Wanita itu keluar dari sebuah toko pakaian terkenal di tengah kota. Pakaian yang semula tertutup berganti pendek dan terbuka. Samar-samar belahan d*danya mencuat hendak keluar seakan kurang bahan. Setelah berhasil mengubah tampilan bak bintang diskotik, barulah dia percaya diri untuk menemui suaminya.
~Kasino~
Kerlip cahaya lampu berwarna-warni, menghiasi ruang besar yang penuh dengan riuh keramaian manusia di dalamnya. Sorak teriak kerumunan orang terdengar membisik, padam bersama musik yang terus melantun bersama tarian. Sebagian mata tertuju padanya, Selena Amaril. Paras dan juga lekuk tubuhnya berhasil menggugah selera para pengunjung kasino.
"Siapa wanita itu?" tanya seorang pelanggan tetap kasino tersebut.
Pria lain disebelahnya menoleh, dia mencoba menerka, tapi tidak ada dalam ingatan. "Dia sepertinya baru. Sangat cantik, aku rela membayar mahal demi bisa menidurinya," jawab yang satunya.
Keduanya pun berlomba-lomba menemui manajer kasino untuk menayai harga jual wanita yang baru saja mereka lihat itu. Wajah mereka persis seperti keledai kehausan, bodoh, hina dan menjijikkan. Tatapan mereka tidak lepas barang sejenak dari liuk tubuh Selena yang menggugah.
"Maaf, Tuan. Tanpa mengurangi rasa hormat, pihak kami tidak bisa memberikan wanita itu kepada kalian," tolaknya lembut. Senyuman profesional dari bibirnya sungguh menyamarkan perangai busuknya. Dia Dion Koyi, sahabat Eliot.
"Apa kau meremehkan kekayaanku? Aku bahkan bisa membeli semua wanita di kasino ini!" Pria itu angkuh seolah memiliki harta berlimpah. Namun demi nama baik kasino milik keluarganya itu, Dion tetap tabah menahan amarah dengan senyum pahit.
"Semua orang juga tahu bagaimana kekayan milik Tuan, tapi ...." Dia mencondongkan tubuhnya agar dapat membisik tepat di telinga pria angkuh tersebut. "Dia istri Eliot Alaric."
Seketika dia panik. Mimiknya tak terkontrol, dia ketakutan. Dia perlahan menjauh tanpa menyisakan satu kata pun untuk menyombongkan dirinya. Mendengar nama pria tempramental itu sudah membuat kakinya gemetar ketakutan. Siapa yang tidak kenal dengan Eliot Alaric?
"Sebentar lagi akan ada drama," celetuk Dion, dia tersenyum lebar sambil mengikuti Selena dari belakang.
Wanita itu berjalan dengan dada tegap, gajak tidak tergoyah sama sekali. Dress hitam mengkilat ketat sukses membentuk tubuh juga mempertontonkan lenggok pinggulnya.
"Selena!" teriak Dion memanggil dengan keramahan. Seolah kejadian waktu itu terlupa dari ingatannya. Malam dimana dia begitu menantikan kekalahan Eliot demi bisa mendapatkan Selena.
"Dimana dia?" tanya Selena tidak sabar. Wajahnya merah menahan murka saat melihat pria tidak tahu malu ini. Meski sangat ingin mencakar wajah tampan Dion, namun dia menahan sampai urusan dengan Eliot selesai.
Langsung saja Dion menunjuk salah satu ruang VVIP tanpa rasa ragu, karena dia juga menanti keributan yang akan dilakukan wanita ini. "Aku tidak sabar melihat aksinya," gumam Dion sambil menggosok kedua tangannya.
Brak!
Selena menendang pintu ruangan dengan keras. Heels yang selaras dengan dress mininya ternyata berguna untuk menghancurkan kesenangan Tuan Muda Eliot yang membosankan.
Semua pasang mata tertuju padanya. Seisi ruangan menjadi tenang. Setelah melihat wanita dengan kaki jenjang mulai mendekati kursi merah yang dipenuhi wanita-wanita tak beradab.
"Mohon maaf karena harus merusak pesta kalian. Tapi pria di sana harus kubawa," teriak Selena dengan lantang sambil menunjuk Eliot yang sedang dikerumuni wanita setengah busana. "Menyingkir, sialan!" senggak Selena. Dengan bengis dia menarik rambut wanita tersebut lalu menghempaskannya jauh dari pangkuan Eliot.
"Bagaimana pestamu malam ini, Sayang?" tanya Selena sambil tersenyum lebar. Dia mengangkat kakinya satu di atas kursi tepat Eliot duduk. Kemudian dia menunduk, menyodorkan wajahnya sambil menjilat pipi pria itu.
"Untuk apa kau kemari?" sahut Eliot Alaric. Wajahnya masih saja datar dan tenang. Jelas dia tidak senang menyambut kedatangan istrinya tersebut.
