Suara langkah heels menggema di lantai tiga, yang menghubungkan dengan ruangan kerja Mesya. Hingga ia menghentikan langkahnya dan masuk kedalam ruangan.
"Sya!
"Hey Git! ayo masuk."
"Sepertinya sedang sibuk nih! tanya Anggita yang melihat dua asisten Mesya di dalam ruangan nya.
"Biasa banyak pesanan akhir-akhir ini. Rata-rata mereka memilih gaun tradisional."
"Wah hebat ya, usaha mu makin sukses."
Mesya tersenyum "Semua juga butuh kerja keras untuk bisa menghasilkan sesuatu."
"Ya sudah sekarang aku ukur badanmu ya."
"Sya di usahakan Kamis sudah harus selesai ya, Jum'at aku sudah harus pulang, akadnya hari Sabtu."
"Hah! berarti tinggal tiga hari lagi waktu ku untuk membuat kebaya ini?
"Gimna bisa kan? ayolah please.. demi sahabat mu ya." rayu Anggita, kebiasaan ia dari dulu bila meminta sesuatu dari sahabatnya dan akhirnya Mesya akan luluh
"Baiklah, aku usahakan lembur di bantu asisten ku."
"Nah gitu doank! makasih ya beb." Anggita memeluk sang sahabat.
Mesya mulai mengukur badan sahabatnya, hingga ia sedikit curiga dengan bentuk tubuh Anggita. "Git, badan mu sedikit melar. biasanya ukuran badanmu nggak berubah."
Anggita terdiam lalu menarik nafas dalam. "Sebenarnya aku sedang hamil." Anggita pura-pura tertunduk sedih.
"Apa?! hamil? Mesya membekap mulutnya tak percaya. Mesya yang melihat kesedihan di mata sahabatnya langsung memeluk nya. Terdengar suara isakan tangis Anggita yang menyayat.
Kenapa kau bisa sampai hamil? tanya Mesya lembut "Siapa ayah dari anak ini." Mesya mengusap lembut perut datar sahabatnya.
"Kau tidak perlu tahu siapa ayahnya, bila sudah saatnya tiba, aku janji akan memberitahukannya padamu.",
"Baiklah aku tidak akan memaksa mu untuk berterus terang, aku harap kau bisa menjaga anak dalam kandungan mu dengan baik."
"Tentu saja aku akan menjaga anak ini dengan baik. janin dalam kandungan ku aset berharga untuk merebut Mas Prayoga darimu Mesya! pekik Anggita dalam hati.
"Ma'afkan aku Sya, aku tidak mengundang mu datang ke akad nikah ku, karena aku malu dengan kehamilan ku, apalagi nikahnya hanya sederhana."
Mesya tersenyum "Nggak apa-apa aku maklum kok. ya sudah jangan sedih lagi, aku usahakan Kamis sudah selesai kebaya nya."
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Mesya masih berkutat dengan desain kebaya untuk sahabat nya. Untungnya dua orang asistennya mau di ajak lembur.
Suara dering ponsel berkali-kali merubah atensi Mesya kearah meja kerjanya. "Rara, pola yang sudah ku buat tolong kau gunting bahannya. Besok aku tinggal menjahit nya."
"Baik Bu!
Mesya beranjak dari tempat nya, ia berjalan kearah meja dan mengambil ponsel diatas meja kerjanya. Tertera nama My husband di layar depan.
"Iya Mas!
"Sudah jam berapa ini? kenapa kau belum pulang!' terdengar suara ketus di ujung telpon.
"Maaf Mas, aku masih mengerjakan kebaya untuk Anggita. Hari Jumat ia mau pulang kampung untuk akad nikah, Aku nggak tega bila mengecewakan nya."
Terdengar helaan nafas di ujung telpon "Ya sudah cepat pulang sekarang. Ini sudah hampir jam setengah dua belas.
"Iya Mas!
Mesya mulai merapikan pola desain yang tercecer diatas meja. "Mbak Rara, Mbak Inez kalian pulang saja, ini sudah larut malam, kita selesaikan besok pagi lagi."
"Baik bu.."
"Kalian pulang bareng aku ajah, kita kan searah."
"Tapi Rara bawa motor Bu.."
"Motornya titip di butik ajah, ini sudah hampir jam 12, ibu hawatir kalian kenapa-napa di jalan." akhirnya dua wanita itu mengangguk patuh, tidak enak menolak ajakan bos nya.
Toko butik berlantai tiga itu memiliki fasilitas yang lengkap dan nyaman. Mesya bersama dua asisten nya turun kebawah dan menitipkan motor pada seorang satpam yang berjaga malam.
Jalanan raya tampak sepi. Setelah menurunkan Rara dan inez di kontrakan nya. Mesya melajukan mobilnya kembali. Tepat pukul 12 lewat, mobil sudah berhenti di depan gerbang. Yoga keluar dari dalam rumah dan membuka pintu gerbang. setelah mobil terparkir sempurna, Mesya turun dari mobil.
"Maaf Mas aku terlambat." di raihnya punggung tangan sang suami, di balas kecupan di keningnya oleh yoga.
"Apa kau sudah makan?"
"Aku sampai melupakan makan karena kerjaan begitu banyak dan harus selesai dalam dua hari ini."
"Yuk kita masuk." Yoga menggandeng tangan istrinya dengan mesra, lalu membawanya ke ruangan makan dan mempersilahkan Mesya untuk duduk. Yoga membuka tudung saji dan terlihat beberapa hidangan diatas meja.
"Mas, ada acara apa ya? kok tumben? tanya Mesya yang jarang di lakukan yoga.
Yoga tersenyum dan mencium pipi Mesya "Kau pasti lapar kan? Mas pesankan makanan ini untuk istri Mas."
Yoga menaruh nasi dan sop iga kedalam piring. "Mas suapin ya."
"Nggak usah Mas, aku bisa makan sendiri." tolak Mesya yang merasa aneh dengan sikap romantis suaminya. Dulu perlakuan manis itu sering Yoga tunjukkan padanya, Namun beberapa bulan terakhir ini sisi romantis nya sempat hilang dengan banyaknya pekerjaan dan lembur diluar. Tetapi sekarang Yoga mulai menunjukkan kembali rasa peduli dan romantis nya.
Tangan yoga terus menyuapi sang istri, senyuman manis terus terukir di bibirnya.
"Mas! kau sedang lagi tidak meminta sesuatu kan? tanya Mesya curiga.
"Kau ini aneh deh, Mas perlakukan kamu romantis tapi di curigai, nanti kalau Mas tidak romantis di bilang tidak perhatian." kesal Yoga, meraih gelas berisi air putih didepannya lalu di teguk nya.
"Nggak kok Mas, aku suka dengan perhatian dan romantis mu." Mesya merasa tak enak hati pada suaminya dan di raihnya tangan Yoga "Makasih ya udah sediakan makanan ini untuk ku. Semoga selamanya kita bisa terus romantis."
Yoga tersenyum dan mengangguk "Sudah malam, yuk kita istirahat."
"Kau bersih-bersih saja dulu, biar Mas yang rapikan meja makan."
"Ya sudah aku keatas dulu."
Tak lama Mesya menaiki anak tangga, ponsel Yoga berdering. Ia melihat nama si penelpon dan langsung menggeser tombol hijau.
"Iya sayang..."
"Mas, bagaimana? apa kau sudah bilang pada Mesya untuk pergi keluar kota?
"Sabar donk sayang, Mesya saja baru saja pulang. Dia sampai lembur bela-belain buat gaun pengantin kamu."
"Hahahaha..." Anggita terbahak "Mesya memang harus buat gaun pengantin untuk adik madunya, karena suaminya akan menjadi suamiku juga."
"Ya sudah sayang, Mas mau ke kamar dulu, aku takut Mesya curiga dan rencana kita bisa gagal."
"Tapi secepatnya mas harus buat alasan, keluarga ku sudah siapkan semua nya untuk pesta pernikahan kita."
"Iya sayang, itu pasti."
"Ya sudah aku matikan telponnya. I love you my honey."
"I love you too."
Yoga memasukkan kembali ponselnya kedalam saku celananya, ia berjalan menaiki anak tangga menyusul isterinya.
💜💜💜💜
@Yang nggak kuat jangan baca.. wkwkwkwk 🤣🤣🤣
@Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
ㅤㅤㅤ ㅤ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ʰᶦᵃᵗ
yoga jahat bnr sih sama istrinya
2025-02-18
0
Sunarmi Narmi
Ini Mak Thor nya memang memancing para Simbok" untuk Emosi tingkat tinggi...😡😡😡😡
2023-07-30
1
Femy Pantow
ada maunya masye ...ijin keluar kota urusan bisnis / nikah...sabar masye
2023-04-28
1