijikkan!" Selena mendorong tubuh kekar Eliot dengan sisa tenaganya. Langkahnya terhuyung-huyung menuju pintu keluar distrik tua itu. Meski harus menempuh jalan panjang yang cukup jauh, Selena dengan tampang menyedihkan berjalan tanpa mengenakan alas kaki pelindung telapaknya.

"Aku tidak akan pernah menceraikan mu sebelum berhasil membuat mu bertekuk lutut mencintai ku," pungkasnya berapi-api.

Ketika harapnya telah pupus, sebuah mobil kecil melintas dengan sirene yang lantang meneriaki telinganya. Selena berlari ke tengah jalanan memohon tumpangan.

Beruntungnya Selena, kebetulan malam ini polisi bertugas mengamankan para pembalap liar di distrik tua itu, sehingga bisa dikatakan dia masih terselamatkan.

"Tolong ... tolong aku!" lirih Selena putus asa.

Dua petugas keamanan itu lantas mempersilahkan Selena duduk di kursi bagian belakang mobil mereka, untuk ditanyakan keterangan kejadian yang menimpanya.

Selang berapa menit, sebuah rencana gila tercanang di kepalanya. Langsung wanita itu melirik ke arah saku celana polisi tersebut, memastikan sebuah benda penting yang nantinya akan dia gunakan untuk menjalankan aksinya. "Malam ini kau akan kubuat jera, suamiku tercinta," ucapnya bertekad dalam benak.

Selena kembali menitikkan air mata, walau yang satu ini hanyalah sebuah sandiwara. Dia menampilkan matanya yang berkaca-kaca, memelas bujuk dua polisi di depannya. "Adikku masih berada di sana ... hiks. Apa kita bisa menjemputnya, aku mohon. Dia pasti ketakutan, segerombolan geng motor menyergap dia," bual Selena bersilat lidah.

Rencana awalnya berjalan mulus. Kedua polisi itu langsung putar setir menuju distrik kosong untuk menyelamatkan seseorang sesuai isi cerita Selena. Tanpa rasa curiga sama sekali, kedua polisi tersebut malah mempercayai bualan wanita itu.

Mendengar bising sirene mendekat, Eliot dan sekawannya terbirit-birit meninggalkan tempat untuk menghindari petugas. Bagaimanapun jika sampai tertangkap akan panjang urusannya.

"Nona, prioritas kami adalah menyelamatkan adikmu. Katakan, dimana dia?"

Selena membuka kaca jendela mobil, berusaha mendilik sasarannya, tidak perlu waktu lama untuk mengenali punggung suaminya yang kokoh. Dalam sekejap dia berhasil membidik Eliot. "Ketemu kau," ujarnya senang dalam hati. Langsung Selena merogoh paksa saku polisi itu, kemudian diambilnya pistol berisi peluru.

Dor!

Tembakannya tepat mengenai ban motor Eliot. Pria itu jatuh dan terkapar di atas aspal kering yang berpasir. Motornya terhempas jauh darinya, hingga untuk kabur pun tidak sempat.

"Itu ketua geng motornya!" teriak Selena kepada dua polisi tersebut.

Meski perbuatan Selena diluar peraturan, namun polisi tersebut turun mengamankan Eliot. Mereka dengan cepat memborgol tangan Eliot, lalu memasukkannya ke dalam mobil.

"Anda bisa jelaskan sisanya nanti."

Ujung cerita, kedua pengantin baru itu duduk berdempetan di dalam mobil polisi. Untuk pertama kalinya setelah tiga bulan menikah mereka saling bertatapan. Bersirobok sangat lama, sampai tak sadar bahwa kini mobil itu sudah sampai di kantor polisi untuk dimintai keterangan masing-masing.

...****************...

"Nona, Anda akan dihukum denda karena lancang menggunakan senjata api, terlebih itu milik pihak kepolisian," jelas Kepala Penyidik.

"Kalau bisa penjarakan saja dia. Bagaimana kalau tadi salah bidik? Nyawaku bisa melayang," tambah Eliot memanasi.

"Dia menculik ku, lalu menjadikan ku bahan taruhan. Tolong penjarakan dia juga, Pak! Aku melakukan itu semua juga karena ingin membalas perbuatannya," jawab Selena membela diri. Matanya melotot melemparkan semua kesalahan pada suaminya, berharap agar Eliot dijatuhi hukuman seberat-beratnya.

"Apa kalian berdua bisa tenang?" Kepala Penyidik itu sampai geleng kepala menikmati perdebatan tak berujung ini. Keduanya sama-sama terancam pidana, tapi masih sempat saling menyalahkan. "Mereka suami istri yang sangat serasi. Lihatlah betapa kompak keduanya," sulaknya kepada petugas di sebelah. "Apa kalian berdua ingin dijebloskan ke penjara yang sama?!"

"Tidak," tolak pasangan suami-istri itu serentak.

Entah darimana Informasi tertangkapnya Eliot dan Selena bisa sampai di telinga San Alaric, ayah Eliot, tiba-tiba saja dia sudah sampai di kantor polisi dengan wajah merah murka.

Seketika raut Eliot membeku menyambut kedatangan Sang Ayah. Dia berdiri dari duduknya, seolah menantang. "Tamu tak diundang akhirnya datang juga," celetuknya risih memandangi gajak tegap San Alaric.

Terpopuler

Comments

Winters

Winters

tau tuh pak! tangkap aja Eliot

2023-05-21

0

Winters

Winters

hebat kamu Selena, moga dia cpt bertekuk lutut pdmu

2023-05-21

0

Winters

Winters

tau tuh parah banget jd suami

2023-05-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!