"Pacaran yuk Raf?"
Rafael yang lagi asik asikkan mengemil langsung saja tersedak lalu dengan cepat meraih botol minuman yang berada dimejanya. Dengan kesal ia menatap perempuan yang tengah bergelayut dilengannya. "kamu kalau lagi badmood karena Gavin,mending ngemil bareng aku aja. Telinga aku berdengung pas denger ucapan kamu."
Adena yang mendongkak menatap Rafael pun mendengus tak urung membuka mulutnya menerima suapan dari Rafael.
Gavin yang baru masuk tak sengaja netranya menangkap Adena dan Rafael yang lagi tengah suap suapan. "Sekalinya gatel ye emang gatel."gumamnya lalu segera berbalik,tak jadi masuk kedalam kelas.
"Eh crush kamu tuh."bisik Rafael membuat Adena segera mendongkak dan ternyata Gavin sudah pergi. Ia pun langsung beranjak pergi meninggalkan Rafael yang menatapnya.
"Avin~."
"Avin sayang~"
"Pacaran yuk."
Berkat teriakan Adena yang menggema di lorong membuat para siswa dan siswi yang kebetulan berada dalam kelas karena saat ini jam istirahat pun menoleh menatap cewek berambut merah itu tengah mengejar cowok berkaca mata itu.
Gavin yang mendengar teriakan Adena yang melengking itu pun sedikit terlonjak kaget lalu ia segera mempercepat langkahnya namun naasnya Adena kini sudah merangkul lengannya membuatnya seketika memberhentikan langkahnya lalu menoleh--menatap malas cewek itu.
"Lepasin nggak?"
"Nggak mau."
"kamu jadi cewek kok kayak nggak harga dirinya ya?! Nggak malu apa ngejar ngejar aku yang udah nolak kamu berkali kali?"
"Demi kamu aku nurunin harga diri aku,karena aku suka kamu. Kalau malu sih...kadang hehe,"
"Mau nggak jadi pacar aku?"
"Enggak."
Gavin langsung saja mendorong Adena agar menjauh darinya laku meninggalkan Adena yang tengah menjadi pusat perhatian para siswa dan siswi yang lewat.
"Nggak malu apa? aku sih malu ditolak melulu."
"Kasihan banget deh ditolak...hahaha."
"Ngerendahin harga diri cewek, bikin malu aja."
"Jelek juga."
Banyak lagi bisikan bisikan yang didengar Adena---ia pun langsung pergi dengan perasaan campur aduk antara sedih dan malu .
°°°
Kini sudah jam pulang sekolah, Adena yang sedaritadi sibuk mancari ojek dan angkot pun kini terduduk lemas di halte kala jalanan kini sudah sepi tak ada satupun kendaraan umum pun yang lewat.
"Bodoh banget sih aku, kenapa nggak nebeng sama Rafael aja coba?"gumam Adena sambil memukul mukul kepalanya sebagai hukuman atas kebodohannya.
Bunyi deruman motor membuat Adena mendongkak dan ternyata di seberang sana lebih tepatnya di parkiran motor,Gavin tengah menyalakan motornya.
"Loh bukannya tadi udah pulang ya?....Oh iya baru ingat, dia kan biasa setiap jumat latihan basket dulu."gumam Adena lalu langsung saja bangkit berdiri dengan senyuman terpatri diwajahnya.
Dengan cepat ia berlari menuju ke seberang lalu segera memberhentikan motor yang hendak keluar dari kawasan sekolah itu.
"Avin, aku nebeng ya?"mohon Adena dengan kedua tangan dikatup didadanya sambil memasang wajah memohon bak anak anjing yang tengah merengek minta di elus.
Dengan sengaja Gavin membunyikan klakson motornya membuat Adena terperanjat kaget namun ia masih tetap mepertahankan posisinya membuat Gavin segera melepas kasar helmnya lalu menatap perempuan dihadapannya dengan tatapan tak bersahabat.
"Please,aku mohon. Aku nggak niat kok,tapi hari ini ayah aku nggak bisa jemput terus tadi nggak ada angkutan umum atau ojek yang lewat makanya aku minta nebeng."ucap Adena dengan gugup menatap cowok tampan itu dengan tatapan memohon.
"Minggir nggak kamu? aku mau pulang." Dengan dingin Gavin mengucapkan hal tersebut sengaja meng-gas motornya membuat rok Adena terkena ban motornya bahkan Adena hampir saja jatuh di aspal yang panas itu.
"Aku mohon, anterin aku ya??!! Entar kita ke pom bensin buat ngisi bensin motor kamu, atau aku bayar aja? Please,kamu cuman satu satunya penyelamat aku."
"kamu ada handphone kan? Pesen ojek online sana."ucapnya sarkas membuat Adena merasa takut ditatap dengan tatapan amarah.
"Nggak ada paketan hehe."
Memutar bola matanya malas, Gavin langsung mengutak atik handphonennya lalu segera kembali menatap wanita itu. Dengan cepat ia memarkirkan tahan motornya di dekat pagar lalu menarik tas Adena,menyeret perempuan itu untuk duduk di trotoar.
