CHAPTER 9 | Pembeli

Pada malam hari jam 9 malam. Zion berniat untuk pergi ke rumah penjual emas tersebut, dengan membawa 1 batang emas. Sebelumnya mereka sudah makan makanan yang dibekali oleh Nenek Takari.

“Zion, aku ikut!” ucap Relia.

“Ayo. Lagi pula aku tidak akan tenang meninggalkanmu sendirian di rumah.”

“Hehe.”

“Karena kamu lemah.”

“APA?!!”

“Huhh. Dasar cengeng!!”

“Apasih Zion! Kau selalu tiba-tiba mengejekku seperti itu!”

“Cepat bergerak! Dasar cengeng!”

“Tidak mau!”

“Terserah saja! Aku duluan!”

“Zionn!!”

Zion dan Relia berjalan menyusuri desa untuk pergi ke rumah si penjual emas yang dikatakan oleh pemilik toko sebelumnya. Dengan hanya memakai kemeja hitam yang tidak tebal, Zion harus melawan rasa dingin yang menusuk kulitnya.

Dengan hanya membawa 1 batang emas yang ia bungkus menggunakan sihirnya, ia meninggal emas-emas lainnya di rumah yang masih berada di dalam kotak.

𝙋𝙐𝙎𝘼𝙏 𝙆𝙊𝙏𝘼 𝙑𝙔𝙐𝙍𝘽𝘼𝙇𝙇𝘼: 𝙆𝙊𝙏𝘼 𝙕𝙀𝘽𝘼𝙇𝙇𝘼

“Malam ini sangat enak!” ucap Xhuez sambil minum alkohol.

Vlod tidak minum alkohol, dia minum teh. “Ahm.”

“Vlod. Kita sudah-pinjam uang berapa Koulas ya?!”

“Lebih dari 400.000.”

“Oh ya? Huhh .... Kira-kira Zion sudah dapat berapa, ya?”

“Jangan berharap lebih saja.”

“mungkin dia memang tidak pandai mencari uang. Tapi dalam penggunaan sihir aku akui Zion lebih kuat darimu.”

“Setidaknya dia mewarisi sedikit dari kepintaranku.”

“Aaa-apaa? Maksudmu, ayahmu?” Gluk gluk. “Atau ayah kita?”

“Sebaiknya kau bicara setelah selesai minum!”

“Kau panggil aku ‘Kau?’ “

“Sudahlah Paman! Aku pergi dulu!”

“Sialan kau Vlod. Kau mau ke mana?”

“Kita harus mencari uang tambahan!! Jangan lupakan tentang rumah sewaannya!”

“Apa-apaan itu? Kau tidak percaya dengan adikmu sendiri? Bukankah kau sendiri yang bilang, kalau Zion mewarisi kepintaranmu!”

“Jangan lupakan dengan ‘Sedikit.’ “

“Vlod Vlod. Kau terlalu memandang rendah adikmu.”

“Paman, cobalah untuk berpikir kritis!! Bagaimana cara Zion mendapatkan uang lebih dari 500 ribu koulas?!”

“Kau kemang benar. Tapi tidak bisakah untuk kita bersantai sebentar?!”

“Apanya yang bersantai sebentar?! Kita dari tadi juga tidak melakukan apa-apa!”

“Ingat perkataan ini! ‘Lakukan sesuai aturan, tanpa melakukan gerakan tambahan.’ “

“Kau merubah kata-kataku!”

Vlod kembali duduk setelah

“Ngomong-ngomong, apa kau ingat salah satu kalimat yang diucapkan Ayahmu kepadamu? Akhh.”

“Yang mana yang Paman maksud?”

“Khahhh. Dia bilang, ‘Ayah harap disana kamu mendapatkan pasangan yang sesuai untukmu, Vlod!’ “

“Apa-apaan? Kenapa tiba-tiba saja membahas hal itu?!”

“Hidup itu bukan hanya semata-mata menyelesaikan misi! Kau juga harus memikirkan masa depan! Jangan sampai Zion mendapatkannya lebih dulu daripada kau!”

“Apa peduliku?!”

“Itu artinya. Zion mengunggulimu dalam hal baru. Kau akan membiarkan keahliannya lebih banyak darimu?”

“Kau bicara seolah semuanya terlihat mudah.”

“Hahh, dasar. Bukannya kau yang membuat semuanya terlihat sulit?”

“Asal Paman tahu. Ayah bilang keluarga Vankruz selalu gagal dalam percintaan. Paman juga seperti itu, kan? Itu seperti sebuah kutukan.”

“Tapi lihat! Paman dan Ayahmu sudah menikah. Kita hanya gagal dengan cinta pertama.”

“Gagal dalam cinta pertama? Apa itu sebuah kutukan?”

𝘿𝙀𝙎𝘼 𝙁𝙐𝙅𝘼: 𝘿𝙀𝙆𝘼𝙏 𝙃𝙐𝙏𝘼𝙉

Perjalanan yang tidak terlalu jauh. Zion dan Relia telah sampai di rumah seorang yang dimaksud oleh pemilik toko tadi siang. Di dinding tersebut ada sebuah angka yang ditulis mengenakan cat hitam, angka tersebut adalah 09 seperti yang disebutkan oleh pemilik toko sebelumnya.

“Permisi!! Pak!!” Zion memanggil.

“Zion, dingin!”

“Permisi!! Ada orang?” Zion mempertanyakan hal tersebut karena rumah tersebut seperti sudah tua.

“Tunggu sebentar, aku datang,” ucap seseorang dari dalam rumah tersebut.

“Zion! Ding—“

“Diam! Relia! Sepanjang jalan kau hanya berkata seperti itu! Aku sudah muak!”

“Kenapa kau tidak membuat sihir hitam yang hangat itu?!”

“Agar kau dapat beradaptasi, MENGERTI?!”

Kemudian seseorang membuka pintu. “Ada perlu apa?” tanya pria tersebut.

“Kami ingin menjual ....” Zion mengeluarkan batang emas tersebut dari sihirnya, ke tangannya. “Emas!”

“Wahh! emas satu kilogram?! Baiklah, silakan masuk dulu!”

“Baiklah.” Mereka berdua masuk ke dalam rumah orang tersebut, disana tidak hangat, hanya tidak dingin seperti di luar.

...BERSAMBUNG

...

Terpopuler

Comments

Ayano

Ayano

Ada lesehan di sini juga rupanya

2023-10-22

0

Ayano

Ayano

Beneran kan. Keinget scene hero academia jadinya, luka fatal tapi bisa bikin mereka kuat buat siuman

2023-10-22

0

Ayano

Ayano

Aku ngerasa kondisi mereka gak begitu bagus ya

2023-10-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!