Episode 2 Penguntit

Entah berapa lama Davina berada di telaga itu, matahari sudah mulai menyembunyikan sinarnya. Warna kilatan jingga dilangit sore itu membuat takjub mata Davina. Sudah cukup lama baginya tidak menikmati ketenangan sederhana seperti ini.

"Waktu terus berlalu, langkah kaki pun harus terus bergerak maju." ucap Davina lirih sembari mengatur nafasnya lagi.

Tanpa Davina sadari di seberang telaga itu ada sosok yang mengamatinya sedari tadi. Seorang pria yang hanya menyunggingkan senyum tipis saat melihat gerak gerik Davina.

"Johan, sepertinya aku sudah tahu siapa yang akan menjadi istriku." ucap pria itu dengan senyum aneh tersemat dibibirnya.

"Maksud, Tuan?" tanya Johan yang merupakan anak buah dari pria berkaca mata hitam yang mengamati Davina dari kejauhan.

"Kau akan segera tahu nanti. Ayo kita pergi, aku tidak ingin kehilangan calon istriku." jawabnya membuat Johan semakin bingung dan penasaran.

Marvin Harris, seorang tuan muda dari keluarga Harris yang merupakan keluarga terkaya nomor satu di negara A. Usianya yang sudah menginjak 30 tahun mendapat desakan dari anggota keluarga agar segera melepas masa lajangnya. Bahkan tetua Harris mengancamnya akan mencoret namanya sebagai ahli waris jika tahun ini masih tidak membawa pulang seorang wanita bersamanya. Bukan Marvin tidak laku, ketampanannya bisa membuat para wanita tidak berkedip sama sekali. Hanya saja Marvin tidak ingin terjebak dengan pesona wanita-wanita murahan yang hanya ingin menikmati hartanya. Kesibukannya dengan dunia bisnis membuatnya tidak sempat memikirkan menjalin hubungan dengan wanita manapun. Banyak wanita yang berniat melemparkan tubuhnya secara gratis kepada Marvin, tapi itu malah semakin membuatnya jijik.

Marvin dan Johan sudah berada didalam mobil, namun Johan kebingungan karena ia masih menunggu perintah dari Marvin untuk melajukan mobilnya.

Mata Marvin masih mengamati gadis manis yang sedang berdiri di trotoar yang tak lain adalah Davina. Setelah Davina memasuki sebuah mobil barulah Marvin memerintahkan Johan untuk melajukan mobilnya.

"Ikuti mobil itu tapi tetap jaga jarak jangan sampai terlihat." titah Marvin yang langsung diangguki oleh Johan.

Sebenarnya Johan sangat penasaran dengan tuan mudanya dan ingin mengajukan beberapa pertanyaan, namun ia hanya bisa memendamnya dan memilih mengikuti perintah atasannya saja.

Mobil hitam mewah milik Marvin mengikuti mobil yang ditumpangi oleh Davina. Butuh waktu 20 menit barulah mobil itu berhenti disebuah perkampungan yang ada belakang kampus ternama dikota A.

"Sepertinya gadis itu mahasiswi disini." ucap Marvin yang terdengar samar di telinga Johan.

"Apa Tuan mengatakan sesuatu?" tanya Johan.

"Ehm. Tidak, aku tidak mengatakan apapun." jawab Marvin kikuk.

Johan hanya memandang dari kaca mobil untuk melihat ekspresi tuannya, namun hanya wajah datar dan dingin yang ia lihat. Marvin dengan cepat dan sangat pintar mengubah ekspresi wajahnya agar tidak terbaca oleh orang lain.

Dari seberang jalan Marvin bisa melihat gadis yang ia ikuti turun dari mobil itu kemudian berjalan menuju sebuah gang sempit.

"Kau tunggu disini. Ada sesuatu yang harus aku lakukan." ucap Marvin.

"Tuan apa yang anda lakukan? Biar aku menemani Tuan." kata Johan yang kebingungan dengan tingkah majikannya yang sangat aneh sejak dari telaga.

"Tidak. Kau disini saja menjaga mobil, kalau sampai mobil ini hilang maka kau harus menggantinya dengan nyawamu." gertak Marvin membuat nyali Johan seketika menciut.

"Ba-baik, Tuan." sahut Johan menurut.

Dengan cepat Marvin turun dari mobil kemudian mempercepat langkahnya agar tidak kehilangan jejak gadis yang menarik perhatiannya di telaga tadi sore.

Marvin merasa ada sesuatu saat melihat wajah teduh gadis itu, membuatnya merasa tenang.

Marvin mengikuti langkah gadis itu memasuki gang sempit yang minim cahaya.

"Mau kemana gadis itu? Berani sekali melewati jalan seperti ini." gumam Marvin.

Davina merasa ada seseorang yang menguntitnya, ia pun mempercepat langkahnya. Namun langkah orang dibelakangnya juga ikut dipercepat. Muncul perasaan khawatir dihati Davina, ia pun sengaja berjalan memutar di perumahan warga untuk memastikan bahwa dia sedang diikuti oleh seseorang. Benar saja firasat Davina, ada seseorang yang mengikutinya. Davina memutuskan untuk berlari dengan kencang untuk mengecoh penguntitnya itu.

"Sial sepertinya aku ketahuan." batin Marvin yang juga ikut berlari karena tidak ingin kehilangan jejak dari gadis itu.

Marvin mengatur nafasnya, ia melirik ke kiri dan kanan untuk mencari keberadaan gadis yang sedang ia ikuti.

"Cepat sekali larinya gadis itu." ucap Marvin yang masih terengah-engah.

Ketika hendak membalikkan tubuhnya tiba-tiba sebuah pukulan meninju tepat di perutnya membuatnya meringis kesakitan. Pukulan itu lumayan terasa nyeri bagi Marvin.

"Siapa kau?" teriak Davina.

"Kenapa kau mengikutiku?" tanya Davina yang bersiap untuk melayangkan pukulan kepada Marvin namun dengan cepat kepalan tangannya digenggam oleh Marvin.

"Wow, Nona kau galak sekali. Pukulanmu tadi lumayan juga." jawab Marvin yang membuat Davina semakin kesal.

"Siapa kau? Siapa yang menyuruhmu mengikutiku?" tanya Davina lagi tidak sabar.

Bagaimanapun latar belakang Davina mengharuskan gadis itu untuk selalu waspada. Davina sudah mendalami ilmu beladiri untuk melindungi dirinya sendiri jika bahaya terjadi.

"Nona tenang dulu. Aku tidak mempunyai maksud jahat padamu." jawab Marvin yang kagum dengan sikap waspada gadis muda dihadapannya itu.

"Lalu? Kenapa kau menguntit?" tanya Davina lagi yang ingin tahu motif pria itu.

Davina menyadari kalau pria dihadapannya tidak memiliki wajah preman mesum namun ia tidak ingin tertipu dengan wajah tampan itu.

"Bisa kau turunkan dulu tanganmu? Pukulanmu itu lumayan sakit, Nona." ucap Marvin lembut.

"Tidak! Cepat jawab pertanyaanku!" tolak Davina tidak ingin mengurangi kewaspadaan dirinya sedkitpun.

Marvin tersenyum tipis.

"Menarik." gumam Marvin.

"Baiklah, aku akan menjawabnya." ucap Marvin melirik Davina yang memberikan tatapan tajam kepadanya.

"Aku tidak punya niat buruk. Aku hanya ingin berkenalan denganmu." kata Marvin jujur yang malah membuat Davina tertawa.

"Kau pikir aku bodoh? Mana ada seorang pria mengajak kenalan seorang gadis dengan cara seperti itu? Katakan sejujurnya sebelum aku patahkan kakimu itu!" ucap Davina yang merasa jawaban pria itu sangat konyol dan tidak masuk akal.

"Tentu saja ada, Nona. Seperti yang aku lakukan saat ini." jawab Marvin membuat Davina kesal kemudian menendang perut Marvin sekuat tenaga hingga pria itu terjatuh.

"Kau lebih baik pergi dari sini! Jangan sampai aku melihatmu lagi!" ucap Davina meninggalkan Marvin begitu saja.

Menyadari kepergiaan Davina, Marvin hendak bangkit dan mengejar gadis itu namun tendangan Davina ternyata keras sekali sehingga membuatnya kembali terduduk dan meringis kesakitan.

"Tunggu, Nona! Siapa namamu?" teriak Marvin yang tidak digubris oleh Davina sama sekali.

"Kita pasti akan bertemu lagi, Nona cantik. Aku yakin akan mengenalmu dan menjadikanmu wanitaku." batin Marvin percaya diri.

"Dasar pria aneh!" lirih Davina yang meninggalkan pria itu begitu saja.

Davina sudah sampai di kamar kosnya. Davina segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Butuh waktu 15 menit, Davina sudah keluar dengan wajah yang kembali segar.

Davina merebahkan dirinya diatas ranjung ukuran single size miliknya.

"Hari ini sial sekali. Setelah tau sosok pria ular malah kembali bertemu dengan pria aneh." gumam Davina.

Drt Drt

Tiba-tiba ponsel Davina bergetar, terdapat panggilan nomor tak dikenal masuk. Davina bisa menebak yang menelponnya sudah pasti si pria ular, Nathan.

Terdapat 5 kali panggilan masuk namun Davina masih saja tidak mempedulikannya. Sekali lagi ponselnya berbunyi dan masih dengan nomor panggilan yang sama.

"Sepertinya kau tidak menyerah ya sang mantan?" gumam Davina dengan senyum liciknya.

"Baiklah, aku ingin dengar permainan apa yang sudah kau siapkan." ucap Davina kemudian menerima panggilan itu.

"Halo, Sayang. Akhirnya kau mengangkat telponku." tanya Nathan seperti tanpa dosa mengatakannya.

"Sayang? Aku ingin muntah kau memanggilku seperti itu. Kau tidak layak memanggilku dengan sebutan itu." ucap Davina dalam hati, kali ini ia sengaja menahan amarahnya agar Nathan tidak menyadari kalau dirinya sudah mengetahui kebenaran.

"Oh aku kira siapa karena tidak mengenali nomornya makanya aku tidak mengangkatnya." jawab Davina datar.

"Kenapa kau memblokirku, Sayang?" tanya Nathan yang membuat Davina semakin jijik mendengarnya.

"Tidak. Aku tidak memblokirmu." jawab Davina ketus.

"Apa kau marah padaku karena tidak langsung membalas pesanmu? Maaf, aku tadi ketiduran. Kau tau sendiri jarak dari kota K kesini tidak dekat kan?" perkataan Nathan membuat Davina semakin geram karena sudah mengetahui kebenarannya.

"Aku tidak marah padamu." jawab Davina yang masih dengan nada datar.

"Terimakasih, Sayang. Oh iya kau tidak lupa dengan kencan kita malam ini, kan?" tanya Nathan membuat Davina tidak bisa menahan kesabarannya lagi.

"Sampai kapan kau akan terus berpura-pura dan membohongiku?" tanya Davina membuat Nathan terkejut.

"Maksudmu apa, Sayang?" tanya Nathan pura-pura tidak bersalah.

"Hentikan sandiwaramu, Elnathan. Aku sudah mengetahui semuanya." jawab Davina membuat Nathan tercekat.

"Maafkan aku, Vina." ucap Nathan yang terdengar bersalah.

"Tidak. Ini bukan salahmu. Akulah yang salah sudah menghabiskan 5 tahunku dengan pria sepertimu. Aku yang bodoh tidak menyadari dari awal siapa dirimu sebenarnya." kata Davina membuat relung hati Nathan sedikit berdenyut.

"Mulai sekarang aku, Davina Almira telah memutuskan hubunganku denganmu. Semua yang terjadi selama lima tahun ini adalah masa lalu. Aku berharap dikehidupan selanjutnya tidak akan pernah berurusan denganmu lagi. Awalnya kita bertemu sebagai orang asing maka setelah ini kita kembali menjadi orang asing." ucap Davina menutup panggilan dari sang mantan kekasih.

