"Makasih banyak, ya Zeyn... Makasih." Mihrimah yang sudah tiba di rumah bolak-balik mengucapkan terima kasih. Zeyn menyunggingkan senyum manisnya, heran dengan sikap formal Mihrimah kepadanya.
"Iya iya, mau sampai berapa kali Rima ucapin makasih? Nanti sekali lagi dapat bonus pelukan loh..." Goda Zeyn yang langsung membuat Mihrimah menunduk malu.
"Masuklah." Ucap Zeyn yang belum mau pergi sebelum memastikan Mihrimah masuk ke dalam rumah. Mihrimah terpesona dengan sikap dan pribadi Zeyn yang gentelmen.
"Iya." Jawab Mihrimah singkat. Dia pun masuk ke dalam rumah, baru sampai di depan pintu, ponselnya berdering. Panggilan dari Wina.
"KEMANA SIH? KITA HARI INI KAN JANJIAN BEREMPAT. NAH, LO MANA?" Suara Wina mengeras, siap untuk marah.
"ADUHHHH. Lupa gue !" Mihrimah langsung menepuk keningnya. Dia benar-benar lupa kalau hari ini seharusnya sepulang kerja dia ada janji dengan teman-temannya di Kafe Delisha tempat mereka nongkrong.
TUT...TUT...TUT...!
Telpon sengaja di putuskan. Sudah pasti Wina dan teman-teman lain marah. Dia melirik jam tangannya. Sudah pukul 19.00 WIB, padahal mereka janjinya pukul 18.00 WIB, sudah lewat sejam yang lalu.
"Kenapa Ma?" Tanya Zeyn yang masih di situ.
"Emmm anu... Bisa anterin aku lagi?" Balas Mihrimah ragu-ragu.
"Kemana?" Tanya Zeyn lagi.
"Ketemu teman-temanku." Jawab Mihrimah.
Zeyn mengangguk, langsung setuju. Kini rasa bahagianya bertambah, setelah berhasil untuk pertama kalinya mengantarkan Mihrimah kerumah, kini dia akan mengantarkan wanita incarannya itu untuk bertemu dengan teman-temannya. Ini kesempatan! Begitu pikir Zeyn.
Tanpa berlama-lama, Zeyn langsung menyalakan mesin motornya, Mihrimah langsung kembali naik ke atas motor dan bersama dengan Zeyn menuju ke kafe Delisha.
Sekitar dua puluh lima menit, mereka sudah tiba di kafe itu. Mihrimah melepas helm di kepalanya dan langsung masuk ke dalam kafe, sementara Zeyn menyusul dari belakang.
Pandangan Wina, Evi dan Pinkan sontak tertuju kepada Mihrimah yang datang terburu-buru bersama seorang pria. Mereka merasa surprised karena untuk pertama kalinya bisa melihat Mihrimah datang dengan seseorang.
"Siapa?" Tanya Pingkan mengawali percakapan setelah Mihrimah dan Zeyn tiba di meja mereka.
"Teman kantor." Jawab Mihrimah agak canggung.
"Kenalin, gue Zeyn." Kata Zeyn sambil mengulurkan tangannya. Teman-teman Mihrimah sampai salah tingkah menatap ketampanan wajah Zeyn.
"Aaaa.. Gue Wina." Wina duluan menyambut uluran tangan Zeyn. Kemudian di susul oleh Pingkan lalu Evi. Mereka bertiga sampai pangling saat Zeyn tersenyum dengan ramahnya.
"Mohon maaf sebelumnya kalau mendadak ikutan nimbrung di sini. Tadi Mihrimah minta di anter pas banget gue yang nganterin dia pulang kerumah." Kata Zeyn.
"Ahhh...gak apa. Kita malah senang.sering-sering aja..." Balas Evi kegenitan. Yang lain juga tidak mau kalah, sibuk ikut mencari perhatian Zeyn.
"Sssttt... Ehh maaf ya Zeyn... Teman-temanku ini rada- rada." Ucap Mihrimah yang tidak enak hati dengan tingkah teman-temannya yang mulai kecentilan semua. Zeyn membalas senyum,
" Tidak apa-apa." Balasnya kemudian.
Mereka memesan makanan dan minuman lalu larut dalam percakapan. Ketiga teman Mihrimah itu senang karena Zeyn ada di tengah-tengah mereka. Suasana jadi serba asik dan tidak membosankan. Apalagi Zeyn selalu mampu membawa suasana menjadi lebih enjoy.
"Besok-besok ikut lagi, Ya Zeyn." Ucap Pingkan kegirangan. Zeyn mengangguk setuju, dia juga senang.
" Husssh... Sibuk dia. Lagian Ada-ada aja." Celetuk Mihrimah.
"Ah... Gak juga. Boleh kok kalau memang di harapkan kehadiran gue." Jawab Zeyn yang juga tidak mau kalah kesempatan agar bisa ikut nimbrung lagi nantinya. Itu akhirnya dia bakal semakin dekat dengan Mihrimah. Dia ingin bisa masuk ke dalam hidup Mihrimah, bukan hanya sebagai teman di lingkungan kerja tapi lebih dari itu. Dia ingin memiliki Mihrimah. Dia ingin Mihrimah jadi miliknya, titik.
Hari mulai semakin malam. Setelah memutuskan untuk pulang, mereka segera meninggalkan kafe.
"Anterin teman kita sampai rumah ya Zeyn. Hati-hati." Pesan Evi sesaat sebelum mereka bertiga pulang duluan naik mobil. Zeyn mengangguk, mobil mereka pun melaju meninggalkan halaman kafe.
"Yuk." Ajak Zeyn. Mihrimah mengikuti langkah Zeyn ke parkiran motor. Tiba-tiba ada rasa hangat di hati Mihrimah, perasaan yang dia sendiri tidak tahu apa. Hanya saja, mendadak dia senang bisa kenal Zeyn. Dia mulai merasa suka pada Zeyn, tapi dia berusaha bersikap biasa saja untuk menyembunyikan perasaannya.
Mihrimah menatap punggung Zeyn dari belakang. Begitu bidang dan gagah. Dia masih bertanya-tanya, apakah benar Zeyn tidak akan menjauhinya saat tahu kalau keluarganya kacau balau? Apalagi kalau sampai tahu bagaimana ayah kandungnya bersikap selama ini.
Tidak terasa kini mereka sudah sampai lagi di depan rumah Mihrimah.
"Makasih sekali lagi, ya Zeyn. Aku ngerepotin, ya?" Tanya Mihrimah setelah turun dari motor. Zeyn dengan cepat menggeleng.
"Aku senang akhirnya bisa mengantarmu. Setelah ini, aku pasti mimpi indah, Rima." Kata Zeyn dengan nada suara yang lembut dan dalam. Padangan mata mereka beradu, jantung mereka sama-sama berdebar-debar. Seperti saling bersahutan di dalam sana.
"Aaaa.. Aku masuk dulu." Ucap Mihrimah yang langsung membuyarkan suasana.
"Aaa.. Iya, masuklah." Balas Zeyn ikut salah tingkah.
Mihrimah masuk ke dalam rumah, dan menutup pintu setelah melambaikan tangan ke arah Zeyn. Suara motor Zeyn sudah terdengar jauh. Mihrimah memegang dadanya yang masih berdegup kencang. Dia tidak tahu kenapa kini Zeyn bisa membuatnya jadi salah tingkah.
"Apa Aku suka Zeyn?" Begitu bisik Mihrimah kepada dirinya sendiri. Ponselnya bergetar, sebuah pesan Whatsapp masuk.
Poto mereka tadi sudah ada di dalam grup pertemanan. Mihrimah memandang poto dirinya yang duduk di sebelah Zeyn.
"Dia memang tampan." Ucap Mihrimah spontan.
"Ahhh kenapa sih dia selalu di pikiranku!" Tegur Mihrimah kepada dirinya sendiri.
Hari semakin larut, di tempat lain Zeyn sudah masuk ke dalam rumahnya.
"Kemana aja sih? Dari tadi aku tungguin." Seorang wanita mengejutkan Zeyn yang muncul setelah lampu di nyalakan.
"Aahhh TERKEJUT GUE!" Balas Zeyn sambil mengelus dadanya.
"Dari mana?? Jawab!" Tanya wanita itu lagi. Zeyn menggeleng, cuek saja lalu pergi malas untuk meladeninya.
"Keterlaluan ya! Malah pergi lagi..." Protes wanita itu menggerutu.
"Kita udah putus, ingat. Balikin kunci rumah ini, dan pulang!" Perintah Zeyn yang langkahnya di tahan oleh wanita itu. Sontak si wanita langsung berteriak-teriak tidak terima untuk mencari simpati Zeyn lagi. Zeyn tidak menggubris, karena kelakuan mantannya itu memang seperti itu, dia seperti sudah terbiasa. Zeyn langsung masuk kamar dan mengunci pintu kamarnya.
BRAKKKKK !
Terdengar suara pintu depan di banting sangat keras. Elma sudah pergi. Ya, gadis seksi bernama Elma Lunara yang sudah resmi menjadi mantan Zeyn beberapa bulan lalu. Namun, Elma mantannya itu masih tidak bisa terima kalau hubungan mereka berakhir. Hubungan mereka sudah terlalu jauh, bahkan Elma sudah memegang kunci rumah Zeyn. Dia bisa bebas masuk dan keluar dari situ. Itu karena dia sering menginap di rumah Zeyn dan menghabiskan malamnya berdua dengan Zeyn. Lalu kenapa mereka putus? Ya... Zeyn bosan. Cuma itu satu-satunya alasan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Kerincing_kaki
betul...
2023-05-22
0
Neonnorey
jangan khawatirr klo dia tulus yaa gk bakalan berubah karena keluarga...tingal bangun keluarga sendiri wkwkwk 😆damai tentram huhu
2023-05-21
1
Neonnorey
sabarr woyy
2023-05-21
1