"Siap, laksanakan Nona," ucapnya sembari membuka pintu, lantas turun dari mobil Alena.
'Maafkan aku Alandra, tapi ini semua karena kamu, kamulah penyebabnya.'
Alena duduk sambil mengawasi anak buahnya yang sedang melaksanakan tugas, tak lama kemudian suasana mulai tegang di dalam mini market tersebut, agaknya orang suruhan Alena sudah mulai melancarkan aksinya.
Tampak wanita itu menangis sambil memohon maaf, tangannya Ia katupkan di hadapan seorang pria yang Alena yakini adalah bos di tempat ini.
'Cukup seru, tapi sama sekali tidak menyenangkan,' setelah merasa puas Alena pun kembali melajukan mobilnya di jalanan, biarkan sisanya pria itu yang mengurusnya.
Di jalan Alena berpapasan dengan Alandra yang mengendarai sepeda motor menuju arah yang berlawanan dengannya, Alena mendengus kesal, dugaannya pasti sangat tepat, saat ini Alandra sudah pasti menuju mini market tempat wanita itu bekerja. Hati Alena kembali merasa terbakar, entah harus dengan cara apa dia bisa membuang Alandra dari pikirannya, mungkin dengan terus membuat mereka berdua menderita itu akan membuat perasaan Alena jadi lebih baik, pikirnya.
Tet...Tet...
Seseorang membunyikan klakson beberapa kali membuat perhatian Alena teralihkan, dia sedikit memperlambat laju kendaraan yang dikemudikannya.
"Alena, kamu mau kemana?!" Tanya sang pemilik mobil yang kini mensejajarkan posisi kendaraan miliknya dengan milik Alena, yang ternyata adalah Jacob.
"Emm, aku hanya ingin pergi jalan-jalan, dan sekarang aku lapar aku ingin pergi ke cafe yang semalam, ada apa?!" Tanya Alena setengah berteriak.
"Ayo pergi bersama!" Ajaknya.
"Apa kau tidak bekerja?"
"Aku Bos-nya, pekerjaan yang aku kendalikan, bukan pekerjaan yang mengendalikanku," ucapnya ringan.
"Ah begitu, baiklah mari makan bersama." Ujar Alena, membuat senyuman terbit di wajah Jacob.
'Kau akan lihat Alandra, aku sanggup mendapatkan pria yang sepuluh kali lipat lebih baik dari pada kau, dia berbeda 180° di bandingkan dirimu yang tidak ada apa-apanya,' batin Alena berbicara.
Mobil keduanya menepi hampir di Waktu yang bersamaan di parkiran cafe tersebut.
"Aku tidak menyangka kamu akan sesuka itu pada makanan dari cafe ini," ujar Jacob, dia turun lebih dulu dari pada Alena.
"Selain dari makanannya, aku juga suka suasananya," dalih Alena seraya melangkahkan kakinya. Jacob hanya mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti.
Alena mengambil posisi tempat duduk tak jauh dari posisi semalam, suasana cukup lenggang karena kebanyakan pengunjung datang pada malam hari.
"Selamat datang di cafe kami, Tuan dan Nyonya mau pesan apa?" Tanya seorang pelayan wanita dengan sopan.
"Aku ingin menu paling spesial dari cafe ini, Jack apa kamu tidak keberatan?" Alena yang berucap.
"Tidak, kenapa aku harus keberatan."
"Baik Nyonya akan segera kami sajikan, apa ada yang lain?" Tanyanya seraya mencatat pesanan di buku saku yang ia bawa.
"Oh ya, ada satu hal yang saya inginkan."
"Apa itu?" Tanyanya penasaran, pun dengan Jacob yang juga menatap kearah Alena.
"Saya ingin pelayan yang di sana yang melayani saya!" Tunjuk Alena pada Alandra yang baru saja tiba, dia masih menenteng setumpuk box plastik di tangannya.
Alandra yang mendengar itu sontak menoleh, dia menatap Alena dengan pandangan datar tanpa ekspresi.
"Tapi Nyonya, masih banyak pelayan yang lain, dia masih baru di tempat ini, saya takut dia--," tatapan tajam Alena membuat bibir gadis itu seketika bungkam.
"Aku bilang dia, ya dia!" Bentak Alena kesal, membuat nyali gadis itu seketika ciut.
"Ba-baik Nyonya, akan segera kami laksana." Ucapnya seraya berlalu, pun dengan Alandra yang sudah tak nampak di tempat Ia berada sebelumnya.
"Alena, kenapa kamu sangat ingin di layani pria itu, siapa dia? Apa kau mengenalnya?" Tanya Jacob penuh selidik.
Alena tertawa geli, "apa kau bercanda Jack, aku mengenalnya? Itu tidak mungkin, aku hanya merasa akan cukup menyenangkan jika dia yang melayani kita disini, lagi pula memang apa salahnya jika tamu memilih sendiri pelayan yang melayaninya, itu semacam ada rasa kepuasan tersendiri menurutku," ujar Alena.
"Oh, benarkah? Aku tidak tahu soal itu Alena, kamu memang wanita yang unik," ujarnya sambil menatap kagum pada Alena.
"Ada banyak waktu untuk kamu lebih mengenalku Jack," balas Alena disertai senyuman manis. Alandra datang dengan sebuah troli berisi makanan yang ia bawa ke meja Alena dan Jack.
Jacob tersenyum simpul, dia meraih tangan Alena yang terletak di atas meja, dan diluar dugaan Alena membiarkan itu terjadi dan itu tak lepas dari pandangan mata Alandra. Pria itu tetap bungkam, dengan pandangan datar sambil memindahkan makanan-makanan tersebut ke meja.
"Silahkan di nikmati," ujarnya, dia hendak berlalu, namun seruan dari Alena membuat langkahnya urung kembali.
"Kamu mau kemana? Kamu harus tetap disini untuk melayani kami." Ujar Alena sembari bangkit dan mendekati Alandra.
Jacob menyimak apa yang terjadi tanpa menyela, "saya ingi kamu menjadi pelayan khusus untuk kami hari ini."
Alandra membalas tatapan Alena datar, "Nona tahu memilih pelayan secara khusus akan dikenakan biaya tambahan yang tidak sedikit," ujarnya memperingatkan.
"Tentu saja aku tahu, kamu pikir saya tidak sanggup membayarnya? Bahkan saya bisa memberikan biaya tambahan plus tips buat kamu, jadi kamu harus tetap disini, kalau kamu menolak, saya bisa membuat kamu di pecat dari cafe ini." Ucap Alena setengah mengancam. Membuat Alandra mau tak mau kembali dan menuruti kemauan Alena.
Alena tersenyum smirk dan kembali duduk di tempat semula, "ayo layani kami dengan baik." Ucap Alena, yang hanya di tanggapi berupa anggukan oleh Alandra.
Alandra dengan sabar menuruti setiap permintaan yang Alena ajukan terhadapnya.
"Jack, coba ini, ini sangat enak," ujar Alena, dia menaruh setengah makanan yang di makanannya ke piring Jacob.
"Benarkah, kalau begitu kamu juga harus coba punyaku, ini juga sangat enak." Bukannya menaruhnya di piring Alena, dia justru menyodorkannya langsung ke mulut wanita itu. Alena sempat terkejut untuk beberapa saat, namun dengan segera ia mengikuti kembali skenario yang di buatnya sendiri.
Alena melahap makanan itu dengan raut wajah senang, "emh, kamu benar ini sangat enak," komentar Alena. Alena melirik raut wajah Alandra dari ujung matanya, tampak laki-laki itu berdiri dengan tangan terlipat kebelakang, ekspresinya tampak tenang matanya menunduk menatap lantai. Ekspresinya itu membuat Alena geram, sepertinya bukan Alandra yang tersulut emosi, justru dirinya sendiri.
'Sialan, aku ingin menghajar wajahnya itu.' geram Alena dalam hati.
"Kamu mau lagi?" Tawar Jacob.
"Tidak, ini sudah cukup aku akan makan punyaku sendiri," tolak Alena halus.
Dan mereka pun makan sambil berbincang-bincang, serta Alandra yang dengan sabar melayani mereka tanpa kata, dia berdiri dengan siaga di hadapan mereka berdua. Cukup lama Alandra berdiri disana membuat kakinya mulai merasakan kebas dan pegal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments