Lalu Dwipun berkata"Man,gimana ini, satu setengah cukup kayaknya ya"Kata Dwi sambil tangannya terus saja bergetar.dalam hati Iman saat itu "wah benar ini, berarti Dwi melihat juga kayaknya.
Sementara itu Iman merasa saat itu seolah dia tidak berada di gunung,suasana gunung malam yang biasanya terdengar binatang-binatang malam,seperti jangkrik belalang atau lain sebagainya Itu sama sekali tidak terdengar malam itu,seperti berada di sebuah perkampungan,akan tetapi tidak nampak saja di depan matanya,Namun Iman merasakan hal yang sangat berbeda saat itu terasa sangat aneh baginya.
"iya sudahlah"kayaknya cukup"kalaupun kurang,mungkin besok pagi saja kita ngambil lagi"takutnya yang lain sudah keburu lapar"sahut Iman
Akhirnya mereka pun menyudahi dalam mengambil air,air di dalam botol tidak jadi penuh,tetap mereka bawa ke atas dalam kondisi satu setengah botol,merekapun kembali naik dan kembali ke camp mereka, setelah itu merekapun masak,waktu sekitar pukul 09.30 malam,seperti biasa setelah selesai makan,mereka pun merokok sebatang dua batang.
Tenda yang mereka dirikan di camp tersebut, posisinya menghadap ke arah track, ketika mereka sedang merokok,Iman seperti melihat orang dalam track tersebut,setelannya setelan pendaki memang,namun dia hanya membawa tas kecil saja,tanpa mengenakan headlamp,saat itu Imanpun positive thinking saja,mungkin itu adalah pendaki yang tertinggal oleh rombongannya yang mungkin belum jauh.
Saat Iman sedang mengamati sesosok pendaki di track tersebut,tiba-tiba saja Nurman memanggil dia.
"Man,sudah yuk masuk"besok pagi kan kita mau summit, dan sunrise juga"kita harus bangun pagi-pagi,kata Nurman.
Iman pun menyadari ada sesuatu yang tidak beres,karena dia sering mendaki bersama Nurman,diapun paham dengan kode yang Nurman berikan,yang artinya saat itu ada sesuatu yang kurang baik..
Akhirnya Imanpun masuk ke dalam tenda dan menutup tendanya,sementara waktu malam itu sudah pukul 11.00 malam,ketika Iman di dalam tenda tiba-tiba saja dia mendengar suara dari luar.
Sementara tepat di belakang tenda Iman dan juga tenda temannya yang lain,adalah sebuah jurang.
"Man,Man" terdengar itu adalah suara Agus dari tenda sebelahnya.
"Ada apaan"sahut Iman.
"Aku pengen kencing nih temenin ya"sahut Agus.
Lalu Imanpun keluar menemani temannya itu untuk buang air kecil,setelah selesai, Merekapun kembali masuk ke tendanya masing-masing.Agus ini memang orangnya agak sedikit penakut,dibandingkan dengan teman-temannya yang lain.
Saat Iman baru saja masuk ke dalam tenda, tiba-tiba saja Rudy menghampirinya di dalam tenda.
"Man buka Man"kata Rudi dari luar tenda.
Lalu Iman pun keluar.
"Ada apaan Rud"kata iman..
"Itu si Yuni,barusan aku dengar dia merintih, kayaknya kedinginan,aku takut itu gejala Hipo"tolong masakin air ya"kata Rudi.
Iman pun bergegas untuk memasakan air, sementara suasana gunung malam itu cukup dingin.setelah air mendidih,Imanpun mengantarkannya ke tenda Yuni,saat itu memang Yuni terlihat sangat kedinginan, mungkin karena kecapean atau kondisi badannya yang kurang sehat,namun setelah dijalani beberapa penanganan,dibantu dengan teman-temannya yang lain juga, kondisi Yunipun akhirnya membaik.
Seperti biasa,ketika hendak tidur,Iman menyalakan musik di handphonenya, karena dengan cara itu dia baru bisa tidur pulas,diapun memutar musik pop Jawa saat itu,tapi entah kenapa tiba-tiba saja,alunan musik yang dia putar saat itu berubah suaranya,menjadi suara seperti mirip gendingan yang biasa terdengar saat pertunjukan wayang kulit.
Imanpun merasa bahwa saat itu memang ada sesuatu yang tidak beres,diapun menyadari karena di hutan memang tempat para jin tinggal,mungkin waktu itu waktu-waktu mereka keluar,karena takut musiknya mengganggu maka Iman pun mematikan musiknya,dan dia pun tertidur.
Hingga keesokan paginya,merekapun kembali terbangun, dan siap-siap untuk Summit Pagi itu,mereka pergi untuk sunrise sekitar pukul 05.00 pagi,karena mengingat airnya habis lagi,Imanpun berinisiatif untuk kembali mengambil air,akan tetapi dia teringat kejadian semalam di tempat mata air,diapun mengurungkan niatnya karena takut bertemu kembali dengan sosok yang semalam dia lihat,dan menyuruh Yono untuk mengambil air.
"Yon,gantian ngambil air sekarang"kata Iman.
"Ngambilnya di mana bro"sahut Yono.
"Itu tuh sama si Dwi kan tahu dia"kata iman.
Lalu Yono dan Dwipun turun untuk mengambil air,setelah mereka selesai ngambil air,nampaknya Si Dwi ini pun mengalami hal-hal yang aneh lagi,tapi dia tidak mau menceritakannya.
