Permintaan Anggita

"Ma'afkan Mas ya sayang. Iya Mas janji tidak akan ingkar janji lagi. Beneran semalam itu ada meeting dadakan untuk proyek di Singapura. Direktur utama yang langsung memimpin, nggak mungkin Mas tinggalin." Yoga meraih tangan Mesya, lalu di ciuminya bertubi-tubi "Sekali lagi mas minta maaf ya sayang. Mas sangat Mencintaimu." di kecup nya kening sang istri penuh cinta. Mesya mulai luluh dengan perlakuan manis Yoga, begitu lah Mesya mudah memaafkan walau seringkali di bohongi.

Drett, drett, drett...

Suara ponsel Yoga berdering diatas meja. Yoga terlihat gugup saat melihat nama Anggita di layar ponsel, membuat Mesya mengerutkan keningnya.

"Mas!

"Hmm.." Yoga tersentak kaget saat Mesya menatap curiga padanya.

"Kenapa pagi-pagi Anggita menelpon mu?

"Loh! bukan kah sahabat mu bekerja di kantor Mas juga, mungkin saja dia ingin menanyakan masalah meeting semalam."

"Bukannya beda divisi ya..?

"Kamu jangan curiga gitu doank, walaupun beda divisi tetap saja masih satu naungan." kesal Yoga menghentikan makannya "Sudah biarkan saja nggak usah diangkat, biar aku temui dia di kantor." Yoga berniat ingin menaruh ponsel di saku celananya tanpa berniat mengangkat nya.

"Kenapa Anggita pagi-pagi nelpon segala sih, bisa-bisa Mesya curiga. Aku belum bisa kehilangan istriku karena aku masih sangat mencintai nya." gumam yoga dalam hati.

"Biar aku ajah yang angkat! Mesya merebut ponsel Yoga dari tangannya.

"Hey kamu mau apa?! pekik Yoga.Yoga terlihat gusar, dan kembali meneruskan makannya untuk menghilangkan kepanikan.

"Kebetulan Anggita telpon Mas, aku akan tanya dia jam berapa mau datang ke butik, soalnya dia mau pesan gaun pengantin."

"Uhuk.. uhuk.. uhuk..."

Tiba-tiba Yoga tersedak, dengan cepat Mesya menuangkan air putih kedalam gelas dan memberikannya pada Yoga. "Mas hati-hati donk kalau sedang makan."

Dering ponsel yang sempat mati, kini berdering kembali. Mesya menggeser tombol hijau."

"Hallo Git!

Baru saja Anggita mau mengomel pada Yoga karena sejak tadi telponnya di abaikan. Tiba-tiba ia di kejutkan oleh suara Mesya.

"Hey Sya... Sorry gue nelpon ke suami loe. Soalnya ada kerjaan yang harus gue bahas."

"Urusan kantor nanti ajah Git, aku cuma mau tanya, jam berapa kamu mau datang ke butik? bukankah mau ukur gaun."

"Astaga! sorry hampir lupa, iya pulang kantor gue langsung ke butik mu."

"Oke, aku tunggu!

"Bye..."

Sambungan telpon terputus, Mesya menatap wajah suaminya yang terlihat tegang.

"Mas!

"Ehh... iya sayang.."

"Ini ponsel nya! Mesya menyerah ponselnya pada Yoga.

"Mas! kau sudah tahu belum, kalau Anggita mau merrid."

Yoga hanya menggeleng lemah.

"Aku saja bingung, padahal setahu ku Gita itu tidak memiliki kekasih. Tapi kenapa mendadak mau menikah ya."

Yoga hanya bisa menelan salivanya. "Ya sudah Sayang, Mas mau ke kantor. Takut terlambat." Yoga beranjak dari duduknya dan ingin meninggalkan Mesya, karena semakin Mesya banyak bicara dirinya semakin terpojok.

"Mas!

"Apa lagi sih!

"Tolong selidiki siapa calon suami Anggita!

"Deg! tiba-tiba Irama jantung Yoga berdebar kencang seperti abis lari maraton.

