Ep. 5 - Bersaksi

\*\*\*

Sania dan sahabatnya keluar dari kelas setelah bel sekolah berbunyi menandakan waktu pulang. Namun, sepanjang jalan menuju pintu gerbang sekolah, para siswa lain yang mereka temui memberikan hormat dan memuji Sania sebagai sosok yang heroik dan penyelamat yang telah menyelamatkan Arka.

Sania merasa tidak nyaman dengan perhatian yang diberikan padanya dan berusaha untuk cepat-cepat keluar dari sekolah. Namun, para siswa terus memberikan hormat dan pujian hingga mereka akhirnya berhasil keluar dari gerbang sekolah.

"Sania, mereka bersikap berlebihan padamu, nanti kamu bisa dikira saudaranya Arka ha ha," kata Dinda.

"Aku juga tidak mengerti," jawab Sania.

Saat Sania berjalan menuju gerbang sekolah, tiba-tiba dia melihat Arka dan sahabatnya mengendarai motor besar dengan gaya yang sangat keren dan gagah.

Arka terlihat sangat menawan dan diikuti oleh para siswi yang memujanya. Sania tidak bisa menahan perasaan kagumnya dan melihat Arka dengan terpesona.

Namun, seiring dengan melihat para siswi yang memujanya, Sania merasa agak tidak nyaman dan melanjutkan langkahnya pulang ke rumah.

Sepulang dari sekolah Arka dan teman-temannya pulang ke rumah dan membawa senjata masing-masing hendak mencari keberadaan Coki untuk membalas dendam.

Anak muda seusianya yang melihat mereka dan mendukung mereka ikut meramaikan aksinya. Bermacam-macam senjata yang mereka bawa membuat resah masyarakat sekitar.

Tapi saat di pertengahan jalan, langkah mereka terhenti saat melihat om Tedi menghalangi jalan mereka dan menegur aksi mereka.

"Apa yang kalian lakukan?! Kenapa kalian membuat keributan?!."

Om Tedi berkata dengan berkacak pinggang dengan pistol tugasnya di pinggang.

"Ini bukan urusanmu," jawab Arka.

"Bukan urusanku? Apa maksudmu? Aku seorang polisi, apakah aku harus diam saja melihat kalian berkelahi lalu setelah selesaikan baru aku tangkap?."

"Om Tedi, preman seperti mereka jika tidak di beri pelajaran mereka tidak akan merasa jera," lanjut Arka.

"Arka, aku tau semua yang terjadi padamu. Tapi dengan cara seperti ini tidak akan menyelesaikan masalah. Aku akan menyelesaikan masalah ini, jadi lebih baik sekarang kalian letakkan senjata kalian dan pulanglah ke rumah."

Akhirnya Arka dan yang lainnya kembali ke rumah dan tidak jadi mencari Coki.

~

Sania sedang makan malam dengan orang tuanya di rumah. Tiba-tiba, ayahnya memberikan kabar yang mengejutkan bahwa setelah lulus sekolah, Sania akan melanjutkan sekolah musik di luar negeri.

Sania merasa bingung dan tidak setuju dengan rencana ayahnya untuk melanjutkan sekolah musik di luar negeri. Ia lebih memilih untuk melanjutkan pendidikan di dalam negeri karena tidak ingin berpisah dengan teman-temannya dan keluarganya yang sudah dikenalnya selama ini.

Namun, ayah Sania tetap merasa yakin dengan keputusannya dan mencoba meyakinkan Sania dengan memberikan alasan bahwa pendidikan di luar negeri lebih berkualitas dan bisa membuka peluang karir yang lebih luas di masa depan.

Sania merasa terjebak antara keinginan sendiri dan keinginan ayahnya. Tapi dia tidak berdaya menentang kehendak ayahnya dan menyetujuinya.

Saat Sania akan melanjutkan makannya, tiba-tiba suara telpon rumahnya berdering lalu ibu Sania yang mengangkat telponnya.

"Hallo...?."

Terdengar suara di sebrang sana yang bertanya tentang Sania.

"Benar, aku ibunya...."

Sania dan ayahnya bertanya-tanya tentang siapa yang menelpon itu, lalu ibu Sania mengatakan jika itu telepon dari kantor polisi. Ayahnya merasa terkejut karena Sania mendapat panggilan dari kantor polisi.

Pagi harinya, kelompok Arka dan geng Coki sudah berkumpul di kantor polisi untuk menyelesaikan masalah mereka tentang pengeroyokan terhadap Arka.

Di sana, mereka terlibat cek-cok dan membuat keributan sehingga petugas polisi terpaksa menegur mereka untuk meredakan situasi.

Saat Sania tiba di kantor polisi, ia langsung dibawa oleh petugas ke ruangan khusus untuk dimintai keterangan sebagai saksi terkait kasus pengeroyokan terhadap Arka. Sania merasa gugup dan cemas karena ini adalah pertama kalinya ia harus memberikan kesaksian di kantor polisi.

Ayah Sania menemani putrinya dan memberikan dukungan moral, memastikan bahwa Sania dapat menjawab pertanyaan polisi dengan jelas dan akurat. Sania berusaha untuk tetap tenang dan menjawab setiap pertanyaan dengan jujur ​​dan tepat.

"Nona Sania, apakah pelaku yang telah melakukan pengeroyokan itu ada diantara mereka?," tanya petugas polisi.

Sania memperhatikan setiap foto yang ada di tangannya lalu berkata,

"Kejadian saat itu berada di tempat yang kurang cahaya, jadi aku ragu untuk mengenali pelakunya."

"Nona, bisakah Anda lebih perhatikan lagi dan pikirkan baik-baik?." Sania menggelengkan kepalanya.

"Baiklah... Terima kasih Anda sudah bersedia datang untuk memberi kesaksian. Silahkan kami antar keluar."

Saat berjalan, Sania melewati ruangan tempat Arka berada di sana dan mereka saling tatap lalu ayahnya Sania berkata,

"Ternyata sekumpulan berandal yang tidak berguna. Kamu bersaksi untuk mereka, Nak?." Sania mengangguk.

Akhirnya, karena tidak ada bukti yang kuat dan kesaksian yang ragu. Coki dan geng nya akan di bebaskan. Merasa menang akhirnya Coki bersombong diri dan terus mengoceh.

Ocehan Coki yang tersusun keluar membuat Sania mengingat sesuatu, dan akhirnya Sania mengingat pelakunya juga sama berkata seperti yang Coki katakan suaranya juga sama dan fostur tubuh juga.

"Aku ingat dia mengatakan namanya, Coki." jelas Sania.

"Hei! Kau jangan bicara sembarangan ya! Kamu ingin menjebaku? Awas akan aku habiskan kau!." bentak Coki.

"Apa yang kamu katakan, kamu berani mengancam saksi di depan polisi hah?!." kata om Tedi, sambil menjitak Coki.

"Bawa mereka dan selidiki," lanjut nya.

Coki berlalu sambil melihat ke arah Sania dengan tatapan tajam dan mengincarnya.

Arka menatap Sania dengan penuh kekhawatiran karena kesaksiannya, dia hawatir sikap buruk Coki padanya suatu hari.

Arka memutuskan untuk tidak menuntut Coki atas pengeroyokannya. Alasannya adalah karena ia tidak ingin Coki menaruh dendam pada Sania dan melukainya. Arka sangat peduli dengan Sania, dan tidak ingin membuatnya menjadi korban.

Meskipun teman-temannya awalnya tidak setuju dengan keputusannya, mereka akhirnya menghormati keputusan Arka dan memilih untuk tidak memperpanjang masalah ini lebih jauh.

Walau begitu Coki tetap di periksa dan di beri hukuman ringan dengan bebas bersyarat.

Dalam perjalanan pulang mereka berbincang tentang Sania lalu Arka berkata,

"Sania telah menyelamatkan hidupku, aku tidak ingin dia terlibat masalah karenaku. Kenzi, aku tau kamu sangat pintar. Apakah kamu tau apa yang harus aku lakukan?."

"Aku tau satu cara, tapi itu hanya akan menguntungkanmu."

Arka dan Kenzi tertawa seolah mengerti maksud mereka, tetapi Nino tidak mengerti apa-apa dan mencoba bertanya,

"Hei, sebenarnya apa yang sedang kalian rencanakan? Katakan kepadaku." rengek Nino.

"Nanti aku akan jelaskan kepadamu sambil jalan."

"Pokoknya kalian harus menjelaskan semuanya kepadaku tanpa terlewat sedikit pun, mengerti?."

"Ok."

Mereka berjalan menyusuri jalan menuju rumah masing-masing dengan masih berseragam lengkap. Persahabatan mereka sangatlah patut di acungi jempol 👍

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Bersambung...

Next episode 6👉

Terpopuler

Comments

FT. Zira

FT. Zira

aku pun tak mengerti🤔

2023-05-24

1

FT. Zira

FT. Zira

coki tetep dendam deh kek nya..

