Cinta Syana Untuk Ketua Geng Motor
Syana berjalan tergesa menuju tempat kerjanya yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 7.55 menit. Sementara jam masuk kerja hanya tinggal lima menit lagi.
"Haduhhh, telat ni," bisiknya menyesal. Kalau saja tadi saat di rumah tidak rebutan kamar mandi dengan adiknya yang mau berangkat kuliah pagi, Syana tidak mungkin tergesa seperti ini.
"Ya ampun, Syala. Kakak jadi terlambat nih. Gara-gara kamu bangun kesiangan, kakak yang kena imbasnya. Mana Bosnya galak lagi," gerutu Syana kesal.
Dari arah berlawanan tanpa Syana sadari seseorang bersepeda motor dengan kekuatan 1000cc melaju kencang. Syana melangkahkan kakinya untuk menyebrang, jalanan kiri kanan lumayan masih lengang. Namun sepersekian detik suara deritan motor terdengar nyaring tepat di samping Syana. Syana terkejut seketika, tubuhnya terpental menghindari roda motor yang hampir menubruk tubuhnya sekonyong-konyong.
"Awwww!"
"Srewekkkk.
Suara jeritan dan bunyi sobekan benda seperti kain, bersamaan terdengar. Rupanya rok payung Syana sebagian terlindas gelinding roda motor sekelas Moto GP dan sebagian lagi mengait pada sisi pedal motor sehingga roknya sampai sobek. Syana terbelalak takut dan tentu saja terkejut. Tubuhnya yang masih tersungkur menahan rok yang masih di bawah gelinding roda motor.
Seketika tubuh Syana gemetar dan lemas tidak berdaya, jantungnya bergerak cepat menahan rasa takut, belum lagi rasa sakit yang dia rasakan dari siku dan lututnya yang tadi kena gesekan aspal sekerasnya. Cucuran darah mulai terlihat merembes dari balik kemejanya. Juga dari dalam kakinya, rembesan darah itu keluar memenuhi tumit dan mata kakinya.
"Ahhhhh, ya Allah," pekiknya menahan sakit. Karena shock dan rasa terkejut juga takut mendera Syana, beberapa saat kemudian Syana tidak sadarkan diri.
Cowok yang tidak sengaja hampir menabrak tubuh Syana, nampak terkejut melihat tubuh cewek yang hampir ditabraknya tergeletak tidak berdaya dengan darah yang keluar dari siku membasahi kemejanya.
"Sialan, pingsan lagi," umpatnya kesal. Namun tidak luput cowok itu turun dari motornya lalu menghampiri Syana yang tidak sadarkan diri. Perlahan rok Syana yang sebagian sobek karena mengait pada pedal motor, diangkat dan dilepaskan dari lindasan ban motor 1000 cc nya. Rok itu sobek dan sebagian berubah bolong-bolong kena lindasan ban. "Sial," umpatnya lagi sembari melihat kiri dan kanan samping jalan.
Tidak berapa lama suasana jalan yang masih lengang itu, muncul dua orang pria dewasa memburu ke arah cowok yang hampir menabrak Syana.
"Den Syahdan, apa yang terjadi Den?" Rupanya dua orang lelaki dewasa itu mengenal cowok berandalan satu ini, dengan sebutan 'Den' itu artinya cowok badboy ini sepertinya memiliki pengaruh yang lumayan tinggi. Siapakah sebenarnya cowok yang bernama Syahdan itu? Wajahnya tampan, gayanya cool dan sangat menarik bagi lawan jenis. Akan tetapi gaya coolnya nampak jelas terlihat dari sikap berandalannya.
"Rama, Rami, bantu aku angkat cewek ini naik taksi. Bawa motorku, dan simpan di basemen. Aku akan mengantar cewek ini ke ke klinik terdekat," titah Syahdan tidak bisa dibantah. Nasib baik salah satu pria dewasa tersebut sudah sigap menghentikan sebuah taksi yang tadi kebetulan lewat.
Tubuh Syana diangkat dan dibawa ke dalam taksi kemudian dibaringkan di jok belakang. "Pak Klinik Syalala," ujar Syahdan sembari masuk ke dalam taksi. Syahdan duduk di depan bersama supir taksi sembari sesekali melihat ke jok belakang, dia khawatir tubuh cewek yang hampir ditabraknya tadi jatuh dari jok.
"Pak jalannya jangan ngebut, saya takut gadis ini jatuh dari jok," ungkapnya khawatir.
