Bab 4

"Wa'alaikumsalam..!" jawab Anita, bu Sunarti dan pak Sunaryo yang bersamaan.

Damar dan bapaknya melajukan sepeda motornya perlahan meninggalkan Anita dan keluarga, Sementara Anita mengiringi kepergian mereka dengan lambaian tangannya.

Tak berapa lama kedua sepeda motor itu hilang dari pandangan mata mereka, pak Sunaryo segera pamit pulang sementara itu Anita dan Bu Sunarti melangkahkan kaki masuk ke rumah mereka.

"Paman Naryo tadi sempat bilang kalau mau ke Jakarta dalam rangka diajak melihat rumah baru mas Bayu. Dan sekalian nanti mau mengabari bapak kamu di Jakarta." ucap Bu Sunarti seraya menutup pintu rumah.

Ibu Sunarti adalah ibu Anita dan Anette, yang merupakan istri pertama pak Suroso. Dan saat ini pak Suroso sedang berada di kota bersama istri keduanya dan seorang anak dari istri kedua dan juga Anette yang sekarang ini bersama bapak Anitta.

Kenapa Bu Sunarti rela suaminya menikah lagi? Hal ini dikarenakan Anette sedang sakit sejak berusia lima tahun, dan dia diharuskan cuci darah sebulan sekali di Jakarta. Sementara keluarga mereka tak sanggup untuk membiayai semua pengobatan Anette di rumah sakit, walaupun pak Suroso berjuang keras bekerja di Jakarta sebagai sopir pribadi seorang CEO brand Kopi ternama.

CEO itu adalah seorang duda bernama Hendra Purnama dan mempunyai seorang putri bernama Cintya Purnama, yang dimana selama bertahun-tahun mengalami depresi karena ditinggal meninggal suaminya. Namun semenjak melihat pak Suroso ayah Anita dan Anette yang memang terlihat tampan untuk seumuran beliau, putri CEO itu kembali bersemangat hidup kembali.

Karena ada imbal balik dari kedua pihak, Bu Sunarti merelakan suaminya dirampas oleh putri CEO brand Kopi ternama itu.

"Semua demi putri kita Anette, aku rela membagi cinta. Dan sejak pernikahan kedua kamu mas, kenapa kamu jarang pulang ke desa. Selain bertemu denganku, apa kamu tak kangen dengan putri kamu Anita? Anita sudah mau melepas masa lajangnya mas, kita akan punya menantu dan sebentar lagi akan menimang cucu." gumam Bu Sunarti seraya melihat foto pernikahan dan kebersamaan mereka berempat.

"Harapanku kita bisa menua bersama, nampaknya sirna sudah. Mas, apa kamu tak rindu denganku? apa kamu tak cinta padaku?" tanya dalam hati Bu Sunarti yang tak terasa meneteskan air matanya.

"Harapanku kita bisa menua bersama, nampaknya sirna sudah. Mas, apa kamu tak rindu denganku? apa kamu tak cinta padaku?" tanya dalam hati Bu Sunarti yang tak terasa meneteskan air matanya.

Ibu Sunarti kemudian teringat kembali kejadian beberapa tahun yang lalu.

Flashback On.

"Aku ingin menikah lagi!" seru laki-laki yang menjadi suami seorang wanita manis yang menjadi kembang desa di sebuah kampung di perbatasan sebuah kota di Jawa Tengah.

Mereka adalah sepasang suami istri, Suroso dan Sunarti. Dimana waktu itu Anita dan Anette masih berusia lima tahun.

Saat itu hari Sabtu malam Minggu, Suroso sengaja pulang untuk memberi uang pada istrinya sekaligus mengutarakan maksud hatinya.

Sunarti menanggapi dengan senyum yang dibuat seindah mungkin. Dia menunggu saat seperti ini. Karena hatinya seperti sudah mempunyai filling kalau suaminya akan bercabang hati.

Beberapa bulan Sunarti tahu, kalau suaminya memiliki hubungan dengan wanita lain dari keponakanya yang berada di Jakarta. Wanita yang akan dinikahi suamiku adalah wanita yang umurnya sepuluh tahun di bawah Sunarti. Yang berarti terpaut tujuh belas tahun dengan suami Sunarti. Karena Sunarti dan suaminya tujuh berbeda tahun.

"Siapa wanita itu, Mas?" tanya Sunarti yang seolah belum mengetahuinya sama sekali.

"Cintya. Nama wanita itu Cintya Purnomo." jawab Suroso dengan wajah tak enak hati.

