"Apa anda mengenal Lalita Larasati?!" Tanya petugas kepolisian itu lagi.
Selama beberapa menit Nawang duduk di depan petugas kepolisian itu dan ditanyai bermacam-macam hal dan salah satunya tentang seorang gadis bernama Lalita Larasati.
Nawang tercenung. Ia berusaha mengingat list teman-temannya dan ia sama sekali tidak menemukan seseorang yang bernama Lalita Larasati. Kalau 'Lalisa' ia tahu, itu kan nama member dari salah satu girlgroup dari korea yang terkenal akhir-akhir ini!
"Saya rasa...saya tidak mengenalnya pak!" Sahut Nawang jujur.
"Kalau Cleve Eddison?!" Tanya petugas itu lagi, "Apa anda mengenalnya?!"
Nawang terkejut.
'Kenapa tiba-tiba polisi menanyakan Cleve Eddison?!' batinnya.
Siapa yang tidak mengenal Cleve Eddison?! Seseorang yang bekerja di bawah industri kosmetik pasti mengetahuinya! Cleve Eddison adalah CEO dari 'Cleve', perusahaan kosmetik terbesar dan merupakan musuh bebuyutan 'the last'.
Meski 'the last' menganggap Cleve Eddison sebagai bos besar musuh, Cleve Eddison di hati Nawang sangat lah spesial.
'Cleve' adalah awal mula dari kecintaannya pada make up!
Dahulu saat usia Nawang menginjak dua belas tahunan Sandrina, bibi Nawang tiba-tiba mengalami Vitiligo.
Sebuah penyakit langka yang menyebabkan perubahan warna kulit.
Sandrina memiliki warna kulit yang cantik namun kemudian muncul bercak-bercak putih besar di sekitar tangan dan wajahnya. Ia yang memang sejak dulu pemalu menjadi semakin minder.
Sandrina bahkan tidak berani keluar rumah dan selalu mengurung diri di kamar. Ia bahkan tidak mau menemui kedua orang tuanya saking malunya pada penampilannya.
Sudah berapa banyak rumah sakit yang dikunjungi, namun Sandrina tidak kunjung sembuh. Sampai akhirnya Sandrina mengalami depresi dan membuatnya nyaris kehilangan kewarasannya.
Melihat adiknya seperti itu, Karina, ibu Nawang berusaha keras untuk mengembalikan kepercayaan diri Sandrina. Ia kemudian berusaha mendadani sang adik, menutupi bercak-bercak putihnya dengan foundation yang warnanya mirib dengan warna kulit asli Sandrina.
Tapi warna kulit Sandrina tidak umum, sangat jarang menemukan foundation dengan tone warna kulit seperti Sandrina. Apalagi kulit Sandrina sangat sensitif sehingga sangat sulit menemukan produk yang cocok untuk diaplikasikan padanya.
Meski begitu, Karina tidak pantang menyerah. Ia terus menerus mencari hingga akhirnya menemukan sebuah toko yang khusus menjual sebuah produk lokal bernama 'Cleve'.
Ajaibnya saat kulit Sandrina yang sensitif bahkan menolak kosmetik mahal buatan luar negeri, kulitnya ternyata cocok dengan produk 'Cleve' bahkan tone warna kulit Sandrina juga pas.
Karina pun sangat bersyukur!!
Apalagi setelahnya, Sandrina kembali percaya diri dan mulai menerima kekurangannya!! Sandrina bahkan didapuk menjadi salah satu model dari kosmetik 'Cleve' itu sendiri. Saat itu, Cleve Eddison-lah yang langsung memilih Sandrina sebagai model.
Nawang yang saat itu mengetahui cerita tentang sang bibi kemudian penasaran. Ia juga memiliki kekaguman tersembunyi untuk Cleve Eddison itu. Nawang yang masih muda itu mulai mencari tahu tentang make up yang bernama 'Cleve'.
Semakin mengenal 'Cleve', Nawang semakin menyukainya. Mulai dari produknya dan cara penjualannya! 'Cleve' benar-benar luar biasa!! Hingga membuat Nawang bermimpi menjadi salah satu bagian dari 'Cleve' itu sendiri.
Karena hal itu, Nawang segera berlari pada 'Cleve' saat mendapatkan ijazah kelulusannya dan melamar pekerjaan disana. Namun Nawang harus merelakan mimpinya begitu saja, saat Juni memintanya bergabung dengan 'the last'.
Secara pribadi, Nawang tidak mengenal Cleve Eddison. Namun Nawang sempat bertemu dengan Cleve di hari ia diinterview. Saat itu Cleve dan dua petinggi 'Cleve' mewawancarai para kandidat pelamar kerja.
Saat itu ia bisa melihat dengan baik kenapa 'Cleve' menjadi perusahaan besar! Itu tidak lain dan tidak bukan karena tangan dingin Cleve Eddison sendiri.
