Perusahaan Albert Group.
Saat ini Teo sudah berada di dalam ruangannya, ia terlihat fokus mengerjakan beberapa pekerjaannya. Laki-laki berusia 30 tahun itu, berusaha untuk melupakan sejenak kekasihnya pada pekerjaannya. Namun di saat ia sedang fokus, ia mendengar suara ketukkan pintu dari luar ruangannya. Teo mendengus, ia pun segera menyuruh orang yang mengetuk pintu itu untuk masuk.
"Masuk!" Perintahnya dingin tanpa mengalihkan pandangannya dari pekerjaannya yang menumpuk.
Seorang wanita cantik membuka pintu ruangannya, dan berjalan memasuki ruangan Teo dengan elegant. Wangi parfume wanita cantik itu tercium oleh indera penciuman Teo, membuat seketika mengalihkan pandangannya pada wanita itu.
"Olivia!" Ucapnya terlihat begitu bahagia, namun kebahagiaan itu lenyap ketika wanita yang ia anggap Olivia ternyata wanita lain. "Micelin! Untuk apa kau datang kemari?" Nada suara Teo mulai berubah, ia menatap tajam wanita cantik bernama Micelin itu.
Micelin tersenyum manis, ia kemudian duduk di kursi yang berada di depan meja kerja Teo. "Aku hanya ingin melihat keadaanmu, Teo. Sepertinya kamu baik-baik saja setelah di tinggal Olivia." Ucap Micelin dengan suara khasnya yang sedikit serak.
"Ya, aku memang baik-baik saja. Jadi, silahkan pergi dari ruanganku." Usir Teo dengan sorot matanya yang semakin menajam. Namun, nampaknya gadis bernama Micelin itu sama sekali tidak takut, bahkan senyuman yang manis itu tidak pernah hilang dari bibirnya.
"Oh ayolah, Teo. Jangan dingin seperti itu. Aku sengaja datang ke sini untuk mengunjungimu, bukankah seharusnya kamu menyambutku dengan ramah." Micelin berdiri, ia mulai berjalan mendekati Teo. "Bukankah kamu hapal wangi parfume ini? Aku sengaja memakai parfume ini, untuk mengobati rasa rindumu terhadap Olivia." Bisik Micelin yang dengan sengaja meraba dada bidang milik Teo, yang tak lain adalah kekasih sahabatnya sendiri, Olivia.
Teo tersenyum sinis, ia mencengkram kuat tangan gadis cantik itu, membuatnya meringis kesakitan. "Oh jadi ini wajah aslimu, Micelin! Ternyata kau hanya seorang wanita ******, munafik. Kau sama seperti Rea, wanita licik." Ucap Teo dengan dingin. Teo benar-benar muak, amarah dalam dirinya kembali muncul ketika ia mengingat bahwa penghancur hubungannya dengan Olivia sedang berada di dalam mansionnya. Di tambah lagi dengan kehadiran Micelin sekarang, yang dengan sengaja menggoda dirinya menggunakan parfume favorit kekasihnya, Olivia.
"Pergi dari ruanganku." Teo menghempaskan tangan Micelin dengan kasar, lalu ia pun mengambil tisu basah yang berada di atas meja kerjanya untuk mengelap tangannya. Sementara itu, Micelin terlihat murka, ia menggerakkan giginya sembari menatap Teo, laki-laki incarannya sedari dulu.
"Kamu akan menyesal karena sudah memperlakukanku dengan buruk, Teo." Ucap Micelin sembari mengepalkan tangannya kuat. Teo hanya tersenyum sinis, ia sama sekali tidak memperdulikan ucapan Micelin yang menurutnya sangatlah tidak penting. Teo kembali melakukan perkerjaannya yang tertunda, sementara Micelin, ia pergi meninggalkan ruangan Teo dengan penuh amarah.
Beberapa saat kemudian, Teo pun menghentikan pekerjaannya. Ia mengusap wajahnya dengan kasar, lalu melempar beberapa berkas yang berada di atas meja kerjanya.
"Sialan!" Geram Teo ketika ia mengingat wajah Rea, gadis yang menyebabkan Olivia pergi. "Wanita licik itu pasti sekarang sedang ketawa bahagia, sementara Olivia, aku tidak tahu dia sedang apa sekarang. Apakah dia sedang menangis? Aaarghh brengsek." Teo melampiaskan amarahnya pada benda yang ada di atas meja kerjanya. Kebenciannya terhadap Rea kini semakin mendalam, sehingga membuat Teo ingin membunuh gadis itu.
Teo meraih telpon genggamnya, ia pun segera menghubungi nomor telpon rumahnya.
"Selamat siang, tuan. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Berta dari seberang telpon sana.
"Dimana gadis sialan itu?" Teo bertanya dengan dingin.
"Nona Rea, tuan?"
"Jangan panggil dia nona, karena dia bukanlah nona yang asli, mengerti." Ucap Teo tegas.
"Ah mengerti, tuan.'
"Dimana dia?" Tanya Teo lagi.
"Dia sedang pergi bekerja, tuan." Sahut Berta gugup.
"Bekerja? Siapa yang mengizinkan dia pergi hah!" Seru Teo dengan penuh amarah.
"Maaf, tuan." Suara Berta bergetar, ia sangat takut mendengar suara tuannya yang terdengar penuh amarah itu.
Teo langsung menutup sambungannya, kini amarahnya kembali memuncak ketika ia mendengar bahwa Rea pergi untuk bekerja. "Gadis licik itu, berani sekali dia pergi bekerja tanpa izin dariku. Lihat saja bagaimana aku akan memberinya pelajaran nanti." Geram Teo sembari menggenggam ponselnya dengan erat.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Nasya Lau
lelaki ga jelas
2023-08-02
0
Dwi Sari
ntar bucin Lo Bambang teo
2023-05-26
0
💕KyNaRa❣️PUTRI💞
lah situ suami pelit makanyaa istrii kerja laah....
2023-05-02
1