Bu Sunarti dan pak Sunaryo berdiri dan melangkahkan kaki kearah pintu utama, untuk menyambut tamu-tamu mereka.
"Assalamu'alaikum..!" ucap salam dokter Damar yang mewakili bapak dan pak lik-nya.
"Wa'alaikumsalam ..!" balas Anita dan yang lainnya, kemudian mereka saling bersalaman.
"Mari-mari silahkan duduk!" ajak pak Sunaryo dengan ramah.
"Terima kasih." ucap dokter Damar dan lainnya secara bersamaan.
Setelah para tamu duduk, ibu dan pak Dhe-nya Anita pun ikut duduk, bersama mereka.
"Anita, ambilkan minuman dan makanan buat para tamu!" bisik Bu Sunarti sebelum duduk.
"I..iya Bu." jawab Anita sembari menganggukan kepalanya.
Anita melangkahkan kakinya menuju ke ruang makan dan menyiapkan makanan dan minuman yang sedari tadi sudah dipersiapkan.
Ada perasaan gemetaran yang menyelimuti tubuh Anita pada saat menghidangkan minuman dan makanan tersebut, padahal kalau dipikir dia sudah sering kali bertemu dengan dokter Damar dan juga bapaknya walaupun hanya sebentar.
Sementara itu semua orang yang saat ini sedang duduk dikursi tamu, mereka sedang berbasa-basi dan bersendau-gurau sebelum ke titik permasalahannya,
Dan tibalah saat yang dinantikan oleh kedua keluarga itu.
"Mohon ma'af sebelumnya jika kedatangan kami ini mengganggu waktu istirahat keluarga bapak Suroso dan ibu Sunarti." ucap pak Sasmito yang memulai pembicaraan ke pokok masalah kedatangan mereka.
"Oh, tentu saja sama sekali tidak mengganggu. Malah kami merasa senang, karena ada saudara yang mengunjungi kami. Jadi kita saling jalin silaturahmi." balas pak Sunaryo yaitu pak dhe-nya Anita sembari mengulas senyumnya.
"Begini, kita sudah tahu hubungan kedua putra dan putri kita. Dan disini putraku Damar, hendak melamar atau melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius. Bagaimana, apakah keluarga dari nak Anita setuju dengan keinginan putra kami?" tanya pak Sasmito yang langsung pada intinya.
Ibu Sunarti menarik napasnya panjang dan melepaskannya pelan-pelan, kemudian dia memandang ke arah kakaknya pak Sunaryo.
Demikian pula dengan pak Sunaryo, yang memandang ke arah adiknya. Setelah itu mereka memandang ke arah Anita yang duduk seraya tertunduk, dengan kedua telapak tangannya yang berada diatas pahanya dan saling mengait.
Anita memainkan jari-jarinya untuk mengurangi ketegangan yang dirasakannya saat ini.
Anita memainkan jari-jarinya untuk mengurangi ketegangan yang dirasakannya saat ini.
"Ma'af kalau saya disini mewakili ayah dari Anita yang sedang di kota, jadi bagaimana dik Narti?" ucap Pak Sunaryo yang kemudian balik bertanya pada Ibunya Anita.
"E ...kalau saya sih terserah sama Anita saja, yang akan menjalani kan Anita. Bukan ibu, jadi bagaimana Anita?" tanya Bu Sunarti pada putrinya.
Anita yang ditanya saja hanya diam dan perlahan menganggukkan kepalanya.
"Iya, Anita mau menjalani hubungan yang lebih serius dengan mas Damar." jawab Anita, walaupun lirih tapi masih bisa didengar oleh semua yang hadir di ruang tamu itu.
"Alhamdulillah, jadi kalian sudah sama-sama cocok dan kita sebagai orang tua hanya bisa merestui dan selebihnya tergantung kalian berdua yang akan menjalani." ucap pak Sasmito.
"Nah, mumpung kita bertemu dalam acara silahturahmi ini, sebaiknya kita tentukan tanggal pernikahan kalian berdua. Bagaimana, apakah kalian sudah mempersiapkan semuanya?" tanya pak Sunaryo yang menatap satu persatu dari keluarga dokter Damar,
"Bagaimana putraku, apakah kamu mau menikah dalam setahun ini?" tanya pak Sasmito yang mau memastikannya.