2023-05-24

1

FT. Zira

FT. Zira

kek nya memang itu yang bakal terjadi deh😢

2023-05-24

1

lihat semua
Episodes
1 Ep. 1 - Pertemuan pertama
2 Ep. 2 - Penyelamat hidupku
3 Ep. 3 - Apakah orang itu dia?
4 Ep. 4 - Pencarian berujung kenalan
5 Ep. 5 - Bersaksi
6 Ep. 6 - Aksi heroik
7 Ep. 7 - Mulai PDKT
8 Ep. 8 - Tertarik dan berharap
9 Ep. 9 - Persahabatan yang solid
10 Ep. 10 - Penculikan
11 Ep. 11 - Menjadi pelindungnya
12 Ep. 12 - Balapan liar
13 Ep. 13 - Teman tapi mesra
14 Ep. 14 - Putus??
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Ep. 71 - Pertikaian terbuka kembali
72 Ep. 72 - Rahasia yang terungkap
73 Ep. 73 - Frustasi berujung masalah
74 Ep. 74 - Semakin rumit
75 Ep. 75 - Hati tidak bisa di pungkiri
76 Ep. 76 - Rasa setia kawan
77 Ep. 77 - Penculikan Santi
78 Ep. 78 - Battle girls
79 Ep. 79 - Tidak sekuat itu
80 Ep. 80 - Semakin berjarak
81 Ep. 81 - Luluh lantah
82 Ep. 82 - Keputusan final Sania
83 Ep. 83 - Sania...
84 Ep. 84 - Kesetiaan sahabat
85 Ep. 85 - Menghindar
86 Ep. 86 - Rindu
87 Ep. 87 - Pengorbanan
88 Ep. 88 - Akhirnya... Cihui!
89 Ep. 89 - Selalu ada benalu
90 Ep. 90 - Apakah berakhir seperti ini?
91 Ep. 91 - Penyergapan
92 Ep. 92 - Keyla dalam kenangan
93 Ep. 93 - Dendam Nino
94 Ep. 94 - Dasar!
95 Ep. 95 - Arka & Sania, I love you...
96 Ep. 96 - Swiss
97 Ep. 97 - So sweet
98 Ep. 98 - I LOVE YOU
99 Ep. 99 - Musuh dalam selimut
100 Ep. 100 - Menguras air mata
101 Ep. 101 - Masih berkabung
102 Ep. 102 - Hamil
103 Ep. 103 - Semangat hidup
104 Ep. 104 - TAMAT
105 I Love You Paman
106 Pengumuman Spesial!
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Ep. 1 - Pertemuan pertama
2
Ep. 2 - Penyelamat hidupku
3
Ep. 3 - Apakah orang itu dia?
4
Ep. 4 - Pencarian berujung kenalan
5
Ep. 5 - Bersaksi
6
Ep. 6 - Aksi heroik
7
Ep. 7 - Mulai PDKT
8
Ep. 8 - Tertarik dan berharap
9
Ep. 9 - Persahabatan yang solid
10
Ep. 10 - Penculikan
11
Ep. 11 - Menjadi pelindungnya
12
Ep. 12 - Balapan liar
13
Ep. 13 - Teman tapi mesra
14
Ep. 14 - Putus??
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Ep. 71 - Pertikaian terbuka kembali
72
Ep. 72 - Rahasia yang terungkap
73
Ep. 73 - Frustasi berujung masalah
74
Ep. 74 - Semakin rumit
75
Ep. 75 - Hati tidak bisa di pungkiri
76
Ep. 76 - Rasa setia kawan
77
Ep. 77 - Penculikan Santi
78
Ep. 78 - Battle girls
79
Ep. 79 - Tidak sekuat itu
80
Ep. 80 - Semakin berjarak
81
Ep. 81 - Luluh lantah
82
Ep. 82 - Keputusan final Sania
83
Ep. 83 - Sania...
84
Ep. 84 - Kesetiaan sahabat
85
Ep. 85 - Menghindar
86
Ep. 86 - Rindu
87
Ep. 87 - Pengorbanan
88
Ep. 88 - Akhirnya... Cihui!
89
Ep. 89 - Selalu ada benalu
90
Ep. 90 - Apakah berakhir seperti ini?
91
Ep. 91 - Penyergapan
92
Ep. 92 - Keyla dalam kenangan
93
Ep. 93 - Dendam Nino
94
Ep. 94 - Dasar!
95
Ep. 95 - Arka & Sania, I love you...
96
Ep. 96 - Swiss
97
Ep. 97 - So sweet
98
Ep. 98 - I LOVE YOU
99
Ep. 99 - Musuh dalam selimut
100
Ep. 100 - Menguras air mata
101
Ep. 101 - Masih berkabung
102
Ep. 102 - Hamil
103
Ep. 103 - Semangat hidup
104
Ep. 104 - TAMAT
105
I Love You Paman
106
Pengumuman Spesial!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!