Aku seharian hanya mengurung diri di kamar, rasanya aku tidak punya keberanian lagi untuk menatap dunia luar.
Dengan masalah yang terus datang bertubi-tubi dan sekarang kehamilanku yang di luar nikah aku merasakan diriku semakin tidak layak.
Aku berpikir semua orang akan memandangku hina.
Dan ku lihat Alex masih terbaring di atas sofa, lelaki itu ternyata tidak meninggalkanku sendiri, ia masih setia menemaniku di sini sampai saat ini.
"Siera... kamu sudah bangun? Dari tadi kamu belum makan sama sekali, mau aku pesenin makanan?" tanya Alex.
"Terima kasih, tapi aku sedang tidak punya selera untuk makan" jawabku.
"Tapi kamu harus makan Siera, tidak baik kalau kamu selalu menahan lapar" kata Alex kepadaku.
"Aku hanya ingin sendiri saat ini, aku ingin merenung dosa apa yang sudah aku perbuat sampai Tuhan menghukum aku sedemikian hebatnya?" jawabku.
Mungkin umurku yang masih muda membuat pandangan kami berbeda dalam menyingkapi masalah.
Alex terlihat lebih santai dalam menghadapi masalah berbeda dengan aku yang terlalu menggebu-gebu.
"Aku akan memesan makanan untuk kita dan setelah itu kamu bersiap aku akan mengajakmu ke suatu tempat" kata Alex.
"Kemana kamu akan membawaku?" tanyaku.
"Lihat saja nanti, semoga kamu suka dan kamu bisa merenung dan berpikir di sana" ucap Alex.
"Baiklah, aku akan segera bersiap" balasku.
Sementara aku sedang bersiap Alex sibuk memesan makanan via aplikasi online.
Tidak berapa lama makanan yang di pesan pun tiba.
"Ayo... kita makan Siera" ajak Alex.
Aku hanya mengangguk dan kami berdua pun makan bersama.
Sekalipun nasi yang masuk ke mulutku rasanya sulit sekali untuk ku telan, tapi aku berusaha untuk menelannya.
Napsu makanku hilang entah ini efek kehamilan atau beban pikiran yang terlalu menumpuk di otakku membuat aku tidak berselera untuk makan.
Alex melirikku seolah ia mengerti aku sedang tidak berselera untuk makan.
"Apa makanannya tidak enak?" tanya Alex.
"Enak kok, cuma memang aku tidak berselera makan saat ini" jawabku.
"Kamu mau beli sesuatu yang lain?" Alex bertanya kembali.
"Tidak, nanti aku akan membuatkan segelas susu hangat untuk mengisi perutku" jawabku.
"Baiklah, aku akan membuatkannya untukmu" jawab Alex sambil bangun dari tempat duduknya.
"Terima kasih, tapi biarkan aku membuatnya sendiri" kataku sambil menahan tangan Alex
"Aku akan membuatkannya untukmu dan kamu tetap duduk di sini" balas Alex.
"Tidak usah aku bisa membuatnya sendiri, aku tidak ingin merepotkanmu" kataku.
"Siera... bisakah kau sedikit saja menurut kepadaku? Aku hanya ingin membantumu ... please biarkan aku melakukannya untukmu" ucap Alex.
Sekarang aku tidak punya keberanian lagi untuk menolak, aku takut Alex akan lebih marah lagi padaku.
Alex berjalan menuju pantry apartemen dan membuatkan segelas susu hangat untukku.
Ia memang lelaki yang baik tetapi untuk menjadi istrinya aku sebenarnya tidak siap saat ini.
Perbedaan umur yang cukup jauh antara aku dengannya, aku belum mengetahui asal usul dan masa lalu lelaki itu dan yang paling utama aku masih trauma dengan pengkhianatan Jack padaku.
Aku baru mengenal Alex, belum banyak yang ku ketahui dari lelaki ini.
Tidak lama Alex datang membawa segelas susu hangat untukku.
"Minumlah untuk mengisi perutmu yang kosong! Jangan menjadi kebiasaan untuk tidak makan Siera, tidak baik untuk kesehatanmu" ucap Alex.
Aku mengangguk sambil menerima segelas susu pemberian Alex.
"Bagaimana enak rasanya?" tanyanya sambil tersenyum.
"Enak kok, terima kasih" jawabku.
"Minumlah dan selesai ini kita berangkat?" kata Alex.
