[ D U A ]

Seperti biasa Adena tengah menunggu Rafael mengeluarkan motornya dari garasi. Dengan hati hati Adena pun segera menginjak footstep sambil memegang bahu cowok itu.

Ia segera menelusupkan tangannya pada pinggang sang sahabat dikarenakan ia tengah duduk menyamping." Bahaya duduk kek gitu, duduk menghadap depan aja."tiba tiba Rafael bersuara.

Mendengus sebentar ia pun mengikuti ucapan sang sahabat lalu melepas pelukan pada pinggang Rafael.

Motor pun melaju walau pada akhirnya terkena macet untunglah mereka berdua berangkat sedu mengingat Kamukasi sekolah yang lumayan jauh dan setiap pagi pada pukul 7.30 selalu diadakan apel pagi alhasil mereka berdua berangkat pada pukul 6.30.

Untunglah mereka akhirnya sampai pada pukul 7.15. Adena segera bergegas merapikan tatanan rambutnya sambil mengikuti langkah Rafael.

"Pagi."sapa mereka berdua membuat beberapa penghuni kelas pun menyapa balik termasuk Gavin sang pujaan hati yang sempat mendongkak menatap Adena dan Rafael.

"Pagi."sapa Adena pada Gavin dan langsung saja dibalas oleh cowok itu tak lupa dengan senyuman manisnya membuat Adena seketika menarik tas Rafael yang hendak duduk di samping Gavin.

"Apaan sih?! Gak jelas banget Kamu."kesal Rafael karena ia merasa terganggu.

Mau bagaimana lagi?! Dirinya pagi pagi begini disenyumin sama crush ,gimana nggak tersipu malu coba! Rasanya Adena pengen banting diri di lantai namun segera tersadar dan menormalkan kembali eskpresinya saat Gavin menatapnya dengan kerutan di dahi akibat tingkah Adena.

Adena yang kebetulan duduk bersampingan dengan meja Gavin dan Rafael pun cuman bisa tersenyum sambil menopang dagunya mencuri curi pandang pada Gavin yang tengah menatap ke luar jendela.

Bel pun berbunyi, Adena dengan sengaja memperlambat jalannya agar menyamai langkah Gavin yang kebetulan searah dengannya menuju lapangan tempat biasa mereka apel pagi.

"Kenalin, Adena."akhirnya ia memberanikan diri saat berada si barisan.

Gavin yang tengah mencari cari suara cempreng yang ia kenali seketika kaget lalu dengan secepat kilat ia menyambut uluran tangan cewek di sampingnya yang sekelas dengannya itu sambil memberitahu namanya.

Rafael ingin rasanya muntah melihat temannya tengah menciumi tangannya bekas pegangan Gavin. "Aneh banget."gumamnya.

Seluruh murid kelas 12 pun seketika berteriak riuh kala seorang siswi cantik tengah memberi arahan untuk membentuk barisan yang rapi.

"Gila cantik banget."gumam Adena melihat kakak kelasnya yang sangat cantik.

Menoleh sebentar dirinya dibuat lesu saat Gavin tengah tersenyum menatap kakak kelas yang berada di depan bahkan sampai telingannya memerah entahlah mungkin efek terkena sinar matahari namun Adena dibuat insekyur melihat sang kakak kelas tengah mengedipkan matanua nakal pada Gavin.

Disaat Adena dilanda insekyur ,Gavin malah dibuat malu melihat tingkah sang kakak yang terlihat genit padanya bahkan tengah memberinya ciuman dari jauh.

°°°

Hari pun berganti minggu,minggu berganti bulan dan sudah lewat dari 7 bulan Adena menjadi murid SMA Atlanta.

Cewek manis itu tengah berlari lalu segera menyembunyikan dirinya dan setelah guru laki laki yang tengah memegang penggaris kayu panjang itu berlalua ia segera keluar dari persembunyiannya lalu mengelus dadanya.

"Ih gila, horor banget."ucapnya merasa merinding mengingat guru killer itu yang tengah membawa semangkuk berisi cat rambut berwarna hitam.

Bruk

Baru saja membalikkan badannya tiba tiba saja dirinya menabrak tubuh seseorang, Adena segera mendongkak---raut wajah kesalnya berganti menjadi senyuman manis mengetahui sosok yang ia tabrak.

Gavin pun menghela nafas melihat cewek tengil bertubuh pendek sebatas dadanya itu tengah menatapnya sambil tersenyum.

" Eh Avin. Mau kemana?"

Khusus untuk perempuan satu ini, sifat Gavin yang ramah berganti menjadi dingin,jutek cuek hebek. Awal awalnya ia merasa fine fine aja namun semakin kesini ia merasa risih kala terus terusan didekati Adena.

Seperti saat ini dirinya tengah dibuntuti oleh Adena , dengan sengaja ia pergi ke WC ---mengira Adena akan pergi karena malu namun hal tersebut segela buyar saat melihat perempuan itu tengah berdiri dengan bersandar pada tembok bahkan kini melambai lambaikan tangan sambil tersenyum manis.

"Kamu bisa nggak, nggak ngikutin Aku?! Risih Aku jadinya."sentak Gavin memukul tangan Adena yang hendak memegang seragamnya.

Adena pun berdecak memegang tangannya yang terasa perih akibat dipukul oleh Gavin. "Yaelah Gavin, jangan gitu lah sama aku. Aku pengen lihat senyum kamu tau."

"Kamu kok makin cuek bikin aku makim cinta deh. Pacaran yuk?"ajak Adena sambil menyamai langkah kaki Gavin yang panjang.

"Nggak."tolak Gavin mengubah raut wajah cueknya lalu tersenyum ramah menyapa para siswi yang menatapnya.

"Wo-wo-wo-wo-Ah-ya-ya-ya-ya, ya-ya-Wo-wo-wo-wo-Ah-ya-ya-ya-ya, ya-ya

Bukan aku tak tertarik,Dengan kata rayuanmu,Saat matamu melirik,Aku jadi suka padamu,Tiap kali kau bermanja,Gemetar rasa di dada,Ingin kubisikkan cinta,Tapi hati ini malu jadinya" nyanyi salah satu cowok yang tengah memegang sapu untuk dijadikan mig .

"Engkau masih anak sekolah, satu SMA

Belum tepat waktu 'tuk begitu-begini

Anak sekolah datang kembali

Dua atau tiga tahun lagi" semua anak laki laki pun menyambung lagunya secara serempak membuat para siswa dan siswi menoleh menatap mereka yang tengah duduk berkumpul di bawah pohon beringin itu tak lupa beberapa ember tengah mereka pukul sebagai alat musik.

Atensi Adena pun beralih akibat suara nyanyian itu,ia pun tersenyum namun segera tertawa melihat salah satu guru killer tengah datang sambil membawa stick drum membuat perkumpulan itu pun segera lari berhamburan sambil tertawa ngakak. Gavin yang melihat hal itu cuman bisa menggeleng heran lalu mempercepat langkahnya kala Adena tak memerhatikannya namun cewek disampingnya ini juga ikut mempercepat langkah kakinya agar tak ditinggalkan.

"Kok gitu sih? Avin senyum ke aku dong, masa senyumnya sama orang lain. Akunya mau juga disenyumin kamu."lanjut Adena terus mengoceh bahkan sampai duduk pun ia masih mengoceh.

Bel pun berbunyi kini tengah memasuki jam mapel ke 3 yaitu bioKamugi.

Masa bodo dengan cewek ribet di sampingnya, Gavin kini tengah sibuk memerhatikan teman kelasnya yang tengah membaca.

Brak

"Adena." Guru biologi itu pun kini tengah berjalan menuju Adena yang terkejut akibat bunyi pukulan di papan tulis.

"Ganggang dimasukkan ke dalam kingdom?"tanya bu Fina dengan penggaris besinya yang di acungkan ke atas.

"Protista."

"Terdapat empat filum protozoa,coba sebutkan?"

" Ci-ciliata , rhizopoda,flagellata dan sporozoa ."

"Karenia brevis menghasilkan racun?"

"Brevetoksin dan gymnocin A."

Hening

"Bagus." Mendengar ucapan sang guru , Adena langsung ngos-ngosan tidak jelas merasakan jantungnya berdetak begitu kencang akibat tiba tiba ditanyai seperti itu, rasanya ia tengah mengikuti lomba saja.

"Makanya jangan bengong pe'a."

Adena pun menoleh masih dengan memegang dadanya menatap tajam sahabatnya yang merutuki dirinya.

Gavin yang juga menatap Adena pun sedikit tersenyum melihat cewek disampingnya ini tengah memegang dadanya sambil mengipasi wajahnya mungkin efek terkejut menjawab pertanyaan sang guru dengan cepat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!