Lonceng sekolah berbunyi tanda waktu istirahat telah tiba, Sania dan dua sahabatnya keluar dari kelas hendak pergi ke kantin. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang memanggilnya dari belakang.
"Sania...."
Sania dan dua sahabatnya itu menoleh dan melihat ketua OSIS yang menyukai Sania itu menghampiri Sania dan memberikan sebuah surat dengan ragu dan malu-malu.
Sania menerima surat itu dengan heran dan bertanya-tanya tentang apa yang ada di dalamnya. Ketua osis tampak gugup dan buru-buru pergi setelah memberikan surat itu. Lalu Sania membuka surat itu dan terkejut melihat isinya, ternyata surat itu adalah surat cinta dari ketua osis.
Sahabat Sania, Rani dan Dinda melihat Sania terkejut dan bertanya apa yang terjadi. Sania pun memberitahu mereka tentang surat cinta yang baru saja diterimanya. Rani dan Dinda langsung bersemangat dan ingin membaca isi surat itu, tapi Sania tidak ingin menunjukkan surat itu pada mereka.
"Ciee... Yang dapet surat cinta... Lihat dong San, kita juga mau tau rasanya dapet surat cinta, ya gak Rani?."
"Iya, Sania kita juga mau lihat...."
Melihat Sania yang enggan memberikan surat itu, Dinda langsung mengambil surat Sania secara paksa lalu berlari sambil tertawa agar suratnya tidak di ambil Sania yang mengejarnya.
Tapi saat Dinda berlarian dia menabrak dada seseorang hingga terpental, seketika surat itupun jatuh. Dinda pun mundur ke belakang dan merasa takut saat melihat orang yang dia tabrak, karena orang itu adalah Nino dan Kenzi yang terkenal anak nakal dan berandal di sekolah.
"Hei gadis aneh, memangnya kamu masih anak kecil? berlarian seperti itu."
"Maaf, aku tidak sengaja."
Kenzi melihat dan mengambil surat yang terjatuh di lantai itu dan hendak membacanya, tapi Sania sudah berada disana dan mengatakan jika itu adalah suratnya dan tidak boleh Kenzi baca.
Kenzi melihat gadis yang berbicara di hadapannya itu lalu memberikan surat itu pada Sania dan segera pergi dari sana.
Dinda menarik nafas dalam-dalam dan merasa plong saat Nino dan Kenzi tidak memperlakukannya dengan buruk dan pergi begitu saja lalu berkata pada Sania,
"Sania, kamu berani bicara begitu pada mereka?."
Sania merasa heran dengan apa yang di tanyakan oleh sahabatnya itu dan bertanya,
"Memangnya kenapa?."
"Ayolah Sania... Jangan katakan kalau kamu itu murid baru disini dan tidak tau tentang mereka. Mereka itu anak paling nakal di sekolah kita. Mereka berandal yang suka mencari keributan kesana kemari," kata Dinda.
"Beruntung ketua mereka sedang tidak ada karena dia terluka parah dan di rawat di rumah sakit, jika dia ada mungkin kita akan di beri perhitungan oleh mereka," sambung Rani.
Sania berpikir sejenak dan menerka-nerka, lalu segera pergi di ikuti kedua sahabatnya.
~
Kenzi dan Nino pergi ke kantor kepala sekolah dan memberikan surat dokter dari rumah sakit untuk meminta izin agar Arka di izinkan tidak masuk sekolah karena sedang di rawat. Tapi kepala sekolah tidak menerima itu dan hanya menganggap itu akal-akalan Arka yang malas untuk sekolah.
Arka sudah terlalu banyak bolos sekolah dan ini peringatan terakhir untuknya, jika hari ini dia tidak masuk sekolah maka Arka akan di keluarkan dari sekolah. Kepala sekolahnya sudah merasa jera dengan kenakalan mereka.
Kenzi dan Nino merasa kesal dan frustasi karena kepala sekolah tidak mempercayai bahwa Arka sedang dirawat di rumah sakit. Mereka mencoba memberikan penjelasan bahwa Arka memang benar-benar sakit karena di serang preman hingga terluka parah bukan karena berkelahi sehingga tidak bisa hadir di sekolah, namun kepala sekolah tetap tidak merestui izin tersebut.
"Sekali lagi aku peringatkan, jika Arka tidak datang ke sekolah hari ini, maka aku pastikan dia keluar dari sekolah ini!."
Nino merasa kesal dan hendak menjawab perkataan kepala sekolah tapi di tahan oleh Kenzi dan mengajaknya pergi keluar dari sana dan membisikkan sesuatu. Setelah mendengar kata-kata Kenzi, Nino pun merasa tenang lalu berjalan sambil menoleh ke arah kepala sekolahnya dan berkata,
"Siap Pak, kami akan sampaikan pesan Anda, dan aku do'akan agar Anda panjang umur dan berusia sampai 200 tahun, a ha ha ha...."
Pak kepala sekolah merasa marah lalu berkata pada dirinya, Jika dia berjanji suatu saat nanti mereka akan di keluarkan dari sekolahnya.
~
Sania sedang duduk di depan piano dan memainkan beberapa nada untuk melatih jari-jarinya. Namun, pikirannya terus terganggu oleh kejadian semalam.
"Apakah dia orang itu?." batin Sania.
Dia merenung sejenak dan berpikir apakah kebetulan bisa terjadi seperti itu. Dia lalu teringat kata-kata sahabatnya bahwa Arka sering kali menjadi anak nakal di sekolah. Lalu Sania kembali melanjutkan latihan piano dan berusaha untuk fokus pada musik.
Saat akan memulai kembali, perhatian Sania teralihkan ke arah jendela dan melihat beberapa siswa berlarian di depan kelas. Para siswa itu berlari menyambut Arka yang datang ke sekolah dengan sepeda motornya dan dalam keadaan masih terluka.
Saat tiba di halaman sekolah dan hendak memarkirkan motornya, Arka yang akan membuka helmnya di tegur oleh Nino,
"Hati-hati kepalamu... Aku sudah bilang lebih baik kamu naik di motorku saja... Aku tidak pernah membiarkan siapapun naik motorku ini, selain gadis cantik tapi untukmu aku beri pengecualian."
Arka dan Kenzi saling melirik dan tertawa kecil, lalu mereka bertiga hendak pergi ke kantor kepala sekolah untuk memberitahu kebenaran yang terjadi padanya. Lalu memperlihatkan luka Arka yang bukan hanya pura-pura.
Tapi sebelum sampai ke kantor, mereka di sapa oleh banyak siswa lainnya yang perhatian terhadap Arka dan menanyakan kabarnya.
Tiba-tiba pak kepala sekolah melihat kerumunan para siswa dan menegurnya,
"Hei kalian! Sedang apa berkerumun disana? Bukankah kalian harusnya belajar?!."
Pak kepala sekolah segera menghampiri dan ingin tau penyebab kerumunan tersebut dan melihat Arka yang berada di tengah-tengah siswanya.
"Hallo Pak... Selamat siang, aku ingin segera bertemu denganmu. Bukankah kamu ingin bertemu denganku?."
Pak kepala sekolah melihat keadaan Arka yang memang sedang terluka, tapi seolah tidak memperdulikannya dan berkata lagi,
"Kamu tidak seharusnya membuat keributan di jam sekolah!."
"Pak kepala sekolah, bukankah marah-marah itu tidak baik... Nanti bisa terkena struk," ucap Arka yang selalu melihat kepala sekolahnya itu marah-marah.
"Apa katamu?."
"Aku hanya hawatir kepadamu, mengingat usiamu sudah tua... Jadi, jagalah diri baik-baik, ya."
Arka dan kedua sahabatnya beranjak pergi dan masih kena teguran dari kepala sekolah karena Arka pergi bukan ke kelasnya melainkan akan masuk ke kelas lain, hingga membuat kepala sekolahnya itu menepuk jidat dan menggelengkan kepalanya.
" Lama-lama aku bisa struk juga!." gerutu kepala sekolah.
Lalu saat pak kepala sekolah hendak menyusul mereka, siswa yang lain yang sudah bekerja sama mencoba menghalangi jalannya sehingga Arka bebas pergi begitu saja.
Arka masuk ke kelas musik tanpa izin hendak mencari keberadaan Sania yang telah menyelamatkan hidupnya.
"Apa yang kalian lakukan?." tegur guru musik yang melihat mereka masuk tanpa izin.
Nino menghampiri guru tersebut dan merangkul nya layaknya terhadap seorang teman dan berkata,
"Tenang saja Bu, kami tidak akan membuat keributan. Kami hanya ingin mencari orang yang sudah jadi penyelamat hidup Arka."
"Penyelamat hidup Arka? Maksud kalian penyelamat hidup Arka ada disini?."
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
FT. Zira
dan Arka itu cantik, begitukah??😅😅🤣🤣🤭🤭🤭
2023-05-22
1
FT. Zira
pertanyaannya,,, emang kepala sekolah ngak bisa baca? kan kalau laporan medis ada tulisan rumah sakit mana beserta alamat. itu sih namanya mengambil keputusan secara sepihak😒😒
2023-05-22
1
范妮·廉姆
Kak, aku sudah mampir ya...
dan d tambah di bagian menu fav/ rate ya jgn lpa rate balik jg mksh
2023-05-04
0