EPS 5 : TEROR GUNUNG SLAMET PART 5

Akan tetapi Iman waktu itu menyembunyikan perasaannya jauh-jauh, dia mencoba untuk tenang dan tetap berpikir positif menjauhkan dirinya dari sugesti yang tidak baik..

Merekapun lanjut untuk berjalan turun tiba-tiba saja Dwi yang berada di depan Iman saat itu, entah dia ngantuk entah dia kecapean tiba-tiba saja dia terpeleset sampai dia jatuh dan menggelinding ke bawah.

"Eh Dwi tuh Dwi jatuh....!! kata Iman berteriak kepada teman-temannya saat itu karena dalam kondisi panik melihat temannya terjatuh,tapi untungnya Si Dwi ini mampu mengendalikan dirinya,dia bisa mengerem dengan cara kakinya satu nekuk dan yang satu lurus pada intinya dia sanggup menghentikan waktu dia terjatuh di pinggiran Track yang lumayan curam.

"Wi Gimana Wi aman"...?? kata agus.

"Aman-aman sudah ayo lanjut saja aku enggak apa-apa kok" ucap Dei sambil kembali berjalan menuju trek.

Sambil diiringi hujan gerimis merekapun terus berjalan turun menelusuri track, Sesampainya di tenda merekapun makan siang,dan waktu itu sudah menunjukkan pukul 12.00 siang,karena memang sesuai dengan arahan dari pihak pengelola pendakian,mereka sudah harus turun sebelum jam 02.00 siang intinya sudah mulai berjalan turun,ketika mereka sudah selesai baru saja selesai makan siang,tiba-tiba saja hujan lebat turun,dan mahu enggak mahu merekapun harus menunggu hujan reda, setelah ditunggu sekitar 1 Jam hujan tidak kunjung reda,dan satu jam kemudian tepatnya pada jam 02.00 bertepatan dengan niatnya mereka untuk turun saat itu,hujanpun mulai agak reda,cuma tinggal gerimis-gerimis kecil saja,lalu merekapun packing setelah selesai packing merekapun turun dengan menggunakan jas hujan.

Dengan santai mereka berjalan turun berjumlah 8 orang,sambil diiringi hujan rintik-rintik,sampailah mereka di pos 4, lalu di pos 3,dan semua berjalan dengan lancar tidak ada suatu apapun,pas ketika mereka sampai di Pos 2,mereka bertemu dengan pertigaan, yang satu arah bambangan dan yang satunya lagi ke arah batusari,kebetulan di pertigaan itu ada sebuah warung,tiba-tiba saja temennya mereka yaitu Sigit, mukanya terlihat sangat pucat saat itu.

"Git,kamu enggak apa-apa" kata iman.

"Enggak kok,aku enggak apa-apa kayaknya cuma kurang tidur saja"sahutnya.

"Lah memangnya kamu semalam enggak tidur apa...? tanya Iman lagi.

"Tidur kok mas,cuma kayaknya kurang pules aja sih"sahut Sigit.

Akhirnya karena melihat kondisi dari temannya agak kurang sehat,Nurman,Dwi , dan juga Iman memutuskan untuk beristirahat di warung tersebut,dan akhirnya regupun terpecah menjadi dua,Agus,Rudy,Yono,Dan Yuni mereka berjalan duluan sementara yang lain masih menunggu Sigit agak baikan,karena mereka pikir rombongan Agus membawa satu orang cewek takutnya jalan mereka pelan,ternyata di luar dugaan malah mereka berjalan lumayan cepat,Imanpun berpesan kepada Agus jika bertemu dengan magrib maka setidaknya mereka harus sudah berada di Pos1 ,Aguspun mengerti yang dimaksud oleh Iman,akhirnya mereka terpisah.

Setelah menunggu beberapa saat sekitar kurang lebih 15 menit, Sigitpun mulai agak baikan kondisinya,akhirnya merekapun kembali melanjutkan perjalanannya, karena takut kondisi Sigit kembali buruk, akhirnya teman-temannya pun membackupnya, Sigit ditaruh jalan di tengah, sementara itu Nurman paling depan,di belakang Sigit serta Dwi,dan Iman paling belakang,merekapun terus berjalan dan kondisi cuaca saat itu masih gerimis,merekapun bertemu dengan dua orang bapak-bapak dan juga banyak pendaki-pendaki yang lain yang sedang turun,karena Sigit memang kurang sehat, akhirnya jalannyapun tertinggal oleh teman-temannya yang lain,sementara Nurman dan Dwi sudah duluan jalan ke depan,berjarak sekitar 20 meter,menoleh ke arah belakang.

"Udah Nur kalau mahu jalan duluan nggak apa-apa biar Sigit  saya yang backup"kata Iman" akhirnya Nur dan Dwi berjalan duluan, sementara Iman dan Sigit masih tertinggal di belakang mereka.

Nurman dan Dwipun terus berjalan, jauh meninggalkan temannya di belakang,dan waktu itu sekitar pukul 05.00 sore,tiba-tiba saja suasana menjadi gelap,mungkin karena pengaruh cuaca yang memang seharian itu mendung ditambah dengan turunnya kabut, ketika Nurman dan Dwi sedang berjalan, tiba-tiba saja ada satu kejadian Dwi yang berada di depan dia terpeleset jatuh agak keras,sampai diapun kaget akhirnya meraih apapun yang bisa dia pegang untuk menghindari masuk jurang,akhirnya dia berpegangan kepada satu pohon, dan ternyata pohon rumput yang dia pegang itu adalah pohon duri,tangan Dwipun terluka, sementara Nurman yang ikutan panik, langsung menghampiri kawanya tersebut dan meraih tangannya agar tidak sampai terpeleset dalam jurang.

"Astaghfirullahaladzim,Wi,kamu enggak apa-apa apa Wi"kata Nurman sambil berlari kecil menuju ke arah Dwi,lalu diapun mengulurkan tangannya meraih tangan Dwi.

"Aku enggak apa-apa apa, Alhamdulillah ya Allah untung aku enggak masuk ke sana" kata si Dwi.

Akhirnya merekapun memutuskan untuk istirahat sejenak mereka ngaso dulu sambil minum lalu tidak beberapa lama kemudian merekapun kembali melanjutkan perjalanannya,hingga merekapun sampai ke pos 1.

Dan bertemu kembali dengan teman-temannya yang sudah berjalan duluan yaitu dari rombongan Agus dan tiga lainnya karena mereka menunggu di Pos 1. ketika mereka sampai ke pos 1 ada sebuah warung tapi warung itu hampir tutup,langsung saja Dwi dan Nurman mampir ke warung tersebut dan membeli beberapa jajanan di warung itu. sementara itu kondisi masih tetap hujan rintik-rintik,merekapun pesan teh manis gorengan dan lain-lain.

Setelah mereka duduk sambil menikmati gorengan 10 menit kemudian kedua temannya yaitu Sigit dan juga Iman merekapun sampai di Pos 1,dan keadaan Sigit tidak juga untuk membaik,tiba-tiba saja setelah sampai di Pos dia jatuh dan mukanya terlihat sangat pucat,Lalu teman-temannya pun mendudukkannya,dia diberi teh manis anget dan Nurman pun terlihat memijit-mijit punggungnya,tidak lama setelah itu si pemilik warung seorang ibu-ibu dan seorang bapak merekapun berpamitan di karenakan waktu hampir maghrib merekapun harus segera turun.

"Dek Maaf ya warungnya mahu Ibu tutup. kami mahu turun dulu,dan ini ada sisa gorengan nih ambil saja buat mas-masnya. kata si pemilik warung.

Tapi Bu,kami sudah enggak punya uang lagi... Sahut Si Dwi..

"sudah enggak apa-apa ambil saja buat kalian"Kata ibu itu.

Lalu kedua pemilik warung itupun turun, ketika sudah terdengar sayup-sayup suara adzan maghrib,dari arah track terlihat 4 orang pendaki yang mereka jumpai waktu di Puncak dengan satu orang perempuan yang menggunakan cadar,mereka pikir saat itu jarak mereka lumayan jauh dari rombongan tersebut, namun anehnya kenapa kok mereka bisa cepat sekali jalannya.

Pas persis adzan maghrib merekapun tetap saja jalan tidak berhenti sama sekali,mereka berjalan menunduk melewati rombongan BerIman dan teman-temannya,pada umumnya para pendaki bertemu dengan pendaki lainnya saling sapa tapi anehnya tidak dengan rombongan mereka,mereka terus saja berjalan padahal tanpa ada headlamp sama sekali,dan tidak menyapa sama sekali..

Aneh memang kelihatannya, tapi ya mungkin mereka sudah terburu-buru ingin segera sampai di basecamp,Iman dan teman-temannyapun hanya positif thinking saja saat itu,Iman dan teman-temannyapun sudah memastikan bahwa rombongan yang baru saja lewat Memang Yang mereka jumpai di atas puncak,yang mana perempuannya bilang waktu sedang naik itu mengatakan kata-kata yang tidak seharusnya dikatakan di atas gunung.

Iman dan rombongannya ingat sekali dengan orang-orang itu,karena memang tas yang digunakan oleh perempuan yang bercadar ini sama persis dengan yang mereka temui di atas.

Dan akhirnya setelah adzan maghrib selesai,sekitar 5 menit kemudian merekapun mulai beranjak berjalan turun,karena headlamp ini hanya ada tiga,akhirnya mereka mengakali agar supaya semua teman-temannya bisa kebagian sorot dari headlamp maka si pembawa headlamp dibuat selang-seling oleh mereka,Rudi paling depan,disusul di belakangnya ada Yuni, Agus membawa satu Headlamp, kemudian di belakangnya ada Sigit, Nurman, Dwi dan yang paling belakang Iman yang membawa headlamp juga,ketika mereka sedang menelusuri track,Iman yang berada di belakang,merasa ada sesuatu yang ganjil yang dia rasakan saat itu.

Karena dia membawa headlamp dia menyorot ke bagian bawah ke arah teman-temannya, tapi seolah-olah dia merasakan ada seseorang di belakangnya, seperti ada bayangan kaki pendaki lainnya, Imanpun agak sedikit takut.

"Wi.. gantian dong Lu di belakang,.. kata Iman menyuruh temannya untuk bertukar posisi,karena Iman agak merasa ada sesuatu yang aneh di belakang nya,akan tetapi,dia tidak berani menoleh ke arah belakang dan posisi jalanya kini Dwi yang ada di belakang sambil membawa Headlamp,rombonganpun terus bergerak,dan anehnya dari Pos 1 ke pos Bayangan,mereka berjalan seperti lama sekali, padahal kalau dari Pos bayangan ke Pos 1 naik tidak terlalu lama,hanya memakan waktu sekitar 20 menit ,tapi saat itu turun malah terasa lama,hingga menempuh waktu sekitar 1 jam baru mereka Sampai di pos bayangan,padahal mereka berjalan lumayan cepat.

Sesampainya di pos bayangan merekapun beristirahat di sebuah warung yang sudah nutup.

Episodes
Episodes

Updated 34 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!