Setelah menjalani serangkaian operasi, Sagara yang mengalami cedera parah dan pendarahan otak mengalami penurunan kesadaran. Sagara dinyatakan mengalami koma. Tidak bisa dipastikan kapan Sagara akan sadar. Namun dokter menjanjikan akan melakukan yang terbaik untuk membuatnya pulih.
Berbeda dengan Sagara yang kondisinya tidak bisa dipastikan, Juni kembali sadar beberapa saat kemudian.
Ia segera menangis ketika tahu dirinya tidak mati dan masih hidup!
'Kenapa aku masih hidup?!' batinnya. Juni menangis dalam diam, menyesali setiap apa yang terjadi dalam hidupnya. Ia merasa nafasnya sia-sia!!
Ia mungkin masih bisa bertahan jika hanya melihat suaminya mencumbui wanita lain selain dirinya. Namun Juni tidak bisa menahannya saat pria yang ia cintai dengan seluruh jiwa raganya berkata bahwa cintanya telah hilang.
Bahwa Juni bukanlah wanita yang memiliki hatinya lagi.
Juni tidak bisa menahannya!
Saat itu dunianya runtuh!!
Juni mencintai Eric sudah sejak lama. Hubungan mereka bukanlah hubungan biasa, bukan cinta monyet seumur jagung.
Mereka berawal dari dua orang yang tidak saling mengenal, kemudian bersama karena memiliki kecocokan dan mulai menjalin kasih.
Mereka memiliki hobi yang sama, visi yang sama dan bahkan mimpi yang sama. Namun Juni menyerah karena ia merasa tidak mampu dan memilih untuk mendukung mimpi kekasihnya.
Juni tidak hanya mendukung Eric dalam kata-kata, tapi ia benar-benar mendukungnya dalam segala hal. Entah itu waktu, biaya dan juga tenaga. Juni melakukan segala yang ia bisa! Ia menyerahkan seluruh jiwa raganya dan mempercayai Eric dalam setiap prosesnya.
Hingga setelah bertahun-tahun dalam perjuangannya, Eric akhirnya menjadi seorang dokter kecantikan. Sesuai keinginannya.
Beberapa tahun setelahnya, mereka menikah dan dengan bantuan dari orang tua Juni. Eric bisa membangun sebuah klinik kecantikan.
Kisah cinta mereka sangat romantis bahkan orang-orang di sekitarnya menyebut bahwa kisah mereka bagaikan dongeng di dunia nyata.
Tapi ternyata dongeng hanyalah dongeng. Tidak bisa dijadikan acuan dalam kehidupan nyata. Karena dongeng itu sekarang berakhir menjadi bencana.
Pernikahan romantis yang dipuja-puja itu berubah menjadi balada penghianatan. Eric yang dimabuk kepayang oleh pencapaiannya, lupa akan kulitnya. Ia menghianati Juni yang membawanya sampai pada puncak.
Bahkan itu dengan sahabat Juni sendiri, yang merupakan seorang janda.
Dina Danisha!
Juni mengenalnya saat mulai mengikuti sebuah perkumpulan. Itu adalah perkumpulan sosialita istri para dokter-dokter muda.
Tidak lama setelah ia memasuki perkumpulan itu, Dina mengalami musibah. Suaminya yang dokter bedah mengalami serangan jantung mendadak dan meninggal. Ia menjadi janda di usianya yang masih muda dan tanpa memiliki anak.
Saat itu seluruh wanita di dalam perkumpulan bersatu untuk menghiburnya. Tidak terkecuali Juni yang seusia dengan Dina. Bahkan beberapa diantaranya mulai menjodohkannya dengan beberapa duda tampan yang mapan. Namun karena masih merasakan duka, Dina menolaknya mentah-mentah. Dina berkata ia masih ingin mengenang suaminya.
Suatu ketika, Dina mengalami masalah pada kulit wajahnya. Entah kenapa tiba-tiba muncul breakout di wajahnya dan membuat Dina merasa tidak nyaman.
Juni yang merasa simpati pada Dina mengenalkan Dina pada suaminya. Beberapa kali Juni menemani Dina ke klinik suaminya. Bahkan meminta sang suami memperlakukan Dina dengan baik. Sehingga tanpa disadari, mereka menjadi teman baik.
Namun karena kondisi Juni yang hamil besar, Juni tidak lagi bisa menemani Dina.
Juni tidak tahu pasti kapan itu terjadi. Namun tiga bulan setelah kelahiran Zoe, Juni merasakan keanehan pada suaminya.
Eric biasanya akan pulang meski selarut apapun itu! Namun sejak beberapa hari terakhir, Eric sering tidak pulang. Katanya sih menginap di klinik tapi Juni merasa ada yang janggal.
Eric adalah pria yang perhatian, ia tidak terlalu humoris tapi merupakan pendengar yang baik. Selalu mengedepankan istrinya dan sangat mengasihi Zoe.
Meski capek, Eric akan menyempatkan diri untuk berinteraksi dengan putri kecilnya. Sehingga Juni merasa suaminya bertingkah aneh.
Namun Juni terus menepisnya. Ia berfikir mungkin ia terlalu sensitif karena kelelahan menjaga baby Zoe. Tapi semakin lama tingkah Eric semakin aneh.
Bukan hanya semakin jarang pulang, Eric bahkan semakin sulit untuk dihubungi. Setiap kali Juni meneleponnya, Eric selalu mengabaikannya. Bahkan jikapun Eric pulang, pria itu tidak lagi bertingkah romantis padanya dan tidak lagi perhatian pada Zoe yang merupakan darah dagingnya.
Juni pun semakin sulit untuk mengabaikan pikiran buruknya!
Suatu ketika, Juni merasa sangat resah. Itu sudah sangat malam untuk pergi dari rumah. Namun Juni merasakan dorongan untuk pergi ke klinik Eric guna menemui suaminya.
Juni kemudian menitipkan Zoe pada Indah dan segera tancap gas menuju ke klinik.
Hatinya berdebar tak karuan saat melihat lampu di klinik masih menyala. Padahal malam sudah larut. Bahkan klinik itu kosong, staf pun sudah tidak ada yang berjaga.Namun Juni terus melangkah dan masuk ke dalam klinik.
Ia tidak memahami kenapa ia merasa gelisah dan ketakutan di saat bersamaan. Perasaan asing yang membuat darahnya berdesir dan hatinya dipenuhi oleh ketidak nyamanan.
Juni sempat ragu sesaat sebelum membuka pintu ruangan suaminya, tapi suara ******* tertahan yang ia dengar samar-samar membuatnya melangkah maju dan membuka pintu.
Saat pintu itu terbuka, Juni melihat suaminya dan seorang wanita sedang tersentak kaget menatapnya dengan penampilan setengah tel*njang.
Tubuh Juni meremang saat itu juga. Namun ia mencoba bertahan. Eric yang langsung bangkit dan meraih beberapa pakaian yang berserakan berteriak lantang padanya. Sementara wanita yang sedang menutupi tubuhnya itu hanya memalingkan wajah darinya.
Juni masih tidak bisa mengingat dengan jelas perasaannya hari itu, tapi sampai sekarang ia masih mengingat bahwa perasaan itu adalah perasaan paling buruk yang pernah ia rasakan.
Sampai sekarang Juni masih menyesal, kenapa ia tidak berlari ke arah wanita itu dan menjambaknya?! Kenapa ia malah berbalik dan berlari keluar bukannya menampar Eric yang telah mengkhianatinya?! Juni masih menyesalinya!
Ia bahkan menyesal karena menemui Eric setelahnya, dan seperti orang bodoh memberi Eric pilihan.
"Kamu pilih aku atau dia?!" Tanya Juni.
"Maaf .." ujar Eric, wajahnya terlihat rumit tapi tidak ada penyesalan disana. "Jika aku harus memilih. Aku memilih Dina! Aku mencintainya!"
"Sudah lama aku tidak merasakan getaran ini lagi! Aku merasakannya setelah bertemu dengan Dina! Aku jatuh cinta pada Dina! Dan aku harap kamu bisa menerima bahwa aku tidak lagi memiliki perasaan yang sama untukmu!"
Perkataan Eric itu benar-benar menghancurkan Juni.
Juni berfikir bahwa setiap orang bisa melakukan kesalahan dan mungkin kesalahan Eric adalah berselingkuh darinya! Juni berfikir bahwa tidak masalah jika secara fisik Eric dan Dina memiliki hubungan, mungkin Eric melakukan hal itu karena Juni tidak bisa melayaninya setelah melahirkan!
Yang terpenting bagi Juni adalah hati Eric. Hati Eric masih miliknya!
Ia berpegang pada satu keyakinan, pada seutas tali yang bernama cinta. Tapi perkataan suaminya itu telah membuat Juni kehilangan segalanya.
Tali satu-satunya yang ia harapkan akan menyelamatkannya dari jurang kehancuran itupun terputus. Juni tidak lagi memiliki harapan untuk hidup!
Itulah sebabnya beberapa hari setelahnya, Juni meraih botol obat nyamuk di sudut kamarnya. Dan menenggaknya seperti jus jeruk yang sangat ia suka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments