BAB 4

Nama-nama seluruh hewan di kebun binatang diabsennya satu per satu, setiap sumpah serapah yang ada di dunia telah ia muntahkan selama berjam-jam, namun Odelia masih belum merasa puas.

Kontras dengan baju pelangi dan sarung pantainya, Odelia memaki-maki dengan amarah yang meluap-luap!

Seminggu yang lalu Odelia berlibur bersama suami dan anaknya, Brandon ke Bali. Ia pulang dengan perasaan bahagia memikirkan betapa terkejutnya teman-temannya dengan oleh-oleh yang ia bawakan.

Namun bukannya mereka yang terkejut, Odelia-lah yang dikejutkan dengan berita percobaan bunuh diri yang dilakukan oleh Juni.

Odelia langsung melaju ke rumah sakit begitu saja. Ia bahkan tidak peduli dengan penampilannya yang salah kostum itu!

Ketika ia melihat Juni dalam kondisi yang buruk, Odelia mengomel tiada henti.

"Apa kamu bodoh, heh?! Apa kamu gila?! Apa kamu kehilangan otak?! Bagaimana bisa kamu memutuskan untuk mati hanya karena b*adab yang selingkuh itu?! Bagaimana bisa, heh?!" Ujar Odelia lantang.

Wajahnya merah padam saking marahnya. "Apa kamu pikir kalau kamu mati dia bakal sakit hati?! Dia bakal nyesel terus menyusul kamu bunuh diri gitu?!"

"Kalau kamu tidak peduli pada dirimu, kalau kamu tidak peduli pada hidupmu seharusnya kamu peduli pada keluargamu, ayah ibumu, Zoe bayimu yang baru lahir! Kamu harus peduli!! Kamu harus peduli pada saudaramu yang akan menikah dengan sahabatmu!! Kamu harus peduli, heh?!" Ujar Odelia dengan nafas ngos-ngosan.

"Jika tidak.. jika tidak.. maka kamu harus peduli padaku!! Pedulilah padaku!! Apa kamu pikir saat aku kembali dari Bali dan melihatmu seperti ini, maka aku tidak akan merasa sakit?! Apa kamu pikir aku tidak akan merasa sedih?! Heh??!"

Suara yang tadinya sarat akan emosi perlahan-lahan berubah basah dan diselingi Isak tangis. Odelia kemudian menangis tersedu memeluk Juni yang juga menangis lunglai di ranjangnya.

Meski Odelia mencaci makinya seperti itu, Juni sedikitpun tidak marah. Ia malah merasa lega.

"Kamu tidak perlu memikirkan b*jingan itu!! Atau j*lang itu! Aku akan buat mereka hidup segan mati tak mau!" Geram Odelia.

Odelia adalah sahabat Juni dan juga Nawang. Berbeda dari Nawang yang telah mengenal Juni sejak kecil, Odelia berteman dengan keduanya saat menginjak Sekolah Menengah Atas.

Odelia adalah gadis yang unik. Berbeda dari namanya yang sangat feminim, Odelia adalah gadis tomboi yang agak kasar dan blak-blakan.

Hampir seluruh teman perempuan di kelas tidak menyukainya, karena cara bicaranya itu. Namun Juni dan Nawang tidak! Juni dan Nawang malah mendekatinya dan menjadi teman baiknya.

Meski Odelia tidak pernah menyaring kata-katanya dan sering membuat orang sakit hati, namun kata-kata Odelia seringnya adalah kebenaran. Seperti saat ini!

"Aku bodoh ya?! Kenapa aku hari itu sebodoh itu..?!" Gumam Juni sembari menghapus air matanya.

"Kamu gak bodoh! Dia yang bodoh!" Ujar Odelia sembari menghapus kasar air matanya.

"Plin-plan sekali kamu!" Sahut Juni, "Tadi kan kamu bilang aku bodoh?!"

Odelia terkekeh. "Oh ya?! Aku lupa!"

Juni pun ikut terkekeh sembari menghapus kasar air matanya.

Sejak sadar, ia merasa tubuhnya sangat berat dan dadanya terasa sesak. Namun ajaibnya saat Odelia datang dan memarahinya, perasaannya membaik. Ia merasa lega dan tubuhnya amat ringan.

"Seharusnya aku pukul dia hari itu!" Ujar Juni tiba-tiba.

"Kamu gak pukul dia?!" Odelia balik bertanya.

Juni menggeleng, "Aku malah nyuruh dia milih aku atau Dina!"

"Lalu?! Lalu dia jawab apa?!" Odelia mengepalkan erat tangannya. Ia tahu apa jawabannya.

Jika Eric mengatakan memilih Juni, tidak mungkin Juni akan bunuh diri. Odelia mengenal baik sahabatnya.

"Dia bilang.. dia bilang.. dia jatuh cinta pada Dina dan dia sudah.. sudah tidak merasakan apapun padaku!"

Tangan Odelia memutih saking kuatnya ia mengepalkan tangannya. Urat sarafnya naik ke permukaan. Ingin rasanya ia mencabik-cabik tubuh Eric dan Dina sesegera mungkin. Namun ia menahannya dan mendengarkan perkataan sahabatnya.

"Dengar.. itu tidak akan lama! Percaya padaku, mereka akan hancur segera!" Ucap Odelia penuh amarah tertahan.

Odelia tahu dengan baik bagaimana kisah cinta Juni dengan Eric, ia juga mengenal dengan baik Dina. Karena Odelia juga berada di perkumpulan yang sama. Bahkan ia juga sempat memperkenalkan seorang pria muda pada Dina.

Ia tidak menyangka wanita yang pernah mendapatkan rasa ibanya telah berbuat sehina itu pada sahabatnya.

****

Meski capek karena bermalam di rumah sakit, Nawang harus kembali ke rutinitasnya.

Setelah Ria menggantikannya menjaga Sagara, Nawang kembali ke kantor. Ada banyak pekerjaan yang harus ia lakukan. Salah satunya yang paling mendesak dan penting, adalah peluncuran produk baru.

'The last' sudah menyiapkan produk baru yang rencananya akan diluncurkan beberapa hari lagi. Ada banyak persiapan yang harus mereka lakukan dan Nawang sebagai marketing manager 'the last' tidak luput akan hal itu.

"Apa persiapan launchingnya lancar?!" Tanya Nawang saat Rani menghampirinya.

"Untuk saat ini gak ada kendala mbak!" Sahut Rani.

"Bagus!" Seru Nawang.

"Oh iya mbak, kemarin perwakilan dari Sunshine menghubungi. Mereka memberi kita waktu sebulan! Jika penjualan kita terus meningkat, Sunshine akan mempertimbangkan untuk mempertahankan kontrak kerjasama dengan kita!" Lapor Rani.

Nawang tersenyum tipis. Setelah beberapa hari terakhir, itu adalah berita baik pertama yang ia dengar.

"Oke! Kita pasti bisa melakukannya!" Ujar Nawang lagi.

Rani mengangguk antusias.

Rani yakin penjualan mereka akan meningkat saat produk baru ini diluncurkan. Produk mereka kali ini adalah produk yang sangat bagus. Bahkan bisa dibilang sebagai produk terbaik sejak 'the last' memutuskan untuk terjun ke dunia make up.

Sebelumnya 'the last' adalah perusahaan yang memproduksi skincare, selama puluhan tahun dan tidak pernah memproduksi produk make up sedikitpun. Namun semenjak Sagara menduduki posisi sebagai Presdir, ia mulai beralih dan memproduksi make up.

Awalnya mereka sangat kesulitan, karena persaingan di dunia bisnis kosmetik sangat ketat. Ada begitu banyak produk make up dipasaran yang sudah memiliki banyak penggemar setia. Sehingga sulit bagi 'the last' untuk muncul dan menarik minat customer.

Namun setelah Nawang bergabung dengan mereka, seperti sebuah keajaiban produk 'the last' yang tidak pernah dilirik barang sedikitpun, berangsur-angsur mulai dikenal dan dicintai oleh banyak orang.

"Mbak, apa mbak sakit?! Kok mukanya mbak kayak pucat gitu?!" Tanya Rani tiba-tiba.

Meski tidak terlalu kentara, namun wajah Nawang terlihat sedikit pucat. Ada segurat tipis kantong mata yang menghiasi wajah cantiknya.

"Oh? Kelihatan ya?!" Ujar Nawang kaget. Padahal ia sudah membubuhi make up untuk menutupi penampilannya yang pucat hari ini. "Mbak cuma kurang tidur kok!"

Rani terdiam. Ia merasa sangat penasaran. Ia ingin bertanya namun ia merasa terlalu lancang jika melakukannya. Ia juga penasaran kenapa Presdir Sagara tidak muncul hari ini. Apa ada masalah dengan persiapan pernikahan mereka?!

Namun Rani menelan rasa penasarannya. Ia takut menyinggung atasannya.

"Mbak kalau capek, istirahat dulu mbak!" Ujar Rani, " Atau mau saya belikan jus buah?! Biar lebih seger?!"

Nawang menggeleng, kemudian melayangkan senyum tipis ke arah Rani kemudian berkata, "Gak usah Ran, terimaksih!"

Nawang sedang tidak menginginkan apapun saat ini. Meskipun ia merasa bahwa tubuhnya letih, namun pikirannya sendiri jauh lebih letih. Ia tidak ingin melakukan apapun jika ia mengikuti kata hatinya.Ia hanya ingin berada di sisi Sagara dan mengawasi Sagara dengan mata kepalanya sendiri.

Tapi Nawang terus mengingatkan dirinya, bahwa pekerjaan yang dia lakukan ini juga demi Sagara. Jika peluncuran produk baru ini gagal, 'the last' akan mengalami masalah besar. Nawang tidak bisa membiarkan hal ini terjadi! Dia harus memastikan semuanya berjalan degan sukses.

Saat ia merenung, dering smartphone mengagetkannya. Ia pun mengalihkan pandangannya pada benda pipih itu.

"Hallo om?!" Sapa Nawang.

"Hallo, Nawang.." suara berat Agung terdengar di seberang, "Apa kamu sibuk? Om bisa minta tolong?!"

"Ada apa om?!" Tanya Nawang.

"Tadi pagi pihak kepolisian menghubungi om, om diminta untuk datang ke kantor polisi mengambil barang-barang milik Sagara!" Ujar Agung, "Om tidak bisa kesana karena harus mengurus kepindahan Juni!"

Agung berniat untuk memindahkan Juni ke Bima Sakti agar bisa menjaga kedua anaknya dengan mudah. Karena kondisi Juni lebih baik, Juni-lah yang dipindahkan ke rumah sakit dimana Sagara dirawat.

"Apa kamu bisa menggantikan om datang ke kantor polisi nanti siang?!" Tanya Agung.

"Iya om! Nanti Nawang yang kesana!" Sahut Nawang.

Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 Pengumuman!!!!!
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 Pengumuman!!!
Episodes

Updated 107 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
Pengumuman!!!!!
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
Pengumuman!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!