Episode 5

Setelah Se Se berjalan masuk, dia menutup kembali pintu kamar. Qing Xia menuangkan teh hangat untuk Se Se, dia lalu duduk di sampingnya.

Se Se membawa sebuah kotak kayu, dia meletakkan kotak itu di atas meja.

"Qing Xia, mulai sekarang, Ibu akan mengajarkanmu cara memakai racun dan menawar racun. Kau harus mempelajarinya agar tidak menjadi korban penculikan seperti tempo hari." ucap Se Se sambil mengeluarkan botol-botol dari dalam kotak.

"Karena hari kau sibuk, ibu akan mengajarkan secara singkat." lanjutnya lagi sambil menatap Qing Xia.

"Aku... Aku hanya ingin memberi pelajaran kepada Fang Ai Li." jawab Qing Xia malu malu karena dia melupakan pakaiannya yang sudah berganti seperti seorang penjahat.

"Ibu tahu, kau tidak perlu menyembunyikan apapun dari Ibu. Mintalah bantuan jika kau memerlukannya. Xin malam ini harus mengobati kaki dari putra Panglima Chi . Dia mungkin akan kembali besok pagi. Jadi kembalilah sebelum matahari terbit." jelas Se Se kepada menantunya.

Qing Xia mengangguk patuh, dia lalu duduk mendengarkan penjelasan fungsi racun dan cara untuk menawarkan racun yang berada di dalam botol. Se Se menjelaskan dengan perlahan agar Qing Xia mengerti semua yang di ajarkan kepadanya.

Setelah beberapa waktu berlalu, Qing Xia sudah menghafal semua fungsi racun yang ada di dalam kotak. Dia mengulangi penjelasan dari Se Se kepadanya lalu menyebutkan nama tanaman untuk menawar racun di botol tersebut.

"Besok, ibu akan mengajarkan cara memilih tanaman obat. Banyak tanaman yang memiliki kesamaan jika dilihat secara sekilas namun sebenarnya tanaman itu berbeda. Jadi kau harus mempelajarinya juga." ucap Se Se.

Qing Xia merasa sedikit penasaran kenapa Se Se mengajarinya ilmu racun dan juga obat penawarnya.

"Ibu, kenapa ibu bersusah payah mengajari ku hal ini?"

"Kau memang cerdas!" seru Se Se sambil menatap menantunya. Dia lalu mengatakan alasan sebenarnya.

"Xin menguasai racun sejak usia 10 tahun. Dia tidak pernah melewatkan tanaman yang sekecil apapun jika dia tertarik. Meski harus mengorbankan nyawanya, dia akan tetap mencoba mencari tahu tentang tanaman itu. Ada kalanya dia hampir mati keracunan karena mencoba racun itu di tubuhnya sendiri. Jadi ibu berharap kau bisa menolongnya jika hal itu terjadi lagi."

"Ibu tenang saja, aku pasti akan mempelajari semua hal tentang racun agar bisa membantu Xin."

"Ibu tau kau pasti bisa."

Se Se mengeluarkan sebotol obat dari dalam ruang dimensi. Dia menyerahkan botol obat itu kepada Qing Xia.

"Ini adalah obat untuk menawar semua racun. Hanya tersisa 1 botol ini saja. Simpanlah obat ini dan gunakan hanya dalam keadaan terdesak saja."

"Terima kasih Ibu." ucap Qing Xia yang menatap heran botol di tangannya sebab botol itu terbuat dari plastik.

"Tidak perlu bingung karena apa yang kau pikirkan memang benar. Itu adalah botol plastik yang berasal dari jaman modern. Di sini belum ada orang yang bisa membuatnya."

"Ibu, kenapa bisa ada botol plastik di sini?" tanya Qing Xia semakin kebingungan.

"Karena Ibu bisa mengambilnya sesuka hati dari ruang dimensi."

"Ruang dimensi?" tanya Qing Xia tak mengerti apa yang sedang di ucapkan oleh ibu mertuanya.

"Benar! Ruang dimensi. Kamu mungkin belum pernah mendengar tentang ruang dimensi. Itu adalah sebuah ruangan yang datang bersama ku ketika aku terlahir di dunia ini. Tempat itu memiliki banyak obat-obatan dan peralatan medis dari masa depan. Ruangan itu juga bisa digunakan sebagai tempat menyimpan berbagai benda tanpa sepengetahuan orang lain."

