Tipu Daya Mantan Istri

Teriakan Leo terdengar hingga di kamar bermain. Dimana saat ini Renata sedang bersama si kembar dan baby sitter. Renata lekas berlalu pergi.

"Mamah ke depan dulu ya, kalian berdua nggak boleh nakal. Nggak boleh berantem ya. Mbak Tuti-Mbak Ita, jaga mereka jangan sampai ke pergi ke depan ya."

Setelah berpesan seperti itu, Renata melangkah dengan pasti ke teras halaman. Dia sudah tahu, jika hal ini akan terjadi.

"Aku yakin sekali, Dita sudah mengadu dan mengatakan hal buruk tentangku pada, Mas Leo," gumamnya.

Setelah ada di hadapan Leo, tiba-tiba satu tamparan mendarat di pipi Renata.

PLAk!

Sontak saja Renata terhenyak kaget, sembari memegangi pipinya yang merah bekas tamparan," apa-apaan ini, mas? main tampar saja, aku laporkan ke aparat kepolisian, baru tahu rasa!" kecam Renata kesal.

"Berani sekali kamu menyakiti, Dita! apa yang telah kamu lakukan hingga lengannya lebam membiru?" bentak Leo.

"Sudah aku duga...aku tidak melakukan apapun padanya. Aku hanya membela diri pada saat dia akan menamparku," bela Renata.

Tetapi Leo tetap tidak percaya dengan apa yang barusan di katakan oleh, Renata," nggak usah bohong dech kamu!"

"Mas, kenapa sih kamu main tampar saja? nggak tanya dulu apa masalahnya. Aku tidak bohong, justru mantan istrimu itu yang telah berbohong! heran aku sama kamu, mas! begitu mudahnya kamu di perdaya olehnya. Apa kamu masih cinta padanya, hingga seperti ini, hah?" Renata sudah tidak ingin berdamai dengan Dita.

"Kamu ini ngomong apa sih? kamu nggak perlu cemburu seperti ini. Aku cintanya sama kamu, sedangkan pada Dita karena rasa kemanusiaan saja, dia ini sedang sakit keras. Dan umurnya tidak akan lama lagi," ucap Leo.

"Hallaaaa...kamu itu terlalu bodoh jadi orang, mas. Hingga begitu mudahnya di tipu. Seharusnya apa yang pernah Dita lakukan dulu, itu kamu jadikan suatu pembelajaran. Bukan malah seperti ini?"

"Kamu percaya saja jika Dita sedang sakit keras. Dan mengatakan bahwa umurnya tinggal beberapa bulan lagi. Hahahaha... sebuah lelucon yang kuno. Meniru adegan yang ada di sinetron-sinetron."

"Kamu ini berpendidikan, mas. Kenapa kamu nggak tanya pada Dita, dan minta bukti cek kesehatan dia. Supaya kamu tahu, apakah Dita itu sakit keras atau hanya akal-akalan saja."

"Dita, coba mana buktinya jika kamu memang sakit keras. Dan sakitmu itu apa? kanker? stadium berapa, satu, dua, tiga, atau stadium akhir? atau tumor? aku lihat wajahmu tidak seperti orang yang berpenyakitan."

"Dita, jangan bermain-main dengan ucapan. Karena ucapan itu doa. Kamu sehat tetapi mengatakan sakit keras, nanti Allah menurunkan penyakit beneran ke tubuh kamu, batu tahu rasa!"

Sejenak Leo dan Dita diam, tetapi Leo membenarkan apa yang barusan di katakan oleh, Renata. Hingga dia pun meminta maaf pada Renata," sayang, aku minta maaf ya. Kamu boleh membalas tamparanku dengan menamparku dua kali."

"PLAK! "

"Maaf, mas. Aku hanya menuruti omonganmu saja. Kita impas, satu tamparan," ucap Renata.

Leo sama sekali tidak marah mendapatkan satu tamparan pedas dari, Renata. Kini dia beralih ke, Dita.

"Dan kamu Dita, mana cek laboratorium atau cek kesehatanmu atau obat-obatan yang kamu konsumsi. Aku ingin tahu, apa sakitmu itu!"

Dita mulai panik," aduhhhhhh.... bagaimana ini? karena sebenarnya aku tidak sakit sama sekali."

"Dita, kenapa diam saja? cepat tunjukkan surat hasil kesehatanmu, dan berikan padaku!"

Setelah cukup lama diam, pada akhirnya Dita pun bisa berkata," maaf, Mas Leo. Suratnya jelas tidak aku bawa, tertinggal di rumah. Untuk apa aku berbohong sih, mas? jika kamu tak percaya ya sudah nggak apa-apa, aku pulang saja."

Trik jitu yang di gunakan oleh Dita, yakni menangis. Karena ia sudah hapal dengan sifat Leo, yang tak tega jika ada seorang wanita yang menangis.

"Sudahlah, sekarang kembali ke kamarmu saja. Lain waktu kita ke rumahmu untuk mengambilnya."

Leo berlalu pergi dari hadapan Dita dan Renata.

"Lihat kan, usahamu tidak berhasil. Bagaimana pun, aku sudah hapal sekali dengan sifat dan prilaku, Mas Leo. Tinggal satu langkah lagi, aku akan berhasil menyingkirkan dirimu!" ejekan Dita tersenyum sinis.

"Dan pada saat satu langkah, usahamu itu tidak akan berhasil sama sekali. Karena serapat apa pun kebusukan yang kamu tutupi, akan tercium juga," ucap Renata, dan ia berlalu pergi.

********

Esok harinya....

Di saat Leo sudah berada di kantor. Dita mulai melancarkan aksinya lagi. Dia pura-pura belanja ke tukang sayur yang suka sekali lewat di depan rumah. Dan pura-pura membuang sampah.

"Nah, itu ada tukang sayur dan ibu-ibu pada belanja. Inilah kesempatan yang tepat."

'Ehem, hay ibu-ibu. Bagaimana dengan kabar kalian semuanya?" sapanya sok akrab, Dita sejenak meletakkan tempat sampahnya dan menghampiri ibu-ibu tersebut.

"Dita, bukannya kamu sudah bercerai dari Leo? kenapa juga kamu ada di rumahnya?"

"Iya, Dita. Itu tidak baik loh. Apa lagi Leo sudah menikah dengan, Renata."

Dita pun menjawab pertanyaan tersebut dengan derai air mata," saya bercerai itu karena terpaksa ibu-ibu. Itu semua karena adanya pelakor. Dan sudah sejak lama saya kangen sekali dengan anak-anak. Mana mungkin seorang ibu bisa jauh dari anak-anaknya, begitu pula dengan saya."

"Bukannya kamu yang dulu menggugat cerai, Leo dan pergi dengan pria lain? berarti tidak ada pelakor bukan?"

"Ceritanya nggak seperti itu, Bu. Cerita yang sebenarnya itu, saya di jebak oleh, Renata. Dengan seorang pria yang ternyata orang bayaran darinya. Hingga, Mas Leo telah salah paham dan menceraikan saya. Padahal saya masih sangat cinta padanya, dan juga pada anak-anak."

Terus saja Dita menghasut para ibu-ibu tersebut. Supaya mereka membenci Renata.

"Kami nggak menyangka jika Renata sifatnya buruk sekali ya? padahal dia terlihat sangat baik, tetapi ternyata seperti ini."

" Iya-ya, Renata ternyata wanita bermuka dua."

Setelah berhasil menghasut semua ibu-ibu tersebut, Dita berpamitan masuk ke dalam rumah.

Dan pada saat Dita sudah masuk ke dalam rumah, datanglah Mamah Leka. Dia yang melihat di depan rumah menantunya banyak ibu-ibu, dia pun bertujuan akan menyapa. Belum juga dia menyapa, sudah di serang kata-kata pedas dari para ibu-ibu.

"Heh, Bu Leka. Kami nggak menyangka sama sekali jika sifat Renata sangatlah buruk. Di nasehati tuh anaknya."

"Iya, Bu Leka. Jangan sampaikan Renata tingkahnya semakin keterlaluan."

Terus saja hujatan demi hujatan di lontarkan dari mulut ibu-ibu itu. Bu Leka memicingkan alisnya pada saat mendapatkan serangan demi serangan dari para ibu-ibu.

"Mohon maaf, kenapa kalian mengatakan hal buruk terhadap anak saya? saya sudah hapal betul bagaimana sifat dan perilaku, Renata. Hati-hati loh, perkataan yang tidak benar jatuhnya fitnah. Dan jika yang di omong nggak terima, bisa di laporkan ke kantor polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik. Apa, ibu-ibu mau di penjara?"

Setelah mendapatkan balasan kata dari, Mamah Leka. Ibu-ibu tersebut saling berbisik dan pada akhirnya diam saja. Sementara Mamah Leka, segera masuk ke dalam rumah mewah milik, Leo.

Karena kebetulan, Mamah Leka membawa mobil sendiri bersama sopir pribadinya. Mamah Leka turun sejenak dari mobil karena tak enak hati tepat di depan pintu gerbang terdapat ibu-ibu kompleks.

"Sebenarnya apa yang membuat ibu-ibu kompleks mengatakan banyak hal seperti tadi? pasti ada yang mengatakan hal buruk tentang, Renata."

Pada saat ia masuk ke dalam rumah Leo, dia begitu terkejut melihat ada Dita yang sedang mengangkat kaki di atas meja di ruang tamu, sambil makan buah.

"Heh, bukannya kamu mantan istri Leo? kenapa ada di rumah ini?" tegurnya merasa tidak suka melihat tingkah Dita.

Terpopuler

Comments

amilia amel

amilia amel

lanjut

2023-04-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!