"Baik, Mas." Sopir taksi setuju, lalu melajukan taksinya ke arah Klinik Syalala yang jaraknya sudah tidak jauh dari sana.
Sejenak Syahdan menatap Syana lelap. Gadis berhijab segi empat itu nampak pucat, namun tidak menghilangkan kecantikan dan kelembutan yang terpancar di wajahnya. "*Cantik juga*," gumannya dalam hati, memuji.
Tidak berapa lama, taksi itu tiba di Klinik Syalala. Supir taksi segera membantu Syahdan menggotong tubuh Syana yang masih belum sadarkan diri.
"Dokter, tangani luka gadis ini. Kebetulan dia saat ini pingsan. Sepertinya dia tadi shock karena hampir tertubruk motor," ujar Syahdan panik. Seorang Dokter yang diberi berita oleh Syahdan segera bertindak, tubuh Syana segera mendapatkan brangkar oleh dua orang Perawat, lalu Syana segera dibaringkan di atas brangkar. Syana dibawa ke ruang IGD dan ditangani di sana.
Syahdan menunggu di ruang tunggu IGD dengan harap-harap cemas. Ia berharap gadis itu tidak mengalami hal fatal apapun. Setengah jam kemudian Dokter yang tadi dimintai pertolongannya keluar dari ruang IGD. Syahdan segera menghampiri Dokter itu dengan beberapa buah pertanyaan.
"Bagaimana, Dok. Apakah gadis itu sudah mulai sadarkan diri?" Syahdan sangat khawatir dengan raut wajah cemas.
"Tenang Mas, gadis itu kini keadaannya sudah membaik dan Alhamdulillah sudah siuman. Untuk lukanya juga tidak ada yang serius. Luka di siku dan lututnya itu hanya benturan dan gesekan keras dengan aspal. Efek yang dirasakan pastinya nanti nyeri dan linu untuk beberapa minggu. Tapi lain-lainnya baik-baik saja. Nona itu pingsan bisa jadi disebabkan shock karena melihat kejadian yang hampir menabraknya tadi," terang Dokter, membuat Syahdan sedikit lega.
"Apakah saya boleh melihatnya?" Syahdan bertanya sembari matanya masih menuju ke ruangan IGD.
"Boleh. Apakah Anda kekasihnya?" Dokter membolehkan sembari diimbuhi sebuah kalimat pertanyaan yang membuat Syahdan bingung menjawabnya.
"Iya betul, dia kekasih saya. Malah sebentar lagi kami akan segera melangsungkan pernikahan," jawab Syahdan mengarang. Entah kenapa mulutnya berbohong, padahal Syahdan sama sekali tidak mengenal gadis yang hampir ditubruknya. Dokter tersenyum seraya mempersilahkan Syahdan masuk ruangan IGD.
"Silahkan, Mas. Pasien atau kekasih Anda sudah boleh dilihat. Dan sepertinya nanti siang setelah labu infusnya habis, kekasih Anda sudah boleh dibawa pulang," ujar Dokter yang merawat Syana sembari mengantar tubuh Syahdan ke dalam ruangan IGD.
"Nona, kekasih Anda datang melihat Anda. Karena luka Anda tidak serius, jadi saya pastikan siang nanti setelah labu infus ini habis, Anda sudah boleh pulang. Dan kenapa Nona diinfus? Sebab tubuh Nona lemas dan tidak bertenaga, sehingga kami memberikan infus," jelas Dokter yang bername tag Syaila itu dengan senyuman ramah.
Sejenak Syana tersentak mendengar Dokter Syaila menyebut 'kekasih' pada cowok yang lumayan tampan yang kini sudah berada di hadapannya.
"Kekasih, siapa dia, kenapa dia mengaku kekasihku?" tanya hati Syana heran.
"Silahkan Mas, Anda boleh menemani kekasih Anda sampai pulang," ujar Dokter Syaila sembari tersenyum lalu melangkahkan kaki menuju keluar pintu IGD. Kepergian Dokter Syaila menyisakan tanya yang banyak di kepala Syana yang kini menjadi mumet.
Apa yang akan terjadi setelah Syahdan mengaku kekasih dari Syana? Yuk ikuti kelanjutannya besok.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Ma Malikha
ikutan baca ya kakaaaaaak...
lucu kayaknya...
Syana, shaina, syalala syahdu
2025-04-22
1
Nifatul Masruro Hikari Masaru
ha klinik syalala?
2025-04-14
1
Naurah Prilly
masik nyimak
2023-12-03
1