"Jadi gimana Her, kita sudah sepakat menjalankan perjanjian itu?" tanya Hendra kepada sahabatnya, Heru.
"Silahkan kita tepati janji itu dulu, lebih cepat maka lebih baik. Toh mereka berdua bisa menyembunyikan status mereka, meski masih bersekolah". Ucap Pak Heru dengan lantang
"Baiklah, jadi keputusannya sudah bulat ya. Bahwa kita akan menepati janji yang kita buat dulu, gk sabar aku memilik menantu". Ujar Pak Hendra tersenyum bahagia dan juga menatap Lea yang sedang bingung dengan perkataannya
"Menantu? Siapa yang akan menjadi menantu?". Gerutu Lea dalam hati
"Leon, kenalan dulu sana sama Lea". Perintah Hendra kepada putranya
"Buat apa sih pa, kan tadi udah dikenalin". Tanya Leon
"ya biar kalian saling mengenal satu sama lain". Jawab pak Hendra
hussshh..
Suara hembusan nafas Leon terdengar, dia mengulurkan tangannya mengajak Lea untuk berjabat tangan sesuai dengan perintah yang di inginkan papanya.
"Leon". Ujarnya Memperkenalkan diri
"Lea". Jawab Lea seraya membalas uluran tangan Leon
Sebenarnya leon malas sekali bersinggungan dengan perempuan, menurutnya perempuan sangatlah ribet dan selalu membuatnya susah.
Kalau bukan tekanan dari mama dan papanya di malas sekali berkenalan dengan perempuan di depannya ini, Leon yang terkenal cuek dan dingin jika di sekolahan akan mendadak menjadi Leon yang hangat jika sudah ditekan seperti ini.
Setelah melepaskan jabat tangannya Leon kembali duduk di tempatnya semula, Leon masih bersikap cuek dan dingin.
Lea hanya memutar bola matanya dengan malas melihat sikap Leon yang seperti sombong.
"Jadi karena kalian berdua disini sudah saling kenal, maka hari ini kami akan memberitahukan kepada kalian kabar bahagia". Ujar Bu Indah seraya tersenyum lebar
"Nanti malam akan diadakan acara pertunangan". Sambung Bu Indah
"Pertunangan siapa ma?" tanya Leon mengerutkan dahinya karena tidak mengerti dengan topik pembicaraan yang dibicarakan mamanya
"Ya pertunangan Kamu dan Lea lah". Ucap Bu Indah enteng sembari tersenyum
"APA????". Ucap Leon dan Lea bersama sama, mereka saling pandang saat menyadarinya
"aduh aduhh kompak bener sih kalian berdua". Ucap Bu Indah menggoda keduanya.
Leon dan Lea terkejut mendengarnya, mereka berdua saling menatap satu sama lain, lalu mereka berdua berdiri untuk menentang acara pertunangan itu.
"Mama, Papa ini apa apaan sih. Leon masih sekolah dan Leon sama sekali tidak mengenal perempuan itu, malah main jodoh jodohin aja. Leon bukan anak kecil Ma!". Ujar Leon menolak mentah mentah acara yang menurutnya sangat tidak masuk akal itu.
Sama halnya dengan Lea, gadis itu juga menolak acara pertunangan tersebut.
"Bu, Pak.. Apa maksud Tante Indah? Ibu sama Bapak ngajak Lea pindah kesini karena alasan ini, Lea juga masih sekolah, Lea gk mau tunangan sama cowok aneh yang gk Lea kenal". Sungut Lea dengan wajah kesalnya
"Hei, apa yang kau bilang tadi. Siapa yang aneh haa". Teriak Leon tidak terima dikatakan seperti itu
"Kamu yang aneh, siapa lagi". jawab Lea dengan tatapan mata tajam mengarah ke Leon.
Mereka berdua saling tatap tatapan, tak terima keputusan yang diambil oleh kedua orang tuanya masing masing.
"Ma, Pa.. Please batalkan pertunangan ini. Kalian hanya bercanda kan bicara seperti itu, Leon nggak mungkin dong tunangan sama dia. Apalagi kalau Leon nikah sama dia, ihh amit amit. Leon akan menikah nanti, Tapi sama perempuan yang Leon Cintai bukan perempuan pilihan mama dan papa. Leon gk mau". Jelas Leon Menolak
"Ingat tidak ada yang boleh membantah, dan kami juga tidak memerlukan pendapat kalian. Setuju tidak setuju pertunangan ini akan tetap diadakan besok malam". Ucap Pak Herman
"Dan Lea akan om daftarkan disekolah yang sama dengan Leon, Lalu seminggu kemudian akan dilaksanakan akad nikah. Untuk resepsinya akan diadakan setelah kalian lulus sekolah, gimana? Keputusan ini sudah mutlak, tidak ada tapi tapian". Sambung Pak Herman dengan Tegas dan Lantang
"Aaarrggg.. Terserah". Ucap Leon seraya mengacak rambutnya frustasi, dia meninggalkan ruangan itu dan berlalu meninggalkan rumah.
"Biarkan saja, Leon nanti juga akan kembali pulang. anak itu hanya butuh waktu untuk berfikir".
"Tante, permisi. Arah kamar mandi dimana ya". Ucap Lea ingin menuju kamar mandi
Didalam kamar Mandi, Lea nampak berkali kali menghembuskan Nafasnya. Dia tidak habis fikir dengan keputusan kedua orang tuanya, menjodohkannya dengan lelaki yang sama sekali tidak ia kenal.
Setelah Keluar dari Toilet, saat hendak menuju ruang tamu. Lea melihat Leon sedang merenung ditaman belakang rumah, Leon nampak frustasi mungkin karena dia akan dijodohkan dengan Lea. Wanita yang tidak ia kenal.
Lea melangkah menghampiri Leon yang sedang duduk ditaman itu.
"Heee'eemm.." Dehem Lea
"Ngapain Lo disini, pergi sana lo. Lo pasti seneng kan bakal di nikahi sama gue". Ucap Leon dengan tatapan yang tidak dapat diartikan
"Hem aku juga gk tahu, kalau kita bakal dijodohkan kayak gini. Kalau aku tahu, aku gk bakalan mau diajak kemari. Jadi tolong kamu bilang sama Om dan Tante supaya membatalkan pertunangan ini. Aku juga gk mau nikah sama kamu". Ucap Lea
Manik mata Leo melebar menelisik ke arah mata Lea, Leon tidak percaya dengan perkataan gadis yang ada di depannya ini.
"halah lo bohong, mana mungkin lo nolak nikah sama cowok kyk gue. Gue ganteng, kaya lagi". Ujar Leon membanggakan diri
"Idih Narsis banget sih". Ucap Lea jijik dengan kesombongan Leon
"Apa lo bilang, tadi lo bilang gue aneh dan sekarang lo bilang gu narsis. Oke gue bakal bilang mama dan papa, kalau gue setuju menikah sama lo". Ujar Leon karena merasa kesal dengan sikap Lea terhadapnya.
Leon langsung masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan Lea yang masih mematung berdiam diri akibat perkataan Leon tadi. setelah beberapa detik, ia akhirnyanya tersadar dan langsung berlari ke arah leon dan mengejarnya. Lea ingin mencegah Leon untuk memgatakan bahwa lelaki itu setuju dengan perjodohan mereka berdua.
"Hei jangan coba coba kamu menyutujui pernikahan ini, aku gk mau nikah sama kamu". Teriak Lea dengan kesal
"Cihh.. Enak saja, lo udah jatuhin harga diri gue tadi. Sekarang dia menolak seolah olah dia yang jijik sama gue. Harusnya gue yang menolak perjodohan konyol ini, Lihat saja biar dia tahu siapa Leon yang sebenarnya". Ujar Leon kesal
Saat memasuki rumah Leon segera menghampiri mama dan papanya yang masih duduk di ruang tamu sambil berbincang bincang dengan kedua orang tua Lea.
"Ma, Pa.. Aku setuju dengan perjodohan ini". Ujar Leon tiba tiba hingga membuat mereka semua yang ada disana kebingungan.
"Aku serius Ma, Pa. Leon serius menyetujui perjodohan ini". Sambung Leon
"Kamu serius kan?". Tanya Bu Indah keheranan dengan sikap putranya itu.
"iya ma, Leon serius". Ujar Leon mengangguk seraya tersenyum manis. Lea menatap Leon dengan tatapan kebencian.
("siap siap aja lo cewek resek, lo bakal tahu siapa Leon sebenarnya") gumam Leon dalam hati, dengan tersenyum sinis ke arah Lea
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments