Benih

"Jadi, berapa lama kau di Chicago?" tanya Merry

Ia sedang berbicara dengan Damian lewat sambungan telepon.

"Tiga Minggu? Itu lama sekali. Ya sudah jaga dirimu disana ya, Love You....," ucap Merry

Sandra yang berada di meja makan menggelengkan kepalanya, mendengar pembicaraan ibunya dengan pacar barunya.

Sebelumnya Merry pernah memiliki kekasih namun kandas karena wanita itu hanya di manfaatkan. Sandra berharap sang ibu dan kekasihnya yang sekarang dapat menikah dan bahagia. Ia belum tahu jika kekasih ibunya adalah orang yang semalam bermain panas dengannya.

"Ibu, malam ini aku pulang. Mobilku sudah selesai diperbaiki. Sebentar lagi Sean datang," sahut Sandra

"Hemm kenapa kau tak ingin tinggal disini lagi? Ibu kesepian,"

"Aku juga sendirian disana, tapi aku menyukai sepi," sahut Sandra

Ting Tong

"Itu pasti Sean," ucap Sandra

"Biar ibu yang buka pintunya,"

Sean datang bersama istri dan anaknya. Dia membawa mobil Sandra dan Istrinya memakai mobilnya.

"Oh my boy, astaga kau tambah gendut. Bella melayanimu dengan baik kah? Hingga kau menjadi gendut haha," canda Ibunya pada Sean

"Haha iya Bu, dia selalu memasak makanan kesukaanku sampai aku tak bisa mengontrol makanku," ucap Sean

"Awas, kau punya kolesterol yang tinggi," seru Sandra kemudian mengambil air minum dan meneguknya, setelah itu ia pergi menghampiri Sean dan Istrinya

"Tenang saja aku memasaknya dengan sedikit minyak," ucap Bella mereka pun berbincang sedikit.

Sandra pamit pulang duluan karena takut kemalaman, sementara Sean dan Istrinya masih di rumah Ibunya. Ini adalah cara terbaik melupakan Damian.

.

.

Waktu berjalan cepat, Sandra menjalani profesinya sebagai manager di sebuah perusahaan. Padahal awal dia bekerja disana adalah sebagai marketing. Ia gila kerja sampai tak mengenal kata cinta di kamus hidupnya.

Banyak pria yang datang silih berganti mendekatinya, tetapi tanggapan Sandra nihil. Mereka semua lewat, tak ada yang menarik hatinya kecuali manusia yang bernama Damian

Dua minggu kemudian, Sandra merasa pusing ketika bangun tidur. Tetapi ia memaksakan diri untuk ke kantor.

Sebelum berangkat, seperti biasa Sandra sarapan dahulu. Ia membuat sarapannya sendiri yaitu omelet daging dengan beberapa campuran bawang, tomat dan paprika untuk sausnya

Baru mencium baunya saja, Sandra sudah mengeluh pusing dan mual. Ia langsung ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya yang masih kosong. Hanya sebuah cairan karena ia belum makan sama sekali.

Firasat lain pun muncul, "Jangan bilang kalau aku hamil," gumam Sandra yang baru menyadari jika mualnya bukanlah sakit. Karena ia selalu menjaga pola makannya yang teratur

Akhirnya wanita itu mengurungkan niatnya untuk ke kantor, dan pergi ke apotek untuk membeli tes pack.

Sebenarnya ia hanya iseng, karena takut jika firasatnya terbukti benar.

Kini ia mendekam di balik toilet, merendam alat tes kehamilan itu beberapa detik lalu mengangkatnya dan menunggu hasilnya. Sandra memejamkan matanya tak berani melihat.

"Semoga tidak terjadi apa-apa, semoga hanya mual biasa," doa Sandra

Ia mengambil napas dalam dan membuangnya kasar lalu membuka matanya. Dipandanginya alat tes kehamilan itu dengan jantung yang berdebar kencang. Ia terpaku tak bisa berkata apa-apa rasanya tenggorokannya tercekat.

Benih yang ditebar pria itu berhasil berkembang. Sandra hamil. Lututnya lemas melihat apa yang baru saja terjadi dengannya

"Aku hamil...Astaga apa yang akan ku lakukan? Haruskah aku meminta pertanggungjawabannya? Sementara dia kabarnya akan menikah?" kata Sandra pada dirinya sendiri.