Tak dipungkiri ada rasa sakit yang menghinggap dihati Nathan. Waktu 5 tahun bukanlah waktu yang singkat. Nathan mengingat kembali masa-masa bersama Davina saat di bangku SMA. Susah senang telah mereka lalui bersama. Bahkan disaat terpuruk saat Nathan kehilangan orang terpenting dalam hidupnya, Davina lah yang setia mendampingi dan memberikan dorongan untuk Nathan tetap melanjutkan hidup.

Sebenarnya Davina adalah perempuan yang penuh perhatian dan kasih sayang. Namun karena hawa nafsu Nathan yang membuatnya mengkhianati cinta tulus seorang gadis sebaik Davina.

"Maafkan aku, Vin. Aku sadar aku bukanlah pria yang baik. Aku hanya berharap kau bisa memaafkanku. Aku berjanji tidak akan mengusik hidupmu lagi." ucap Nathan mengingat dirinya saat ini akan menjadi seorang ayah akibat kecerobohan dirinya.

"Aku akan mendoakanmu agar menemukan pria baik yang tepat untuk mendampingimu, Davina." batin Nathan penuh harap dengan sepenuh hati.

Didalam hati kecil Nathan ada sedikit penyesalan karena sudah menorehkan luka pada gadis sebaik Davina. Andai saja dia mengatakan yang sejujurnya dan mengakhiri hubungannya dengan Davina tanpa berkhianat pasti tidak akan seperti ini. Seandainya saja dirinya bisa menahan nafsunya pasti Nathan juga tidak akan terjebak pada situasi ini.

Namun nasi sudah menjadi bubur. Tidak ada gunanya menyesali semua yang telah terjadi. Penyesalan memang selalu datang terlambat.

Nathan harus melupakan masa lalunya bersama Davina dan menjalani kehidupan baru bersama Amelia, gadis yang saat ini sedang mengandung benihnya. Mau tidak mau Nathan harus menjadi pria yang lebih baik kedepannya. Berani berbuat maka harus berani bertanggung jawab.

-BERSAMBUNG

Episodes
1 Episode 1 Kenyataan
2 Episode 2 Penguntit
3 Episode 3 Sosok Davina
4 Episode 4 Calon Istri
5 Episode 5 Pertemanan
6 Episode 6 Kemarahan Johnson
7 Episode 7 Tuan Muda Harris
8 Episode 8 Nasehat Mama
9 Episode 9 Gadis Pahlawan
10 Episode 10 Kelinci Liar
11 Episode 11 Pindahan
12 Episode 12 Menikah
13 Episode 13 Asisten Kepo
14 Episode 14 Kecelakaan
15 Episode 15 Kesempatan
16 Episode 16 Percaya Diri
17 Episode 17 Wanita Gila
18 Episode 18 Diculik
19 Episode 19 Mely Si Rempong
20 Episode 20 Pasutri Baru
21 Episode 21 Rindu
22 Episode 22 Ayo Menikah!
23 Episode 23 Mulai Mengenal
24 Episode 24 Kelinci Imut
25 Episode 25 Bertarung
26 Episode 26 Pertimbangan Orangtua
27 Episode 27 Mulai Penyelidikan
28 Episode 28 Gadis yang Sama
29 Episode 29 Mendapat Restu
30 Episode 30 Kebodohan Marvin
31 Episode 31 Menghibur Diri
32 Episode 32 Sekali Lagi
33 Episode 33 Memulai Hubungan
34 Episode 34 Kabar Bahagia
35 Episode 35 Be Your Self
36 Episode 36 Perjanjian
37 Episode 37 Wedding
38 Episode 38 Mulai Menyerang
39 Episode 39 Baik-Baik Saja
40 Episode 40 Musuh Carlos
41 Episode 41 Butuh Waktu
42 Episode 42 Suami Posesif
43 Episode 43 Penuh Persiapan
44 Episode 44 Bertemu Mertua
45 Episode 45 Harapan Nenek
46 Episode 46 Melewati Batas
47 Episode 47 Gosip
48 Episode 48 Kehilangan
49 Episode 49 Merubah Penampilan
50 Episode 50 Mulai Khawatir
51 Episode 51 Merayu Suami
52 Episode 52 Sarapan Pagi
53 Episode 53 Perhatian
54 Episode 54 Merusak Mood
55 Episode 55 Pemanasan
56 Episode 56 Latihan Bulan Madu
57 Episode 57 Bertemu Anton
58 Episode 58 Gadis Pemberani
59 Episode 59 Diblokir
60 Episode 60 Cemburu Buta
61 Episode 61 Kemarahan Marvin
62 Episode 62 Sebentar Lagi
63 Episode 63 Dilema
64 Episode 64 Marvin Diculik!
65 Episode 65 Perkenalan Mertua
66 Episode 66 Terungkap
67 Episode 67 Sisi Lain
68 Episode 68 Membuka Hati
69 Episode 69 Serangan Marvin
70 Episode 70 Lelaki Pencemburu
71 Episode 71 Masa Lalu
72 Episode 72 Menjelajah Dunia
73 Episode 73 Hati-Hati
74 Episode 74 Lalat Betina
75 Episode 75 Menyiksa Diri
76 Episode 76 Mulai Beraksi
77 Episode 77 Lebih Tertantang
78 Episode 78 Keras Kepala
79 Episode 79 Kelinci Liar
80 Episode 80 Menyambut Mertua
81 Episode 81 Salah Lawan
82 Episode 82 Mertua Jahil
83 Episode 83 Persiapan
84 Episode 84 Malam Pertama
85 Episode 85 Sedikit Pelajaran
86 Episode 86 Mulai Bertindak
87 Episode 87 Mencari Masalah
88 Episode 88 Suamiku
89 Episode 89 Tidak Menyerah
90 Episode 90 Salah Tempat
91 Episode 91 Punya Saingan
92 Episode 92 Celaka
93 Episode 93 Luka Lama
94 Episode 94 Menunggu Pembalasan
95 Episode 95 Terdesak
96 Episode 96 Nyonya Muda Harris
97 Episode 97 Kamu Siapa?
98 Episode 98 Takut Kehilangan
99 Episode 99 Hanya Rumor
100 Episode 100 Masih Pengecut
101 Episode 101 Mulai Terkuak
102 Episode 102 Pengkhianat
103 Episode 103 Pamit
104 Episode 104 Trending Topik
105 Episode 105 Bagaikan Perangko
106 Episode 106 Masih Dalam Proses
107 Episode 107 Gemas Sekali
108 Episode 108 Carlos dan Harris
109 Episode 109 Tugas dari Mertua
110 Episode 110 Kencan
111 Episode 111 Pria Menjengkelkan
112 Episode 112 Terpesona Istri
113 Episode 113 Ahli Waris
114 Episode 114 Permainan
115 Episode 115 Senjata Makan Tuan
116 Episode 116 Wanita
117 Episode 117 Harmonis
118 Episode 118 Sementara Berpisah
119 Episode 119 Mertua dan Menantu
120 Episode 120 Kebahagiaan Sera
121 Episode 121 Drama Bumil
122 Episode 122 Lebih Kejam
123 Episode 123 Nasib
124 Episode 124 Es Batu
125 Episode 125 Meremehkan Lawan
126 Episode 126 Orang Baru
127 Episode 127 Hanya Peringatan
128 Episode 128 Rencana Davina
129 Episode 129 Diujung Tanduk
130 Episode 130 Sensitif
131 Episode 131 Tersusun Rapi
132 Episode 132 Mr. Arogan
133 Episode 133 Baper
134 Episode 134 Tikus
135 Episode 135 Ngidam
136 Episode 136 Masakan Istri
137 Episode 137 Gagal
138 Episode 138 Mengingat Masa Lalu
139 Episode 139 Terpancing
140 Episode 140 Balasan Setimpal
141 Episode 141 Permainan Marvin
142 Episode 142 Muka Tembok
143 Episode 143 Kompromi
144 Episode 144 Terbayar
145 Episode 145 Seberapa Besar
146 Episode 146 Memastikan
147 Episode 147 Moving On
148 Episode 148 Korban Novel
149 Episode 149 Aji Mumpung
150 Episode 150 Lintah Darat
151 Episode 151 Dijodohkan
152 Episode 152 Terjebak
153 Episode 153 Merintis
154 Episode 154 Terpancing
155 Episode 155 Sarang Mafia
156 Episode 156 Saingan Marvin
157 Episode 157 Pemandangan Indah
158 Episode 158 Menjinakkan Si Galak
159 Episode 159 Bumil Lincah
160 Episode 160 Hati Malaikat
161 Episode 161 Gaya Lain
162 Episode 162 Sebentar Lagi
163 Episode 163 Persiapan
164 Episode 164 Pria Mesum
165 Episode 165 Kejutan
166 Episode 166 Lembaran Baru
167 Episode 167 Sempurna
168 Episode 168 Kakak Cantik
169 Episode 169 Janji
170 Episode 170 Simpul Hati Melly
171 Episode171 Putih Hitam
172 Episode 172 Terusir
173 Episode 173 Anggota Baru
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Episode 1 Kenyataan
2
Episode 2 Penguntit
3
Episode 3 Sosok Davina
4
Episode 4 Calon Istri
5
Episode 5 Pertemanan
6
Episode 6 Kemarahan Johnson
7
Episode 7 Tuan Muda Harris
8
Episode 8 Nasehat Mama
9
Episode 9 Gadis Pahlawan
10
Episode 10 Kelinci Liar
11
Episode 11 Pindahan
12
Episode 12 Menikah
13
Episode 13 Asisten Kepo
14
Episode 14 Kecelakaan
15
Episode 15 Kesempatan
16
Episode 16 Percaya Diri
17
Episode 17 Wanita Gila
18
Episode 18 Diculik
19
Episode 19 Mely Si Rempong
20
Episode 20 Pasutri Baru
21
Episode 21 Rindu
22
Episode 22 Ayo Menikah!
23
Episode 23 Mulai Mengenal
24
Episode 24 Kelinci Imut
25
Episode 25 Bertarung
26
Episode 26 Pertimbangan Orangtua
27
Episode 27 Mulai Penyelidikan
28
Episode 28 Gadis yang Sama
29
Episode 29 Mendapat Restu
30
Episode 30 Kebodohan Marvin
31
Episode 31 Menghibur Diri
32
Episode 32 Sekali Lagi
33
Episode 33 Memulai Hubungan
34
Episode 34 Kabar Bahagia
35
Episode 35 Be Your Self
36
Episode 36 Perjanjian
37
Episode 37 Wedding
38
Episode 38 Mulai Menyerang
39
Episode 39 Baik-Baik Saja
40
Episode 40 Musuh Carlos
41
Episode 41 Butuh Waktu
42
Episode 42 Suami Posesif
43
Episode 43 Penuh Persiapan
44
Episode 44 Bertemu Mertua
45
Episode 45 Harapan Nenek
46
Episode 46 Melewati Batas
47
Episode 47 Gosip
48
Episode 48 Kehilangan
49
Episode 49 Merubah Penampilan
50
Episode 50 Mulai Khawatir
51
Episode 51 Merayu Suami
52
Episode 52 Sarapan Pagi
53
Episode 53 Perhatian
54
Episode 54 Merusak Mood
55
Episode 55 Pemanasan
56
Episode 56 Latihan Bulan Madu
57
Episode 57 Bertemu Anton
58
Episode 58 Gadis Pemberani
59
Episode 59 Diblokir
60
Episode 60 Cemburu Buta
61
Episode 61 Kemarahan Marvin
62
Episode 62 Sebentar Lagi
63
Episode 63 Dilema
64
Episode 64 Marvin Diculik!
65
Episode 65 Perkenalan Mertua
66
Episode 66 Terungkap
67
Episode 67 Sisi Lain
68
Episode 68 Membuka Hati
69
Episode 69 Serangan Marvin
70
Episode 70 Lelaki Pencemburu
71
Episode 71 Masa Lalu
72
Episode 72 Menjelajah Dunia
73
Episode 73 Hati-Hati
74
Episode 74 Lalat Betina
75
Episode 75 Menyiksa Diri
76
Episode 76 Mulai Beraksi
77
Episode 77 Lebih Tertantang
78
Episode 78 Keras Kepala
79
Episode 79 Kelinci Liar
80
Episode 80 Menyambut Mertua
81
Episode 81 Salah Lawan
82
Episode 82 Mertua Jahil
83
Episode 83 Persiapan
84
Episode 84 Malam Pertama
85
Episode 85 Sedikit Pelajaran
86
Episode 86 Mulai Bertindak
87
Episode 87 Mencari Masalah
88
Episode 88 Suamiku
89
Episode 89 Tidak Menyerah
90
Episode 90 Salah Tempat
91
Episode 91 Punya Saingan
92
Episode 92 Celaka
93
Episode 93 Luka Lama
94
Episode 94 Menunggu Pembalasan
95
Episode 95 Terdesak
96
Episode 96 Nyonya Muda Harris
97
Episode 97 Kamu Siapa?
98
Episode 98 Takut Kehilangan
99
Episode 99 Hanya Rumor
100
Episode 100 Masih Pengecut
101
Episode 101 Mulai Terkuak
102
Episode 102 Pengkhianat
103
Episode 103 Pamit
104
Episode 104 Trending Topik
105
Episode 105 Bagaikan Perangko
106
Episode 106 Masih Dalam Proses
107
Episode 107 Gemas Sekali
108
Episode 108 Carlos dan Harris
109
Episode 109 Tugas dari Mertua
110
Episode 110 Kencan
111
Episode 111 Pria Menjengkelkan
112
Episode 112 Terpesona Istri
113
Episode 113 Ahli Waris
114
Episode 114 Permainan
115
Episode 115 Senjata Makan Tuan
116
Episode 116 Wanita
117
Episode 117 Harmonis
118
Episode 118 Sementara Berpisah
119
Episode 119 Mertua dan Menantu
120
Episode 120 Kebahagiaan Sera
121
Episode 121 Drama Bumil
122
Episode 122 Lebih Kejam
123
Episode 123 Nasib
124
Episode 124 Es Batu
125
Episode 125 Meremehkan Lawan
126
Episode 126 Orang Baru
127
Episode 127 Hanya Peringatan
128
Episode 128 Rencana Davina
129
Episode 129 Diujung Tanduk
130
Episode 130 Sensitif
131
Episode 131 Tersusun Rapi
132
Episode 132 Mr. Arogan
133
Episode 133 Baper
134
Episode 134 Tikus
135
Episode 135 Ngidam
136
Episode 136 Masakan Istri
137
Episode 137 Gagal
138
Episode 138 Mengingat Masa Lalu
139
Episode 139 Terpancing
140
Episode 140 Balasan Setimpal
141
Episode 141 Permainan Marvin
142
Episode 142 Muka Tembok
143
Episode 143 Kompromi
144
Episode 144 Terbayar
145
Episode 145 Seberapa Besar
146
Episode 146 Memastikan
147
Episode 147 Moving On
148
Episode 148 Korban Novel
149
Episode 149 Aji Mumpung
150
Episode 150 Lintah Darat
151
Episode 151 Dijodohkan
152
Episode 152 Terjebak
153
Episode 153 Merintis
154
Episode 154 Terpancing
155
Episode 155 Sarang Mafia
156
Episode 156 Saingan Marvin
157
Episode 157 Pemandangan Indah
158
Episode 158 Menjinakkan Si Galak
159
Episode 159 Bumil Lincah
160
Episode 160 Hati Malaikat
161
Episode 161 Gaya Lain
162
Episode 162 Sebentar Lagi
163
Episode 163 Persiapan
164
Episode 164 Pria Mesum
165
Episode 165 Kejutan
166
Episode 166 Lembaran Baru
167
Episode 167 Sempurna
168
Episode 168 Kakak Cantik
169
Episode 169 Janji
170
Episode 170 Simpul Hati Melly
171
Episode171 Putih Hitam
172
Episode 172 Terusir
173
Episode 173 Anggota Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!