"Bagaimana?! Apa anda mengenal Cleve Eddison?!" Petugas kepolisian itu kembali bertanya, melihat Nawang hanya termangu dan tidak memberikan jawaban apapun.
"Oh! Itu..." Nawang hendak menjawab, namun sebuah suara jernih menginterupsi percakapan mereka.
"Selamat siang!" Ujar seorang pria menyela.
Nawang dan petugas polisi itu mengalihkan pandangan mereka bersamaan ke asal suara. Nawang seketika kaget saat melihat kenampakan seorang pria tegap yang tinggi berdiri tidak jauh dari tempatnya duduk.
Manik abu pria itu menatap lurus ke arah Nawang, ekspresi kakunya yang dingin pun terasa menusuk sampai ke tulang.
Sesaat Nawang tergidik. Namun kemudian ia mengingat wajah itu sebagai..
"Saya Cleve Eddison, suami Lalita Larasati!" Ujar pria itu mengenalkan diri.
****
Menurut penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, Juna Sagara Adyatama selaku pengemudi telah melajukan mobilnya dengan kecepatan yang tinggi. Diperkirakan saat akan melewati lampu lalu lintas, pengemudi tidak memperhatikan lampu lalu lintas sehingga hampir bertabrakan dengan mobil dari arah lainnya. Diperkirakan karena terkejut, pengemudi membanting setir dan kehilangan kendali hingga menabrak tiang baliho yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian.
"Saat ditemukan, pengemudi dalam keadaan kritis. Luka berat di kepala dan ada beberapa luka lecet di beberapa bagian tubuh. Lalu.. Lalita Larasati selaku penumpang hanya mengalami luka ringan!" Ujar petugas kepolisian itu menjelaskan perkiraan kejadian dan kondisi kedua korban.
Cleve terlihat biasa saja. Ia tidak terlihat kaget ataupun terkejut seperti Nawang.
'Lalita Larasati itu penumpang di mobil Sagara?! Dia.. dia istri CEO 'Cleve'?! Cleve Eddison?!' batin Nawang kaget.
Ia bingung! Ia pikir Sagara sedang sendirian saat mengalami kecelakaan. Bagaimana bisa ia bersama dengan seorang perempuan?! Bahkan seorang perempuan yang merupakan istri dari Cleve Eddison?!
Pantas saja petugas kepolisian itu bertanya banyak hal padanya! Nawang baru memahaminya setelah mengetahui fakta bahwa Sagara tidak sendirian di dalam mobilnya.
"Ini adalah barang-barang milik korban. Tolong diidentifikasi dan dikembalikan pada pemilik!" Ujar petugas kepolisian itu sembari meletakkan sebuah box besar berisikan barang-barang yang dipenuhi dengan noda darah kehitaman.
Nawang memperhatikan satu per satu barang-barang yang ada di dalam box berusaha untuk mengenali barang-barang milik Sagara, namun ia melakukannya dengan lambat karena pikirannya terbagi menjadi dua.
Meski ia sedang berusaha fokus untuk memilih barang-barang kekasihnya, otaknya memikirkan tentang keberadaan Lalita di mobil yang dikendarai oleh Sagara.
Sagara bukanlah orang yang baru dikenalnya sebulan dua bulan! Bahkan sebelum memiliki hubungan sebagai sepasang kekasih, Nawang dan Sagara adalah sahabat sejak mereka masih kecil.
Tepatnya Nawang, Juni dan Sagara!!
Di setiap fase hidupnya, Nawang tahu benar siapa teman dan gadis yang pernah menjadi tambatan hati Sagara. Namun tidak pernah sekalipun ia mengetahui seorang gadis bernama Lalita Larasati. Sehingga Nawang berfikir hubungan apa yang mungkin dimiliki oleh Sagara dan Lalita?! Sejak kapan mereka saling mengenal?! Dan kenapa Sagara tidak memberitahunya?!
Apakah mungkin mereka teman lama yang kebetulan Nawang tidak tahu?! Atau mungkin mereka tidak sengaja bertemu dan Sagara memberinya tumpangan?! Ataukah mungkin... Ada hubungan bisnis diantara keduanya?!
Saat Nawang termangu memikirkan tentang hubungan Sagara dan Lalita, Cleve sudah menyelesaikan tugasnya dan pergi meninggalkan Nawang tanpa sepatah katapun.
Ketika Nawang tersadar, ia menemukan sebuah smartphone berwarna hitam yang ia yakini bukan milik Sagara. Ia mengira itu milik Lalita dan berusaha mengembalikannya pada Cleve.
Nawang kemudian mencari Cleve dan berusaha menyerahkan smartphone tersebut. Ia mencari Cleve hingga ke parkiran, namun jejak Cleve sudah tidak ada!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments