\*\*\*
Sania adalah seorang gadis cantik dan anggun yang berasal dari keluarga terpandang. Ia putri semata wayang dan sangat disayangi oleh orang tuanya. Sania juga seorang murid berprestasi di kelasnya dan selalu mendapat nilai yang baik di setiap ujian yang diikutinya.
Selain itu, Sania juga memiliki bakat dalam bidang musik, khususnya bermain piano. Ia sedang mendalami dan belajar untuk menjadi seorang pianis pemula di kelasnya.
Sania memiliki tekad yang kuat untuk mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menjadi seorang pianis yang handal di masa depan.
Meskipun berasal dari keluarga yang terpandang, Sania tetap rendah hati dan tidak sombong. Ia selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang baik dan berguna bagi masyarakat.
Sania juga sangat mencintai keluarganya dan selalu berusaha untuk memenuhi harapan orang tuanya. Ia ingin menjadi seseorang yang dapat membuat orang tuanya bangga dan bahagia.
Dalam hidupnya, Sania selalu berusaha untuk berbuat yang terbaik dan menggapai cita-citanya. Ia juga tidak pernah melupakan nilai-nilai kebaikan dan kejujuran yang telah ditanamkan dalam dirinya sejak kecil.
Oleh karena itu, saat Sania melihat kekerasan yang dia lihat di depan matanya, dia tidak bisa membiarkannya begitu saja meskipun dia tidak mengenal orang yang hendak dia tolong itu. Pertemuannya dengan Arka membawa perubahan yang berbeda dalam hidupnya.
~
Pagi harinya...
Arka masih belum sadarkan diri dan terbaring di bangsal rumah sakit. Kondisinya membuat kedua sahabatnya, Kenzi dan Nino, merasa sangat khawatir dan sedih. Mereka merasa tidak tega melihat teman mereka terbaring lemah dan tidak berdaya seperti itu.
Namun, selain merasa sedih dan khawatir, kedua sahabat Arka juga merasa sangat marah terhadap orang yang telah memukulinya. Mereka ingin membalas dendam dan menghukum orang yang telah melakukan kekerasan terhadap teman mereka.
"Kamu tahu, Kenzi, aku sangat marah dengan orang yang telah memukul Arka. Tidak bisa dipercaya bahwa ada orang yang melakukan kekerasan seperti itu." Ucap Nino sahabat yang paling muda usianya diantara mereka.
"Aku juga merasa sama, Nino. Tapi kita harus tetap tenang dan tidak membuat masalah lebih besar." sahut Kenzi.
"Walaupun begitu kita harus mencari tau siapa pelakunya. Tapi bagaimana kita bisa mencari tahu siapa pelakunya, Arka saja belum sadarkan diri. Mungkin dia tau pelakunya."
"Nino, kamu harus tenang. Kita tetap fokus pada pemulihan Arka. Itu yang paling penting saat ini."
Arka mulai membuka matanya perlahan-lahan dan mendengar Nino dan Kenzi sedang berbicara. Arka mencoba menggerakkan tubuhnya dan menarik perhatian kedua sahabatnya. Nino dan Kenzi terkejut dan segera menghampirinya.
"Arka, kamu sadar!," tanya Nino antusias. "Lihatlah jagoan kita ini, dia sudah sadar tubuhnya sangat kuat jadi dia bisa bertahan atas luka ini," lanjut Nino.
"Kita sudah sangat khawatir denganmu, bro," sambung Kenzi. Arka tersenyum tipis dan berkata, "Aku merasa sakit-sakit sekali."
"Tentu saja, kamu baru saja mengalami pengeroyokan yang cukup brutal," kata Kenzi.
"Kita akan mencari tahu siapa yang melakukan ini padamu dan membuat mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka," Nino dan Kenzi semakin emosi.
Saat ketiga sahabat itu sedang berbicara, tiba-tiba masuk seorang laki-laki yang sudah berumur dan menghentikan pembicaraan mereka, dia adalah om Tedi seorang polisi yang sudah membantu mengawasi ketiga sahabat itu dan menjadi wali Arka.
Nino dan Kenzi menyapa om Tedi dan Arka pun hendak bangun dan menyapanya tapi di hentikan oleh om Tedi dan menyuruhnya untuk berbaring saja.
"Kamu tahu, Arka, biasanya kamu yang membuat orang masuk ke rumah sakit, tapi kini giliran kamu yang terluka, eh?" celetuk Tedi sambil tertawa kecil. "Kenapa kamu lemah sekali?," lanjutnya.
"Om Tedi, Arka di sergap dan di keroyok jadi dia tidak bisa melawan," jawab Nino.
Maksud dan tujuan om Tedi datang kesana adalah ingin bertanya kepada Arka tentang pelakunya dan Arka pun mengatakan jika pelakunya adalah Coki, preman yang suka mangkal dan merampok di jalanan.
Om Tedi terkejut mendengar nama Coki yang disebutkan oleh Arka. Dia tahu tentang Coki dan mengetahui reputasinya sebagai preman yang sangat nakal dan berbahaya di wilayah itu. Om Tedi bertanya lebih lanjut kepada Arka dan kedua sahabatnya mengenai kejadian itu dan bagaimana Coki bisa melakukan hal seperti itu.
Arka mengatakan saat kejadian itu bermula sampai terjadi pengeroyokan itu. Setelahnya, Nino dan Kenzi meminta om Tedi untuk segera menangkap Coki dan geng nya agar tidak semakin merajalela, tapi om Tedi mengatakan dia tidak bisa langsung menangkap pelaku jika tidak di sertai bukti.
"Aku tidak bisa sembarangan menangkap penjahat, kecuali saksi itu mau bersaksi atas kebenaranya."
"Saksi?." Kenzi dan Nino berbarengan.
"Ya, ada seorang saksi yang melihat kejadian tadi malam, dia seorang siswi. Dia yang memanggil polisi dan ambulan, tapi saat kami tiba disana siswi itu sudah tidak ada di tempat. Tapi beruntung dia datang sehingga nyawamu tertolong."
Arka mencoba keras untuk mengingat wajah gadis yang membantunya semalam. Dia merasa berhutang budi kepada gadis itu dan ingin bisa berterima kasih langsung kepadanya. Namun, Arka merasa frustasi karena dia tidak bisa mengingat wajah gadis itu dengan jelas.
Sementara itu, Nino terus meledek Arka karena dibantu oleh seorang gadis. Dia mengolok-olok Arka dan berkata bahwa Arka seharusnya lebih kuat dari seorang gadis. Namun, Kenzi membelanya dan membandingkan dengan Nino yang selalu mempermainkan wanita.
Nino mempunyai wajah tampan tapi dia seorang playboy sedangkan Kenzi yang tidak kalah tampan, dia seorang yang kalem tapi saat amarahnya memuncak, dia akan sangat menakutkan.
Mereka sangat dekat sehingga tidak sungkan untuk bercanda secara keterlaluan sehingga Nino dan Kenzi tertawa dan bercanda seperti anak kecil.
Candaan mereka akhirnya dihentikan oleh Om Tedi yang meminta mereka untuk tidak terlalu berisik di rumah sakit. Om Tedi juga mengingatkan mereka bahwa Arka masih lemah dan perlu istirahat untuk pemulihan yang lebih baik.
Kenzi dan Nino akhirnya setuju untuk diam dan memberikan kesempatan kepada Arka untuk beristirahat. Namun, Arka masih terus memikirkan gadis yang telah menolongnya dan berharap bisa bertemu dengannya lagi.
Sambil berpikir dan menyunggingkan satu senyuman manis Arka berkata,
"Penyelamat hidupku."
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Bersambung...
Lanjut ke episode 3 👉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Berbieliza
kayaknya bakalan jodoh
2023-05-18
1
FT. Zira
yakin penyelamat hidup? bukan jodoh?😏
2023-05-13
1
FT. Zira
calon jodoh nih kek nya
2023-05-13
1