"Andaikan saja kau tahu, calon suami sahabat mu adalah aku, suami mu sendiri." ucapnya dalam hati. Yoga menghela nafas panjang dan berjalan kearah depan ruangan.

"Sudahlah sayang, jangan terlalu banyak ikut campur urusan orang."

"Kok aku dibilang ikut campur sih, Anggita itu kan sahabat ku Mas!

"Ya mungkin saja ia mau privasi, kau juga tidak bisa melarang dia untuk mengetahui identitas calon suaminya!" geram Yoga yang mulai emosi.

"Ys sudah Mas kerja dulu!

Mesya meraih tangan suaminya dan mencium punggung tangan Yoga, Sebelum berangkat pergi, Yoga mencium kening sang istri. Tanpa banyak kata lagi, Yoga masuk kedalam mobil dan meninggalkan kediaman nya. Mesya hanya menatap kepergian suaminya dengan perasaan bersalah.

"Aku juga mau siap-siap ke butik, masih banyak desain yang harus aku kerjakan." gumamnya di sela langkahnya menuju kamar.

***

Yoga berjalan memasuki perkantoran dengan langkah cepat. Pikirannya masih teringat ucapan Mesya yang menyuruh menyelidiki calon suami Anggita. Berulang kali Yoga membuang nafas kasar, hingga kakinya berhenti dilantai tiga dan berjalan memasuki ruangan Manager.

"Pagi pak! sapa Tia, sekertaris yoga sebelum pria tampan beralis tebal itu masuk kedalam ruangannya. Yoga hanya mengangguk, lalu membuka handle pintu.

Tak berapa lama datang seorang wanita berpenampilan seksi "Pak Yoga sudah datang? tanyanya pada Tia yang sedang berkutat di depan laptop.

"Sudah bu!

Tanpa banyak kata, wanita itu berjalan masuk kedalam ruangan Yoga.

"Mas!

Yoga mengangkat wajahnya saat sedang membuat laporan "Gita! kenapa pagi-pagi sudah kemari? bisanya jam makan siang kita bertemu."

"Aku sudah tak sabar ingin ngomong penting! Anggita berjalan mendekat kearah Yoga dan duduk di pangkuannya. "Kenapa Mesya yang angkat telepon mu Mas!

"Ahh! Yoga menarik nafas dalam. "Kau juga buat apa telpon aku pagi-pagi. Kan aku sudah bilang, jangan telpon aku bila masih di rumah! kesal Yoga mengusap kasar wajahnya

"Kamu ini kenapa sih Mas! pagi-pagi sudah ngajak ribut, Kalau bukan karena anak dalam kandungan ku, aku juga nggak mau telpon kamu! cetus Anggita membuang wajahnya.

"Ya sudah Sayang, aku minta maaf." di elusnya perut datar Anggita "Aku sudah tak sabar ingin melihat anakku lahir, aku sudah menunggunya selama dua tahun. Tetapi Mesya tidak kunjung hamil.,"

"Sudah donk Mas, nggak usah ingat Mesya lagi bila ada aku didekat mu." Anggita cemberu, "Aku sudah memberikanmu kepuasan dan juga keturunan, dua hal yang tidak bisa Mesya berikan. Tak lama lagi anak mu akan lahir ke dunia." ucap Anggita manja

Yoga tersenyum lebar, lalu mendekatkan bibirnya, di lum*tnya bibir Anggita penuh nafsu. Mereka saling berbagi Saliva, tanpa peduli sedang berada dimana.

"Mas! Anggita melepas pagutan nya saat tangan nakal Yoga sudah berada di buat pepaya nya.

"Kenapa sayang.." bisik Yoga dengan suara serak, ia sudah terpancing libido dan hasrat nya harus segera disalurkan.

Anggita tersenyum puas, kini Ia bisa menguasai keadaan Yoga "Aku ingin minta belikan tas, Mas!"

"Dua bulan lalu kan sudah mas belikan, harganya nggak murah loh yank!

"Kok kamu sama aku ajah pake hitungan sih! aku ini sedang mengandung anakmu loh Mas! Anggita pura-pura merajuk.

"Iya sayang aku paham, daripada untuk beli tas lebih baik uangnya untuk pernikahan kita minggu depan."

"Kalau untuk acara pernikahan sudah sewajarnya kau berikan Mas, aku minta belikan tas untuk koleksi ku. Teman ku Bella sudah menanyakan transfernya."

Yoga menghela nafas panjang "Berapa harga tasnya! ucapnya dan akhirnya menyerah.

"Cuma 40 juta mas!

"Harga tas 40 juta?

"Kenapa? Mas keberatan? Anggita mengangkat satu alisnya terlihat ia kecewa.

"Bukan begitu sayang, harga tas nggak sebanyak gajih Mas loh!

"Mas Yoga kan seorang manajer dengan gajih 30 juta sebulan, masa beli harga tas segitu ajah pake mikir? sedangkan Mesya memiliki banyak tas branded yang harganya bisa mencapai ratusan juta."

"Mesya itu wanita karir dan ia membeli barang-barang branded serta kebutuhan hidupnya sendiri, aku tidak bisa melarangnya. Mesya membeli pakai uang pribadinya."

"Nggak mungkin kau tidak pernah membelikan nya. Gajih mu 30 juta Mas!

"Kau tahu berapa aku berikan Mesya satu bulan? hanya 3 juta! dia tahunya gajih ku hanya 10 juta. Aku bilang sisanya buat kasih ibu dan tabungan masa depan Kami."

Anggita terdiam, namun otak nya masih terus berpikiran licik "Berarti Mas memiliki tanggungan donk?

"Ada! tapi Mesya tahu tabungan itu!

"Mesya itu sudah bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri mas! jadi buat apa dia kamu kasih gajih lagi. Mending kau tambahin aku bulanan nya, apalagi aku sedang hamil anakmu Mas, pasti kebutuhan nya bertambah. Aku tak ingin ya asupan gizi anakku berkurang."

"Sayang... aku setiap bulannya kasih kamu 7 juta loh, sisanya baru buat Mesya. Rasanya tak adil bila kau mau ambil lagi jatah Mesya!

"Mas kan masih pegang 20 juta! masa nggak mau tambahin aku dikit sih! Cetus Anggita mulai sewot sambil melipat tangan didada.

Melihat wanita didepannya merajuk, Yoga mulai menarik nafas dalam-dalam. "Baiklah, tiap bulan mas tambahin lagi 1,5 juta untuk gizi anak kita."

Seketika Anggita tersenyum dan mulai merapatkan tubuhnya "Mas beneran kan? mau tambahin jatah aku?

Yoga mengangguk pelan.

"Nah gitu donk, nggak usah pakai drama dari tadi." Wanita ular itu mulai menjalankan aksinya dan mengusap rudal milik Yoga yang sudah menegang.

"Aku puasin disini ya Mas." bisik Anggita mulai mendes*h.

"Lakukan sayang, Mas sudah tak tahan."

"Baiklah Mas, tapi jangan lupa, Transferan nya sekarang, Aku tidak mau ditertawakan Bella karena belum mengirim uangnya."

Demi nafsu sesaat yang Anggita ciptakan. Yoga mengambil ponsel diatas mejanya dan mulai transfer ke nomor rekening Anggita.

"Aku sudah mengirim nya."

"Terima kasih sayang..." Anggita tersenyum puas dan mulai memberikan pelayanan terbaiknya.

💜💜💜💜

@Jangan lupa untuk terus dukung karya terbaru Bunda dengan cara LIKE, VOTE/ GIFT RATE BINTANG 5 dan komentar kalian 😍

Terpopuler

Comments

ㅤㅤㅤ ㅤ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ʰᶦᵃᵗ

ㅤㅤㅤ ㅤ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ʰᶦᵃᵗ

km akan hancur nanti gita

2025-02-18

0

Femy Pantow

Femy Pantow

angita matre ya kasihan masye

2023-04-28

2

neng ade

neng ade

kamu akan mendapatkan balasan yg setimpal atas perbuatan mu itu .. kamu akan hancur Gita ..

2023-04-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!