Sunarti masih mempertahankan senyumku. Walaupun sebenarnya hatinya menangis, tentu saja wanita mana yang tidak teriris hatinya saat tahu suaminya telah membagi cintanya.

"Apa aku kenal dia mas?" tanya Sunarti yang penasaran.

"Tidak, kamu tidak mengenalnya. Dia berasal dari luar kota. Dia putri majikan dinama aku bekerja." jawab Suroso yang tak berani menatap wajah istrinya.

"Oh ...." ucap Sunarti yang mendengarkan jawaban suaminya, dan masih berusaha menahan air matanya agar tak sampai keluar.

"Apa kamu mengizinkannya?" tanya Suroso yang penasaran.

"Apa jika aku melarangnya, Mas tidak akan menikahinya?" ucap Sunarti yang balik bertanya.

Suaminya itu pun terdiam. Sunarti mengusap punggung tangan suaminya yang ada di meja.

"Lakukanlah jika itu bisa membuat Mas bahagia." ucap spontan Sunarti.

Kalimat itu lolos dari bibir Sunarti begitu saja, karena Sunarti takut berdosa jika dia melarangnya. Dia takut suaminya akan berhubungan dengan wanita itu di belakangnya.

Bahkan parahnya lagi, dia takut mereka melakukan zina.

"A...apa kamu mengijinkannya?" tanya Suroso yang memastikan pendengarannya.

"Iya, tapi utarakan dulu apa alasan mas mau menikah lagi?" tanya Sunarti yang penasaran.

"Sebetulnya aku juga tak mau menikah lagi, tapi semua ini karena putri kita Anette. Iya demi Anette!" jawab Suroso seraya menatap Sunarti dengan tatapan sayu.

"Anette?" tanya Sunarti yang tambah penasaran.

"Iya, biaya Anette di rumah sakit di Jakarta sangatlah mahal. Uang gajiku pun tak mencukupi. Terpaksa aku berhutang sama pak Hendra, majikanku. Dan semuanya sudah mencapai puluhan juta, mana sanggup aku untuk membayarnya? Jadi pak Hendra memberikan solusi padaku, aku akan terbebas dari hutang dan bahkan semua biaya perawatan dan pengobatan Anette dijamin oleh pak Hendra, asalkan aku mau menikah dengan putrinya Cintya." jelas Suroso dan Sunarti menyimak dengan seksama.

"Jadi begitu ya." ucap Sunarti yang menarik napasnya dalam-dalam dan melepaskannya pelan-pelan.

"Cintya itu dulu mengalami depresi, selalu didalam kamar dan jarang sekali makan. Hal itu terjadi sejak suaminya meninggal karena kecelakaan. Tapi dia berubah sejak mas bekerja disana, karena itulah pak Hendra memintaku menikahi putrinya." lanjut cerita Suroso.

"Oh, jadi begitu ya? kasihan sekali dia." gumam Ibu Sunarti Baiklah semua demi putri kita, aku merestui mas menikah lagi . Tapi aku minta tolong, tolong jangan sampai anak-anak tahu dulu. Biar aku yang memberitahunya perlahan," pinta Sunarti pada suaminya.

"Baiklah. Lakukanlah jika itu yang terbaik." ucap Suroso yang menghela napasnya.

Saat ini mereka sedang berada di meja makan berdua untuk sarapan. Sedangkan Anita telah berangkat sekolah bersama temannya yang bernama Damar. sedangkan Anette masih di ruang perawatan di rumah sakit Jakarta.

Kehidupan keluarga Sunarti dan Suroso bisa dibilang biasa saja. Dikategorikan bahagia, tidak terlalu. Dan jika dikategorikan tidak bahagia, tidak juga. Karena tidak sedramatisir cerita novel maupun sinetron.

"Kapan aku bisa bertemu dengannya, Mas?" tanya Sunarti kemudian.

"Kapan kamu punya waktu? Aku akan mengajakmu ke Jakarta jika kamu ingin bertemu dengannya." jawab Suroso yang menatap istrinya.

"Besok juga boleh, karena Anita juga libur selama seminggu karena habis test semester. Jadi sekalian kita menjenguk Anette.'' jawab Sunarti yang mengingat hari libur Anita, dan bergitu rindunya pada putrinya yang ada di rumah sakit.

...~¥~...

...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel Janga Rampas Cinta-ku ini...

...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....

...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....

...Terima kasih...

...Bersambung...

 

Terpopuler

Comments

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

keren kisah mu thor

2023-05-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!