Episode 3

"Nyonya Muda, Tolong sisakan satu orang untuk di interogasi."

Ternyata Ti Chi yang maju untuk menghadang belati Qing Xia. Dia tidak ingin semua orang mati sebab dia masih harus menyelidiki dalang di balik para pembunuh yang menargetkan kereta kuda keluarga Han.

"Ckkk... Percuma saja, dia juga tidak akan memberikan informasi yang benar."

Ti Chi berjalan ke arah jatuhnya belati, dia memungut belati itu lalu mengembalikannya kepada Qing Xia.

Qing Xia merasa sedikit kesal karena tidak bisa mengambil nyawa terakhir dari kawanan pembunuh yang berniat membunuh dia dan ibu mertuanya. Wajahnya tampak dingin dengan amarah yang terlihat di kedua sorot matanya.

Karena tugasnya sudah selesai, Qing Xia berjalan kembali ke dalam kereta kuda. Setelah masuk ke dalam kereta kuda, Se Se menyambut Qing Xia dengan senyuman sejuta arti yang membuat Qing Xia merinding.

"I... Ibu..." panggilnya ragu-ragu karena sedikit merinding melihat senyuman dari Ibu mertua yang tidak terbaca niatnya.

"Apakah tidak ada yang ingin kamu ceritakan tentang masa lalumu?" tanya Se Se sambil menatap tajam mata Qing Xia.

Qing Xia menelan ludahnya, dia merasa gugup karena pertanyaan dari Se Se membuatnya berpikir jika Ibu mertuanya sudah bisa menebak siapa dirinya di masa lalu.

"Hahhh..." Se Se menghela napas panjang. Dia menepuk kursi di sampingnya lalu berkata kepada Qing Xia.

"Duduklah di sini, ada beberapa hal yang ingin Ibu tanyakan kepadamu."

Mendengar kalimat dari Se Se membuat kegugupan Qing Xia semakin bertambah.

"Gawat! Apa yang ingin Ibu tanyakan kepada ku?" pikirnya sambil menatap ke kursi tempat Se Se menepuk-nepuk telapak tangannya.

Qing Xia berjalan perlahan lalu duduk di samping kursi tersebut, dia lalu menatap wajah Ibu mertuanya dengan perasaan gelisah dan cemas.

"Jangan takut, jawab saja dengan sejujurnya. Ibu tidak akan mempermasalahkan masa lalumu yang berprofesi sebagai seorang pembunuh." ucap Se Se secara terang-terangan mengatakan jika dia mengetahui pekerjaan yang Qing Xia lakukan di kehidupan sebelumnya.

"Bagaimana Ibu bisa mengetahuinya?" tanya Qing Xia dengan wajah yang semakin memutih pucat.

Se Se menggenggam tangan Qing Xia, dia lalu menatap lembut mata menantunya itu.

"Qing Xia, jangan khawatir tentang masa lalumu. Ibu akan mencoba memahami semuanya tanpa berpikiran buruk terhadap kehidupan mu saat ini. Ibu juga memiliki masa lalu, dan Ibu yakin jika semua orang memilikinya, kenangan buruk yang ingin kita lupakan."

Qing Xia menarik napasnya yang sedari tadi dia tahan karena merasa gugup.

"Ibu, sebenarnya... Dulu aku seorang pembunuh bayaran." ucap Qing Xia berterus terang.

"Kenapa kamu menjadi seorang pembunuh?" tanya Se Se penasaran.

Qing Xia awalnya ragu untuk menceritakan masa lalunya, tetapi karena Se Se sudah bertanya, dia terpaksa bercerita tentang masa hidupnya yang dipenuhi dengan kekejaman.

"Aku hidup sebatang kara. Suatu hari, seseorang datang kepadaku. Dia bilang akan memberikan makanan enak dan tempat tinggal yang nyaman jika mengikutinya ke panti asuhan. Karena hidup ku sulit dan selalu kelaparan, aku pun menerima tawarannya. Ternyata, aku di bawa ke sarang pembunuh. Di sana banyak anak-anak yang di latih menjadi pembunuh bayaran. Sejak saat itu, misi ku hanyalah membunuh target yang sudah di tentukan."

Qing Xia melirik wajah Se Se yang tidak terbaca emosinya. Dia tidak bisa menebak apa yang sedang dipikirkan oleh Ibu mertuanya itu setelah mendengar cerita tentang kehidupan masa lalu Qing Xia.

"Ibu pasti merasa takut memiliki menantu yang merupakan seorang pembunuh. Ibu pasti kecewa telah menerima ku sebagai bagian dari keluarga mereka." pikir Qing Xia.

Se Se tiba-tiba memeluk Qing Xia, membuat wanita itu terperanjat dengan mata yang membesar.

"Kamu pasti sangat kesulitan, hidupmu pasti penuh dengan ketakutan dan kesedihan. Maafkan Ibu karena tidak bisa berbuat apapun untuk membantu menghilangkan kesedihan dan ketakutan di masa lalumu. Terima kasih sudah bertahan hidup dan datang ke dunia ini. Mulai sekarang, mari kita jalani hidup dengan penuh kebahagiaan."

Se Se menepuk pelan pundak Qing Xia. Kedua wanita itu meneteskan air mata bersama. Se Se menangis karena hatinya terasa sakit ketika membayangkan kehidupan masa lalu Qing Xia yang begitu berat, sementara Qing Xia merasa tersentuh dengan kata-kata yang di ucapkan oleh Ibu mertuanya.

Qing Xia benar-benar tidak menyangka jika Ibu mertuanya akan berkata seperti itu. Kata-kata yang menghibur dan menyemangati masa lalu dan juga masa depan Qing Xia dengan tulus.

"Kebajikan apa yang sudah ku lakukan di masa lalu sampai-sampai aku diberikan Ibu mertua yang sebaik ini?" tanya Qing Xia dalam hati.

Setelah beberapa saat, Se Se melepaskan pelukannya. Dia mengeluarkan sebuah sapu tangan untuk membersihkan percikan darah yang menempel di wajah dan tangan Qing Xia.

"Qing Xia, jangan pernah menunjukkan kemampuanmu ini di depan orang lain. Mereka yang berniat jahat akan menggunakannya sebagai alasan untuk menjatuhkanmu. Kamu harus mengingat bagaimana ayahmu di fitnah 4 tahun lalu, mereka juga menggunakan alasan yang sama. Terlalu hebat dan luar biasa juga bisa mengundang mala petaka."

Qing Xia mengangguk, dia mengerti apa yang di takutkan oleh Ibu mertuanya.

"Aku benar-benar ceroboh, untung saja ada Ibu yang mengingatkan ku." pikirnya dalam hati.

Ti Chi mengikat pria hidup yang tersisa di sebuah pohon besar, dia lalu membuka satu persatu penutup wajah serta pakaian para pembunuh yang sudah tergeletak di lantai untuk mencari jejak bukti yang bisa mengungkapkan siapa dalang di balik rencana pembunuhan ini.

"Ckkk... Benar-benar pekerjaan yang rapi. Mereka tidak meninggalkan jejak apapun di tubuh para pembunuh ini." ucap Ti Chi yang berdecak kesal karena tidak mendapatkan petunjuk apapun.

Ti Chi mendekati pohon besar tempat pembunuh tersebut di ikat. Dia lalu berjongkong di depannya.

"Siapa yang mengutus kalian untuk membunuh Nyonya?" tanya Ti Chi dengan wajah sangar.

"Cih, bunuh saja aku. Aku tidak akan pernah menghianati majikan ku." sahut pria itu dengan wajah sombong.

"Begitu kah? Aku akan bersenang-senang terlebih dulu sebelum membunuhmu." ancam Ti Chi seraya mengeluarkan kalajengking beracun dari dalam sebuah kotak.

"Ma... Mau apa kau?" tanya pria itu dengan wajah panik.

"Menurutmu?" sahut Ti Chi menyeringai licik ke arah pembunuh.

Ti Chi meletakkan kalajengking di dekat si pembunuh.

"Bunuh saja aku! Cepat bunuh aku!" teriaknya semakin panik ketika kalajengking mulai naik ke atas lengannya.

"Aaaaakhhh...."

Jeritan kesakitan pun di mulai saat kalajengking memulai sengatannya di kulit si pembunuh. Dia berteriak kencang sambil meringis kesakitan.

"Akan ku katakan, tolong singkirkan serangga ini. Cepat singkirkan!" teriak pria itu lagi dengan wajah yang mulai membiru.

Racun mulai menyebar ke seluruh tubuhnya, membuat rasa sakit dan terbakar di semua kulit dan juga organ dalam tubuh. Manusia normal pasti kesulitan untuk menahan rasa sakit itu sehingga mereka akan memilih kematian atau menyerah lebih cepat.

Ti Chi menyimpan kembali kalajengking peliharaannya. Dia lalu bertanya lagi kepada pria pembunuh itu.

"Katakan, siapa orangnya?"

^^^BERSAMBUNG...^^^

Terpopuler

Comments

Senopati Arya Mada

Senopati Arya Mada

aduh pasukan elang dari dulu ttep aja sama 😁😁😁

2023-06-10

0

༅⃟🥂ALINA_12࿐✅

༅⃟🥂ALINA_12࿐✅

Hayolooh, takutkan mau di tanyain apa 😅😅

2023-05-01

0

ŕhàďýt

ŕhàďýt

kerjaan siapa lagi ini

2023-04-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!