Selena meletakkan tangannya di atas wajah Eliot yang tampan. Dia menyeringai, kemudian mengecup bibir merah pria itu. "Tentu untuk menemani suamiku yang nakal," jawabnya dengan suara ringan. "Apa aku perlu membuka baju agar sama dengan jal*ng yang sudah melayani mu itu?" sambung Selena sambil menatap hina wanita menor yang tersungkur di atas lantai.
"Turunkan kakimu!" perintah Eliot dengan mata yang masih membidik tajam manik Selena.
Selena tertawa terbahak-bahak. Dia dengan patuh menurunkan kakinya. "Baik, jika kau meminta," angguk Selena. Kemudian dia berdiri tegap di depan Eliot.
"Kau yang memberitahunya?" tanya Eliot kepada Dion yang masih berdiri menunggu drama panas berikutnya.
"Benar," angguk Dion sambil tersenyum tidak merasa bersalah.
"Tetap terus menatapku!" senggak Selena dengan suara keras. Dia mengamuki Eliot sebab dengan berani melepas pandangan darinya.
"Cih, siapa kau berani berteriak padaku? Pergi dari sini, merusak kesenangan ku saja," decaknya kesal.
Selena menolak. "Siapa aku? Apa kau lupa, Sayang? Aku ini istrimu."
"Ada apa denganmu?" Eliot masih belum mengerti. Saat baru saja berusaha untuk berdiri dari duduknya, Selena langsung mendorong tubuh tegap pria itu. "Bukankah sudah kukatakan padamu, aku akan mewarnai kehidupanmu yang suram," bisiknya sambil mengigit telinga Eliot. "Perhatikan!" perintahnya dengan bengis tak luput dari wajahnya.
Dia mulai melucuti pakaiannya satu persatu. Membiarkan semua orang yang ada di ruangan melihat tubuhnya yang indah.
Eliot terdiam. Dia benar-benar tidak mengira bawa istri lugunya itu begitu tidak tahu malu. Dia sampai harus memijat pelipisnya menahan emosi yang tak bisa terucap kerena kegilaan Selena.
"Kalian semua keluarlah!" suruh Eliot dengan suara putus asanya.
Sekejap itu pula seisi ruangan menjadi kosong. Mereka huru-hara berlari meninggalkan ruangan. Tak seorang pun di sana kecuali dia dan Selena.
"Pakai bajumu!" perintah Eliot tanpa melihat wajah Selena.
"Kau tidak asik sama sekali. Kalau cuma berdua bukan pesta namanya. Huh!" keluh Selena menampakkan ekspresi bosan.
"Untuk apa kau kemari?" tanya Eliot. Dia terlihat kacau malam ini.
"Papa dan Mama mencemaskan mu, aku hanya datang untuk menjemput mu. Ayo, pulang!" ajak Selene santai. Tangan kurusnya mulai memungut dress ketat yang baru saja dia buka, lalu dipakainya kemudian.
"Bukan urusanku," sambung Eliot tidak peduli. Dia melangkah untuk meninggalkan ruangan tersebut.
"Eliot! Kau harus pulang!" sorak Selena memanggil Eliot yang sudah berada di lorong kasino.
"Atas dasar apa kau memintaku?"
"Haruskah aku memohon, bertekuk lutut sambil mencium kakimu?" tambah Selena.
Eliot menghentikan langkahnya. Dia berbalik menghadap Selena yang sedang berlari mengejar langkah panjangnya. "Ya," angguk Eliot dengan wajah serius.
Selena pun menyetujui. Dengan muka cengo juga lugu itu dia menekuk lutut sambil menyentuh kaki Eliot. Dia mendongak menatap mata pria bertubuh jangkung itu. "Apa perlu kakimu dicium juga?" tanya Selena bodoh.
Eliot lantas menarik kakinya dan menjauhkan dari Selena. Kemudian dia berjalan meninggalkan wanita gila itu di sana sendirian.
"Kenapa istriku sebodoh itu," gerutu Eliot jengkel.
Tidak patah semangat, Selena mengejar Eliot sampai di parkiran kendaraan kasino. Sebelum Eliot bersedia pulang ke mansion, Selena tidak akan menyerah. "Kakek, kau harus bangga melihat cucumu yang rela merendahkan harga diri demi pria kurang ajar sana!" gerutu Selena sebelum tiba di area parkir.
"Tunggu!" tahan Selena. Dia membentangkan kedua tangannya menghalangi motor Harley mewah milik Eliot. "Aku ikut," katanya lalu naik ke atas motor tersebut. Tidak perlu meminta izin, dia dengan tidak sopan langsung mencubit jaket kulit Eliot. "Ayo, jalan!" suruhnya memiringkan kepala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Winters
nah lho kamu mesti panik hahahaahahhaha
2023-05-21
0
Winters
nah org lain saja terpesona dengan Selena sdgkn Eliot....ah sudahlah dia emg
2023-05-21
0