Aku segera meneguk susu buatan Alex dan menghabiskannya hingga tidak bersisa.
Setelah itu kami segera berangkat bersama, aku tidak tau kemana Alex akan membawaku saat ini.
Setelah melewati perjalanan yang panjang dan jalan yang berkelok-kelok, sampai kami tiba di sebuah villa yang terletak di atas bukit.
Sebuah villa yang cukup luas dan asri, dengan taman bunga yang beraneka warna sedang bermekaran.
Kami sampai di tempat ini sudah menjelang senja matahari sudah hampir menyembunyikan wajahnya di ufuk barat.
Suasana di sini cukup dingin, tempat yang tenang jauh dari kebisingan kota.
Sepertinya Alex paling tau apa yang aku inginkan saat ini, ia tidak salah memilih tempat untuk aku beristirahat sejenak melepas penat dan melupakan sesaat masalah yang ku hadapi saat ini.
Kami sampai di depan villa, Alex memarkirkan mobilnya di depan villa.
Di luar kami di sambut seorang lelaki tua yang baru aku kenal namanya ketika Alex menyapanya.
"Sore mang Ujang, tolong bantuin turunin tas dari bagasi ya dan masukin ke kamar" sapa Alex sekaligus memberi perintah.
"Baik tuan, lama tuan tidak berkunjung kesini" sahut mang Ujang.
"Iya mang, abis sibuk banyak kerjaan jadi gak sempat mampir" balas Alex.
"Terakhir kali tuan ke sini bersama non Monika" kata mang Ujang.
"Kenalin mang Ujang, ini Siera" ucap Alex memperkenalkanku kepada mang Ujang.
"Aku Siera" kataku sambil memberi salam kepada mang Ujang.
"Non Siera cantik" kata mang Ujang membalas salamku.
Aku baru tau ternyata mang Ujang adalah orang yang menjaga villa milik Alex.
Hatiku jadi bertanya-tanya siapa sosok Monika yang pernah di ajak Alex datang ke sini.
"Ayo kita masuk Siera, di luar dingin" kata Alex sambil menggandeng tanganku masuk ke dalam villa.
Villa ini sengaja di design bergaya kuno dengan ornamen kayu supaya kelihatan keasriannya.
Perabotan furniture dan interiornya banyak terbuat dari kayu jati menambah kesan villa ini unik.
Di hiasi lampu-lampu antik membuat penghuni merasakan suasana pedesaan yang tenang.
Kami berdua pun masuk ke dalam villa dan kebetulan aku menempati kamar yang bersebelahan dengan kamar Alex.
Kamar yang berisikan ranjang kayu ukuran big size lengkap dengan lemari, meja rias dan televisi.
Kamar ini di lengkapi kamar mandi di dalam cukup bagiku untuk menyendiri dan merenung saat ini.
Ku tarik koperku dan ku rapikan semua pakaianku, aku mengambil sebuah jaket karena cuaca dingin di sini menusuk sampai ke tulangku.
Aku terdiam di sisi ranjang kembali meratapi nasibku malang.
Aku rindu ayah dan ibuku, aku ingin minta maaf atas kesalahan yang telah ku buat.
Aku telah menodai diriku dengan kehamilan ini, aku tidak bisa menjaga diriku sendiri.
"Ayah dan ibu maafkan anakmu ini telah mempermalukan kalian dengan mengandung di luar nikah" kataku dalam hati.
Tanpa sadar air mataku mengalir deras, aku rindu di peluk ibuku untuk memberikan kekuatan kepadaku, ingin rasanya aku bercerita untuk mengurangi bebanku saat ini.
Aku sadar mereka sudah tenang dan bahagia di surga.
Aku harus kuat, aku harus bangkit dan aku tidak boleh terpuruk seperti ini.
Jalanku masih panjang dan aku percaya Tuhan tidak akan memberikan ujian kepadaku di luar batas kemampuanku.
Kalau Tuhan ijinkan terjadi pasti Ia yakin aku mampu melewatinya.
Aku berusaha memotivasi diriku sendiri.
Bersambung...
********
Tetap dukung dengan like, komen dan tekan tombol favoritnya ❤️.
Makasih ya buat dukungan dan kerjasamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Tionar Linda
seru...
2020-12-21
0
NURI
AQ suka...
2020-11-06
0
Siska Feranika
Tetap ngelike sampai akhir cerita...
2020-10-15
0