"Saya dalam enam bulan lagi, mau dipindahkan ke Jakarta. Karena itulah sebelum saya pindah kerja, saya ingin menikah dengan dik Anita. Yang nanti akan saya boyong ke Jakarta untuk menemani saya di sana dan dik Anita bisa melanjutkan kuliah di Jakarta nanti." ucap dan penjelasan dari dokter Damar.
"Wah, bagus sekali. Kamu bisa melanjutkan kuliah di kota Anita. Dan kamu bisa bertemu dengan bapak dan kakakmu disana!" seru Bu Sunarti dengan berbinar-binar.
"Eh, memang sepertinya bagus. Tapi...!" ucap Anita yang masih berpikir.
"Kenapa, apa kamu masih ada keraguan padaku?" tanya dokter Damar yang penasaran.
"Bukannya Anita meragukan kesungguhan mas Damar, hanya saja Anita khawatir jika Anita ikut mas Damar ke kota itu berarti ibu sendirian di rumah. Anita tak mau jika ibu kesepian." ucap Anita yang memegang jari-jemari ibunya, dan memandangnya dengan penuh haru.
Demikian pula dengan Bu Sunarti yang memandang Anita denga tatapan haru dan penuh kasih sayang, kini berusaha menenangkan hati putrinya.
"Putriku Anita, ibu tidak apa-apa sendirian. Asalkan kamu bahagia bersama suami kamu kelak, ini juga ikut berbahagia. Apalagi disini kan masih ada pakdhe Sunaryo dan para tetangga lainnya." ucap Bu Sunarti yang mengusap kepala putrinya dengan lembut.
"Ibu!" panggil Anita yang memeluk ibunya dengan meneteskan air matanya. Kemudian dia lepaskan pelukannya dan akhirnya mantap menyetujui keputusan dari calon suaminya, dokter Damar.
"Saya bersedia ikut kemana suamiku akan membawaku nanti." ucap Anita yang disambut senyum kebahagiaan dari semuanya terutama dokter Damar.
"Baiklah kita cari hari dan tanggal baik untuk kalian berdua melangsungkan pernikahan." ucap pak Lik dokter Damar, dan mereka berenam berdiskusi untu memperoleh kesepakatan menentukan hari dan tanggal pernikahan sesuai adat dan kebiasaan ditempat mereka.
Tak berapa lama kesepakatan mereka peroleh, dan acara pernikahan mereka akan dilangsungkan dua bulan lagi.
"Baiklah dua bulan lagi akan kita gelar pernikahan di rumah ini. Namun sebelumnya kamu akan menghubungi pak Suroso. Walaupun bagaimana, Anita ini juga putrinya, walaupun yg tak pernah dia menerima kasih sayang seorang bapak dari suamiku yang telah mendua itu!" ucap ibu Sunarti yang mencoba menahan rasa bergolah didadanya.
"Iya Bu, memang itu yang seharusnya, mempelai wanita harus mendapat restu dari orang tua kandungnya terutama orang tua laki-laki." ucap Pak Sasmita perlahan .
"Hm, hari beranjak semakin malam, kita akhiri sampai disini. Tidak enak dengan para tetangga. lagi pula kita juga harus beristirahat. Dan besok pagi kembali beraktifitas seperti biasa ya." ucap pak Sasmito dan mereka saling berdiri dan bersalam.
"Iya, Alhamdulillah hasilnya sudah kita sepakati dan berdoa yang terbaik untuk semuanya." ucap pak Sunaryo seraya mengantarkan dokter Damar dan keluarga sampai ke depan pintu rumah.
"Aamiin ya Robbal alaamiin." balas semuanya.
"Anita, mas Damar pulang ya." pamit dokter Damar seraya menatap wajah Anita dan mereka saling lempar senyum.
"Iya mas, hati-hati " balas Anita seraya melambaikan tangan kanannya.
"Ehm, Assalamu'alaikum...!" ucap salam pamit dokter Damar dan diikuti pak Sasmito dan juga pak Suwito pada saat sudah naik diatas sepeda motor masing- masing.
"Wa'alaikumsalam..!" jawab Anita, bu Sunarti dan pak Sunaryo yang bersamaan.
...~¥~...
...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel Jangan Rampas Cinta-ku ini...
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
semangat
2023-05-01
2
Julianso
Selalu hadir👍
2023-04-27
3