Jangan Rampas Cinta-ku
Di sebuah desa yang terletak di perbatasan, hiduplah sebuah keluarga yang termasuk dalam garis kemiskinan.
Untuk makan sehari-hari saja mereka mengandalkan hasil kebun, dan yang namanya beras merupakan makanan paling langka di desa tersebut.
Keluarga yang dikepalai seorang bapak bernama Suroso dan ibu bernama Sunarti itu mempunyai anak kembar perempuan, yang mereka beri nama Anette dan Anita.
Keduanya mempunyai sifat yang bertolak belakang, dimana Anita periang, rajin dan penurut. Sementara Anette seorang gadis yang pendiam, pemalas dan cenderung mau menang sendiri.
Sejak bayi mereka terpisah, karena Bapak mereka Suroso menikah lagi dengan janda beranak satu di kota tempat dia bekerja. Jadi Anette ikut dengan Suroso dan Anita ikut dengan ibunya di desa.
Keseharian Sunarti hanyalah buruh tani, sedangkan Anita sekolah di sekolah terbuka. Sekolah terbuka adalah program sekolah gratis dari pemerintah, dimana para siswanya diberikan modul dan mereka belajar di rumah. Semua siswa berkumpul di sekolah bila menghadapi ujian atau membagikan modul, buku pelajaran.
Anita setiap pagi bekerja di puskesmas di desanya, dia menjadi salah satu tukang bersih-bersih atau cleaning servis. Yang gajinya tak seberapa, namun bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Di puskesmas tersebut Anita bertemu dengan dokter muda yang bernama Damar Sasmita. Dimana dia adalah anak kepala desa di desa dimana keluarga Anita tinggal.
"Dik Anita!" panggil Damar pada pagi itu saat Anita selesai mengepel lantai puskesmas.
"Eh, mas Damar! jangan lewat situ, awas lantainya licin!" seru Anita seraya memberi kode dengan telunjuk tangan kanannya.
Damar yang mengerti maksud dari Anita, berhenti dan menghindari lantai yang basah sesuai instruksi dari Anita.
Tak berapa lama mereka saling berhadapan dan saling mengulas senyum mereka masing-masing.
"Dik Anita. Nanti malam ada waktu tidak?" tanya Damar kemudian.
"Nanti malam? Anita selalu dirumah mas." jawab Anita dengan mengulas senyumnya.
"Kamu tunggu di rumah ya, mas Damar mau datang kerumah Dik Anita bersama bapak dan pak Lik mas Damar." jelas Damar sembari mengulas senyumnya membalas senyum Anita.
"Oh, begitu ya. Baiklah nanti Anita bilang sama ibu di rumah." ucap Anita yang menatap dokter muda itu.
"Baiklah kalau begitu kita kerja dulu, yang nanti kita pikirkan nanti ya." ucap Damar yang memandang Anita dengan tulus.
"Oiya mas, pekerjaan Anita juga masih banyak." ucap Anita seraya menundukkan kepalanya karena malu jika melihat tatapan tulus dari Damar.
Pemuda itu mengulas senyumnya dan keduanya merasakan getaran aneh yang membuat kedua ya seolah seperti kesetrum aliran listrik tegangan tinggi.
"Hm ..hm...hmm....! cie....cie ...! pagi-pagi dah pacaran!" goda seorang wanita yang datang berdua dengan memakai seragam serba putih. Mereka adalah para perawat yang membantu tugas dokter-dokter di puskesmas.
"Iya kan ada pepatah kesempatan dalam kesempitan! pergunakanlah waktu kamu sebaik-baiknya! ha ..ha...!" balas dr. Damar sembari tertawa.
"Em, Iya deh mengaku kalah kita kalau berurusan dengan seorang dokter! he...he...!" ucap wanita seragam putih lainnya.
"Sudah, sudah! saya permisi karena masih ada kerjaan." ucap Anita yang sedikit malu saat para perawat itu menggoda mereka.
"Iya, selamat bekerja!" seru dokter Damar seraya melambaikan tangannya.
"Hm, kiss dong! he..he ..!" goda kedua perawat itu bersamaan.
"Apa sih, belum muhrim tahu!" seru Damar yang menatap Anita seraya mengulas senyumnya,
Anita membalas senyuman dengan malu-malu dan kemudian menundukkan kepalanya sebentar sebagai tanda dia minta ijin meninggalkan dokter Damar dan kedua perawat itu.
Dokter Damar membalas anggukan kepala juga dan melihat Anita meninggalkannya sampai gadis itu menghilang dari pandangan kedua matanya.
Demikian pula dengan kedua perawat itu yang juga menganggukan kepalanya dan mengulas senyum mereka seraya melirik ke arah dokter Damar dan juga Anita yang barusan meninggalkan mereka.
"Wah, cepat-cepat di ikat tuh! keburu diambil orang nanti! he...he...!" bisik salah satu perawat seraya berlalu pada dokter muda itu.
Dokter Damar masih terpaku berdiri ditempatnya. Kemudian dia menarik napasnya panjang dan menghembuskannya pelan-pelan.
Beberapa detik kemudian dokter Damar melangkahkan kaki menuju ke ruang prakteknya, di poliklinik umum.
Aktifitas puskesmas berjalan seperti biasanya, dan tibalah waktunya pulang kerja. Jadwal pulang kerja dokter, perawat lebih dulu dari pada cleaning servis dan karyawan lainya.
Anita telah menyelesaikan semua tugas-tugasnya dan bersama temannya yang sesama cleaning servise melangkahkan kaki meninggalkan gudang tempat penyimpanan peralatan kebersihannya.
"Aku dengar dokter Damar mau berkunjung ke rumah kamu ya?" tanya Lestari teman sesama cleaning service Anita.
"Iya Les, kira-kira mau ngapain ya?" tanya Anita sembari menyelempangkan tas ke bahu sebelah kanannya.
"Hm, sudah pasti mau meminang kamu? kalian kan dah pacaran, eh sudah berapa lama ya?" tanya Lestari yang pura-pura nggak tahu.
"Duh, kamu ini! pura-pura apa lupa?" balas Anita dan keduanya tertawa bersama.
Anita bekerja di puskesmas sudah setahun, dan dokter Damar pindah praktek ke puskesmas baru dua bulan.
Namun sebelumnya Anita dan dokter Damar sudah berkenalan sejak kecil, dan terpisah lumayan lama karena dokter Damar menempuh pendidikan kedokteran di kota Jogjakarta.
Usia Anita terpaut tujuh tahun dengan dokter Damar, dan pada saat ini Anita sudah lulus Sekolah Menengah Atas. Karena prestasi Anita selama sekolah terbuka, dia mendapat bea siswa di sekolah menengah atas Negeri favorit di kota kecil dimana Anita dan ibunya tinggal.
Sebenarnya Anita mendapat bea siswa setengah dari pembayaran dari sebuah universitas di kota, namun tidak diambil olehnya karena bea yang masih belum terjangkau. Karena itulah dia memilih bekerja saja untuk memenuhi kebutuhannya dan menabung untuk melanjutkan kuliahnya.
Kemudian Anita diajak Lestari untuk menjadi cleaning servise di puskesmas. Kemudian Anita memberitahukan informasi yang dia dapat pada ibunya, nyonya Sunarti pun menyetujui kalau Anita bekerja sebagai cleaning servise di Puskesmas di desa mereka.
Anita resmi menjadi kekasih dokter Damar baru dua Minggu yang lalu. Dan sebelumnya mereka berteman dan baru merasakan kecocokan hati mereka setelah bekerja di dalam satu tempat, yaitu di Puskesmas.
Anita dan Lestari melangkahkan kaki keluar dari puskesmas, dan mereka melihat dokter Damar yang masih di tempat parkir.
”Tuh, pujaan hati setia menunggu!" goda Lestari seraya menyikut lengan Anita. Dan Anita tersenyum pada saat dokter Damar melambaikan tangan padanya.
"Eh, iya kita sampai disini ya Les!" ucap Anita seraya menoleh ke arah Lestari
.
"Iya, yang akur ya!" ucap Lestari yang menggoda Anita sembari mengulas senyumnya.
"Iya....iya temanku yang baik hati dan tidak sombong!'' ucap Anita yang juga mengulas senyumnya.
Anita melangkah menghampiri dokter Damar, sementara Lestari mendekati sepeda kayuhnya dan memberi salam perpisahan pada Anita yang sedang naik ke boncengan sepeda motor dokter Damar.
...~¥~...
...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel Jangan Rampas Cinta-ku...
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
@νιєσℓєт νιєηѕтαя⍣⃝కꫝ🎸
hadir Rumi, semangat selalu
2023-04-28
3
Julianso
Mantap, yuk lebih semangat
2023-04-27
3
Yu Lee
Semangat💪🥰
2023-04-17
3