Se Se mengeluarkan sebuah jarum suntik, dia menyerahkan jatum suntik itu kepada Qing Xia.

"Ini, adalah salah satu benda yang bisa Ibu ambil tanpa batas dari ruang dimensi."

Qing Xia melongo takjub, tanpa sadar dia mengeluarkan isi hatinya.

"Bukankah ini semacam kecurangan yang hanya dimiliki oleh Ibu?"

"Benar, ini adalah kelebihan yang seperti curang di saat bermain game." sahut Se Se sambil tersenyum licik.

Melihat senyuman di wajah Ibu mertuanya, Qing Xia merasa ada sesuatu yang belum di katakan oleh wanita itu. "Apa yang di inginkan Ibu dariku?" pikir Qing Xia.

Se Se mendekatkan wajahnya ke arah Qing Xia, dia lalu bertanya seraya melayangkan tatapannya ke mata Qing Xia.

"Jadi, apa kelebihan yang kamu miliki di dunia ini?"

"Ternyata Ibu hanya penasaran dengan kelebihan yang aku miliki. Huff...!" ucapnya lega lalu menghela napas panjang.

"Memangnya apa yang sedang kau pikirkan dengan kepala mu yang kecil itu? Jangan bilang, kau berpikir Ibu akan menyuruhmu melakukan sesuatu yang aneh!" tuduh Se Se yang tepat mengenai sasaran.

"He... Hehe... Bukan begitu! Aku hanya berpikir jika Ibu akan memintaku melakukan sesuatu yang sulit. Jawab Qing Xia sambil tersenyum malu.

"Ehem... Uhm... Sebenarnya aku memiliki mata tembus pandang." ucap Qing Xia menjawab pertanyaan Se Se yang sebelumnya.

"Mata tembus pandang?" tanya Se Se keheranan.

Qing Xia menggangguk, dia menurunkan tatapan matanya ke dada Se Se.

"Seperti saat ini aku bisa melihat ukuran payudara Ibu yang sangat jumbo itu." ucapnya dengan wajah serius.

"Plokkk!"

Sebuah tangan langsung melayang di dahi Qing Xia. Se Se memukul pelan kening menantunya yang tidak sopan itu.

Qing Xia menggosok-gosok pelan kening kepalanya yang dijitak oleh ibu mertua. Dia tersenyum lucu sekaligus malu karena sudah mengatakan hal seperti itu di depan ibu mertuanya.

Sementara Se Se langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dada, mencoba mencegah Qing Xia untuk mengintip bagian-bagian tubuhnya.

"Ibu, tidak ada gunanya Ibu menutupi dengan tangan. Sebab mataku masih bisa melihatnya meskipun tertutup puluhan tangan." ucap Qing Xia dengan wajah bangga.

"Kau ini!" ucap Se Se sambil menggelengkan kepala.

Tiba-tiba wajahnya berubah serius, dengan tatapan yang tajam ke arah Qing Xia.

"Apa kau juga mengintip tubuh semua laki-laki?" tanya Se Se dengan wajah yang sedikit terkejut.

"Uhukkk! Uhukkk!"

Qing Xia langsung tersedak air liurnya sendiri gara-gara mendengar pertanyaan dari Ibu mertua.

"Ibu, itu tidak benar. Aku harus menggunakan tenaga ku untuk bisa melihat tembus pandang. Jadi aku tidak selalu melihat dengan mata ajaib ini. Ha... Ha.. Ha...!" sahut Qing Xia yang lalu tertawa dengan kaku.

Se Se masih melihatnya dengan tatapan curiga. Dia menjadi waspada terhadap menantunya yang memiliki kemampuan unik dan diinginkan banyak pria itu.

"Ibu, aku bersumpah tidak akan menggunakannya untuk mengintip tubuh orang." ucap Qing Xia agar hati ibunya lebih tenang.

"Hahaha...!"

Se Se malah tertawa dengan keras sampai kedua ujung matanya berair.

"Kau benar-benar menantu yang menyenangkan." ujarnya sambil tertawa. Sementara Qing Xia menggaruk-garuk kepalanya karena merasa kebingungan.

^^^BERSAMBUNG...^^^

Terpopuler

Comments

Senopati Arya Mada

Senopati Arya Mada

dasar aing dia usil banget sih🤣🤣🤣

2023-06-10

0

ŕhàďýt

ŕhàďýt

coba aja aku punya mata gitu😥😥

2023-04-21

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!