My Crazy Household

My Crazy Household

Episode 1

"Aku tidak sudi menjadi budak perusahaanmu!" Lantang suaranya terdengar. Seisi ruangan bersitegang menatap getir dirinya. Eliot Alaric dengan berani menantang ayahnya, seorang pendiri perusahaan besar di negeri. "Sudah cukup menikahi wanita ini, aku tidak akan menuruti permintaan seorang ayah yang sama sekali tidak mempedulikan perasaan putranya!" teriaknya seraya berdiri dari kursi dinginnya.

"Semua demi kebaikanmu!" jawab San Alaric, ayah dari pria berusia tiga puluh tahun itu. Matanya terbelalak menahan amarah di depan istri dan menantu barunya. "Jaga sikapmu, Eliot!"

Acuh tak acuh, dia tetap pergi meninggalkan tempat tersebut tanpa sepatah kata pun terucap. Baginya acara makan seperti malam ini adalah sebuah petaka. Bertemu ayah yang sejak dulu selalu mengekang dan memaksanya menjadi anak yang lebih unggul dari orang lain. Dia menghabiskan masa kecil dengan kelam, melewati masa remaja dengan suram. Dia berjalan sesuai kehendak San Alaric, namun tidak untuk sekarang, dia lelah.

Usianya kini sudah dewasa, tapi perangai layaknya remaja labil. Judi, mabuk, balap liar, bahkan bermain wanita merupakan hal wajar yang rutin dia lakukan. Satu yang membuat ayahnya murka, ketika Eliot memasuki komunitas berandalan bermotor.

Mereka mengira bahwa menikahkan Eliot dengan Selena Amaril dapat mengubah sifat kekanakannya, namun sayang, ekspektasi jauh dari harapan. Dia malah semakin membabi buta menentang ayahnya.

"Ini akibat terlalu memanjakan anak itu. Lihat sekarang, dia semakin berani melawan ku," sambung San menatap istrinya.

"Sayang ... Eliot juga butuh waktu agar bisa belajar menjadi pemimpin. Aku dan Selena akan membujuknya nanti. Lagi pula kau masih sehat dan bugar, tentu perjalanan bisnismu masih panjang," sahut Dernia meyakinkan suaminya. Sebisa mungkin amarah San harus diredam, atau semua semakin pelik.

"Sehat? Rambutku separuh putih, siapa yang tahu berapa lama lagi umurku? Semenjak berteman dengan bocah liar bermotor itu, Eliot sering membantah. Dimana Eliot kecil yang selalu mengangguk patuh itu? Akan aku hancurkan markas mereka, agar anak itu bisa jera," pungkas San melampiaskan kekesalannya.

Lantas wanita berwajah mungil itu menunduk. Dia enggan menatap mertuanya yang terus saja menggerutui Eliot. Kisah keluarga Alaric yang terpandang ini sangatlah rumit, bahkan dia belum bisa beradaptasi dengan mereka. Selama tiga bulan pernikahannya dan Eliot, Selena belum pernah melihat ayah dan anak itu berbaur.

"Selena pamit." Unjuknya undur diri. Dia membungkuk memberi salam kepada ayah juga ibu mertuanya selepas makanan di pinggannya habis. Sebenarnya dia tidak peduli dengan urusan mereka, namun bagaimanapun juga Eliot adalah suaminya. Sebaiknya dia mengambil peran untuk membujuk Eliot.

Kring-Kring!

Dering suara ponselnya berteriak mengabarkan sebuah panggilan. Dengan buru-buru Selena merogoh tas putihnya yang tersandang di lengan. Ternyata itu Eliot.

"Lama sekali kau. Apa yang kau lakukan di sana?" tanya Eliot mengamuk. "Aku tunggu di garasi, cepat!" suruhnya menekan.

Selena langsung berlari menuju tempat Eliot sekarang berada. Dia dengan cekatan melangkahkan kakinya agar suaminya yang tempramental itu tidak berulah menggusari dirinya.

~Garasi~

"Apa kau mengadukan padanya kalau selama ini aku tidak tidur di rumah bersamamu?" tanyanya penuh curiga.

"Tidak," geleng Selena membantah tuduhan itu. "Tapi malam ini kau harus kembali. Tidur di rumah denganku walau semalam," pinta Selena. Semenjak pernikahan mereka, pria ini sama sekali belum pernah tidur seranjang dengannya, bahkan makan berdua di meja yang sama pun tidak. Pernikahan mereka hanyalah demi keuntungan bisnis keluarga, wajar jika Eliot memperlakukan Selena bagai orang asing. Toh mereka tidak saling mencintai.