"Tunggu disini, entar ada gojek datang. Kasih tahu aja alamatnya,aku udah bayar---nggak perlu bayar lagi."
Adena yang tadinya kebingungan dengan sikap Gavin pun segera tersenyum lega saat mendengar ucapan Gavin. "Aduh, makasih banyak Avin. Terimakasih banyak,maaf udah ngerepotin."
"Emang kamu ngerepotin, baru sadar ternyata."sarkasnya lalu segera menyalakan motornya dan melajukan motornya meninggalkan Adena yang tengah duduk sendirian di trotoar.
°°°
Gavin yang baru saja mendaratkan bokongnya sehabis nge-gym pun langsung terperanjat kaget melihat Kayla tengah terbaring di ranjangnya sambil senyam senyum tak jelas.
"Kek setan kamu."sarkasnya.
"Eh Gav, temen aku ada yang naksir sama kamu."
"Ogah,aku nggak mau."tolaknya membuat Kayla berdecih lalu segera mengutak atik handphonenya menunjukkan foto temannya yang menyukai kakaknya itu.
"Imut nih,kenalan aja dulu. Toh nggak aku suruh pacaran,cuman kenalan aja. Mau nggak?"tawar Kayla membuat Gavin yang sepintas melirik cewek di foto adiknya pun memutar bola matanya malas karena adiknya suka sekali menjahilinya dengan sengaja menjodoh jodohkannya dengan temannya.
"Lebih baik kamu keluar dari kamar aku, udah aku bilang--aku nggak suka di deketin sama temen temen kamu."
"Yaelah kak,ini temen aku anak baik--pinter lagi. Tipe kamu kan?"
"Bomat."jawabnya malas lalu mendorong lembut adiknya keluar dari kamar dan segera menutup tak lupa juga langsubg dikunci agar Kayla tak masuk lagi.
" Gav, kamu gay ya? Masa nggak ada rasa tertarik gitu sama cewek?"teriak Kayla.
"aku normal. kamu ngomongin aku tapi nggak lihat diri sendiri,situ nggak ada cowok yang ngedeketin. Ya pastilah nggak ada yang deketin,jelmaan tuyul mana ada yang suka?!"sindir Gavin.
"aku bukan tuyul ya!! Dasar babi ngepet."kesal Kayla lalu segera pergi .
°°°
[Jam 20.00 malam]
Kini Adena tengah gabut menscroll aplikasi pinterest sekedar menyegarkan matanya melihat tubuh tubuh berotot para cowok lalu dengan iseng ia segera mendownloadnya. Malam malam begini enaknya menganggu aktivitas Rafael.
Tangan lentiknya pun segera membuka aplikasi WhatsApp lalu mencari kontak sang sahabat.
...Bestie Se-autis💕...
...(Online)...
Cuci mata bro🤤
^^^kamu lagi mabuk ya?^^^
^^^Gila kamu^^^
Ya emang aku gila
Gila roti sobek
kamu punya nggak?
Nggak punya pasti lah
^^^Heh^^^
^^^kamu kira aku nggak punya?^^^
^^^Punya lah^^^
^^^Mau lihat?^^^
Mana coba?
Nggak mungkin lah punya
Kemarin kemarin pas kamu boncengin aku,pas aku raba--rata tuh nggak ada🤔
...ㅤ...
^^^Kalau aku kirimin foto tanpa baju,^^^
^^^entar kamu kejang kejang^^^
^^^nggak bisa napas^^^
^^^Bisa mati kamu yang ada^^^
...ㅤ...
Halah
Bilang aja nggak punya
Nggak usah nge-les kamu
^^^Oke,siapa takut?^^^
^^^aku kirimin sekarang^^^
^^^kamu kalau semaput,aku nggak^^^
^^^tanggungjawab ya^^^
...ㅤ...
Cepetan kirim
Ribet kamu
^^^
ㅤ^^^
Yaelah bambang
aku minta foto roti sobek kamu
Kenapa kamu kirimin muka kamu?
Eneg aku
^^^Keep halal sist^^^
^^^Badan aku,^^^
^^^hanya boleh bini^^^
^^^aku yang lihat^^^
War yok?!
Stres aku punya bestie kayak gini
^^^Udah jangan marah sayangku^^^
^^^Nih bonus foto imoet akoh^^^
^^^Luv u 😘^^^
Huek
Habis ini aku masuk IGD
Sok imut kamu
...(Read)...
...ㅤ...
Dengan wajah kesal Adena membanting handphonenya ke ranjangnya,kenapa sih dia bisa sampai bersahabat dengan Rafael?
Ia pun segera mencoba tertidur menghiraukan bunyi notif yang masuk,pasti itu dari Rafael.
Di lain sisi Rafael tengah terkekeh berhasil mengerjai Adena,memang agak sengklek otak sahabatnya. Malam malam malah kirim foto badan cowok.
"Mamam tuh muka imut aku."
°°°
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments