Episode 3 Sosok Davina

Davina menghembuskan nafas kasar, ketika selesai berbicara dengan Nathan terlintas kenangan yang telah mereka lalui bersama. Tidak bisa dipungkiri, 5 tahun bukanlah waktu yang singkat. Banyak hal yang telah terjadi, semua peristiwa yang dilalui bersama Nathan membekas disisi hati Davina yang lain.

Paras Nathan termasuk jajaran pria tertampan di kotanya. Keluarga Nathan juga bisa dibilang masuk dalam 10 orang terkaya di negaranya. Tapi masih dibawah kekayaan keluarga Davina dan Marvin. Davina sudah mengenal orangtua Nathan dengan baik. Orangtua Nathan memperlakukan Davina dengan sangat baik sudah seperti anaknya sendiri.

Sekelebat ingatan itu kini sudah berubah menjadi perasaan yang campur aduk yang bersemayam dihati Davina. Memang kenyataan itu selalu penuh dengan kejutan. Banyak hal-hal yang tidak terduga akan terjasi dan tidak dapat dihindari. Kecewa dan terluka sudah menjadi bumbu disetiap perjalanan manusia.

"Semoga setelah ini aku tidak dibutakan lagi oleh cinta palsu seorang pria." gumam Davina penuh harap.

Dalam hati kecilnya, ia juga ingin memiliki cinta yang tulus yang tidak memandang statusnya.

"Tapi masihkah ada cinta seperti itu?" tanya Davina dalam hati kemudian terdengar helaan nafas berat.

"Sudahlah jalani saja. Jika Tuhan memberiku jodoh yang baik maka aku akan bertemu dengan pria yang tepat." ucap Davina seraya berdoa agar Tuhan memberikan kebaikan dalam hidupnya.

Keluarga Davina mendidiknya dengan sangat baik. Harta dan tahta tidak membuat orangtua Davina mengesampingkan perihal ibadah dan menjadi contoh yang baik untuk anaknya.

"Ah aku jadi kangen Ibu dan Ayah." gumam Davina melirik jam yang masih menunjukkan pukul 7 malam.

Tut Tut

Davina mendial nomor orangtuanya.

"Malam, Sayang. Ada apa?" suara wanita terdengar lembut ditelinga Davina.

"Ibu, Vina kangen." ucap Davina lirih.

"Apa yang terjadi, Sayang? Apa kau mengalami kesulitan?" tanya Sera, ibu kandung Davina.

"Tidak, Ibu. Aku hanya merindukan Ibu dan Ayah." jawab Davina yang tak terasa menitikkan airmatanya.

"Kau tidak bisa membohongi Ibu, Nak. Are you okay dear?" tanya Sera membuat Davina tak kuasa lagi menahan tangisnya.

Terdengar suara isak tangis, dengan cepat Sera memanggil suaminya.

"Yah, sepertinya sesuatu terjadi dengan Vina." ucap Sera memberi tahu suaminya, Adam Carlos.

Keluarga Carlos merupakan keluarga terpandang di negara Z. Kedudukannya tidak hanya penting didunia bisnis tapi juga di dunia hitam. Kekuasaan Carlos tidak perlu diragukan lagi. Adam Carlos merupakan salah satu pemimpin mafia yang yang paling ditakuti dinegaranya bahkan diluar negeri.

Adam menutup laptopnya kemudian meminta Sera untuk mengaktifkan pengeras suara agar bisa berbicara dengan putri kesayangannya.

"Nak, apa yang terjadi? Bicaralah pada Ayah." suara bariton itu mampu membuat Davina menghentikan tangisannya.

Terdengar deru nafas Davina, Sera dan Adam hanya saling berpandangan kemudian memberikan sedikit waktu agar putrinya bersedia menceritakan apa yang sedang dialami saat ini.

Setelah tenang, Davina meneguk segelas air kemudian kembali bersuara.

"Ayah, Ibu.. Davina merindukan kalian." ucap Davina lirih, suaranya masih terdengar serak akibat selesai menangis.

"Kami juga merindukanmu, Sayang. Apakah kau ingin Ayah dan Ibu berkunjung ke tempatmu?" tanya Adam menawarkan.

Adam selalu saja meminta pendapat putrinya terlebih dahulu jika ingin melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan Davina. Adam tidak ingin gegabah dan membuat putri tunggalnya itu merasa tidak nyaman dengan perbuatannya.

"Tidak perlu, Ayah." jawab Davina.

"Lalu apakah kau tidak ingin menceritakan sesuatu kepada Ayah dan Ibu?" tanya Adam dengan nada lembut.

Adam sangat berbeda jika berhadapan dengan keluarganya. Sifatnya yang terkenal kejam dan bengis di dunia gelap namun saat berinteraksi dengan orang-orang tersayangnya Adam berubah menjadi sosok yang lembut dan penuh kasih sayang, seperti dua orang yang berbeda.

"Vina dan Nathan sudah putus, Yah." jawab Davina jujur.

Adam dan Sera saling berpandangan tidak percaya dengan perkataan putrinya.

"Kau serius, Nak?" tanya Sera memastikan.

"Iya, Ibu. Aku sudah mengakhiri hubunganku dengannya dan aku tidak ingin punya hubungan apapun lagi dengan Nathan." jawab Davina santai.

"Apakah tikus kecil itu menyakitimu?" tanya Adam penasaran.

"Iya dia berkhianat dan sekarang dia sudah akan menjadi calon ayah." ucap Davina.

Jawaban Davina membuat Adam menggertakkan giginya.

"Dasar tikus brengsek tidak tau untung!" ucap Adam penuh amarah.

"Ayah, tahan amarahmu. Dengarkan Davina dulu." suara lembut Sera membuat Adam harus mengontrol emosinya.

"Ayah, dengarkan Vina." terdengar kembali suara putri kesayangannya itu.

"Aku baik-baik saja, Ayah. Bahkan setelah aku mengetahui kebenarannya, aku tidak merasakan sakit hati. Aku hanya merasa kecewa kenapa untuk mengakhiri sebuah hubungan dia harus memilih jalan berkhianat." ucap Davina yang terdengar sangat santai.

Adam dan Sera bisa menangkap jelas bahwa putrinya itu memang baik-baik saja.

"Ayah dan Ibu tidak perlu khawatir. Aku bisa melindungi diriku sendiri." tambah Davina lagi agar orangtuanya itu mempercayainya. Kalau tidak, orangtuanya itu akan membuat Davina kerepotan karena menambah orang untuk mengawal dan mengawasinya lagi.

"Syukurlah. Kami percaya padamu, Nak." ucap Sera lega.

"Apa putriku ingin Ayah melakukan sesuatu untuk membalas perbuatan tikus kecil itu? Ayah bisa menghilangkannya dari muka bumi ini." tanya Adam membuat Davina merinding.

"Tidak perlu, Ayah. Lebih baik simpan tenaga Ayah daripada mengurusi kotoran kecil itu." jawab Davina seketika membuat Adam menyimpulkan senyum diwajahnya.

"Sepertinya darah Ayah sudah mulai mendominasimu." ucap Adam memancing suara tawa kecil Davina.

Adam dan Sera lega mendengar putrinya sudah kembali ceria. Bagi Adam kebahagiaan putrinya memanglah hal yang sangat berharga. Untuk itu pula, Adam dengan sengaja menyembunyikan identitas putrinya untuk melindungi putri semata wayangnya dari incaran musuh-musuhnya.

Adam sudah paham bagaimana kejamnya dunia hitam dan liciknya dunia bisnis. Adam ingin menyembunyikan Davina dari incaran aliansi pernikahan yang hanya akan mengorbankan kebahagiaan putrinya. Sebagai seorang ayah, Adam tidak rela jika putrinya harus terjebak dengan pernikahan palsu yang hanya ingin mengambil keuntungan materil dan nama besar dari keluarganya. Adam tidak ingin Davina menjadi alat yang digunakan oleh para musuh untuk melawannya.

"Apa kau ingin berlibur sejenak, Sayang?" tanya Sera menawarkan.

"Boleh juga, Bu. Tapi menunggu libur semester tiba saja." jawab Davina.

"Ayah bisa memintakan izin kepada rektor kampusmu." kata Adam.

"Tidak perlu, Ayah. Itu akan memancing kecurigaan orang terhadap identitasku, Ayah." sahut Davina cepat mengingatkan orangtuanya agar tidak melakukan hal-hal ceroboh yang akan memberikan celah bagi musuh.

"Astaga, Ayah lupa. Maafkan Ayah, Nak. Hampir saja Ayah bertindak gegabah dan membahayakan keselamatanmu." kata Adam tersadar dan merasa bersalah.

"Tidak apa-apa, Ayah. Aku paham kekhawatiran Ayah dan Ibu. Tapi ingat, Ayah dan Ibu harus berdiskusi lebih dulu kepadaku sebelum mengambil tindakan apapun yang akan mempengaruhi kehidupanku. Ayah dan Ibu bisa berjanji padaku, kan?" ucap Davina.

"Iya Nak. Kami berjanji." sahut Adam dan Sera kompak.

"Baiklah kalau begitu. Vina sayang Ayah dan Ibu." kata Davina lembut.

"Kami juga menyayangimu, Sayang. Jaga diri baik-baik, ya Nak. Ibu dan Ayah selalu mendoakan kebaikan untukmu." ucap Sera dengan penuh harap.

"Baik, Ibu. Kalian juga jaga diri baik-baik ya. Ayah jangan sering marah-marah nanti cepat keriput. Ibu titip Ayah ya." balas Davina sengaja menggoda orangtuanya agar tidak terlalu hanyut dalam suasana haru lebih lama lagi.

"Dasar kau ini. Sudah selamat beristirahat, Nak. Jangan telat makan malam. Kalau sampai Ayah mendengar kamu sakit, Ayah akan membawamu pulang secara paksa." ancam Adam yang justru membuat Davina terkekeh.

"Ibu dengarkan? Ayah kejam sekali." ucap Davina mengadu kepada ibunya, agar mendapat perlindungan.

"Sudah sudah kalian ini tidak ada habisnya kalau berselisih. Jangan mengajakku dalam permasalahan kalian." kata Sera tidak ingin ikut campur dengan perdebatan anak dan suaminya.

Terdengar suara gelak tawa dari Davina.

"Baiklah, Bu. Vina tutup telponnya ya. Aku sayang kalian." ucap Davina berpamitan.

"Ayah, Ibu juga menyayangimu." ucap Adam dan Sera bersamaan.

Tut Tut

Panggilan suara pun terputus.

Terlihat wajah Davina sudah kembali berseri setelah berbicara cukup lama dengan kedua orangtuanya. Ternyata memang benar, hanya orangtuanya lah yang benar-benar tulus mencintai dirinya tanpa syarat. Davina senang karena memiliki tempat pulang yang aman dan nyaman.

"Nasi goreng, mie goreng, capcay.." teriak abang-abang yang menuntun gerobaknya berkeliling kampung.

"Kebetulan sekali." gumam Davina segera menyambar dompetnya kemudian berlari keluar dari kamarnya.

"Bang, nasgor spesial dua pedas ya!" teriak Davina yang langsung menghentikan langkah penjual nasgor keliling itu.

"Baik, Nona. Tunggu sebentar ya." ucap abang-abang yang mungkin berumur 30 tahunan.

Davina hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju kemudian mengetuk pintu kamar yang ada disebelah kamarnya.

"Mely, keluarlah! Ayo makan malam denganku." ajak Davina kepada bodyguard yang menyamar sebagai teman kampusnya.

Ceklek!

"Astaga! Ada apa dengan dirimu, Mel?" tanya Davina heran.

Pintu pun terbuka, Davina terkejut dengan penampilan Mely yang terlihat sangat berantakan. Rambutnya nampak awut-awutan khas seperti orang bangun tidur.

"Maaf, saya baru bangun tidur Nona." jawab Mely kikuk.

"Untung saja, aku kira kau sedang depresi." sarkas Davina.

"Ah bukankah Nona yang seharusnya depresi karena putus dengan Tuan Nathan?" tanya Mely yang ucapannya lolos begitu saja membuat Devina memberikan tatapan tajam pada bodyguard yang sudah menemaninya selama 7 tahun ini.

"Rupanya mulutmu itu berani sekali." sindir Davina membuat Mely tersadar akan ucapannya.

Mely segera membungkam mulut dan merutuki kebodohan atas kelancangannya menyinggung permasalahan pribadi majikannya.

"Maafkan aku, Nona. Aku tidak bermaksud.."

"Cepat rapikan dirimu sebelum tanganku ini mencabut semua gigi-gigimu!" ucap Davina dengan penekanan seketika membuat Mely merinding ketakutan.

"Ba-baik Nona." ucap Mely terbata kemudian berlari menuju kamar mandi

BLAM!

Davina menutup pintu kamar Mely dengan keras sehingga membuat Mely terjingkat karena terkejut.

Davina tidak marah, dia hanya sengaja melakukan itu untuk menakuti Mely. Melihat raut ketakutan dan panik diwajah Mely membuat Davina terkekeh puas.

Davina duduk di kursi depan kos untuk menunggu nasi goreng pesanannya. Bau harum bumbu rempah dan cabai menusuk hidung Davina membuat perutnya semakin tidak sabar menunggu makan malamnya itu.

"Dibungkus atau makan langsung, Non?" tanya abang penjual nasgor.

"Makan disini saja, Bang. Es teh manis dua ya." jawab Davina kemudian menunjukkan dua jarinya sebagai isyarat kepada sang pedagang keliling itu.

"Baik, Non." sahut abang nasgor antusias.

Beberapa menit kemudian nasi goreng dan es teh manis pesananan Davina sudah jadi bersamaan dengan Mely yang keluar dari kamarnya.

"Duduk dan makanlah." titah Davina yang langsung dituruti oleh Mely.

Mely masih berasa bersalah, ia hanya mengikuti perintah Davina tanpa bersuara. Mely takut akan salah bicara lagi dan membuat majikannya semakin marah.

"Apa kau sariawan? Kenapa tiba-tiba jadi pendiam biasanya berisik sekali." tanya Davina menyindir bodyguardnya yang setiap hari tidak berhenti berbicara. Bawahannya itu memang sangat cerewet bahkan sering tidak bisa memfilter bicaranya yang terkadang membuat Davina kesal setengah mati.

"Tidak, Nona. Maafkan perkataan saya tadi, Nona." ucap Mely dengan penuh penyesalan.

"Habiskan makananmu. Tidak perlu mengungkitnya lagi." sahut Davina yang tidak melirik Mely sama sekali.

"Ba-baik, Nona." ucap Mely yang semakin diliputi rasa takut akan kemarahan nona mudanya.

"Ah, Nona benar-benar marah padaku. Apa malam ini aku akan kehilangan pekerjaanku?" gumam Mely yang sudah tidak bisa menikmati nasi goreng yang ia masukkan ke mulutnya.

Kepanikan dan ketakutannya membuat Mely susah menelan makan malamnya ini.

"Jika kau tidak menghabiskan makananmu malam ini aku akan memberimu hukuman!" perkataan Davina membuat Mely segera memasukan nasi goreng ke mulutnya dan menelannya dengan cepat.

Untung saja tidak tersedak. Davina yang mendapati ketakutan Mely hanya tersenyum miring.

"Itulah akibatnya kalau kau terlalu berani denganku." batin Davina diiringi senyum aneh dibibirnya.

-BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Gak perlu ngototin tangan utk seorang pengkhianat kek gitu,untung taunya sebelum nikah..

2024-06-04

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Woooww ternyta bukan kaleng kaleng keluarga Vina,Ku pikir Cupu ternyata Suhu..👏👏👍👍

2024-06-04

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Kenyataan
2 Episode 2 Penguntit
3 Episode 3 Sosok Davina
4 Episode 4 Calon Istri
5 Episode 5 Pertemanan
6 Episode 6 Kemarahan Johnson
7 Episode 7 Tuan Muda Harris
8 Episode 8 Nasehat Mama
9 Episode 9 Gadis Pahlawan
10 Episode 10 Kelinci Liar
11 Episode 11 Pindahan
12 Episode 12 Menikah
13 Episode 13 Asisten Kepo
14 Episode 14 Kecelakaan
15 Episode 15 Kesempatan
16 Episode 16 Percaya Diri
17 Episode 17 Wanita Gila
18 Episode 18 Diculik
19 Episode 19 Mely Si Rempong
20 Episode 20 Pasutri Baru
21 Episode 21 Rindu
22 Episode 22 Ayo Menikah!
23 Episode 23 Mulai Mengenal
24 Episode 24 Kelinci Imut
25 Episode 25 Bertarung
26 Episode 26 Pertimbangan Orangtua
27 Episode 27 Mulai Penyelidikan
28 Episode 28 Gadis yang Sama
29 Episode 29 Mendapat Restu
30 Episode 30 Kebodohan Marvin
31 Episode 31 Menghibur Diri
32 Episode 32 Sekali Lagi
33 Episode 33 Memulai Hubungan
34 Episode 34 Kabar Bahagia
35 Episode 35 Be Your Self
36 Episode 36 Perjanjian
37 Episode 37 Wedding
38 Episode 38 Mulai Menyerang
39 Episode 39 Baik-Baik Saja
40 Episode 40 Musuh Carlos
41 Episode 41 Butuh Waktu
42 Episode 42 Suami Posesif
43 Episode 43 Penuh Persiapan
44 Episode 44 Bertemu Mertua
45 Episode 45 Harapan Nenek
46 Episode 46 Melewati Batas
47 Episode 47 Gosip
48 Episode 48 Kehilangan
49 Episode 49 Merubah Penampilan
50 Episode 50 Mulai Khawatir
51 Episode 51 Merayu Suami
52 Episode 52 Sarapan Pagi
53 Episode 53 Perhatian
54 Episode 54 Merusak Mood
55 Episode 55 Pemanasan
56 Episode 56 Latihan Bulan Madu
57 Episode 57 Bertemu Anton
58 Episode 58 Gadis Pemberani
59 Episode 59 Diblokir
60 Episode 60 Cemburu Buta
61 Episode 61 Kemarahan Marvin
62 Episode 62 Sebentar Lagi
63 Episode 63 Dilema
64 Episode 64 Marvin Diculik!
65 Episode 65 Perkenalan Mertua
66 Episode 66 Terungkap
67 Episode 67 Sisi Lain
68 Episode 68 Membuka Hati
69 Episode 69 Serangan Marvin
70 Episode 70 Lelaki Pencemburu
71 Episode 71 Masa Lalu
72 Episode 72 Menjelajah Dunia
73 Episode 73 Hati-Hati
74 Episode 74 Lalat Betina
75 Episode 75 Menyiksa Diri
76 Episode 76 Mulai Beraksi
77 Episode 77 Lebih Tertantang
78 Episode 78 Keras Kepala
79 Episode 79 Kelinci Liar
80 Episode 80 Menyambut Mertua
81 Episode 81 Salah Lawan
82 Episode 82 Mertua Jahil
83 Episode 83 Persiapan
84 Episode 84 Malam Pertama
85 Episode 85 Sedikit Pelajaran
86 Episode 86 Mulai Bertindak
87 Episode 87 Mencari Masalah
88 Episode 88 Suamiku
89 Episode 89 Tidak Menyerah
90 Episode 90 Salah Tempat
91 Episode 91 Punya Saingan
92 Episode 92 Celaka
93 Episode 93 Luka Lama
94 Episode 94 Menunggu Pembalasan
95 Episode 95 Terdesak
96 Episode 96 Nyonya Muda Harris
97 Episode 97 Kamu Siapa?
98 Episode 98 Takut Kehilangan
99 Episode 99 Hanya Rumor
100 Episode 100 Masih Pengecut
101 Episode 101 Mulai Terkuak
102 Episode 102 Pengkhianat
103 Episode 103 Pamit
104 Episode 104 Trending Topik
105 Episode 105 Bagaikan Perangko
106 Episode 106 Masih Dalam Proses
107 Episode 107 Gemas Sekali
108 Episode 108 Carlos dan Harris
109 Episode 109 Tugas dari Mertua
110 Episode 110 Kencan
111 Episode 111 Pria Menjengkelkan
112 Episode 112 Terpesona Istri
113 Episode 113 Ahli Waris
114 Episode 114 Permainan
115 Episode 115 Senjata Makan Tuan
116 Episode 116 Wanita
