"Daaa... Anita dan dokter!" seru Lestari yang mengayuh sembari melambaikan tangannya,
"Daaa... juga, sampai jumpa besok!" balas Anita yang juga membalas lambaian tangan sahabatnya, demikian pula dengan dokter Damar yang juga melambaikan tangannya sesaat kemudian mengarahkan pandangannya pada kekasihnya yang berada dihadapannya.
"Sudah siap An?" tanya dokter Damar sembari menoleh ke belakang dimana Anita sudah duduk dibelakangnya.
"Iya mas!" jawab Anita yang sudah memposisikan tangannya berpegangan di pinggang dokter Damar.
"Siap apa coba?" tanya dokter Damar sembari melihat wajah ayu nan manis gadis dibelakangnya melalui kaca spion sepeda motornya.
"Lha, iya jalan! bukankah kita mau pulang, iya kan Mas Damar?" jawab sekaligus tanya Anita yang bingung dengan pertanyaan kekasihnya itu.
"Maksud mas, apakah kamu siap untuk menjadi istriku?" tanya dokter Damar yang kembali menoleh ke belakang.
"Eh...!" Anita terkejut dan bingung dengan pertanyaan yang diajukan dokter Damar, yang memang terkesan mendadak baginya itu.
"Apakah kamu nggak mau aku ke rumah kamu untuk melamar kamu?" tanya dokter Damar sekali lagi yang penasaran.
"E.... Siapa sih yang tak mau dengan seorang dokter seganteng dokter Damar?" ucap Anita yang nampak tersipu malu.
"Jadi nanti kamu siap ya, kalau mas Damar ke rumah kamu bersama ayah dan pak lik mas Damar?" tanya Damar yang masih di posisinya.
"I...iya mas." balas Anita yang sedikit gugup dan tentu saja membuat dokter Damar gembira.
Dokter muda itu pun terus mengulas senyumnya di sepanjang perjalanan mereka ke rumah Anita.
Tak berapa lama mereka telah sampai di depan pintu pagar rumah, dan nampak pintu rumah Anita masih terkunci rapat. Itu berarti ibunya Anita belum pulang ke rumah dari bekerja di sawah tetangga.
"Seperti ya ibu belum pulang dari bekerjanya mas." ucap Anita pada saat sudah turun dari sepeda motor dokter Damar.
"Iya, dik Anita masuk dulu!" ucap Dokter Damar yang menyarankan.
"Mas Damar dulu yang pergi." ucap Anita sembari mengulas senyumnya,
"Mas Damar mau pergi kalau dik Anita benar-benar sudah masuk ke rumah." ucap dokter Damar yang sedikit penekanan, karena mengkhawatirkan kekasihnya.
"Baiklah, Anita masuk lebih dulu. Assalamu'alaikum!" ucap salam pamit Anita yang mengalah demi kebaikan berdua dan Anita melambaikan tangannya.
"Wa'alaikumsalam..!" balas dokter Damar seraya membalas lambaian tangan Anita.
Anita membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya menuju ke teras rumahnya. Segera diambilnya kunci cadangan rumah dan dia membuka pintu kemudian masuk kedalam rumahnya.
Sebelum menutup pintu rumahnya, Anita menyempatkan dirinya menengok ke arah kekasihnya.
Nampak Damar melambaikan tangannya dan Anita membalas lambaian tangan tersebut.
Setelah yakin kekasihnya sudah masuk dan aman di rumah, dokter Damar segera melajukan kendaraannya. Dan setelah hilang dari pandangan mata, Anita segera menutup dan mengunci pintu rumahnya.
"Mas Damar nanti malam mau kemari bersama ayah dan pak liknya, jadi benar kalau mas Damar mau melamarku?" gumam dalam hati Anita yang berbunga-bunga.
Gadis itu segera berberes-beres ruang tamu dan segera menyiapkan menu makanan untuk dihidangkan pada tamunya malam nanti, sekalian dia memasak untuk makan malam dia dan ibunya.
Ibunya Anita, Sunarti baru saja pulang dari bekerja di sawah tetangga. Dan nampaklah tubuh wanita setengah baya itu yang bermandikan lumpur, sedang duduk di teras seraya mengipasi tubuhnya dengan caping atau topi lebar dari anyaman bambu yang biasa untuk di pakai di sawah atau ladang, sebelum dia mandi sore.
"Eh, ibu sudah pulang?" sapa sekaligus tanya Anita pada saat membuka pintu dan menghampiri ibunya.
"Iya, ibu tadi menanam padi di sawahnya Mbah Karto." jawab Sunarti seraya masih mengipasi tubuhnya dengan menggunakan topi dari anyaman bambu itu.
"Ibu, nanti mas Damar datang Bu." ucap Anita perlahan seraya duduk di samping ibunya.
"Apa sudah malam Minggu? kok Damar mau apel?" tanya Sunarti yang masih mengipasi dirinya sendiri karena peluh keringat ya masih membasahi badannya.
"Datangnya nggak sendirian Bu, tapi bersama bapak dan pak liknya " bisik Anita ditelinga ibunya, yang tentu saja membuat ibu perpikir keras.
"Bersama bapak dan pak liknya? biasanya sendirian saja berani, kenapa ramai-ramai? eh, jangan-jangan....!" ucap Bu Sunarti seraya menatap putrinya Anita dan Anita mengulas senyumnya. Seolah memberi kode bahwa yang dipikirkan Bu Sunarti itu sama seperti yang ada dipikiran Anita,
"Wah, harus cepat-cepat beres-beres nih! malu kalau ada tamu, tuan rumahnya masih dalam keadaan berantakan!" seru Bu Sunarti yang segera bangkit dari duduknya.
"Anita sudah beresin semua Bu, dan Anita juga sudah memasak. Adanya pisang kepok dan kacang, jadi hidangannya hanya itu saja ya Bu?" ucap dan tanya Anita.
"Oh iya, itu juga nggak apa-apa. Kita hanya punyanya itu saja." ucap Bu Sunarti.
"Oiya jangan lupa panggil pak dhe Naryo ya. Untuk mewakili bapakmu." lanjut pinta Bu Sunarti.
Sunaryo adalah kakak dari ibunya Anita, yang rumahnya tak begitu jauh dari rumah Bu Sunarti.
"Iya Bu." balas Anita yang kemudian melangkahkan kakinya menuju ke sumur untuk mandi dan selesai mandi dia segera mengganti pakaiannya. Kemudian berwudlu dan menunaikan sholat Maghrib di kamarnya .
Sementara itu Bu Sunarti melangkahkan kaki ke belakang rumah dengan lewat samping rumah dan berhenti di sumur untuk mencuci kakinya.
Kemudian Bu Sunarti juga mandi dan selesai mandi dia segera mengganti pakaiannya. Lanjut berwudlu dan menunaikan sholat Maghrib juga di kamarnya .
Selesai sholat Maghrib, Anita pergi ke rumah pak dhe-nya Sunaryo, sesuai perintah ibu-nya tadi sore.
Sementara itu Bu Sunarti mempersiapkan makanan dan minuman yang nanti akan dihidangkan.
Tak berapa lama Anita datang bersama Pak dhe-nya, dan semuanya duduk di ruang tamu. Mereka menunggu tamu yang sangat ditunggu-tunggu.
Ada perasaan tak menentu di hati Anita, jantungnya seperti mau melompat setinggi-tingginya. Keringat dingin dirasakannya saat ini mengucur di dahi dan seluruh tubuhnya.
Selepas sholat Isya', benar saja dokter Damar, bapaknya dokter Damar yang bernama Sasmito dan adik dari Pak Sasmito yaitu Suwito. Mereka datang ke berkunjung ke rumah Bu Sunarti dengan mengendarai dua sepeda motor dan membawa sedikit oleh-oleh.
Setelah berhenti, mereka melepaskan helm dan meletakkannya di sepeda masing-masing, ketiganya melangkahkan kaki menuju ke teras depan rumah Bu Sunarti.
Mendengar suara sepeda motor berhenti di depan rumah, Anita menengok ke arah luar rumah.
"Ibu, pak Dhe, mereka sudah datang." ucap Anita yang memberitahu kedatangan dokter Damar dan juga keluarganya.
Bu Sunarti dan pak Sunaryo berdiri dan melangkahkan kaki kearah pintu utama, untuk menyambut tamu-tamu mereka.
...~¥~...
...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel Jangan Rampas Cinta-ku ini...
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...Bersambung...
'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Yu Lee
lanjutkan
2023-04-17
3
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
hadir
2023-04-16
4