"Cih, jangan berharap. Aku tidak suka dengan wanita polos dengan pakaian longgar sepertimu. Belajar dari pelacur dulu sana!" Mulutnya begitu ringan mencemooh Selena.

Selena melirik tajam manik Eliot. Dia tersenyum seolah merendahkan. Dibalik wajah lugunya, Selena adalah wanita liar yang gila. Selama ini dia diam menerima perlakuan Eliot terhadapnya, namun sepertinya semakin hari suaminya itu melunjak. "Tsk, menyedihkan ... kau sungguh menyedihkan. Periksakan dulu kesehatanmu, barang kali penyakit kelamin sudah bersarang di sana," tunjuk Selena dengan tatapan penistaan. Dia menyeringai lebar kemudian berjalan meninggalkan Eliot. Dia sudah jenuh berhadapan dengan suaminya yang tidak berakal. "Akan aku perkenalan padamu seperti apa Selena Amaril," gumamnya kesal bersuara pelan.

Eliot terhenyak sekejap mendengar istri polosnya berkata demikian. Dia tidak tahu ternyata wanita berambut panjang hitam tebal itu sungguh lancang terhadapnya. Pria ini tidak terima, lantas dia mengejar Selena menggunakan motornya.

"Berhenti!" teriaknya menghentikan langkah Selena yang sudah berada di pagar mansion. "Sepertinya kau harus diberi pelajaran hari ini," bisiknya ke sebelah Selena. Dia menarik paksa tubuh ramping Selena ke atas boncengannya, lalu membawa wanita itu jauh ke sebuh tempat perkumpulan geng motornya.

"Turunkan aku!" perintah Selena murka.

"Diam! Jangan banyak bergerak kalau tidak ingin kita mati berdua!" jawabnya.

"A-Aku takut! Kau terlalu kencang mengemudikan motormu!"

Bukannya melambatkan gas motor Harley mewahnya, justru Eliot menambahkan kecepatan laju kendaraannya. "Pegangan, ini pertama kalinya bagiku membonceng orang lain!" Gelak tawanya terdengar keras di telinga Selena. Seperti orang gila, sampai wanita itu terpaksa mengencangkan pegangannya memeluk Eliot.

Tidak berapa lama, tibalah mereka di sebuah tempat cukup jauh dari kota. Tidak terlihat pemukiman warga di sekitar sana. Hanya bediri konstruksi bangunan yang belum selesai menghiasi pinggir jalanan yang kering.

"Kenapa kau membawaku kemari?" tanya Selena cemas. Dia melihat sekeliling, sekumpulan pria berwajah carut menatapnya dengan pikiran kotor. Mereka tersenyum lebar menyambut kedatangan Selena dan Eliot.

"Wah ... siapa ini? Cantik sekali, lihat pakaian sopan ini. Darimana kau dapatkan dia?" tanya seorang pria hidung belang. Lidahnya sampai terjulur keluar menikmati tubuh wanita itu dari ujung kaki hingga setiap helai rambutnya.

"Dia istriku," terang Eliot. Dia turun dari motornya, lalu menghampiri teman-teman bertato itu. "Dia belum pernah disentuh, ada baiknya dipergunakan untuk kesenangan kalian malam ini," pungkasnya kurang ajar. Meski suaranya tidak menggelegar, namun kalimat itu sampai ke telinga Selena.

Meski samar-samar, dia yakin bahwa Eliot memiliki niatan buruk terhadapnya. Dia pun berlari meloloskan dirinya dari jeratan suaminya. Berusaha berlari sejauh mungkin dari sekumpulan manusia tanpa akal itu. Dia ketakutan, tubuhnya terasa lemah akibat panik yang terus menggerogoti keberaniannya.

"Lihat, dengan polosnya dia berlari menggunakan kaki rapuh itu!" seru salah seorang pria di sana.

"Bukankah dia naif berpikir bisa lolos dariku?" Eliot terkekeh menonton Selena berlari sambil mengangkat gaun putihnya yang panjang. "Berlari lah! Hahaha ... semakin menarik saja," pekiknya seraya mengejar Selena menggunakan motor kencangnya.

Wajah Selena berubah pucat, dia tersandung batu kecil yang berserak di jalanan. Hingga pansus datarnya sampai terlepas dari kaki karena tergopoh-gopoh mengindari kejaran suaminya.

"Jadilah wanita penurut," suruhnya dengan senyum licik. Langsung Eliot mengikat Selena menggunakan tali tambang yang selalu dibawa oleh temannya.

Terpopuler

Comments

Kaisar Naga

Kaisar Naga

yooo

2023-05-21

0

Winters

Winters

idih idih

2023-05-21

0

Winters

Winters

ckckck parah parah

2023-05-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!