117 Episode 117 Harmonis
118 Episode 118 Sementara Berpisah
119 Episode 119 Mertua dan Menantu
120 Episode 120 Kebahagiaan Sera
121 Episode 121 Drama Bumil
122 Episode 122 Lebih Kejam
123 Episode 123 Nasib
124 Episode 124 Es Batu
125 Episode 125 Meremehkan Lawan
126 Episode 126 Orang Baru
127 Episode 127 Hanya Peringatan
128 Episode 128 Rencana Davina
129 Episode 129 Diujung Tanduk
130 Episode 130 Sensitif
131 Episode 131 Tersusun Rapi
132 Episode 132 Mr. Arogan
133 Episode 133 Baper
134 Episode 134 Tikus
135 Episode 135 Ngidam
136 Episode 136 Masakan Istri
137 Episode 137 Gagal
138 Episode 138 Mengingat Masa Lalu
139 Episode 139 Terpancing
140 Episode 140 Balasan Setimpal
141 Episode 141 Permainan Marvin
142 Episode 142 Muka Tembok
143 Episode 143 Kompromi
144 Episode 144 Terbayar
145 Episode 145 Seberapa Besar
146 Episode 146 Memastikan
147 Episode 147 Moving On
148 Episode 148 Korban Novel
149 Episode 149 Aji Mumpung
150 Episode 150 Lintah Darat
151 Episode 151 Dijodohkan
152 Episode 152 Terjebak
153 Episode 153 Merintis
154 Episode 154 Terpancing
155 Episode 155 Sarang Mafia
156 Episode 156 Saingan Marvin
157 Episode 157 Pemandangan Indah
158 Episode 158 Menjinakkan Si Galak
159 Episode 159 Bumil Lincah
160 Episode 160 Hati Malaikat
161 Episode 161 Gaya Lain
162 Episode 162 Sebentar Lagi
163 Episode 163 Persiapan
164 Episode 164 Pria Mesum
165 Episode 165 Kejutan
166 Episode 166 Lembaran Baru
167 Episode 167 Sempurna
168 Episode 168 Kakak Cantik
169 Episode 169 Janji
170 Episode 170 Simpul Hati Melly
171 Episode171 Putih Hitam
172 Episode 172 Terusir
173 Episode 173 Anggota Baru
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Episode 1 Kenyataan
2
Episode 2 Penguntit
3
Episode 3 Sosok Davina
4
Episode 4 Calon Istri
5
Episode 5 Pertemanan
6
Episode 6 Kemarahan Johnson
7
Episode 7 Tuan Muda Harris
8
Episode 8 Nasehat Mama
9
Episode 9 Gadis Pahlawan
10
Episode 10 Kelinci Liar
11
Episode 11 Pindahan
12
Episode 12 Menikah
13
Episode 13 Asisten Kepo
14
Episode 14 Kecelakaan
15
Episode 15 Kesempatan
16
Episode 16 Percaya Diri
17
Episode 17 Wanita Gila
18
Episode 18 Diculik
19
Episode 19 Mely Si Rempong
20
Episode 20 Pasutri Baru
21
Episode 21 Rindu
22
Episode 22 Ayo Menikah!
23
Episode 23 Mulai Mengenal
24
Episode 24 Kelinci Imut
25
Episode 25 Bertarung
26
Episode 26 Pertimbangan Orangtua
27
Episode 27 Mulai Penyelidikan
28
Episode 28 Gadis yang Sama
29
Episode 29 Mendapat Restu
30
Episode 30 Kebodohan Marvin
31
Episode 31 Menghibur Diri
32
Episode 32 Sekali Lagi
33
Episode 33 Memulai Hubungan
34
Episode 34 Kabar Bahagia
35
Episode 35 Be Your Self
36
Episode 36 Perjanjian
37
Episode 37 Wedding
38
Episode 38 Mulai Menyerang
39
Episode 39 Baik-Baik Saja
40
Episode 40 Musuh Carlos
41
Episode 41 Butuh Waktu
42
Episode 42 Suami Posesif
43
Episode 43 Penuh Persiapan
44
Episode 44 Bertemu Mertua
45
Episode 45 Harapan Nenek
46
Episode 46 Melewati Batas
47
Episode 47 Gosip
48
Episode 48 Kehilangan
49
Episode 49 Merubah Penampilan
50
Episode 50 Mulai Khawatir
51
Episode 51 Merayu Suami
52
Episode 52 Sarapan Pagi
53
Episode 53 Perhatian
54
Episode 54 Merusak Mood
55
Episode 55 Pemanasan
56
Episode 56 Latihan Bulan Madu
57
Episode 57 Bertemu Anton
58
Episode 58 Gadis Pemberani
59
Episode 59 Diblokir
60
Episode 60 Cemburu Buta
61
Episode 61 Kemarahan Marvin
62
Episode 62 Sebentar Lagi
63
Episode 63 Dilema
64
Episode 64 Marvin Diculik!
65
Episode 65 Perkenalan Mertua
66
Episode 66 Terungkap
67
Episode 67 Sisi Lain
68
Episode 68 Membuka Hati
69
Episode 69 Serangan Marvin
70
Episode 70 Lelaki Pencemburu
71
Episode 71 Masa Lalu
72
Episode 72 Menjelajah Dunia
73
Episode 73 Hati-Hati
74
Episode 74 Lalat Betina
75
Episode 75 Menyiksa Diri
76
Episode 76 Mulai Beraksi
77
Episode 77 Lebih Tertantang
78
Episode 78 Keras Kepala
79
Episode 79 Kelinci Liar
80
Episode 80 Menyambut Mertua
81
Episode 81 Salah Lawan
82
Episode 82 Mertua Jahil
83
Episode 83 Persiapan
84
Episode 84 Malam Pertama
85
Episode 85 Sedikit Pelajaran
86
Episode 86 Mulai Bertindak
87
Episode 87 Mencari Masalah
88
Episode 88 Suamiku
89
Episode 89 Tidak Menyerah
90
Episode 90 Salah Tempat
91
Episode 91 Punya Saingan
92
Episode 92 Celaka
93
Episode 93 Luka Lama
94
Episode 94 Menunggu Pembalasan
95
Episode 95 Terdesak
96
Episode 96 Nyonya Muda Harris
97
Episode 97 Kamu Siapa?
98
Episode 98 Takut Kehilangan
99
Episode 99 Hanya Rumor
100
Episode 100 Masih Pengecut
101
Episode 101 Mulai Terkuak
102
Episode 102 Pengkhianat
103
Episode 103 Pamit
104
Episode 104 Trending Topik
105
Episode 105 Bagaikan Perangko
106
Episode 106 Masih Dalam Proses
107
Episode 107 Gemas Sekali
108
Episode 108 Carlos dan Harris
109
Episode 109 Tugas dari Mertua
110
Episode 110 Kencan
111
Episode 111 Pria Menjengkelkan
112
Episode 112 Terpesona Istri
113
Episode 113 Ahli Waris
114
Episode 114 Permainan
115
Episode 115 Senjata Makan Tuan
116
Episode 116 Wanita
117
Episode 117 Harmonis
118
Episode 118 Sementara Berpisah
119
Episode 119 Mertua dan Menantu
120
Episode 120 Kebahagiaan Sera
121
Episode 121 Drama Bumil
122
Episode 122 Lebih Kejam
123
Episode 123 Nasib
124
Episode 124 Es Batu
125
Episode 125 Meremehkan Lawan
126
Episode 126 Orang Baru
127
Episode 127 Hanya Peringatan
128
Episode 128 Rencana Davina
129
Episode 129 Diujung Tanduk
130
Episode 130 Sensitif
131
Episode 131 Tersusun Rapi
132
Episode 132 Mr. Arogan
133
Episode 133 Baper
134
Episode 134 Tikus
135
Episode 135 Ngidam
136
Episode 136 Masakan Istri
137
Episode 137 Gagal
138
Episode 138 Mengingat Masa Lalu
139
Episode 139 Terpancing
140
Episode 140 Balasan Setimpal
141
Episode 141 Permainan Marvin
142
Episode 142 Muka Tembok
143
Episode 143 Kompromi
144
Episode 144 Terbayar
145
Episode 145 Seberapa Besar
146
Episode 146 Memastikan
147
Episode 147 Moving On
148
Episode 148 Korban Novel
149
Episode 149 Aji Mumpung
150
Episode 150 Lintah Darat
151
Episode 151 Dijodohkan
152
Episode 152 Terjebak
153
Episode 153 Merintis
154
Episode 154 Terpancing
155
Episode 155 Sarang Mafia
156
Episode 156 Saingan Marvin
157
Episode 157 Pemandangan Indah
158
Episode 158 Menjinakkan Si Galak
159
Episode 159 Bumil Lincah
160
Episode 160 Hati Malaikat
161
Episode 161 Gaya Lain
162
Episode 162 Sebentar Lagi
163
Episode 163 Persiapan
164
Episode 164 Pria Mesum
165
Episode 165 Kejutan
166
Episode 166 Lembaran Baru
167
Episode 167 Sempurna
168
Episode 168 Kakak Cantik
169
Episode 169 Janji
170
Episode 170 Simpul Hati Melly
171
Episode171 Putih Hitam
172
Episode 172 Terusir
173
Episode 173 Anggota Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!