Alex sangat baik dan perhatian terhadapku, aku bisa melihat ketulusan di balik sikapnya.
Aku menikmati hari-hariku dengan menjalankan aktivitas kuliah dan setelah selesai aku kembali ke apartemen.
Sudah dua minggu ini Alex tidak datang menemuiku, dan aku pikir lelaki itu sedang sibuk dengan tanggung jawab pekerjaannya.
Aku tidak banyak menuntut karena dia bukan siapa-siapa untukku, dengan semua pertolongan yang Alex berikan selama ini sudah cukup membuat aku berterima kasih kepadanya.
Sampai suatu pagi entah mengapa badanku terasa lemah, kepalaku sakit dan rasa mual menguasaiku.
Memang beberapa hari ini aku sudah merasakan kurang napsu makan dan mual-mual, tapi aku pikir aku hanya masuk angin biasa atau mungkin sakit maag ku kambuh.
Setelah bangun dari tempat tidur aku melangkahkan kakiku menuju kamar mandi untuk bersiap-siap berangkat ke kampus.
Tiba-tiba kakiku lunglai seperti kehilangan tenaga dan pandanganku menjadi gelap setelah itu aku tidak sadarkan diri di kamar mandi.
Aku tidak tau lagi apa yang terjadi setelah itu, ketika aku sadar ternyata aku sudah berada di atas kasur dan Alex sudah di sampingku.
Ku buka mataku dan ku tatap Alex dengan muka yang penuh tanda tanya.
Lelaki itu seperti sedang memikirkan sesuatu yang sangat berat.
"Kamu sudah sadar Siera?" tanya Alex.
"Kenapa tiba-tiba aku ada di sini? Seingatku tadi aku ada di kamar mandi" kataku sambil mengingat kejadian sebelumnya.
"Tadi kamu pingsan di kamar mandi, untung aku datang dan menolongmu.
Kenapa kamu gak cerita sama aku kalau kamu sakit Siera?" kata Alex kepadaku dengan muka kuatir.
Ternyata pagi ini Alex meneleponku berkali-kali tapi tidak mendapat jawaban, sehingga membuat lelaki itu segera menyusul ke apartemen.
Dan didapatilah aku sedang terkapar di kamar mandi sedang pingsan.
"Maaf kalau aku sudah menyusahkanmu, tadinya aku berpikir semuanya akan baik-baik saja" jawabku.
"Kenyataannya justru sebaliknya Siera.
Maaf kalau aku menyingung perasaanmu, aku ingin bertanya sesuatu boleh?" Alex bertanya dengan sangat hati-hati.
"Tuan ingin bertanya apa? Aku akan menjawabnya" jawabku.
"Apa kau pernah melakukan hubungan terlarang dengan pria lain Siera?" tanya Alex seperti ia sangat menanti sebuah jawaban dariku.
"Kenapa tuan bertanya seperti itu kepadaku?
Pertanyaan yang tidak harus aku jawab tuan" ucapku dengan kemarahan.
Jujur aku tersinggung dengan pertanyaan Alex, kenapa lelaki itu bisa bertanya demikian kepadaku.
Pertanyaan yang tidak masuk akal pikiranku, untuk apa di pertanyakan.
"Aku perlu jawaban darimu dan ini untuk kebaikan kita berdua" kata Alex tegas.
"Aku hanya melakukannya denganmu dan sekali itu saja, itu pun dalam keadaan tidak sadar. Kenapa tuan bertanya demikian?" jawabku karena aku belum tau maksud Alex bertanya demikian.
"Berarti kau hamil anakku Siera" katanya sambil meremas rambutnya.
Jantungku hampir berhenti berdetak mendengar perkataan Alex ingin rasanya aku terjun dari lantai apartemen dan mati saja.
Masalah seperti apa lagi yang datang saat ini? Belum cukupkah Tuhan menghukum aku dengan semua masalah sebelumnya.
Dadaku sesak tangisku pun tidak bisa ku tahan, ku remas sprei yang menutupi tubuhku rasanya aku ingin berteriak dan lari dari kenyataan ini.
Dimana Tuhan saat ini? Dimana keadilan Tuhan untukku?
Satu masalah belum beres kenapa datang masalah yang baru, aku benci dengan semua ini, benci kepada diri sendiri karena kebodohanku dan kecerobohanku semua ini bisa terjadi.
Alex pun diam seribu bahasa aku melihat raut wajah yang penuh beban.
Aku tidak tau harus bagaimana setelah kejadian ini.
"Siera kita harus menikah, walau tanpa cinta demi kebaikan dan masa depan anak kita.
Aku mungkin bukan lelaki yang baik untukmu tapi izinkan aku menjaga kamu dan anak kita" Alex memberanikan diri untuk berbicara.
Aku hanya diam tidak tau harus menjawab apa lagi, aku tidak mengerti harus bahagia atau kecewa.
Apakah ini yang di sebut kebahagian ataukah petaka baru bagiku, aku masih belum bisa memahaminya.
"Siera... jawab pertanyaanku, apakah kau mau menikah denganku? Aku akan belajar untuk menerima dan mencintaimu" kata Alex lagi.
Bibirku masih keluh sulit untuk aku bicara, aku tidak tau harus bagaimana saat ini.
Aku bangun dari tempat tidur dan aku berlari keluar, rasanya aku sudah tidak sanggup lagi menjalani hidup ini yang terlalu kejam untukku.
Alex mengejarku dan langkahku kalah cepat darinya dia memelukku dari belakang dan menghentikan langkahku.
"Siera... aku mohon jangan bertindak bodoh dan aku minta maaf sudah membuatmu seperti ini" ucap Alex sambil memelukku erat.
Aku masih belum bisa bicara dadaku masih terlalu sesak hanya Isak tangis yang terdengar.
Air mata dan air hidungku terus mengalir aku rasanya benar-benar tidak sanggup menanggung beban ini.
"Tuhan kenapa tidak Kau ambil saja nyawaku?" jeritku dalam hati.
"Tidak adakah sedikit kebahagian yang Tuhan sisakan dalam hidupku?" tanyaku dalam hati kecilku.
Lama aku terdiam dan lama pula Alex memelukku, dia tidak melepaskan aku mungkin takut aku nekat melakukan hal yang bodoh.
"Siera... ayo kita kembali ke kamar, jangan melakukan hal yang bodoh please.
Jangan lagi kamu siksa dirimu, apa yang kamu hadapi ini sudah terlalu berat" kata Alex memohon kepadaku.
Lalu Alex menarikku dalam pelukannya dan membelai rambutku sedangkan aku masih terisak dalam tangisku.
"Bertahanlah Siera dan kamu harus kuat, kalau kau menyakiti dirimu berarti kau melukai nyawa yang ada di rahimmu.
Sekalipun ia terlahir dari sebuah kesalahan tapi ia tidak pantas menerima hukuman dari kita orang tuanya.
Ku mohon Siera kau harus kuat dan kita hadapi masalah ini bersama...okay" ucap Alex panjang dan lebar.
Dengan hati-hati Alex membawaku kembali ke kamar dan membaringkan tubuhku yang lemah ini di atas kasur.
Setelah menyelimuti tubuhku Alex kembali duduk di sisi ranjang dan setia menungguiku.
"Bisakah tinggalkan aku sendiri?" tiba-tiba bibirku mengeluarkan kata.
"Tidak, aku tidak akan membiarkan kamu sendiri Seira.
Aku akan menemanimu di sini malam ini" kata Alex tegas.
"Tapi aku butuh waktu untuk sendiri dan berpikir" kataku di tengah isak tangisku.
"Biarkan aku menemani saat ini, jangan menolak lagi Siera please" jawab Alex.
Aku tidak bisa berbicara apa pun saat ini aku hanya ingin menangis sejadi-jadinya untuk melepaskan sesak di dadaku.
Ku pejamkan mataku supaya aku bisa berpikir harus bagaimana dan apa yang harus aku perbuat.
Kadang ku buka mataku sebentar ku lirik Alex sedang mengambil pakaian di lemari dan menggantinya pakaian santai.
Apartemen ini miliknya dan masih banyak barang-barang Alex yang memang di tinggal di sini.
Sekalipun apartemen ini besar tetapi sengaja di rancang hanya satu kamar tidur tetapi cukup besar.
Mungkin Alex punya alasan tersendiri merancangnya seperti ini.
Setelah lelaki itu berganti dengan pakaian santai ia merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang terdapat di dalam kamar ini.
"Istirahatlah Siera, supaya pikiranmu tenang dan kita bisa lanjutkan pembicaraan kita lagi" kata Alex sambil menutup matanya.
Sepertinya lelaki itu pun sedang pusing memikirkan masalah ini.
Semoga ada jalan keluar untuk masalah yang sedang kami hadapi saat ini.
Bersambung dulu ya...
**********
Jangan lupa berikan like, komen, dan tekan favorit ❤️ untuk mendapatkan info terbaru.
Happy reading ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Putri Pink
Alex mskipun kaya tp bertanggung jawab..
kl kyk gitu critanya Laki bangeeeettt😄😄😄
2022-06-30
0
Tionar Linda
untung nya Alex laki" bertanggung jawab atas perbuatannya 👍
2020-12-21
0
Tionar Linda
untung nya Alex laki" bertanggung jawab atas perbuatannya 👍
2020-12-21
0