17 tahun kemudian....
Saat ini Arman berusia 22 tahun, Arman tumbuh menjadi pemuda yang sangat tampan namun sayang, Arman menjadi seorang bad boy.
Perlakuan Mama dan saudara tirinya di waktu kecil sangat membekas di benak Arman, bahkan sampai saat ini Papanya tidak tahu apa yang sudah dilakukan istri dan anak sambungnya terhadap Arman.
Papa Yongki seorang pengusaha yang sangat sibuk, bahkan pulang pun hanya sebatas untuk tidur saja. Ia berangkat pagi-pagi dan pulang larut malam, kadang kalau saking sibuknya Papa Yongki sampai harus menginap di kantor.
Papa Yongki sangat mempercayakan semuanya kepada Mama Venna, selama rumah baik-baik saja dan tidak ada keluhan, Papa Yongki tidak memikirkan apa pun yang penting dia sudah memberikan fasilitas untuk istri dan anak-anaknya.
"Bi Sukma, Arman mana?" tanya Papa Yongki.
"Sepertinya masih tidur, Tuan besar."
"Papa seperti tidak tahu saja bagaimana Arman, mana ada dia bangun pagi-pagi," sahut Mama Venna.
"Pa, coba Papa sekali-kali bersikap keras kepada Arman. Apa Papa tidak malu, punya anak urakan seperti itu?" seru Paras.
"Iya Pa, masa iya putra dari Yongki Fernandez kerjaannya kumpul-kumpul dengan anak-anak jalanan yang gak jelas, mabuk-mabukan, terus ikut-ikutan geng motor yang meresahkan masyarakat, nanti nama baik Papa hancur loh Pa, gara-gara anak itu," sambung Mama Venna.
Papa Yongkin terdiam sejenak, dia pun bangkit dari duduknya dan segera melangkahkan kakinya menuju lantai dua menuju kamar Arman. Sementara itu, Mama Venna dan Paras saling bertos ria karena mereka sudah berhasil mempengaruhi Papa Yongki supaya membenci anaknya sendiri.
"Mampus tuh si Arman," bisik Paras.
"Mudah-mudahan saja Papamu mengusir si Arman, biar dia jadi gelandangan di jalanan sana," sahut Mama Venna.
"Iya, dan Paras yang akan mewarisi perusahaan milik Papa."
Kedua manusia tidak tahu malu itu tertawa bahagia, berbeda dengan Bi Sukma yang mendengar pembicaraan keduanya merasa sangat geram.
"Aku do'akan, semoga kalian mendapatkan balasan yang setimpal atas apa yang sudah kalian perbuat kepada Tuan muda," batin Bi Sukma.
Bruaakk....
Papa Yongki membuka pintu dengan sangat keras membuat Arman yang sedang terlelap tidur merasa kaget dan terbangun.
"Bagus, jam segini masih tidur, mau jadi apa kamu?" bentak Papa Yongki.
"Memangnya kenapa? ini masih pagi, aku kuliah siang," sahut Arman dingin.
Arman kembali merebahkan tubuhnya dan menutup tubuhnya dengan selimut. Papa Yongki geram, dan langsung menarik selimut yang Arman pakai.
"Arman, kata Mama kamu, kamu selalu gaul dengan anak-anak jalanan, mabuk-mabukan, dan masuk geng motor gak jelas, apa itu benar?" sentak Papa Yongki.
Arman mulai bangun dan melangkahkan kakinya mengambil handuk.
"Memangnya Papa peduli sama aku? dari semenjak Mama meninggal, sampai sekarang aku sebesar ini, perasaan Papa tidak pernah peduli dengan keadaanku. Mau aku sakit atau tidak, mau aku sudah makan atau tidak, Papa tidak pernah memperdulikan ku kan? jadi buat apa sekarang Papa urusin aku, aku mau gaul dengan siapa pun terserah aku yang penting aku bahagia," sahut Arman dengan santainya.
Papa Yongki menarik lengan Arman supaya Arman menghadap ke arahnya.
"Papa memang sibuk dengan pekerjaan, tapi Papa melakukan semua ini juga untuk masa depan kamu. Lagipula Papa sudah mempercayakan Mamamu untuk mengurus kamu, dan selama ini Mamamu beserta Kakakmu selalu mengadu kalau kamu selalu gaul dengan anak-anak jalanan yang gak jelas itu."
Arman menghempaskan tangan Papanya. "Mereka memang tukang ngadu, padahal pada kenyataannya kelakuan mereka lebih bobrok daripada aku," seru Arman.
"Arman, jaga ucapanmu!" bentak Papa Yongki.
"Papa tidak tahu apa-apa, jadi Papa gak usah ngatur-ngatur hidup aku. Sekarang Papa urus saja pekerjaan Papa yang tidak ada hentinya itu, jangan pikirkan aku gaul dengan siapa dan apa yang aku lakukan."
Arman segera masuk ke dalam kamar mandi meninggalkan Papanya yang terlihat geram.
"Dasar anak itu," geram Papa Yongki.
Sampai saat ini Papa Yongki tidak pernah tahu apa yang sudah istri dan anak tirinya lakukan kepada Arman, cctv yang dipasang di rumah itu hanya bagaikan pajangan yang tidak berarti apa-apa karena Papa Yongki tidak pernah mengecek cctv.
Kepribadian Arman terbentuk akibat perlakuan kejam Mama dan Kakak tirinya, hati Arman menjadi beku. Bagaimana tidak, Arman kurang sekali mendapat kasih sayang dari Papanya dan justru mendapat penyiksaan dari Mama dan Kakak tirinya.
Arman menjadi anak pembuat onar, bahkan Arman terlibat pergaulan bebas. Balap liar dan mabuk-mabukan adalah sebagai pelampiasan Arman karena sudah merasa tidak nyaman tinggal di rumahnya sendiri.
Setelah selesai mandi, Arman segera bersiap-siap untuk pergi ke kampus.
"Arman mau ke mana kamu?" tanya Papa Yongki.
"Bukanya tadi Papa yang bangunin Arman, sekarang setelah Arman bangun, masih saja ditanya mau ke mana," ketus Arman.
"Biasalah Pa, dia mau pergi bersama anak-anak jalanan itu," sindir Paras.
Arman yang hendak melangkahkan kakinya, langsung terdiam mendengar ucapan Paras. Arman membalikan tubuhnya dan menatap tajam ke arah Paras.
"Kamu itu jangan membuat onar terus Arman, jangan sampai nama baik Papamu hancur gara-gara kamu," sambung Mama Venna.
"Kalian tenang saja, semua orang tidak ada yang tahu siapa aku jadi, aku mau merampok atau membunuh orang sekali pun tidak akan mempengaruhi kehormatan Tuan Yongki," kesal Arman.
Arman pun segera pergi dari rumah yang bagaikan neraka itu tanpa memperdulikan teriakan Papanya yang memanggil-manggil namanya.
Arman segera memakai helmnya dan dengan cepat menaiki motor sportnya dan melajukannya meninggalkan rumah dengan kecepatan tinggi. Jam kuliah Arman memang masih lama, sehingga Arman memutuskan untuk pergi ke basecamp geng motornya.
Tidak membutuhkan lama, Arman sampai di basecamp dan terlihat beberapa orang masih terlelap tidur.
Arman turun dari motornya dan langsung menendang kursi kayu yang ada di sana.
Bruaakk.....
Seketika semua orang itu bangun karena kaget. "Bos, tumben pagi-pagi sudah ke sini?" tanya salah satu anak buah Arman.
"Bangun kalian, belikan aku sarapan!" tegas Arman.
Arman mengeluarkan uang dari dalam dompetnya dan melemparnya.
"Baik Bos, aku akan segera kembali."
Anak buahnya dengan cepat menaiki motor dan pergi mencari sarapan untuk Arman. Arman merupakan ketua geng motor yang paling disegani oleh geng motor lainnya karena geng motor Arman terkenal kejam dan tidak punya belas kasihan dalam menjalankan aksinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
chaaa
BI Sukma punya ponsel kan? knp gak direkam setiap mereka ngomong? biar jadi bukti utk papa Yongki trus kedua parasit itu didepak.. udh 17 th padahal. gak kebayang gmn penderitaan Arman selama ini..
2023-08-05
2
☠☀💦Adnda🌽💫
bapaknya terlalu percaya sama mana sanbungnya pdhl maknya nggak jalanin amanah suaminya hanya mementingkan kesenangan anaknya tanpa perduli sama anak sambungnya... coba sekali " liat CCTV dirumah biar tau perlakuan istrimu sama anakmu tuan fernandez....
2023-06-07
1
☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂
kayaaa harta miskin kasih sayang...
kasian si arman.. emang ibu tiri/ papa tiri kebanyakan takkan sama dengan ibu kandung / ayah kandung meski tak semua buruk sih tapi 100% mungkin ynk baik cuma 20%
2023-05-12
2