Sungguh dia kebingungan, hamil diluar nikah sudah biasa di negara barat tapi tidak di keluarganya. Merry selalu melarang hubungan diluar pernikahan. Termasuk dirinya sendiri yang menjaga pribadinya.

Untuk membuktikan kebenaran dari alat test pack tersebut, Sandra ke rumah sakit untuk memeriksa dirinya. Karena biasanya hasil test pack tidak akurat. Ya dia percaya mungkin bisa saja alat itu salah.

Namun hasil yang didapatkan adalah Sandra hamil. Ia memandangi surat tanda jika dirinya hamil. Akhirnya dengan penuh tekad. Sandra akan ke rumah tetangganya itu dan meminta pertanggungjawaban.

Sementara di rumah Damian, pria itu baru saja mempercepat kepulangannya dari Chicago. Pria itu ingin menemui Merry dirumahnya tetapi tak ada orang dirumah.

Damian mengambil ponselnya dan menelpon Merry

"Merry, aku sudah pulang dan kini aku di rumahmu tapi tak ada orang," ucap Damian

"Oh kapan kau pulang?" tanya Damian setelah mendengar Merry berbicara.

"Kabari aku jika kau sudah pulang. Ada hal penting yang ingin ku bicarakan denganmu," ucap Damian.

Setelah itu ia pulang ke rumahnya, membersihkan dirinya dan menonton televisi di ruang tengah sambil berbaring di sofa.

Beberapa jam kemudian Merry datang ke rumah Damian. Tidak terkunci, wanita itu pun langsung masuk dan tidak menutup pintunya kembali.

Terlihat Damian tertidur pulas di Sofanya, dengan nakal Merry membangunkan kekasihnya itu dengan kecupan kecupan di bibir.

"Bangun sayang," sahut Merry dengan lembut.

Damian terbangun karena Merry terus mengecupi seluruh wajahnya.

"Merry, haha astaga kapan kau datang, aku tertidur maaf," ucap Damian

"Baru saja, aku kangen kamu," Merry langsung memeluk kekasihnya itu tanpa aba-aba karena dia sangat merindukan dirinya.

Tak berapa lama Sandra datang kerumah Damian, dia ingin menunjukkan hasil pemeriksaan dirinya yang sedang hamil sekaligus meminta pertanggungjawaban.

Tapi yang terjadi ia malah melihat Ibunya sedang memeluk Damian tak hanya itu, setelah Merry puas memeluk wanita itu langsung mencumbu Damian.

Padahal Damian ingin sekali melepaskan. Sungguh hatinya mengganjal. Dia ingin jujur soal apa yang terjadi dengan dirinya. Tetapi Merry menyerangnya seperti macan yang sedang kehausan.

Setelah melihat pemandangan didepannya, hatinya sedikit tersiksa. Wanita yang ingin menikah dengan Damian adalah Ibunya sendiri.

"Astaga, mana mungkin aku tega pada Ibuku," Sandra bersandar pada dinding dan menangis meratapi kisah hidupnya.

Haruskan Sandra menggugurkannya atau lari dari kehidupannya yang sekarang dan membesarkan buah hatinya sendirian.

"Sepertinya itu keputusan yang baik, aku bukan pelakor, dan aku tidak ingin mengambil kebahagiaan ibu ku," pikir Sandra

Ia meremat kertas hasil pemeriksaannya dan membuangnya di tong sampah. Lalu pergi meninggalkan rumah Damian serta hidupnya

Terpopuler

Comments

Hanachi

Hanachi

semuanya jadi rumit karena Sandra hamil. kalau ga mah mending lupain aja cowok ga punya pendirian kayak Damian. tapi susah juga kalau udah cintaaa 😥

2024-06-23

0

Hanachi

Hanachi

dua minggu setelah berhubungan sudah muncul reaksinya ya kalau hamil ? 🤔

2024-06-23

0

🏘⃝AⁿᵘKuli Tinta𝐙⃝🦜Kᵝ⃟ᴸ

🏘⃝AⁿᵘKuli Tinta𝐙⃝🦜Kᵝ⃟ᴸ

damian ni burungnya gak dijaga

2023-09-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!