"sudah ayo ayo ayo semuanya jalan"kata Dwi menggiring teman-temannya untuk kembali melanjutkan perjalanan ke arah Puncak Gunung,sementara itu dia datang mendekati Iman.
"kamu pasti ada sesuatu lagi ya, kata Iman pada Dwi.
"sudahlah biarin nanti aku ceritain kalau sudah di bawah"sahut Dwi.
Imanpun memahami kode dari Dwi,lalu mereka semuapun kembali melanjutkan perjalanannya.
Selama dalam perjalanan menuju puncak, tidak terjadi hal-hal yang aneh,akan tetapi ada sedikit gangguan,karena Sigit yang tiba-tiba dia merasakan seolah ada gejala masuk angin,sepanjang perjalanan dari pos 6 sampai pos 7,dia terus muntah-muntah,dan muntahannya itu berwarna kuning, sementara Iman sebagai sweper,yang berjalan di posisi paling belakang di antara yang lain, mendapati Sigit dalam kondisi seperti itu, Setibanya di pos 7 Diapun menemukan sebuah shelter.
"kamu enggak apa-apa Git"kata iman sementara teman-temannya Yang lain sudah jalan lebih dulu.
"Nggak kok,aku enggak apa-apa cuma kayaknya masuk angin saja ini"sahut si Sigit aku mahu tiduran dululah sebentar biar badannya agak fit,kalau Mas mahu jalan duluan jalan saja enggak apa-apa,"imbuhnya.
"kamu seriusan mahu aku tinggal"..? ata Iman.
"Ya enggak apa-apa mas,sudah tenang saja nanti sebentar juga aku nyusul kok"sahut si Sigit.
Akhirnya Imanpun meninggalkan Sigit sendirian di pos 7,setibanya di pelawangan sekitar pukul 06.30, saat Iman dan rombongan hendak menuju ke puncak, karena di pelawangan itu adalah batas vegetasi,yang mana jalur menuju ke atas adalah batu-batu dan pasir yang lumayan tajam,ketika mereka sedang naik mereka bertemu dengan 4 orang pendaki lain di depan mereka,tiga orang laki-laki dan satu orang perempuan,perempuan ini dia memakai cadar,saat mereka sedang naik di iringi rombongan Iman di belakangnya,tiba-tiba saja perempuan di rombongan pendaki mereka berkata.
"Mas kayaknya aku sudah enggak kuat deh" kata si perempuan itu kepada temannya.
Lalu teman di belakangnya menjawab,
"sudah ayo tahan saja dulu sebentar lagi sampai kok"kata teman si perempuan itu.
Dan tiba-tiba saja perempuan itu menggunakan kata-kata yang tidak seharusnya dilontarkan di atas gunung,diapun berkata"Kayaknya aku sudah enggak kuat deh"sepertinya aku mahu mati di sini"kata perempuan tersebut.
Sementara itu Iman dan rombongannya mendengar kata-kata dari wanita itu,sontak saja Iman mendengar perkataan itupun kaget, padahal itu di gunung kok berani-beraninya dia ngomong seperti itu"ucap hati Iman.
Rombongan Imanpun terus menuju ke puncak gunung,setibanya di puncak sekitar pukul 08.30,sementara itu temannya,Sigit masih ada di bawah,sambil menunggu Sigit datang,merekapun berinisiatif untuk membikin kopi terlebih dahulu,sambil menunggu kehadiran sahabatnya tersebut. Iman dan rombongannya memilih untuk ke Puncak Wijaya,dan ternyata tidak selang beberapa lama mereka sedang membikin kopi,Sigit sudah sampai,akan tetapi dia terlihat sedang turun hendak menuju puncak guci,untung saja Yuni memakai baju berwarna orange yang terlihat cukup terang, sehingga Sigit cepat menemukan mereka, lalu Aguspun memanggil Sigit.
"Giiit"Woyyy ini kita di sini,di Wijaya"..Sigitpun mendengar teriakan dari Agus,akhirnya merekapun kembali berkumpul.
Setelah mereka kembali terkumpul,seperti biasalah di puncak merekapun foto-foto untuk mendapatkan momen-momen tersebut, keindahan gunung Slamet sudah tidak bisa dirakukan lagi, pemandangannya sangat luar biasa, rasa lelah selama pendakianpun terasa terbayar lunas dengan keindahan di puncak Gunung Slamet.
Setelah mereka selesai foto-foto, mengabadikan momen-momen di Puncak, setelah merasa puas merekapun memutuskan untuk segera turun gunung, saat mereka hendak turun,tiba-tiba saja kabut tebal datang,cukup tebal kabut tersebut, sampai-sampai jarak pandang hanya sekitar 1 meter saja,sementara itu tracknyapun tidak kelihatan,anginpun tiba-tiba saja bertiup kencang,merekapun berpegangan satu dengan yang lainnya,bergandengan tangan hingga pegangan pundak dari teman ke temannya yang lain.
Dan angin yang datang pun semakin kencang benar-benar kencang,akhirnya mereka memutuskan untuk duduk,melawan arah mata angin untungnya ada batu besar untuk melindungi mereka dari terpaan angin tersebut,merekapun berlindung di samping batu itu,setelah 5 menit,akhirnya anginpun reda,dan jalur kembali terbuka,merekapun bergegas langsung turun.
Ketika mereka saat perjalanan turun, dari puncak menuju pelawangan pos 9, tiba-tiba saja kabut turun lagi, Imanpun merasakan apakah nantinya akan ada teror lagi dari makhluk-makhluk penghuni gunung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments