Hamil

Melihat Renata tiba-tiba pingsan, Leo pun panik. Ia segera mengangkat tubuh istrinya tersebut dan membaringkannya di ranjang. Segera ia menghubungi dokter pribadinya untuk lekas datang memeriksa kondisi, Renata.

Sementara Mamah Leka merasa curiga kenapa pula, Renata lama sekali. Hingga dia menghentikan debatnya dengan, Dita. Dan tanpa ada kata permisi, Mamah Leka melangkah ke kamar Renata.

Kamar yang terbuka begitu lebar membuat Mamah Leka bisa melihat Renata yang sedang terbujur diam di ranjang, sementara Leo sedang panik seraya terus mondar mandir.

"Astaghfirullah aladzim, kamu apakan Renata, hah? hingga dia tak sadarkan diri seperti itu?" tegurnya membentak Leo.

"Mah, aku tidak melukainya sama sekali. Justru aku dari tadi membujuknya untuk tidak pergi dari rumah ini, mah. Tiba-tiba Renata jatuh pingsan. Mamah nggak usah khawatir, aku sudah menelpon Dokter Siska. Dia sedang dalam perjalanan kemari."

Leo berusaha menenangkan dan meyakinkan hati Mamah Leka.

"Awas saja ya! jika terjadi hal buruk pada Renata, aku tidak akan tinggal diam! akan aku tempuh dengan jalur hukum!" ancamnya kesal.

Sementara Dita justru tersenyum riang, pada saat dia melihat dari pengintaiannya kondisi Renata yang tak sadarkan diri," semoga saja Renata sakit parah, dengan begitu Mas Leo gampang aku rebut lagi!"

Tak berapa lama, Dokter Siska datang. Ia segera memeriksa kondisi Renata.

"Den Leo, sepertinya istri anda saat ini sedang hamil. Untuk lebih jelasnya, sebaiknya anda lekas bawa istri anda memeriksakan kandungannya di rumah sakit. Dimana di rumah sakit lebih efisien karena peralatan komplit. Sementara saya hanya memeriksa berdasarkan gejala wanita hamil saja," saran Dokter Siska.

Perlahan mata Renata terbuka, dan ia pun melihat kesekeliling, dan pada saat dirinya akan bangun kepalanya masih terasa sakit sekali, hingga ia terjatuh ke kasur kembali.

"Sayang, nggak usah di paksakan untuk bangkit ya? nanti jika kamu sudah rasa mendingan, kita ke rumah sakit khusus ibu dan anak ya? untuk cek apakah kamu ini sedang hamil. Karena menurut, Dokter Siska memang kamu saat ini sedang hamil," ucap Leo dengan lemah lembut.

Renata diam saja, di dalam hatinya merasa dilema," bagaimana jika, memang benar aku hamil? karena memang sudah satu bulan ini tidak datang bulan?"

"Aku harus bahagia ataukah sedih? karena aku tak suka ada duri dalam pernikahanku dengan Mas Leo."

Sementara Dita yang sempat mendengar semuanya merasa kesal," apa, Renata tidak sakit parah melainkan hamil? sialan sekali, padahal aku sudah sangat bahagia malah seperti ini! jika Renata hamil, ini akan mempersulit aku untuk bisa mendapatkan, Mas Leo kembali!"

Dita lekas mencari trik jitu untuk bisa menyingkirkan Renata selamanya dari sisi, Leo.

Sementara saat itu juga, Leo membawa Renata ke rumah sakit khusus ibu dan anak di dampingi oleh, Mamah Leka.

Beberapa menit kemudian..

"Selamat ya, pak. Sebentar lagi anda akan menjadi seorang Ayah. Karena saat ini istri anda sedang hamil, dan kehamilannya baru berumur empat Minggu."

"Saran saya, jaga baik-baik istrinya karena di usia kehamilan yang masih sangat muda, masih sangat riskan."

"Setidaknya anda harus selalu menjadi suami siaga. Perhatikan pola makan, pola tidur, dan juga pola pikirnya supaya tidak mudah stres."

"Karena jika sang ibu stres karena banyak pikiran, itu juga berpengaruh pada tumbuh kembang sang janin."

"Utamakan makan empat sehat lima sempurna, minum susu khusus ibu hamil, minum vitamin dan obat tambah darah."

"Dan tidak di sarankan untuk beraktifitas yang berat-berat. Karena itu juga tidak di anjurkan untuk ibu yang sedang hamil muda."

Setelah mengucapkan banyak hal, sang dokter menuliskan sebuah resep," ini ada vitamin, penambah darah, dan juga obat penguat kandungan. Silahkan di tebus di bagian apoteker. Dan istri anda sudah boleh pulang."

Dan saat itu juga, Leo menuntun Renata dengan sangat lembut ke luar dari ruangan tersebut," sayang, ini pertanda jika kamu tidak boleh pergi dari rumah. Kamu harus selalu ada di sampingku."

"Nggak kebalik tuh? seharusnya seorang suami yang selalu siap siaga, ada di samping istrinya," ucap ketus Renata.

Di dalam hatinya ada rasa dilema," jujur saja, aku sangat senang mendengar kabar kehamilanku ini ya Allah. Tetapi aku juga tidak senang, karena di saat aku hamil malah ada mantan istri, Mas Leo yang selalu saja berulah di rumah. Lantas aku harus bagaimana? apa ya, aku harus tetap bertahan di rumah itu? hidup bersama mantan istri, suamiku?"

"Aku nggak yakin bisa hidup berdampingan dengan mantan istri, Mas Leo yang sangat menyebalkan itu. Ya Allah, tolong berikan petunjuk untuk hambaMu ini. Apakah aku harus pergi dari rumah, Mas Leo atau tetap bertahan di sana? aku sangat bingung ya Allah."

Terus saja pikiran Renata di hantui dengan rasa dilema dan kecemasan.

"Nak, kenapa kamu diam saja? apakah kamu nggak suka jika kamu ini hamil?" tegur Mamah Leka.

"Mah, justru kehamilan ini yang selama ini aku harapkan. Tetapi aku gundah gulana, mah. Karena di rumah ada, Dita. Dia itu licik, mah. Dan aku sama sekali tidak ingin hal buruk terjadi pada calon anakku ini," ucap Renata lirih.

"Nak, ingat pesan dokter. Jangan terlalu banyak pikiran. Nanti kita bicarakan hal ini pada, Leo. Dia pasti bisa mengerti kondisimu."

Mamah Leka memberikan penghiburan pada, Renata seraya menggenggam erat jemari tangan anaknya.

Mereka lekas kembali ke rumah, setelah Leo selesai menebus obat untuk Renata. Sesampainya di rumah, Renata berkata," mas, aku akan tetap pergi dari rumah ini sekarang juga!"

Leo memicingkan alisnya," sayang, kamu ini sedang hamil loh. Bagaimana aku bisa menjadi suami siaga jika kamu pergi dari rumah ini?"

Renata tersenyum sinis," bisa saja kok. Ada dua cara, kamu ikut tinggal di rumah mamahku? atau kamu usir mantan istrimu itu pergi dari rumah ini!"

Mamah Leka ikut berbicara," ide yang sangat bagus, Renata.

Sementara Dita tiba-tiba datang," Alhamdulillah, jadi Renata hamil mas? aku ikut senang dengarnya. Sebaiknya kamu nggak usah kemana-mana, tetap tinggal disini saja. Nanti jika Mas Leo sedang berada di kantor, aku yang akan menjagamu, bukan begitu mas Leo?"

Leo diam saja, justru Renata yang berkata," heh, nggak usah sok baik padaku di depan Mas Leo. Dan nggak usah turut campur memberikan keputusan di dalam rumah tangga kami!"

"Mas Leo, tolong jangan diam saja! kamu ini kepala keluarga loh, harus bisa mengambil keputusan yang tepat."

"Ikut denganku ke rumah mamah? atau aku tetap di rumah ini, tapi kamu usir Dita saat ini juga!"

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

benar itu, s leo msh mncintai dita; lk" egois, gk rela khlngn istri tp msh mnahan mntn isyri! gawat, jngn smp janin jadi kurban!!

2024-05-14

0

amilia amel

amilia amel

hadew... jadi suami kok gak tegas dan oon bgt sih😒😒

2023-04-18

2

Nur Nuy

Nur Nuy

🤣🤣🤣🤣🤣🤣lucu ada ya laki begitu, gw kalau jadi Renata mending pergi dari situ aja ketahuan tuh laki bego tolol

2023-04-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!