\*\*\*
Arka masuk ke kelas musik tanpa izin, lalu memutar netranya dan melihat semua siswi yang berada di kelas itu dengan maksud mencari keberadaan gadis yang telah menyelamatkannya.
Lalu pandangan Arka terhenti saat melihat seorang siswi yang sedang duduk di depan piano dan menunduk tapi sesekali melihat Arka ragu karena terkejut atas kedatangannya. Arka tersenyum kecil dan berjalan perlahan mendekati Sania yang sedang terlihat gugup dan meremas bajunya.
"Kamu mau apa? Kami sedang belajar."
Guru musik hendak menghampiri Arka dan mencegahnya mendekati Sania, tapi di halau oleh Nino dan mengajaknya bicara.
Sania menatap Arka yang terus mendekatinya dan merasa gugup, tapi Arka sendiri menyunggingkan senyum manisnya semakin lebar saat mendekati Sania dengan tatapan yang membuat hati perempuan klepek-klepek, secara Arka adalah siswa tertampan di sekolah itu hanya saja sikap nakalnya yang sering membuat orang merasa jera.
"Hai, kamu masih ingat aku?."
Sania berdiri dan menghadap Arka yang sedang bertanya kepadanya.
"Kamu orang yang di hajar kemarin?," tanya Sania ragu.
"Benar, itu aku. Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?."
Arka memperhatikan Sania dari jarak dekat dengan hati yang berbunga, dia tidak bisa melepaskan pandangannya dari Sania, dan semakin lama semakin terpesona.
"Arka, jika kamu sudah menemukan orangnya, silahkan keluar dari kelas ini kami akan melanjutkan les kami." kata guru musik.
"Ayolah Bu... Paling tidak kami tau nama orang yang sudah menyelamatkan bos kami, jadi kami tau cara membalas budi." sahut Nino yang berada di samping Kenzi dengan senyum kecilnya.
Saat itu di dalam kelas terasa tegang, suasana menjadi hening dan para siswa terlihat fokus pada dua orang yang menjadi pusat perhatian, yaitu Sania dan Arka.
"Jadi, kamu harus memberitahuku siapa namamu?." tanya Arka. Sania menatap Arka ragu dan enggan menyebutkan namanya.
"Jangan khawatir, aku tidak akan melukaimu. Aku hanya ingin tau saja."
"Sania." Dengan cepat Sania menjawabnya.
"Sania...." Arka mengulang dan menyebutkan nama Sania, dan Sania pun mengangguk lalu menunduk.
"Arka, jika sudah... Kita harus segera pergi dari sini, sebentar lagi pak kepala sekolah akan datang kemari," kata Kenzi.
Arka melihat wajah Sania sekali lagi lalu beranjak dari sana dengan satu senyuman.
"Bu guru, terima kasih... Maaf sudah mengganggu. Silahkan lanjutkan lagi les nya dah...."
Sebelum benar-benar keluar dari kelas itu, Arka menoleh kembali dan melihat Sania yang menatapnya lalu menunduk, dan Arka pun tersenyum lalu berbalik pergi saat pintunya di tutup.
Setelah berpikir matang-matang, Sania akhirnya memutuskan untuk menemui kepala sekolah dan mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi pada Arka. Ia tidak ingin Arka disalahkan dan dianggap sebagai anak yang malas sekolah.
Dengan langkah mantap, Sania menuju kantor kepala sekolah dan menjelaskan bahwa Arka benar-benar dirawat di rumah sakit. Ia juga mengungkapkan bahwa Arka sebenarnya menjadi korban kekerasan, bukan karena malas sekolah atau berkelahi.
"Anak-anak itu, mereka hanya tau berkelahi dan bertengkar. Suatu saat nanti mereka bisa mati di jalanan jika terus seperti itu." kata pak kepala sekolah.
Kepala sekolah mengatakan bahwa Sania adalah salah satu murid terbaik dan teladan di sekolah, dan dia tidak ingin Sania terpengaruh oleh hal-hal buruk akibat bergaul dengan anak-anak berandal di sekolah.
Ia menyarankan agar Sania tetap menjaga jarak dengan Arka dan sahabatnya yang selalu terlibat dalam masalah di sekolah. Kepala sekolah juga menekankan bahwa Sania harus selalu berada di jalur yang benar untuk mencapai kesuksesan di masa depan.
Sania menyadari nasihat tersebut dan berjanji untuk tetap fokus pada pelajarannya dan menjauhi hal-hal yang dapat merugikan dirinya di masa depan.
"Kamu jangan hawatir, jika Arka dan temannya mengganggumu laporkanlah padaku. Aku akan mengurus mereka, kamu mengerti?."
"Iya, Pak... Terima kasih." Sania mengangguk.
"Silahkan pergi ke kelas dan belajar lagi, dan titip salam untuk profesor (ayah Sania) dariku ya."
Sania berjalan dengan perasaan bingung atas perbedaan sikap kepala sekolah terhadapnya dan terhadap murid lainnya. Sambil berjalan Sania berkata dalam hati,
" Jadi namanya Arka...."
~
Sania merasa tidak nyaman dengan perhatian yang diberikan para siswa padanya. Ia berjalan tergesa-gesa menuju kelasnya sambil berusaha mengabaikan pandangan dan bisikan-bisikan yang mengiringinya.
Namun, saat Sania berlari, dia menabrak dada keras Arka dan mengusap keningnya karena terasa sakit lalu meminta maaf. Saat pandangan mereka bertemu, Arka menatapnya dengan senyum lebar di wajahnya. Sania merasa canggung dan tidak tahu harus berbuat apa lalu berkata,
"Maafkan aku, aku tidak sengaja."
"Bahaya jika berjalan dengan kepala yang menunduk," kata Arka. Lalu Sania melihatnya lalu mengucapkan terima kasih atas perhatian Arka.
"Hei, apakah kamu mau di antar oleh bos kami ke kelas?," tanya Nino pada Sania sambil menepuk dada Arka dengan bangga.
"Tidak terima kasih, aku bisa pergi sendiri, permisi."
Sania pergi dengan tergesa-gesa sambil menunduk karena merasa tidak nyaman. Lalu langkah Sania terhenti saat Arka memanggilnya dan berkata,
"Sania, jika ada yang mengganggumu katakan saja namaku, maka tidak akan ada orang yang berani mengganggumu."
Sania menoleh sejenak lalu berlari dengan malu-malu.
"Cieee... Gadis yang cantik bro...!." Goda Nino. Lalu mereka beranjak sambil bercanda tapi Kenzi menoleh lagi ke arah kepergian Sania lalu mengikuti sahabatnya.
~
Arka dan kedua sahabatnya sedang menghabiskan waktu istirahatnya di taman sekolah lalu Nino memberikan pertanyaan pada Arka,
"Arka, apakah kamu menyukai Sania? Menurutku dia biasa-biasa saja dan tidak seksi. Apakah tidak salah seorang Arka, laki-laki tertampan di sekolah menyukai gadis biasa-biasa saja?."
"Hei Nino, tipe orang berbeda-beda. Arka tidak sepertimu yang selalu memilih gadis berdada besar tapi bodoh," sela Kenzi sambil tertawa.
"Ish! Kamu ini. Setidaknya aku bisa mendapatkan mereka tidak sepertimu yang tidak pernah pacaran." ledek Nino pada Kenzi sehingga membuat mereka tertawa.
"Kenzi, jangan katakan jika kamu menyukai salah satu di antara kami?," lanjut Nino, Kenzi merasa konyol dan memukul Nino perlahan di iringi gelak tawa tiga sahabat itu.
Arka tersenyum melihat candaan Kenzi dan Nino, kemudian bicara dengan santai bahwa dia tidak hanya melihat fisik seseorang tetapi juga kepribadian dan tindakan mereka.
Dia juga mengatakan bahwa Sania adalah orang yang baik dan berhati mulia, yang membuatnya tertarik kepadanya. Nino kemudian mengolok-olok Arka, tetapi Arka hanya tersenyum dan mengatakan bahwa dia tidak peduli dengan apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya.
"Sudahlah, lebih baik sekarang kita membahas hal yang lebih serius. Aku harus mencari Coki dan membalas dendam! Dia preman dari geng Elang." seru Arka.
"Kalau begitu, tunggu apa lagi. Ayo sekarang kita temukan dia dan beri dia pelajaran." Semangat Nino.
"Kamu jangan sembarangan, apa kamu tau geng Elang seperti apa? Kita jangan terburu-buru dan harus menyusun rencana terlebih dahulu," seru Kenzi.
"Aku tidak takut, aku akan melawan mereka." kata Nino dengan yakin.
"Kamu ini, memang benar kata Om Tedi, kamu memang berotot tapi tidak berotak ha ha." lanjut Kenzi.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Bersambung...
Lanjut ke episode 5 👉👉👉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
范妮·廉姆
Ak mampir ya kak, jgn lpa mampir kembali ke karya aku mksh
2023-05-26
0
FT. Zira
jangan lupakan nama calon mu yaa😏
2023-05-22
1
FT. Zira
darah tinggi juga nih bapak selolahnya🤭
2023-05-22
1